QUEEN FOR ALPHA

By MOONRHOE

1.2M 92.4K 2.9K

Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pr... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 51
PART 52
PART 53
PART 54
PART 55
NEWS
VOTE COVER
OPEN PO
SPOILER(?)
INFO
SEQUEL?

PART 50

11.8K 1K 27
By MOONRHOE

Alisha kini tengah terduduk di pinggir ranjang dengan Mira yang sangat telaten memakaikan sepatu high heels untuknya. Sial, dirinya masih saja tak terbiasa diperlakukan seperti ini. Tapi jika ia menolak, Mira pasti langsung ketakutan. Omega itu tak ingin dimarahi oleh Dareen karena tidak melayani Queen mereka dengan sebaik mungkin

Jadi, pada akhirnga Alisha pasrah saja, walaupun dengan perasaan yang tidak nyaman dihati.

Mata itu kemudian melirik ke arah walk-in closet, yang dimana terdapat Dareen didalamnya. Pria itu tengah bersiap diri dengan dengan setelan jas mahal yang pria itu punya

Alisha kemudian menunduk. Jika melihat dress nya sekarang. Sepertinya acara ini benar-benar formal. Tapi dress panjangnya ini begitu indah. Sangat sayang jika hanya digunakan untuk satu acara makan malam saja.

Tangan itu kemudian merogoh pocket yang berada disisi samping dress-nya ini untuk mengambil ponsel miliknya. Sungguh, ia berterima kasih kepada siapapun yang membuat dress ini karena telah menempatkan sebuah pocket di bagian roknya

Alisha kemudian membuka grup chat yang berisi para sahabatnya. Melihat bagaimana si kembar yang memamerkan foto ketika tengah berada di kediaman kakek mereka di Surabaya. Terlihat sangat seru. Mereka benar-benar menikmati waktu liburan dengan sangat baik

Gadis itu kemudian membuka fitur kamera belakang. Mencoba memotret gaun bagian bawahnya dengan posisi yang masih duduk. Setelah mendapatkan foto yang bagus. Alisha kemudian menekan tombol 'send' untuk dikirim ke grupnya

Dirinya langsung saja tersenyum ketika membaca pesan dari para sahabat yang penasaran dengan apa yang ia lakukan. Jari itu terus saja mengetik beberapa kata untuk membalas buble chat dari sahabatnya, sampai sebuah suara menginterupsi pendengarannya

Gadis itu mendongkak. Menatap pria yang sudah berdiri dihadapanya dengan setelan jas mahal berwarna hitam pekat

"Jangan mengacuhkan ku, Honey"

Alisha terkekeh ringan. Tangan itu kemudian kembali memasukan ponsel miliknya ke dalam saku sambil berdiri untuk menatap wajah Dareen lebih dekat "Aku tidak mengacuhkan mu. Aku hanya membalas pesan dari sahabatku sambil menunggumu keluar"

"Aku akan percaya itu" Tangan itu kemudian terangkat untuk mengambil rambut Alisha agar menutupi bagian pundak gadis itu yang sedikit terbuka "Kau sangat cantik"

"Kau juga sangat tampan"

Dareen tersenyum tulus. Lalu mengode Alisha agar mengalungkan tangan mungil itu di lengan berototnya. Alisha yang peka pun langsung mengalungkan tangannya disana

"Mari kita pergi, Honey" ujar Dareen sambil menuntut tubuh matenya agar berjalan disampingnya dengan pelan

Mereka berdua berjalan dengan santai sambil sesekali berbincang ringan yang mana selalu membuat mereka berdua tertawa dengan bahagia.

Perbincangan mereka terhenti ketika sudah sampai di sebuah mobil mewah. Dengan sigap, Dareen membukakan pintu di sampaing kemudi untuk matenya. Dan menutup pintu itu dengan pelan setelah merasa jika matenya telah duduk dengan nyaman.

Pria itu kemudian berjalan memutar untuk masuk ke dalam kursi kemudi. Ia sengaja tidak menggunakan supir. Karena setelah acara makan nanti. Dareen ingin mengajak matenya kesuatu tempat. Tempat yang pasti membuat matenya bahagia.

