YAKEN [21+] (on going)

By okenamater_

25.4K 979 27

Yadi memulai hidup dengan tinggal di rumah Raken setelah orang tua nya di nyatakan meninggal. Selama dua tahu... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PENTING !!!
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
KARAKTER YAKEN
PART 34
PART 35

PART 21

395 18 0
By okenamater_

Angel Baby

Jeko langsung membelalakkan matanya ketika merasakan bibirnya yang tiba-tiba tersentuh oleh benda keras yang menempel di bibirnya.

Sialan! Maksudnya Rako apa menaruh buku tepat di wajahnya dan membuat ia malah mencium buku tersebut.

"Rakooooo!!" Geram Jeko dan menarik tubuhnya langsung menjauh dari tubuh Rako.

"Lo aneh!" Ucap Rako langsung dan melangkah pergi meninggalkan perpustakaan tersebut. Dan ketika ia melangkah keluar, ia melewati Ibu penjaga perpustakaan sedangkan penjaga tersebut hanya bengong , menatap bingung. Darimana datangnya satu murid, sedangkan di ruangan itu sejak tadi hanya satu murid yaitu Jeko.

"Ibu! Saya sudah beres, saya mau ke kelas!" Ucap Jeko dengan suara keras dan langsung menghentakkan kakinya keluar meninggalkan ruangan tersebut.

Ibu penjaga perpustakaan hanya mengernyit menatap bingung, dengan apa yang sudah terjadi.

••••

"Lo tau gak? Lomba basket antar sekolah bentar lagi."

"Emang kapan?"

"Besok! Kita harus nonton."

Rian dan Diki mendengar perbincangan tersebut, menghela napas bersamaan dengan wajah lesu, karena keadaan anggota basket bahkan kapten basket mereka sedang tidak baik.

"Gimana nih?"

"Gimana apanya?" Balas Rian sambil memainkan ponsel.

"Ck! Lo tau anggota kita gak lengkap. Si Yadi kan pindah" Jawab Diki dengan kesal dan mengambil ponsel Rian. "Lo main apaan?"

"Among us, lo mau mabar gak? Itu kita belajar buat fitnah orang. Siapa tau, kalau main itu kita punya bakat."

"Boleh boleh, biar kita gak tolol-tolol juga nanti."

"Gass lah mabar!" Ucap Rian sambil mengeluarkan earphone dan memberikan satunya ke Diki.

"Anjing, tadi kan kita bahas basket kenapa malah ngegame tolol!"

"Urusan itu nanti ajalah, mumpung bel istirahatnya panjang mending sekarang kita main ini dulu. Urusan anggota sama kapten kita punya dua manusia berguna." Ucap Rian dengan santai dan Diki mengiyakan hal tersebut.

Di tempat lain, seorang cowok manis sedang bimbang karena memilih ekstrakurikuler yang akan ia masuki. Dulu kan di sekolah lama ia masuk di basket, tapi sekarang ia sudah pindah sekolah.

"Katanya besok bakal ada lomba antar sekolah?"

"Basket?"

"Iya, wajib nonton sih ini. Soalnya sekolah sebelah itu kan banyak cogan hahaha.."

Perbincangan dua cewek dibelakang Yadi, membuat salah fokus cowok manis itu. Apa ia lebih baik masuk basket, dan memulai itu dari awal lagi. Lagipula, dengan masuk di ekstrakurikuler itu ia bisa memainkan basket sepuasnya. Mengingat ia dulu bermain hanya dirumah Raken dan sekolah. Jadi, ia sudah memutuskan untuk masuk ke ekstrakurikuler basket.

Tapi...

Ternyata, Yadi mendaftar di waktu yang tidak tepat. Karena ternyata anggota mereka sedang kekurangan dan ia dimasukkan langsung pada tim tersebut. Yaitu, mengikuti pertandingan antar  sekolah yang di adakan besok. Sialan! Padahal ia belum berlatih sama sekali, dan ia tidak mengenal satupun orang di tim tersebut.

Rian dan Diki saat ini duduk berdua di sebuah kantin sepi, di temani dua cangkir teh dingin yang tidak di minum sama sekali sedari tadi. Karena mereka sedang memikirkan, apa yang harus dikatakan kepada kedua sahabatnya nanti. Helaan napas yang sudah berapa kali mereka hembuskan tidak memunculkan ide satupun di otak mereka.

"Gara-gara lo nih! Lo bilang bakal gampang bujuk mereka."

