Imagination Adventure 2

By _luthf1ana_

325 152 36

Di dunia yang sama, bukan di kerajaan yang sama. Ini adalah petualangan penuh imajinasi dengan misi yang berb... More

•Pulang sekolah•
•Makanan untuk kalian!•
•Makhluk Asing•
•Tebak siapa yang datang?•
•Basa Basi Bisa•
•Sandang•
•Buah tangan•
•Ruang Bersantai•
•Inilah saatnya!•
•Kejutan dalam perjalanan•
•Aksara Fata•
•Masalah bertubi-tubi•
•Ananta•
•Lelaki Naga•
•Sengit•
•Kondisi•
•Ruangan Kesehatan•
•Tujuan berikutnya•
•Mengobrol•
•Diluar nalar•
•Panas dan dingin•
•Air•
•Berusaha membantu•
•Batu yang ditulis•
•Daerah Suhu•
•Tamu•
•Pemilik dan hewan miliknya•
•Daerah Kematian•
•Relakan mereka pergi•
•Kembar•
•Rumah kayu•
•Selalu berpindah•
•Pertarungan akhir•
•Kejujuran•
•Momen penting•
•Sudah ketemu!•
•Pagi Hari•
•7 Kekuatan•
•Halaman depan•
•Ini Waktunya•
•Cinta dan Sedih•
•Kapan pulang?•
•Perpisahan lagi•
•Telah usai•
•Bonus Part•

•Berjaga•

5 3 0
By _luthf1ana_

   "Kak, apa nanti ada yang bertugas untuk menjaga ketika waktu tidur?" Setelah mendengar pertanyaan Arsenio, Ryu terdiam sejenak, lalu membalas dengan cepat, "Tentu saja ada. Bagaimana kalau kita bahas sekarang saja? Kau panggil yang lain untuk berkumpul disini."

   Arsenio menyetujuinya dan segera memanggil teman-temannya. Mereka berkumpul di tempat sesuai yang diminta, membentuk lingkaran supaya semua bisa mendengar pembicaraan kali ini. Setelah siap Ryu segera menyampaikan maksud darinya, "Sekarang kita bahas tentang jaga malam ini. Maksudnya kita akan membentuk tiga kelompok dengan waktu yang berbeda. Aku sudah mengaturnya, jadi kalian tidak perlu khawatir."

   "Arkana dengan Zoraida berjaga pada tiga jam pertama. Di jam berikutnya akan diganti oleh Arsenio dan Sadira. Di jam terakhir diganti dengan aku dengan Meida. Oriana bisa bebas memilih jam berjaga yang ia mau."

   Sadira dan sebagian tokoh menyepakati rencana tersebut. Di sisi lain mereka juga merasa senang lantaran Ryu memisahkan Zoraida dan Arsenio. Mereka khawatir jika jam berjaga mereka sama, maka mereka akan berdebat dan bisa mengganggu istirahat mereka. 

   Sayangnya Arsenio tidak berada di pihak yang sama, ia tidak bisa menerimanya. Akhirnya ia mengungkapkan pendapatnya kepada Ryu, meminta ditukarkan dengan yang lain. Tentunya Ryu menolak, apalagi ia tidak menjelaskan alasan yang logis. Ryu tetap teguh dengan keputusannya, tidak akan mengubah rencana.

   Rupanya pendapat Arsenio ini tidak hanya didengar oleh Ryu, semua tokoh termasuk Sadira juga mendengarnya. Sadira mendadak merasa kesal, ia juga memberikan pendapatnya kepada Ryu. Namun ia mempunyai alasan sendiri, ia merasa akan sulit bangun di tengah malam dan tidur lagi ketika jam berjaga telah habis. 

   Setelah berpikir sejenak Ryu menerima pendapat Sadira dan mengubah rencana. Sadira dan Zoraida berjaga di jam pertama, sedangkan Arkana dan Arsenio akan berjaga di jam selanjutnya. Mendengar hal tersebut, Oriana juga memutuskan untuk berjaga dengan Sadira dan Zoraida lantaran alasan yang sama. Karena semua tokoh telah sepakat, pembicaraan ini telah berakhir. Mereka bisa bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Lantas mereka segera berpencar, membereskan barang bawaan sekaligus bersiap untuk tidur.

