Strong Girl

Langit_Alaska7 által

63.4K 7.4K 417

Semesta selalu membuatnya terpojok. Tak pernah ada celah untuk bernafas bebas baginya di dunia ini. Karena di... Több

Prolog
01. Hadir Yang Salah
02. Tidak Ada Yang Mudah
03. Semangkuk Sup Hangat
04. Kejutan Menyakitkan
05. Sebuah Awal
06. Kedai Sup Nenek
07. Demam
08. Terbongkar
09. Lebih Dari Jatuh
10. Sulit Di Lewati
11. Alat dan Jalan
12. Alasan Untuk Tidak Menyerah
13. Damai Yang Tak Abadi
14. Tanya Tanpa Jawab
15. Hubungan Yang Rumit
17. Gangguan Baru
18. Semua Karena Keadaan
19. Teman
20. Masalah Tak Terduga
21. Resah
22. Pengecut
23. Hampa
24. Hilang Bukan Pergi
25. Penyesalan
26. Beban
27. Luka Dan Tawa
WARNING!

16. Kedatangan Orang Baru

1.6K 241 5
Langit_Alaska7 által

Lisa terlihat masih menangis tersedu-sedu di taman Sekolah seorang diri. Gadis itu mengabaikan bel yang berbunyi beberapa waktu lalu pertanda waktu pelajaran telah di mulai.

Bagaimana caranya agar gadis itu bisa baik-baik saja setelah hatinya di lukai seperti ini. Apalagi orang-orang yang menyakitinya secara sadar adalah orang terdekatnya dan dia sayangi.

Tak sedikitpun terlintas di pikirannya jika Jaehyun akan menjadi sejahat itu padanya. Bukankah sejak lama laki-laki itu menyukainya dan dengan sabar mencoba meluluhkan hatinya hingga berhasil seperti sekarang?

Tapi mengapa malah menjadi seperti ini? Benarkah Jaehyun setega itu? Lisa benar-benar tak bisa berfikir jernih.

"Hiks... Brengsek.. " Lisa menutup wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menekan tangisnya agar tidak terlalu keras.

"Jika tau akan seperti ini, aku tidak akan pernah membiarkannya mendekat padaku. Sialan."

Liss menengadah, menatap langit yang begitu cerah. Alam pun nampak tak peduli meski sekarang dirinya sedang sangat terluka.
Setidaknya, langit harus mendung meskipun tidak menurunkan hujan.

Teringat pada Rosé, gadis itu hanya bisa mengepalkan tangannya.
Dia akui, jika ia ingin membenci gadis itu karena hal ini. Namun di sisi lain, dia tak bisa melakukannya. Sudah cukup jarak diantara mereka berdua terbentuk, dia tak ingin menambah lagi masalah dengannya. Hanya saja, apakah ini terdengar adil untuknya?

"Diantara semua orang, kenapa harus Rosé, Jaehyun-shit. Pabbo.. "

Karena hatinya tidak kunjung membaik sejak tadi, maka dari itu ia memutuskan berdiam disana meski harus melewatkan mata pelajaran. Selain untuk menghindari orang-orang di kelasnya yang telah membuatnya seperti ini, dia juga sudah kepalang tidak mood melakukan apapun.

Tak jauh dari tempat Lisa berada, seorang laki-laki dengan seragam sekolah yang berbeda terlihat kebingungan berjalan kesana kemari seperti mencari-cari sesuatu.

Lisa yang mulai menyadari jika ada orang selain dirinya berada di sana, segera menghentikan tangisannya sebisa mungkin. Meski sudah tak mengeluarkan air mata, tetap saja nafasnya tersendat-sendat.

Ia berniat pergi meninggalkan tempat itu, namun seruan seseorang terpaksa membuat dirinya menahan langkah.

"Tunggu Nona!"

Terlambat, Laki-laki yang semula Lisa lihat dan ingin di hindari sudah berlari kecil ke arahnya sembari membentuk senyuman cerah secara alami.

Lisa melirik sekilas, tak ingin orang asing itu melihat wajah bengkaknya yang baru saja menangis.
Memalukan, fikirnya.