"Lo kok malah nyalahin gua?! Gua mana tau mereka bakal susah di bujuk." Sangkal Rian sambil meneguk habis teh dingin, dengan es batu yang sudah habis mencair menjadi air.

"Lo kan ngajak gua main game tadi, kalau kita gak main itu gak bakal begini. Kalau kita kasi tau mereka lebih awal mereka bakal mau, berarti ini salah lo kampret!"

"Lo jangan malah nyalahin gua anjing, lo juga mainin tu game sampe lupa waktu. Lo bilang nanti-nanti terus dan gak tau bel udah masuk."

"Lo kok malah nyalahin gua asu!!" Teriak Diki sambil berdiri dengan tubuhnya yang di depankan sedikit,

Rian yang juga tidak terima langsung berdiri dan mendorong dada si Diki dengan dadanya, "lo jangan seenaknya malah nyalahin orang! Kalau lo aja nikmatin game itu tadi!"

"Tapi yang ngajak duluan lo sialan!" Balas Diki dan mendorong kuat dada Rian sampai membuat tubuh Rian terdorong jauh mengenai meja yang ada di samping mereka.

"ANJING LO DIKI!" Sulut Rian dan langsung berdiri melangkah untuk menarik kerah seragam Diki.

Tapi saat Rian yang hampir menarik kerah baju Diki, Rako tiba-tiba sudah berada di samping mereka dengan wajah dingin.

"Rako!" Ucap Rian dan Diki bersamaan dan menghampiri ke arah Rako.

"Kenapa kantin sepi?" Tanya Rako sambil melihat sekitaran kantin tersebut, seakan tidak peduli dengan kejadian yang dilakukan oleh Rian dan Diki tadi.

"Gua gak tau, yang penting disini lo mau masuk ke tim basket kami kan? Lo di lantik jadi kaptennya sementara, gimana?!" Mohon Diki langsung dengan Rian mengangguk, mengiyakan ucapan Diki.

Rako menghela napas sambil perlahan duduk, "males." Ucap Rako sambil memanggil bibi kantin untuk membawakannya minuman.

"Ayolah Ko! Ini demi sekolah. Lo gak mau mengharumkan nama basket sekolah?" Ucap Diki sambil tersenyum mengerjapkan matanya, sambil ikut duduk di kursi depan Rako.

Rako menatap ke arah Diki, "bukan urusan gua."

Diki dan Rian menghela napas bersamaan mendengar jawaban Rako, sahabatnya yang satu ini memang sangat susah dibujuk. Apapun imbalan yang akan diberikan juga tidak akan membuat hati beku Rako cepat luluh. Dan mereka tidak tahu harus mencari pengganti siapa lagi, karena mereka hanya tau kalau Rako sangat jago dalam basket apalagi Raken. Tapi dua sahabatnya itu malah memilih untuk fokus dalam belajar. Sialan! Mereka harus melakukan apa?

"Lo ngapain pada disini gak ngajak gua?" Ucap seseorang tiba-tiba datang dari arah samping mereka, dan itu ternyata Raken.

"Kebetulan banget lo disini Ken. Ada yang harus kita bicarain duduk!" Ucap Rian langsung ketika melihat Raken yang sedang berdiri dan menarik tangan Raken untuk segera duduk.

Raken yang ditarik hanya menatap bingung, "jangan tarik gua anjing!" Kesal Raken, mengingat ia masih belum berhubungan baik dengan cowok itu.

Rian berdecak dan langsung melepas genggamannya pada  pergelangan tangan Raken, sedangkan Diki yang melihat itu langsung menepuk pipi Rian agar tidak mempedulikan kejadian tadi pagi.

"Tim kami kekurangan anggota, dan kami butuh anggota satu lagi dan kapten basketnya ada kasus. Jadi, kami butuh kapten basket juga." Jelas Diki

"Terus?" Tanya Raken sambil  meminum minuman teh yang baru datang, dan itu milik Rako. Sedangkan pemiliknya hanya berdecak.

"Karena Yadi....." Diki menghentikan kalimatnya, melihat reaksi Raken terlebih dahulu. Ketika melihat Raken masih diam ia langsung melanjutkan kalimat tadi, "karena Yadi pindah sekolah, jadi kami kekurangan satu anggota." Lanjut Diki kemudian perlahan memajukan badannya agar berdekatan dengan Raken, 

"Abang Raken mau gak masuk ke tim kami eung?"  Ucap Diki akhirnya, ketika posisi tubuhnya yang sudah dekat Raken dan tangannya yang ia tautkan.

