[ ✔ ] senja tak berwarna . no...

By Nnajjaemy

198K 17.7K 664

"tentang aku, Na Jaemin yang selalu diam di kejauhan lalu berpikir untuk mengagumi mu, Lee Jeno." bxb. 030323... More

prolog
BAB 01
BAB 02
BAB 03
BAB 04
BAB 05
BAB 06
BAB 07
BAB 08
BAB 09
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
T A M A T
Promosi

BAB 10

5.4K 542 11
By Nnajjaemy

Jreeeshhhh

Suara air kran yang keluar kini mulai membasahi wajahnya, penghalang yang selalu melekat di kulit wajahnya luntur bersama dengan air yang mengalir menuju pembuangan di wastafel.

"Huh... Sora ini ada-ada saja, ya?"

Submisiv itu menyibak rambut coklat madunya yang juga sedikit basah, menatap dirinya sendiri dari balik pantulan kaca cermin yang berada di depan nya.

"Sudah lama sekali."

Wajahnya tanpa kacamata serta make up bintik matahari itu hilang dari wajahnya. Bibir berwarna merah muda yang selalu terlihat basah itu mengeluarkan desahan kecil.

Mungkin orang lain mengira ini bukan Jaemin, karena yang mereka kenal adalah Jaemin si cupu dengan kulit kusam serta bintik matahari di wajahnya. Padahal itu semua adalah akal-akalan Jaemin untuk menyembunyikan wajah aslinya.

Ia tersenyum kecut, mengeluarkan kembali foundation dengan warna yang sedikit gelap dari kulitnya, memakainya tipis kemudian Jaemin juga membuat bintik matahari dengan eyeliner yang tentu saja Jaemin beli sendiri.

Suara derap langkah mendekat membuat Jaemin was-was. "Ada orang yang datang??" Matanya membola.

Dengan cepat dia menyelesaikan kegiatannya. Memakai kacamata yang sedari tadi Jaemin simpan di meja wastafel, menata kembali rambutnya untuk menutupi kening. Jeno masuk ke dalam kamar mandi.

"Oh, kau sudah selesai."

Jaemin mengangguk sambil tersenyum. "Sudah, mau pulang sekarang?"

"Boleh. Sebelum itu mampir cari makan dulu." Katanya yang di balas oleh anggukan Jaemin.

Jeno menatap baju Jaemin yang basah, kemudian melempar jaket yang awalnya Jeno pakai sendiri. "Pakai itu, nanti masuk angin bisa sakit."

"E-eh?"

"Pakai saja."

Senyuman itu nampak di wajahnya, Jaemin segera memakai jaket milik Jeno yang ukurannya terlalu besar di tubuhnya yang kecil. "Terimakasih, nanti akan ku cuci."

"Jaemin."

"Ya?"

Laki-laki itu mendekat ke arahnya, pada tiap langkah yang Jeno ambil membuat Jaemin juga ikut mengambil langkah mundur. Sampai dia tidak sadar kalau punggungnya sudah menyentuh tembok kamar mandi. Hembusan napasnya menyapa permukaan kulit Jaemin, jarak di antara mereka sangat dekat.

"Maaf." Katanya.

Yang lebih pendek mendongak, alhasil hidung mereka bersentuhan. Semburat di wajahnya sangat kontras, begitupun dengan ujung telinga Jeno yang memerah. "K-kenapa minta maaf?" Jaemin kembali menunduk.

Kedua tangan Jeno mengunci tubuh Jaemin pada siap sisi nya. "Aku melakukan kesalahan."

"Jaemin?"

"Ya..?" Jaemin masih menunduk.

"Lihat aku."

Wajah anak itu kembali mendongak, mata rusanya membulat sempurna dari balik kacamata bening yang di pakainya. Jeno tersenyum. "Kau cantik. Kalau orang lagi ngomong itu tatap matanya bukan malah nunduk."

"Aku mana berani." Dia menghela napas panjang.

Jawaban yang terdengar konyol sekaligus lucu bagi Jeno. Ia merapikan rambut Jaemin yang sedikit berantakan. "Boleh ku katakan sesuatu?"

"Apa?"

"Aku senang pergi denganmu."

Kumohon, jangan membuatku salah paham, Jeno.

"Kakak kenapa lama sekali??" Suara Hajin terdengar dari arah luar.

Jaemin refleks mendorong tubuh Jeno, membuat laki-laki itu menjauh beberapa langkah darinya. Jaemin panik, dengan cepat dia pergi keluar meninggalkan Jeno yang menatapnya bingung sekaligus merasa gemas sendiri.