"Nuguseyo," gadis itu bertanya dengan nada dingin, bahkan dia bertanya tanpa melihat lawan bicaranya.

Laki-laki ber almamater kuning itu mencoba berdiri di hadapan Lisa, namun Lisa terus menghindar. Alhasil laki-laki itu pasrah dan segera menjawab pertanyaannya.

"Ah, Hai. Namaku Jungkook. Ini adalah hari pertamaku Sekolah di sini. Tapi aku sedang kebingungan."

Nada ramah dan lembut tersebut mampu membuat Lisa meliriknya kembali. Meskipun wajah gadis itu tidak bisa di katakan ramah sekarang.

"Salam kenal, Nona. Senang bertemu denganmu."

Masih dengan senyuman, Jungkook mengulurkan tangannya ke arah Lisa.
Lisa tak menyambut uluran tangan itu melainkan menatapnya dengan ketus.

Menyadari jika gadis di hadapannya tidak tertarik, ia segera menjauhkan tangannya.

"Maaf. Sepertinya aku terlalu lancang."

Lisa hanya berdehem dan kembali menatap ke arah lain.

"Lisa."

"Huh?" Jungkook refleks bergumam, namun setelahnya lelaki itu beroh pelan.

"Ah, Ne. Lisa-Ssi."

Lisa yang tak ingin berlama-lama dengan orang asing itu akhirnya memutuskan pergi dari sana setelah menganggukan kepalanya singkat. Ia benar-benar tak peduli meski sebelumnya orang itu berkata tengah kebingungan.

"Chogi..Yo.."

Jungkook berniat menahan kepergian gadis itu karena ada hal lain yang ingin dia tanyakan, namun ia merasa tak nyaman jika gadis itu malah merasa terganggu. Alhasil setelah Lisa sudah tak terlihat lagi, Jungkook kembali melanjutkan langkahnya meski entah kemana kedua kaki itu akan membawanya.

"Ini yang aku benci jika sering berpindah-pindah sekolah.
Tapi, apakah aku pernah bertemu dengannya sebelumnya? Wajahnya terlihat tidak asing."

Setelah menggeleng pelan dan mengusak rambut belakangnya, Jungkook menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan.

_____________________________

Rosé sedari tadi terus menempel pada Jaehyun. Bahkan gadis itu bertingkah manja saat laki-laki itu akan pergi latihan basket bersama Timnya.

"Tidak bisakah kau bolos saja hari ini, Jaehyun-ah? Aku sedang sangat ingin bersamamu."

Jaehyun tersenyum tipis.

"Aku hanya bermain sebentar. Kau juga bisa melihatku latihan disana,"

Rosé mengembungkan pipinya dan menggeleng.

"Tapi Jaehyun-ah... "

Jaehyun hampir saja terpancing emosi menghadapi tingkah laku manja kekasih barunya itu, namun melihat kedatangan Lisa yang tak di sangka ke dalam kelas membuat dirinya mengurungkan niat.
Dia bahkan mulai membentuk senyuman lebar dan menatap Rosé dalam-dalam.

"Baiklah. Karena kekasih tercintaku yang memintanya aku akan menurut."

Seolah di sengaja dengan suara cukup keras, Jaehyun juga mulai mengusap rambut gadis itu saat Lisa melirik ke arah mereka.

Rosé terlihat tersipu bahkan memukul manja bahu laki-laki itu.

"Ish. Jaehyun-ah ... "

"Ayo Tuan Putri, anda ingin pergi kemana? Pangeran akan mengabulkan keinginanmu."

Jaehyun benar-benar bersikap manis.
Dia juga merangkul bahu Rosé di sampingnya. Rosé rasanya ingin terbang saat itu juga, namun saat menyadari jika gadis yang ia benci terlihat oleh matanya moodnya turun beberapa persen.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"

Lisa segera menatap ke arah lain, mencoba mengabaikan mereka. Dengan cepat ia berjalan ke bangkunya. Ia merasa keputusannya masuk ke kelas saat jam istirahat adalah pilihan yang salah. Harusnya tadi dia langsung pulang saja.