BYUR!!

Tapi yang ia dapatkan, malah sebuah semburan air teh dingin yang ternyata di siram oleh Rako.

"ANJING!"

"Diki sabar... Demi tim kita.." Bisik Rian langsung tepat ke arah telinga Diki.

Karena mereka sangat tahu, Raken adalah seorang cowok yang menyukai sesama jenis. Dan alasan Raken menyukai cowok, karena ia seakan melihat cowok yang bertubuh kecil itu sangat imut dan lucu. Mengingat tubuh Diki lebih kecil dari Raken, ia harus bisa meluluhkan sialan sahabatnya ini dengan ini.

Sedangkan Raken, yang melihat Diki seperti itu dan mendapatkan semburan air langsung dari Rako hanya menahan tawa dan menarik langsung pipi Diki dengan sangat kuat. "Wah Diki lo ternyata lucu!"

"Anjing, gua beneran geli bangsat!" Gumam Diki dengan senyuman yang ia paksakan dengan pipinya yang ia biarkan ditarik Raken

"Ini demi tim kita... Lo harus tahan Ki.." Bisik Rian lagi

"Tau anjing! Tau! Lo diem sialan!" Gerutu Diki dan menyingkirkan tangan Raken langsung, "gimana? Mau gak?"

Raken mengangguk langsung, "sebenarnya lo gak usah begitu juga gua iyain dari tadi. Tapi lo udah terlanjur mau begitu, bagaimana bisa gua tahan."

"Anjing lo!" Umpat Diki langsung tapi sambil merangkul Raken, "thanks bro, cuma lo sahabat gua yang baik dan penurut." Sambil melirik ke arah Rako yang sibuk dengan makanannya.

"Gua mau." Ucap Rako tiba-tiba

Bruk!!

"Serius lo?!"

Diki, Rian, dan Raken langsung mengucapkan itu dengan secara bersamaan. Dan ternyata  satu cewek juga mengucapkan hal yang sama, berdiri di dekat Raken.

Mereka yang menyadari itu langsung menatap ke arah cewek itu yang ternyata adalah Jeko.

"Hehe..." Jeko menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "nguping dikit, dikit doang tadi."

Sedangkan di tempat lain, sudah satu jam berlalu Yadi dan anggota lainnya memulai latihan basket, mengingat Yadi yang baru masuk saja pada tim tersebut. Ia memulai kenalan terlebih dahulu tadi, dan setelah itu langsung latihan walaupun ia belum mengenal satupun dari anggotanya tapi ia sangat menikmati latihan ini. Jika saja ada Raken di sampingnya, itu pasti akan lebih menyenangkan.

Sial! Kenapa ia malah memikirkan Raken lagi.

Yadi menggeleng dan melanjutkan dribel putaran yang ia lakukan.

•••

"Lo harus begini Ken! Nah iya begitu!"

"Sialan! Pas gua main sama Yadi gak sesusah ini dah!" Gerutu Raken sambil terus memasukkan bola basket yang sejak tadi tidak bisa masuk ke dalam ring.

"Posisi kaki lo gak bener cok!" Ucap Rian dari jarak jauh.

"Lo diem anjing! Gua gak ngomong sama lo!" Timpal Raken sambil mulai mendribble kembali bola basket tersebut.

Rian yang sepertinya merasa bersalah, hanya bisa menghela napas. Ia memang harus menyelesaikan ini segera, tapi nanti setelah pertandingannya selesai.





Ngantuk njr

Jangan lupa vote dan komen

Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 333 17
Nama panjangnya itu, Loviana Lidia. Kalau nama panggilan, Loli. Hobby Loli makan, kalau cita-cita Loli, Kurus! Ukuran baju Loli XL, Padahal, pengen...
25.7K 3.8K 55
Jangan harap isinya berfaedah. hypmic on quote. Status : Completed @yoursyn_
217K 11.7K 30
[ GEMINIFOURTH ] Mistery•Crime🔞 END Kehidupan Fauzan menjadi berantakkan semenjak ia berpindah ke sekolah barunya.Dari mendapatkan surat aneh, digan...
238K 14.4K 53
┌──── ⋆♤⋅☆⋅♧. ───┐ THE MAFIA └──── ⋆♤⋅☆⋅♧⋆ ───┘ It's just a classic story between someone with revenge ambitions and a cunning mafia...