"H-hajin! Kakak harus pulang sekarang nih, udah mau gelap."

"Yahhh"

"Kakak janji Sabtu depan akan kesini lagi." Kata Jaemin sambil mengusap puncak rambut anak itu.

Sora datang dengan kepala yang menunduk. "Kak Nana pulang gara-gara Sora ya?"

"Ehhh?? Tidak kok! Kakak tidak apa-apa loh."

Sora mendongak. "Sora minta maaf~"

"Hajin juga! Hajin minta maaf."

Jaemin terkekeh melihat kedua anak itu. Kemudian mengangguk antusias. "Syuttt. Belajar yang rajin okey? Kak Nana sama Kak Jeno pulang dulu." Ia berujar di sertai senyuman yang terus menghiasi bibirnya.

Sora menghampiri Jeno, memberi pukulan kecil pada paha lelaki dominan itu. "Jaga Kak Nana kita baik-baik." Ucapnya dengan nada perintah.

Membuat Jaemin melongo. "Hey..."

"Siap." Jeno mengusak rambut panjang Sora di sertai kekehan. Jaemin bersemu mendengarnya.

Hari itu Jeno mengantar Jaemin sampai kedepan rumah, awalnya Jaemin menolak tapi karena sudah gelap akhirnya Jaemin mengiyakan tawaran Jeno.

"Terimakasih. kau pergi dulu saja."

Jeno menggeleng pelan. "Tidak, aku akan menunggumu sampai masuk ke rumah, setelahnya aku pergi."

Kenapa?

Manik rusanya menatap Jeno lekat, menghembuskan napas pelan. "Aku mau tanya sesuatu dulu." Jaemin menarik kecil kaos hitam yang di kenakan Jeno. Tatapannya masih tertuju pada dua bola obsidian milik Jeno. "K-kenapa tiba-tiba mengajakku pergi... Kencan, katamu. Padahal kita kan tidak sedekat itu."

Ia menggigit bibir bagian dalamnya, menunggu jawaban dari Jeno.

Pandangan mereka bertemu satu sama lain, napas Jeno sedikit tercekat. Bagaimana kalau Jaemin misalnya tau kalau dia melakukan ini di latar belakangi sebuah taruhan? Meskipun Jeno memang ingin dekat dengannya. Dia memilih untuk tersenyum, menyapu helaian rambut Jaemin yang tertiup angin malam.

"Aku belum tau alasannya tuh, mungkin karena ingin?"

Deg..

Jantung Jaemin berdebar sangat kencang. "AKU MASUK DULUAN! DAH JENO!" Kemudian dia berlari masuk, mengunci pintu pagar rumahnya dengan terburu-buru dan menghilang dari balik pintu rumahnya.

Jeno terkekeh melihat hal itu. "Kamu beneran suka aku ya Na?"

Ia mengulum senyumannya. "Terimakasih banyak."

-

Di dalam kamar yang tak begitu luas itu Jaemin memegangi pipinya yang terasa sangat panas. Memeluk boneka kelinci dengan kedua kakinya. "Tidak tidak. Mana mungkin dia mengatakan itu! Aku pasti salah dengar!"

Menggigit ujung telinga boneka kelinci miliknya, Jaemin menggeleng kuat. "Tapi tadi beneran!"

Wajahnya tenggelam dalam perut boneka itu, bergumam soal hal random tentang Jeno dan kejadian hari ini.

"Kencan ... Aku beneran melakukan itu dengan Jeno?!"

"Nana jangan lupa matikan lampunya kalau udah tidur." Teriak Nenek dari arah luar.

"Iya nek!"

Jaemin melepas kacamata nya. "Ah sudah lah, daripada memikirkan hal konyol seperti itu, lebih baik aku cuci muka dan segera tidur."

Beranjak dari tempat tidurnya, Jaemin pergi untuk mencuci mukanya. Wajahnya terlihat sangat cerah, meskipun Jaemin memakai foundation saat sehari-hari baik di luar maupun di dalam rumah juga kadang Jaemin memakainya. Namun tetap saja, kulit wajah Jaemin terlihat sangat putih cerah.

Ia memegangi pipinya yang merona seperti kepiting rebus. Bibir tipisnya masih bergumam pelan. Rambut yang biasanya menutupi kening, sekarang tidak tertata dan berkesan acak-acakan namun semakin menambah kesan cantik sekaligus tampan pada dirinya.