Dareen tak akan mensia-siakan waktu matenya disini. Ia akan memanfaatkan waktu dengan matenya sebaik mungkin. Karena mungkin ketika matenya kembali ke negaranya. Ia tak akan punya waktu untuk bersama dengan matenya seperti beberapa bulan kemarin

Dan tak lama kemudian. Mobil berwarna hitam pekat itu melesat pergi meninggalkan mansion megah di suasana sore hari yang cerah ini

Butuh waktu sedikit lama bagi Dareen untuk sampai di tempat tujuan. Tapi itu tak masalah. Menghabiskan waktu berdua dengan matenya didalam mobil merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi Dareen

Mobil itu kemudian terhenti tepat di parkiran VIP yang berada di sebuah hotel bintang 5 di Alaska. Sebuah hotel yang juga terdapat sebuah restoran bintang 5 didalamnya. Hotel tersebut memiliki banyak lantai, yang 2 diantaranya dioperasikan menjadi sebuah restoran super mewah yang masing-masing terletak di lantai 3 dan 4

Dan kini. Dareen serta Alisha tengah berada di dalam lift untuk menuju kelantai 4. Dengan tangan Alisha yang terus saja melingkar di lengan Dareen dengan erat

Ting

Bunyi pertanda jika lift telah sampai di lantai tujunan. Mereka berdua mulai berjalan dengan seorang pelayan yang memandu mereka ke meja yang sebelumnya telah dipesan jauh-jauh hari

"Kenapa kursinya masih tersisa empat?" Tanya Alisha ketika baru saja mendudukan dirinya di kursi yang berada di sebelah Dareen. Tangan kekar itu juga menarik kursi yang didudukinya agar mereka semakin menempel satu sama lain.

"Sepertinya dia akan membawa istri beserta putra dan putrinya"

"Aku baru tau jika acara makan antar kolega bisnis bisa membawa keluarga mereka" Ujar Alisha sambil mengelus pelan tangan Dareen yang melingkar dengan erat dipinggangnya

Dareen mengangkat bahunya acuh "Seperti yang aku bilang kemarin. Mereka mengangap jika aku single karena tidak membawa pasangan semenjak kau pergi. Jadi, mereka dengan bersemangat selalu memperkenalkan ku dengan putrinya"

"Dan kau tertarik?"

"Itu sangat tidak mungkin Honey. Tak ada yang siapapun yang bisa mengambil hatiku selain dirimu" Pria itu kemudian mengecup pucuk kepala matenya dengan pelan

"Mereka juga terlambat, aku tau mereka dari Inggris. Tapi tetap saja, sangat tidak profesional. Haruskah aku membatalkan acara ini? Lagipula aku ada acara lainnya bersama mu" Lanjut Dareen dengan mata yang menatap Alisha dalam yang mana malah terlihat seperti seorang bocah yang tengah merengek kepada ibunya

"Acara bersama ku? Kemana?"

Dareen tersenyum lembut "Itu rahasia. Tapi aku jamin kau akan menyukainya"

Drrt drrt drrt drrt

Sebelum Alisha membuka mulut. Ia merasakan rok pada dress nya bergetar beberapa kali. Tangan itu kemudian merogoh saku untuk mengambil ponsel pintar miliknya

"Siapa?" Tanya Dareen

"My brother" Alisha membalas dengan mata yang masih menatap ponselnya yang bergetar "Aku angkat telfon dulu sekalian ke pergi kamar mandi. Tak apa kan?"

"Mau kutemani?"