OOO

   Jam pertama berjaga segera dilaksanakan. Sebagian dari mereka telah tertidur. Sambil berjaga mereka akan mengobrol bersama di pinggir sungai. Sesekali mereka menyentuh air sungai yang mengalir. Air sungai itu tidak dingin dan hangat, suhunya normal. Air sungai itu juga bersih tanpa sampah maupun ranting kayu dan daun yang rontok dari tubuhnya. Airnya juga tidak keruh, bahkan dapat terlihat batu-batu kerikil, pasir dan beberapa makhluk kecil yang tinggal di dalamnya.

   Saat melihat sungai yang berada di hadapan mereka, Zoraida sempat melihat Sadira menundukkan kepalanya tanpa alasan yang jelas. Ia mengerti kondisi sahabatnya itu, akhirnya ia mencoba berbicara padanya, "Sadira, aku ikut sakit hati ketika Arsenio mendadak minta diganti. Padahal kamu tidak salah apapun."

   Sadira segera menoleh ke arah Zoraida yang berada di samping kanannya dengan wajah lesu, "Awalnya aku juga kesal, Zo. Tapi setelah itu dia minta maaf padaku, dia juga bilang kalau dia melakukan itu karena ingin bicara sesuatu dengan Arkana. Akhirnya aku membiarkannya saja, lagi pula aku juga tidak ingin berjaga bersama laki-laki untuk malam ini."

   Zoraida mengangguk-angguk pelan pertanda mengerti. Zoraida sempat penasaran tentang apa yang ingin dibicarakan Arsenio. Tetapi ia memutuskan untuk melupakannya dan menoleh ke sisi lainnya untuk berbicara dengan Oriana. Betapa terkejut dirinya ketika menyadari Oriana tidak ada di sampingnya. 

   Alhasil ia berdiri dan menghadap ke arah yang berlawanan, sedangkan Sadira hanya melihat Zoraida yang bergerak secara mendadak. Karena setelah itu Zoraida tidak mengubah pandangannya, Sadira memutuskan untuk melihat ke arah yang sama dengan sahabatnya itu. Sadira melihat Oriana sedang melatih kekuatan miliknya. Portal berwarna kuning terlihat nyata di hadapan pemiliknya. Sadira masih menganggap hal ini merupakan sesuatu yang biasa. 

   Sadira mulai kagum tatkala portal milik Oriana bisa digerakkan hanya dengan menggerakkan satu tangan saja. Portal antar waktu itu bergerak ke atas, lalu turun lagi ke bawah. Kemudian bergerak ke kanan, lalu ke kiri dan itu terus dilakukan hingga tiga kali. Setelah merasa puas, Oriana segera menghilangkan portal miliknya. Pada saat itu juga Sadira segera mendekati Oriana yang masih berdiri di tempat yang sama.

   Sadira menyapa Oriana dengan ramah setelah tiba di dekatnya. Oriana melakukan hal yang sama, bertanya alasan Sadira datang kemari. Sadira menjelaskan jika ia ingin mempelajari cara menggerakkan portal juga karena ia baru mengetahui jika portal bisa bergerak meski sudah dikeluarkan. 

   Sayangnya respons dari Oriana tidak seperti yang Sadira harapkan. Oriana hanya terdiam, kemudian ia mulai merasa heran, "Tunggu, aku kira kau sudah mengetahuinya. Bukankah saat masih latihan seharusnya sudah diberitahu?"

  Sadira sedikit terkejut setelahnya, khawatir Oriana mulai curiga dengan identitas asli dirinya. Namun Sadira berusaha untuk tetap tersenyum sembari membalas, "Maaf, sepertinya aku tidak teliti ketika mempelajari hal itu, makanya aku baru tahu sekarang."

   "Tidak apa-apa, aku mengerti. Mencari mentor untuk melatih kekuatan seperti kita memang sulit, makanya mau atau tidak mau kita harus belajar secara autodidak. Karena secara autodidak biasanya pasti sulit untuk teliti saat belajar. Kalau begitu bagaimana kalau latihan bersama denganku? Jujur, sampai sekarang aku juga belum lancar melakukannya."

   Sadira menerima tawaran Oriana dengan senang hati, tak lupa ia mengucapkan terima kasih. Oriana membalasnya dengan ramah. Tanpa berpikir panjang mereka segera latihan, sesekali mereka juga ikut mengawasi keadaan di sekitar mereka. Zoraida memutuskan untuk menonton dari kejauhan, khawatir akan masuk ke dalam salah satu portal milik mereka tanpa disengaja. 