"Yak! Kau mengabaikanku?! Gadis sialan itu.. "

"Sudahlah sayang. Sebaiknya kita pergi. Mau es krim tidak?"

Jaehyun menahan Rosé dan membujuknya untuk pergi. Ia tak ingin ada perkelahian diantara mereka saat ini. Rosé yang kesal karena tingkah Lisa pun seketika menjadi sumringah lagi.

"Mauuu.. "

Lisa menatap dua orang itu dari jauh. Tentunya masih tidak rela melihat mereka sebahagia itu sedangkan dia tersakiti seorang diri. Awalnya dia ingin bertanya secara pribadi dengan Jaehyun, mengapa laki-laki itu memperlakukan dirinya seperti ini, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja dan juga Lisa melihat ketulusan laki-laki itu. Namun hanya dalam beberapa waktu, Jaehyun berubah dan menjadi seperti orang yang berbeda.

Tapi kini semua sepertinya sudah pasti. Jaehyun memang hanya bermain-main dengannya. Dia hanya terlalu berharap hingga mudah di bodohi. Yang Rosé katakan benar, memangnya siapa yang akan mencintai dirinya di saat tak ada siapapun yang mencintainya.

"Kau memang yang terbodoh, Lisa."

Lisa menghembuskan nafas berat. Kini mulai menidurkan kepalanya di atas meja berbantalkan lengan. Mungkin karena terlalu lama menangis tadi, dia tanpa sadar mulai terlelap. Kantuknya tak bisa lagi dia tahan.

Hingga beberapa waktu berlalu bahkan sampai waktu istirahat berakhir, gadis itu belum juga terbangun. Dia terlihat tak terganggu padahal kelas sudah mulai ramai karena anak-anak lain sudah datang.

Yang paling terakhir datang adalah Rosé dan Jaehyun. Gadis itu masih setia bergelayut manja di lengan kekasihnya. Dia tak menyadari jika Jaehyun diam-diam memperhatikan Lisa yang berada di bangku belakang.

"Aku duduk denganmu ya hari ini?"

"Huh? Ah, iya."

Rosé tersenyum senang karena Jaehyun setuju. Jaehyun berdehem pelan dan berhenti memperhatikan Lisa.

"Goeun-ah. Mulai hari ini aku akan duduk bersama Jaehyun,"

"Lalu aku dengan siapa?!" Sahabatnya itu terlihat merajuk.

"Kau duduk dengannya." Rosé menunjuk lelaki tampan yang baru saja datang. Cha Eunwoo.

Goeun melotot, menatap Rosé seakan-akan berkata, Yang Bener aja?!

Rosé mengangguk yakin.

"Baiklah. Karena kau memaksa," Goeun menyurai rambutnya ke belakang, membuat Rosé terkikis geli.

Cha Eunwoo yang baru saja datang terlihat kebingungan karena di tempat duduknya ada seorang gadis.

"Kenapa k-- "

"Mulai hari ini aku akan duduk di sini. Aku mohon mengertilah, Ketua kelas. Please... "

Cha Eunwoo menatap Jaehyun setelah melihat Rosé memohon seperti itu. Namun Jaehyun malah sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Ekhem. Araseo,"

Rosé bertepuk tangan riang, lalu dengan santai melempar tas milik si ketua kelas. Sepertinya gadis itu puas telah mengusir seseorang dari hadapannya.

Cha Eunwoo bingung akan duduk dimana sekarang. Dan saat menyadari jika Lisa duduk seorang diri, dia akan melangkah kesana. Namun belum sempat melakukannya, seorang gadis sudah lebih dulu menarik tasnya hingga dirinya terduduk di sebuah kursi.

Duk~

"Duduklah di sini, Eunwoo-Ssi. Aku tidak mau sendiri."

Eunwoo berdehem pelan. Sedikit terkejut tentunya dengan tingkah mantan teman sebangku Rosé itu.

"Ah, Ne."

Goeun tersenyum senang. Dia juga sempat memberikan flying kiss pada gadis di samping Jaehyun.