Kenapa dia melakukan itu semua? Menutupi paras cantiknya dengan berdandan menjadi orang yang terlihat biasa atau bisa di anggap jelek itu. Alasan utamanya karena kejadian beberapa tahun lalu.

Flashback on.

"Dasar tidak punya orang tua! Menjijikan sekali dengan wajah mu itu kau membuat semua orang merasa kasihan padamu, kau itu seperti penyihir tau!"

"Percuma wajahmu cantik, kecantikan yang kau miliki tidak membawa mu pada keberuntungan tuh!"

"Haha dasar bau! Kucel!"

"Anak tidak punya orang tua! Hahahah!"

"Muka iblis!"

Beberapa anak itu melempari Jaemin dengan telur, anak itu hanya bisa terduduk sambil menerima caci maki yang mereka tujukan padanya.

Bau anyir telur mengotori baju seragam sekolah Jaemin.

"Lebih baik kau terlahir jelek saja, biar wajahmu sama jeleknya dengan nasib mu yang buruk itu."

"Jangan pernah mendekati siapapun dengan modal wajah, dasar penggoda sialan."

Kemudian mereka pergi meninggalkan Jaemin yang menangis tanpa suara sambil memeluk lututnya yang berdarah akibat terjatuh saat di kejar anak-anak nakal yang menyerangnya barusan.

Jaemin tidak masuk sekolah untuk beberapa hari, dia memilih untuk bekerja, menyebarkan koran ke setiap rumah warga. Tapi, lagi-lagi nasib nya begitu buruk.

Beberapa orang dewasa mencegahnya untuk lewat, membuat Jaemin terjatuh dari sepeda lusuhnya.

"Hai anak manis, main sama kamu yuk?" Ucap yang lebih tinggi.

"Kami akan memberimu hadiah kalau kau beneran mau ikut." Timpal yang satunya.

"Tidak mau!" Jaemin menyentak kasar tangan pria yang lainnya. Mereka sekitar tiga orang.

"Dasar bocah, kau itu harus di beri pelajaran supaya nggak kasar!"

"Tidak mau!"

"Ckck. Sialan, berani berteriak di depan kami hah?!"

Plakk.

Orang itu menampar wajah Jaemin sangat keras, membuat sudut bibirnya sedikit berdarah. "Ikut kami saja sialan! Bawa dia." Perintah nya, yang dapat Jaemin yakini kalau dia adalah bos nya.

Dua orang lainnya menyeret Jaemin dari sana, membawa Jaemin pada sebuah gudang pabrik yang sudah terbengkalai. Tangis membanjiri pelupuk matanya.

"TIDAK! JANGAN LAKUKAN ITU - ARGHHH!!"

"Sshhh... Ini sangat enak, milikmu masih sempit, dan ahh tubuhmu membuatku sangat bergairah."

"B-berhenti.. hiks.."

"Hey, giliran dong!"

"Ck, tunggu saja sana! Sialan dasar pengganggu." Sentaknya membuat kedua teman nya mendengus kesal.

"T-tolong, seseorang..."

"Ahh diamlah! Tidak ada yang akan mendengar suaramu disini."

"Akhh! Sakit. kumohon berhenti.."

"Fuck shh, berhenti katamu? Mereka saja belum dapat giliran."

"J-jangan."

Flashback off.

Jaemin meneteskan air matanya seraya memandangi tubuhnya yang terlihat begitu sempurna di depan cermin. Kedua pelupuk matanya memerah. Kejadian sialan itu membuat Jaemin menjadi trauma.

"Kenapa aku harus cantik?" Dia memegangi wajahnya dengan napas yang tak beraturan.

"Kenapa harus terjadi padaku."

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

434K 46.1K 26
[COMPLETE] 노민, 제노, 재민 2nd book ❝Mereka dulu saling mencintai, sekarang mereka menjadi musuh❞ Reinkarnasi Start ; 150520 End ; 080820 Boyxboy area ✔...
506K 41.5K 37
Hanya book yang mengisahkan tentang sepasang kekasih dengan kepribadian yang bertolak belakang. Dengan seme yang keras kepala, berandalan dan emosion...
207K 20.9K 20
[Fanfiction] [Mpreg] ► Jaeyong ft. Jung's three sons ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.
947K 89K 27
Jung jeno, anak bungsu dari keluarga jung jaehyun & jung taeyong, anak muda yang sangat menikmati masa mudanya dengan kenakalan. entah berapa kali ra...