Alisha menggeleng pelan "Aku hanya sebentar"

"Baiklah. Kabari aku jika terjadi apa-apa"

Setelah mendapatkan ijin. Alisha langsung saja berjalan pergi menuju ke arah toilet berada. Untung saja ia tadi berpapasan dengan salah satu pelayan. Jika tidak, ia pasti akan tersesat. Alisha kemudian mulai mengangkat panggilan tersebut ketika sudah masuk ke salah satu bilik toilet

•••••

Dareen terus saja terdiam ditempat dengan mata yang menatap ke arah lorong dimana toilet wanita berada. Mengawasi setiap orang yang keluar dan masuk dari persimpangan lorong tersebut. Berharap jika mata birunya itu menangkap kehadiran matenya

"Maaf membuat anda menunggu lama Tuan Dareen Walcott. Putri saya terlalu lama berdandan" Ujar seseorang yang membuat Dareen menoleh ke sumber suara

"Dad jangan bilang seperti itu" Kini suara wanita yang masuk ke pendengarannya

Dareen kemudian bangkit dari duduknya, menyalami sebuah tangan yang terulur kepadanya "Itu tak masalah Tuan Harry Miller yang terhormat. Saya dapat memaklumi itu" Ujar Dareen kesedar untuk berbasa-basi

Harry tertawa renyah mendengar celotehan Dareen. Mata itu kemudian melirik ke arah keluarganya dan Dareen secara bergantian "Seperti yang anda lihat. Saya sengaja membawa keluarga saya dalam acara makan malam ini. Apakah tidak apa-apa?"

Dareen mengangguk pelan

"Ini Istriku tercinta, namanya Lio Miller. Dan ini putraku Edward Miller, seseorang yang akan melanjutkan usahaku nantinya. Itu sebabnya saya membawa putraku dalam perjamuan ini. Dan yang berada di sebelah kanan anda adalah putri saya satu-satunya" Sungguh, sekilas Dareen dapat melihat senyum penuh kemenangan di wajah tua itu. Ia sangat tau betul apa maksud dari senyuman itu. Bahkan Jay sudah tertawa mengejek di dalam sana melihat bagaimana percaya dirinya bajingan tua satu ini

"Namanya Julia Miller" Harry dengan semangat yang mengebu-gebu, memperkenalkan keluarganya dengan senyuman yang terlihat sangat bahagia

Dengan sangat malas. Dareen berusaha bersikap seprofesional mungkin. Tangan itu kemudian menyalami satu persatu dari mereka. Alis itu lalu mengerinyit pelan ketika bersalaman dengan Julia karena melihat tingkahnya yang benar-benar terlihat jelas sangat tertarik kepadanya

"Kalau begitu silahkan duduk. Sepertinya membahas bisnis disertai dengan makan bukan ide yang buruk" Dareen berucap sambil menudukan tubuhnya kembali ke kursi. Ia kemudian sedikit tersentak ketika merasakan kursi di sebelahnya bergerak

Dareen kemudian menoleh ke arah kanan. Melihat bagaimana Julia dengan santainya duduk di kursi yang seharusnya diduduki oleh matenya

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Dareen dengan nada yang tidak suka

"Huh?" Entah kenapa, tiba-tiba saja pipi Julia bersemu merah karena di tatap Dareen secara intens. Lagipula siapa yang tidak terpanah ketika melihat manik mata biru itu menatapmu secara langsung? "Aku sedang duduk"

"Pergi. Kursi itu sudah ada yang menempati" Kata-kata dingin itu entah kenapa membuat suasana meja menjadi mencekam seketika

Mata Julia lalu menatap ke arah sebrang meja yang masih terdapat satu kursi kosong. Haruskah ia beranjak dari kursi ini? Sial. Ia sudah berjalan lebih cepat dari anggota keluarganya yang lain agar dapat duduk di kursi yang entah kenapa berada terletak sangat dekat dengan Dareen. Tapi sekarang ia harus berada di kursi yang paling jauh dari pria tampan ini

"Aku yakin kau tidak tuli" Tekan Dareen sekali lagi

Harry berdehem seketika. Mencoba mencairkan suasana "Julia. Kemarilah. Disebelah Mom mu masih ada kursi kosong"

"Tapi Dad" Ucapan Julia terdengar tidak rela. Ia beberapa kali mengode Daddy-nya tapi sepertinya tidak berhasil.