    Selama berlatih, sesekali Sadira melakukan kesalahan. Ia tidak sengaja menggeser portal miliknya terlalu jauh hingga nyaris menyentuh tubuh Zoraida. Bahkan ia juga tidak sengaja menghilangkan portal miliknya meski niatnya ingin menggeser portal tersebut.

   Waktu terus berjalan, bahkan mereka tak sadar jika waktu berjaga mereka telah habis. Kini Sadira dan Oriana sudah dapat menggerakkan portal mereka masing-masing. Karena sudah selesai, maka mereka siap untuk bertukar dengan Arkana dan Arsenio. Sadira dan kedua temannya berkumpul sejenak, lalu berjalan bersama-sama mendekati kedua remaja lelaki itu untuk membangunkan mereka.

   Ketika jaraknya tinggal sedikit lagi, mereka langsung terperanjat melihat Arkana bangun secara mendadak. Dengan perasaan kesal Arkana mengusap lengan tangan kanannya dengan posisi tubuhnya sedang duduk dengan kaki diluruskan. Setelah melihatnya Oriana merasa sedikit gentar, apalagi ekspresi Arkana benar-benar menunjukkan betapa kesal dirinya terhadap sesuatu. Mungkin ini pertama kalinya bagi Oriana, tetapi tidak bagi Sadira dan Zoraida. Mereka tidak akan lupa ketika kejadian yang sama pernah terjadi waktu itu.

   Zoraida segera memberitahu Oriana untuk tenang, lelaki es itu masih baik-baik saja. Berbeda dengan Sadira, ia segera melangkah lebih dekat menuju Arkana. Lantas ia memberanikan dirinya untuk bertanya, "Arkan, apa kau baik-baik saja?"

   Arkana mendengar pertanyaan Sadira, ekspresi wajahnya berubah. Ia tidak ingin menunjukkan ekspresi kesal di hadapan Sadira langsung. Dengan ekspresi yang tampak biasa saja, ia membalas pertanyaan Sadira, "Aku baik, tadi lengan kananku hanya tidak sengaja digigit lagi."

   Ketika Sadira ingin membalas, seseorang telah mendahului dirinya. Meski wajahnya terlihat seperti muka bantal, tetapi ia sudah dapat diajak mengobrol dengan orang lain. Tidak lain orang yang dimaksud adalah Arsenio. Ia segera terbangun ketika Sadira dan kedua temannya mendekati dirinya. Arsenio menoleh ke arah Arkana sembari mengucap, "Ya Ampun, semakin lama aku semakin penasaran mimpi kamu setiap tidur."

   "Mimpi aku memang berubah-ubah, tetapi selalu ada adegan itu setiap detik-detik sebelum digigit."

   "Kalau begitu nanti kau bisa cerita padaku. Sekarang sudah waktunya kita berjaga."

   Arkana mengangguk pertanda mengerti. Lelaki itu segera merapikan rambutnya dan pakaiannya, begitu pula dengan Arsenio. Setelahnya mereka bangkit dari duduknya, lalu bergerak ke tujuannya masing-masing. Arkana mendekati Sadira dan bertanya padanya, "Sadira, apa benar sekarang sudah giliran kami yang berjaga?"

   "Sudah, Arkan. Ada apa memang?" balas Sadira tanpa ragu.

   Arkana memasang senyuman hangat, ia juga sambil membalas ucapan Sadira,"Tidak ada, hanya ingin memastikan saja. Setelah ini kamu harus tidur, supaya besok ada tenaga yang cukup untuk melanjutkan perjalanan."

   Sadira tersenyum tipis, "Tentu, Arkan. Terima kasih sudah mengingatkan."

   Arkana mengangguk pelan, sontak mereka mengamati teman-teman mereka yang lainnya. Baru saja sebentar mereka berbincang bersama, tetapi Zoraida dan Oriana sudah berada di tempatnya masing-masing untuk tidur, sedangkan Arsenio sedang berjalan mendekati pinggir sungai. Sadira dan Arkana akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempatnya masing-masing, tentunya sebelum itu mereka izin pamit terlebih dahulu.

   Meski hanya beberapa menit telah berlalu, tapi Sadira dan kedua teman perempuannya sudah tidur dengan pulas, sedangkan lelaki api dan es itu masih duduk di daerah pinggir sungai. Awalnya Arkana terus mengajak Arsenio untuk tetap berada di dekat teman-teman yang lain supaya lebih mudah menjaga mereka dan mengawasi keadaan sekitar, sayangnya Arsenio terus menolak dengan alasan ingin mengamati sungai tersebut.