Dan tak lama kemudian, wali kelasnya tiba ke dalam kelas. Namun Pria itu tak seorang diri, melainkan membawa seorang laki-laki berseragam warna kuning di sisinya.

Sontak, hal itu membuat semua mata tertuju padanya. Ah ya, terkecuali Lisa, gadis itu masih terlelap di alam mimpi.

"Siapa dia, Jae?" Rosé bertanya pada Jaehyun. Jaehyun menggeleng tak peduli. Rosé juga belum mengalihkan pandangannya dari laki-laki itu.

"Anak-anak, Bapak lupa memberi tahukan sebelumnya, jika hari ini kita kedatangan teman baru di kelas ini."

"Anak baru? Lihatlah seragamnya. Sepertinya dia dari sekolah elite."

"Dia tampan."

"Cih.. "

"Wajahnya polos sekali."

"Shut! Dengarkan Bapak, jangan berisik." Gemuruh yang semula riuh kini mulai memelan.

"Silahkan perkenalkan dirimu, Nak."

Laki-laki bergigi kelinci itu tersenyum ramah dan mengangguk sopan.

"Anyeonghaseyo. Ireumeun, Jungkook Imnida. Gomaphseumnida."

Jungkook membungkukkan tubuhnya sebentar sebelum memperhatikan wajah teman-teman barunya.
Ia juga mendadak gugup sekarang.

"Namanya Jungkook. Dia pindah kemari karena pekerjaan orangtuanya. Bersikap baiklah padanya, mengerti?!"

"Ne Ssaem.. "

"Kalau begitu, Jungkook, kau bisa duduk di ... " Pak Guru itu terlihat memperhatikan, kiranya ada bangku yang kosong. Hingga setelah matanya bertemu pada sosok seorang gadis yang tidur lelap di bangkunya seorang diri, Guru setengah baya itu berdehem keras.

"Ekhem!"

Di kode demikian, gadis itu tak merespon. Hingga akhirnya tak ada pilihan lain selain Pak Guru mengeluarkan jurus omelannya.

"Im Lisa! Bangun sekarang atau kau keluar dari kelasku!"

Brak!

"Aniyo Ssaem!!" Lisa yang nyawanya belum sepenuhnya terkumpul refleks menggebrak meja dan berseru nyaring. Hal itu sontak membuat anak-anak lain menertawakannya.

Rosé bahkan menggelengkan kepalanya. "Lihatlah si bodoh itu. Astaga memalukan sekali."

Lisa mengerjapkan matanya beberapa kali. Hingga ia pun mulai sadar dimana dirinya sekarang berpijak.
Ia hanya bisa mendudukan tubuhnya dengan perasaan yang di selimuti rasa malu.

"Jangan tidur terus, Lisa. Mengerti?"

"Ne Ssaem." Gadis itu menunduk dan menyahuti gurunya dengan suara lemas.

"Nak, kau bisa duduk disana bersamanya. Pastikan agar dia tidak terus tidur saat pelajaran di mulai."

Jungkook tersenyum dan mengangguk. Setelah sang guru menepuk bahunya, ia bergegas menuju tempat duduknya.
Tempat dimana dia berharap akan berada disana sampai akhir.

Lisa belum menyadari jika seseorang akan duduk bersamanya, hingga saat Jungkook sudah duduk di sisinya dan tersenyum manis, barulah gadis itu terkejut bukan main.

"Kau!"

"Hai. Kita bertemu lagi. Lisa-Ssi,"

×××××××××××××××××××××××××


Happy Reading 💗

Semoga suka.

Jgn lupa Tekan 🌟

Vote Komen pokoknya wajib biar gue semangat terus buat Update 🙆💗🐮🔫

Follow me too yah Langit_Alaska7

Olvasás folytatása

You'll Also Like

MARSELANA kiaa által

Ifjúsági irodalom

954K 51.8K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
980K 94.8K 52
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
HERIDA Siswanti Putri által

Ifjúsági irodalom

308K 10.3K 24
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
678K 78.8K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...