Sedangkan Edward yang melihat itu menghela nafas berat. Ia ikut kesini karena ingin bertemu seseorang pembisnis sukses. Berusaha untuk memperkuat relasi. Tapi adiknya benar-benar bertingkah seperti seorang wanita yang harus belaian. Dengan malas. Ia pun bergerak untuk berpindah di satu kursi yang kosong di sebelahnya agar adiknya dapat duduk di dekat Dareen walaupun terhalang satu kursi diantara mereka

Julia yang melihat pergerakan kakaknya langsung berpindah tempat ke kursi kosong yang tadi diduduki Kakaknya

"Ngomong-ngomong Tuan Dareen. Tadi anda bilang jika kursi yang itu duduki sudah ada yang menempati. Memangnya siapa?" Tanya Harry yang mendapatkan anggukam setuju dari anggota keluarganya

Kali ini Dareen tersenyum dengan tulus "Keluargaku"

"Apa?" Seru Harry dengan wajah tak terbaca

"Kenapa? Kau bahkan membawa tiga anggota keluargamu. Kenapa kau heran ketika aku hanya membawa satu?"

"Lalu dimana keluargamu sekarang?" Julia menatap Dareen dengan wajah penuh rasa penasaran. Ia harus mempersiapkan diri agar mendapatkan kesan yang baik dengan salah satu keluarga Dareen. Sehingga dirinya mudah berdekatan dengan pria itu nantinya

Julia kemudian melirik Lio. Sepertinya Mommy-nya memiliki pemikiran yang sama dengannya. Ia dapat melihat bagaimana senyuman penuh makna itu dapat terbaca dengan jelas dimatanya. Ia kemudian menegakan tubuhnya. Mencoba memperbaiki penampilan agar terlihat sopan di mata keluarga Dareen nanti

"Dia tengah menerima telepㅡ" Ucapan Dareen terhenti karena indra penciumannya mencium aroma matenya dengan lebih jelas. Pertanda jika matenya berada lebih dekat dengan dirinya.

Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya yang mana malah membuat semua orang dimeja juga ikut berdiri. Dareen kemudian menoleh kearah kiri. Dimana matenya tengah berjalan dengan anggun kearah dirinya

Dareen kemudian mengulurkan tangan kekarnya itu ketika matenya sudah sampai didekatnya. Membawanya lebih dekat dengan dirinya, lalu merengkuh pinggang itu dengan sangat erat

"Perkenalkan. Dia Alisha Abraham"

Alisha menatap Dareen sekilas sebelum menatap keempat orang dihadapannya, yang juga tengah menatapnya dengan raut wajah tersenyum. Tapi entah kenapa, sedikit terlihat waspada. Apalagi satu wanita yang berada disebelahnya ini seperti menilai dirinya dari atas sampai kebawah

"Dia calon istriku" Lanjut Dareen yang membuat senyuman orang-orang dihadapannya luntur seketika

•••••

Alisha menaruh dagunya di jendela mobil yang kacanya telah ia turunkan. Menatap langit malam yang dihiasi oleh ribuan bintang

Ia tersenyum kecil sambil meningat bagimana acara makan tadi langsung terlihat canggung ketika Dareen memperkenalkan dirinya sebagai calon istri. Apalagi melihat wanita tua tadi yang ia lupa namanya. Wanita itu seakan-akan ingin memusnahkannya karena telah merusak semua rencananya untuk menjodohkan Dareen dengan putrinya

Tapi walaupun begitu. Ia sedikit lega karena kerjasama antara dua perusahaan milik Dareen dan Harry berjalan dengan lancar.

Kelopak mata coklat itu tertutup. Menikmati udara malam yang entah kenapa terasa menyejukan. Ia tak peduli Dareen membawanya kemana. Pria itu selalu penuh dengan kejutan. Jadi, Alisha kini selalu mengikuti semua alur yang pria itu lakukan

Beberapa menit kemudian mata itu terbuka ketika merasakan tidak ada lagi angin yang menerpa wajahnya. Pertanda jika mobil telah berhenti. Ia kemudian menoleh kearah samping, tepat dimana Dareen baru saja keluar dari dalam mobil dan berjalan melingkar untuk membukakan pintu mobil untuknya.