   Alhasil Arkana setuju, ia berhenti membujuk. Setelahnya mereka memulai pembicaraan pertama. Tidak seperti biasanya, kali ini Arkana yang mulai berbicara terlebih dahulu, "Hei, apa kau masih memikirkan masalah yang kemarin?"

   Arsenio menghembuskan napasnya dengan berat, setelahnya ia membalas dengan perasaan yang tidak menyenangkan, "Tentu saja, aku masih belum bisa memaafkan anak itu. Fitnah buatan dirinya benar-benar berlebihan. Aku benar-benar kesal, apalagi saat dia mengatakan kepada semua peri bahwa aku yang telah merampas kunci rotom miliknya. Karena perbuatannya aku hampir saja dibenci oleh satu sekolah, bahkan nyaris dilaporkan ke polisi."

   "Kau benar, untungnya masalah ini sudah selesai. Aku yakin perlahan-lahan keadaan akan kembali normal, kau tidak perlu khawatir."

   Arsenio mengucapkan terima kasih, lalu menghembuskan napasnya dengan berat lagi untuk kedua kalinya. Masalah yang ia hadapi akhir-akhir ini bukan hanya dengan teman sekolahnya saja, tetapi dengan ayahnya pula. Pasalnya Arsenio diusir dari rumah dan tidak boleh kembali kesana hanya karena dirinya tidak disukai sejak ia lahir. Bukan karena fisik atau perilakunya, melainkan Arsenio lahir ke dunia ketika perekonomian keluarganya sedang buruk. Arsenio baru saja mengetahui masalah itu ketika ia sedang pulang ke kerajaan asalnya minggu lalu.

   Sebelum itu terjadi, tentunya terjadi pertengkaran hebat antara Arsenio dengan ayahnya. Ibunya tak bisa mencegah suaminya, hanya bisa menyiapkan barang bawaan untuk anak bungsunya. Lantas Arsenio didorong keluar dari dalam rumah meski saat itu masih tengah malam. Barang-barang milik Arsenio dilemparkan ke arah pemiliknya langsung, bahkan beberapa barang itu juga sempat mengenai wajah Arsenio. 

   Ketika pintu rumah sudah ditutup dengan keras, Arsenio hanya menundukkan kepalanya dan termenung, tetap berdiri dengan sempurna di tempatnya tanpa bergerak. Perasaannya bercampur aduk antara kecewa dan marah, hingga membuatnya ingin kembali ke Kerajaan Xaverius dan melupakan kejadian itu.

   Beberapa menit setelahnya sesuatu telah terjadi di luar dugaan Arsenio, Inara juga diperlakukan sama seperti Arsenio oleh ayahnya. Arsenio sempat terkejut, lantas ia memeluk erat Inara setelah mengetahui jika Inara berada di pihak Arsenio. Mereka sempat saling menyemangati satu sama lain untuk beberapa saat. 

   Sejak saat itu sampai sekarang mereka tinggal di rumah milik Hagan yang masih di kerajaan yang sama dengan kedua orang tua mereka. Hagan sudah pasti berada di pihak Arsenio, tetapi saat itu ia tidak ikut membela dengan tujuan supaya tetap menjaga hubungan baik dengan ayahnya. Sehingga ia dapat menyatukan mereka kembali suatu saat nanti.

   Saat selesai termenung, Arsenio baru ingat sesuatu. Tanpa berpikir lama ia segera memberitahu Arkana yang sedang duduk di samping kanannya, "Katanya tadi mau cerita tentang detik-detik alur di mimpimu sebelum lengannya digigit."

   Arkana segera menoleh ke arah Arsenio, lalu membalas dengan sederhana, "Aku baru ingat, jadi ceritanya itu sedikit aneh."

OOO

Sadira:
"Sudah, Arkan. Ada apa memang?"

Arkana:
"Tidak ada, hanya ingin memastikan saja. Setelah ini kamu harus tidur, supaya besok ada tenaga yang cukup untuk melanjutkan perjalanan."


Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 144K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
675K 62.6K 30
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
9.7K 2.1K 43
🪞FOLLOW, VOTE & COMMENT🪞 _____ Vierre Ethernial de Therian adalah satu-satunya Putri yang dimiliki oleh pasangan Raja dan Ratu dari Kerajaan Graciu...
3.3M 327K 91
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...