Dengan hati-hati, Alisha keluar dari dalam mobil karena heels dan dress yang ia gunakan sedikit merepotkan. Alisha kemudian terdiam ditempat ketika Dareen melepas jas hitam mahal itu lalu memakaikannya ditubuhnya dengan sangat telaten

Alisha terkekeh pelan saat merasa dirinya seperti anak kecil yang baru saja belajar untuk memakai baju

"Kalungkan tangan mu di lenganku Honey. Kau harus berhati-hati agar tidak terjatuh"

Gadis itu mengangguk patuh. Ia menggunakan heels sekarang. Dan jika ia tak hati-hati ketika menginjak pasir. Dirinya pasti akan langsung terjatuh.

Mata itu kemudian melirik ke arah depan. Merasa sangat asing dengan tempat ini walaupun memiliki pemandangan laut yang sangat indah.

"Apakah kita sudah melewati portal? Aku tak tau ada tempat seperti ini di Alaska" Tanya Alisha tiba-tiba

Dareen mengangguk "Kita sekarang berada diwilayah kekuasaanku"

"Berapa banyak wilayah kekuasaanmu?"

"Aku seorang King, Honey. Semua wilayah yang dihuni werewolf didunia ini adalah milikku. Termasuk dirimu"

Alisha terkekeh ringan dengan mata yang tak lepas dari pantai yang diatasnya memiliki pemandangan langit malam yang sangat indah "Tempat ini sangat indah. Aku baru ingat kalau sudah lama tidak pergi kepantai"

Langkah itu kemudian terhenti beberapa meter di tepi laut, karena Dareen yang berjongkok untuk melepas kedua sepatunya serta menyibakan dress panjang Alisha untuk melepaskan heels yang dipakai matenya juga. Lalu menaruh kedua pasang sepatu itu ketempat yang jauh dari air laut dan kembali mengandeng erat tangan matenya

"Kau mau bermain air?"

Alisha dengan cepat menoleh kearah Dareen dengan senyuman yang penuh dengan semangat. Persis seperti seorang anak TK yang dilepaskan di sebuah timezone "Bolehkah? Tapi bagaimana dengan dress-nya?"

"Lakukan sesukamu Honey. Jangan pedulikan dress mu. Aku bisa membelikanmu ratusan dress yang lebih malah dari yang kau pakai sekarang"

"Dasar sombong"

"Aku tidak sombong. Tapi kenyataannya memang seperti itu"

"Siap Tuan billionaire yang terhormat" Ujar Alisha sambil menarik tangan berotot Dareen untuk lebih mendekat ke arah air laut hingga kini sebagian dressnya telah basah

Dengan cepat Alisha langsung merendahkan tubuh, lalu mengulurkan tangan itu untuk menyentuh air laut. Alisha kemudian tersenyum jahil sebelum mencipratkan air itu kepada Dareen

"Hahaha kau kena" Alisha tertawa dengan riang melihat bagaimana Dareen basah kuyup karena tidak sempat bergerak ketika air asin ini mengenai tubuh kokoh itu. Dan kini kemeja putih itu dengan jelas mencetak tubuh berotot Dareen yang terukir dengan sempurna

Tapi Alisha tak peduli. Lagipula setiap mau tidur, ia pasti melihat tubuh bagian atas Dareen hampir setiap hari

Dareen tersenyum lembut sambil mengusap wajahnya yang basah. Karena tak mau kalah. Pria itupun langsung mencipratkan air kearah matenya. Tapi sayangnya tidak kena, karena matenya dapat menghindar dengan berlari menjauh darinya

Tangan mungil itu sedikit menangkat rok dress panjang itu untuk berlari menjauh dari Dareen yang entah kenapa tiba-tiba mengejarnya begitu saja dengan sangat cepat

"Hei!! Kenapa kau malah terlihat seperti serigala yang tengah berburu"

Walaupun sedikit kesusahan untuk berjalan dengan Dress panjang. Tapi itu tak melunturkan senyuman yang kini terpatri indah di wajah cantiknya

"Karena aku memang tengah berburu, Honey" Tangan itu akhirnya berhasil mengapai pinggang ramping Alisha. "Memburu dirimu" bisik Dareen tepat ditelingga Alisha

"Kau curang. Kau menggunakan kekuatan serigalamu"

"Itu cara yang paling cepat untuk menangkap seseorang yang kabur"

Aliaha terkekeh ringan "Okay kau menang. Sekarang lepaskan aku" lanjutnya sambil tersenyum jahil

Pria itu menurut apa yang dikata matenya. Tapi sedetik kemudian, Dareen kembali memejamkan mata saat merasakan air laut mengenai tubuhnya lagi. Dareen tertawa menyadari jika ia telah tertipu oleh mate kecilnya ini

Mata biru laut itu kemudian terbuka. Melihat bagaimana matenya yang berlari menjauh sambil tertawa setelah mencipratkan air asin itu ketubuhnya

Tanpa menunggu lama. Dareen kembali mengejar matenya. Kali ini ia hanya menggunakan kekuatan manusia. Karena memang, ia ingin menikmati waktu lebih lama hanya bersama matenya. Ia sangat bahagia melihat bagaimana matenya tersenyum begitu lebar karena dirinya

Dan selama bermenit-menit berlalu. Pantai yang sepi ini hanya dihiasi oleh gelak tawa milik dua sejoli itu. Tubuh mereka sudah bawah kuyup karena bermain air laut, tapi mereka seakan tidak memperdulikan itu. Mereka berdua hanya ingin menghabiskan waktu berdua sebaik yang mereka bisa. Hingga sampai kapapun. Mereka dapat mengingat apa saja yang telah mereka lalui ketika tengah bersama

Kini. Dengan kaki yang masih menyentuh air laut. Merasakan bagaimana ombak menghantam kaki mereka. Dareen merengkuh erat pinggang matenya hingga tubuh mereka menempel satu sama lain

"Thank you for everything Dareen" Bisik Alisha dengan tangan yang telah ia kalungkan keleher Dareen

"Seharunya aku yang berterima kasih Honey. Terima kasih telah hadir kedalam hidupku"

Alisha membalas ucapan Dareen dengan tersenyum dengan lembut. Apalagi ketika pria itu menempelkan dahi mereka hingga kini ia dapat merasakan nafas Dareen menerpa wajahnya

"Honey" Panggil Dareen

"Hmm?

"Can i kiss you?"

Kali ini Alisha terkekeh ringan. Ia kemudian mengeratkan pelukan tangannya yang sedari tadi berada di leher Dareen "Next time, you don't have to ask"

Tangan itu kemudian sedikit turun untuk mengelus pelan rahang kokoh pria itu dengan lembut

"Because I am already yours" Ujar Alisha yang langsung mendapatkan sebuah ciuman penuh gairah dari Dareen

🐋🐋🐋

Hi kawan-kawan

Bagaimana hari kalian?

Aku akhirnya kembali dengan chapter terbaru untuk menyambut 400k readers. 🤩🤩🤩💐💐💐

Aku nggak nyangka udah 50 chapter aja. Berarti tinggal dikit lagi menunju ending. Masih agak lama kok. Tapi nggak lama banget

Dan sedikit spoiler.... cerita ini bakalan Happy Ending 🥳🥳 karena saya juga kasihan sama Dareen udah dikhianati sampe 3 kali hehehe (Padahal niat awal mau sad end 🤡)

Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹

Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki saat aku revisi besar-besaran

Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋

See you in the next chapter 👋👋👋

- Love, Ryn

Continue Reading

You'll Also Like

316K 48.9K 44
Saka memperhatikan adiknya, Bell, keluar dari mobilnya, setelah memberikan kecupan manis di pipinya. Ia memperhatikan dengan posesif saat adiknya mem...
55K 5.7K 47
[ė°©ķƒ„ģ†Œė…„ė‹Ø x ģ „ģ •źµ­] Ini adalah kisah tentang kerinduan seseorang pada sebuah kebahagiaan. Mengenai bagaimana dirinya menjalani kesunyian hatinya dan tentan...
1.6M 92.2K 61
Highest Ranking : 2 in Fantasy Bagaimana jika kehidupanmu yang awalnya biasa-biasa saja menjadi berubah karena bertemu laki-laki aneh yang mengaku ba...
543K 41.1K 40
Lalita seorang werewolf tangguh yang di anugrahi serigala putih dalam legenda yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Beban berat yang ia paks...