Aurakham (Aurora & Arkham) [E...

By Diahsulia

1.4M 114K 9.1K

Aurora Nafeeza Zahra, gadis dengan sejuta sifat yang mampu membuat semua orang geleng-geleng kepala. Gadis de... More

1. Kesialan Aurora
2. Drakula ganteng
3. Bertemu musuh
4. Motik di sita
5. Motor baru dari Arkhan
6. Jambu air
7. Hukuman untuk Aurora
8. Cinta itu fitrah
9. Novel yang terancam merantau
10. Aurora dan preman pasar
11. Bukan Agustus!
12. Sisi lain dari Aurora
13. Pingsan
14. Kamar calon suami?
15. Latto-latto meresahkan
16. Idaman Aurora
17. Segitiga?
18. Pemanis alami
19. Surat cinta
20. Surat atau cinta yang menyasar?
21. Character visuals
22. Gelang bikin salting
23. Buah atau sayur?
24. Phobia cacing?
25. Secara kekeluargaan bukan berkeluarga
27. Marilah Rora
28. Tampan
29. Ha? menikah?
30. Anjing jadi saksi?
31. Khitbah bukan khutbah!
32. Masa depan ada di depan mata?
33. Jalur restu numpang lewat
34. Suatu kemustahilan
35. Rasa Melati
36. Pernikahan unik?
37. Perubahan Arkham
38. Sah jadi menantu
39. Rebutan ranjang
40. Sunnah
41. Cemburu?
42. Salonpas?
43. Vampir?
44. Bukan modus
45. Alex pamit
46. Ulang tahun terburuk?
47. Kesepian
48. Gengsi setinggi langit
49. Ingin meminta maaf
50. Cinta dibalik kata maaf
51. Penyakit jantung
52. Tidak bisa jauh-jauh
53. Ora supra ora mesra
54. Tebak-tebakan membuat baper
55. Malam zafaf
56. Nyobain merek shampo
57. Kembalinya Alex
58. Hitam bukan gosong
59. Berita buruk
60. Kesadaran Alex
61. Kesialan Rizal dan Alex
62. Hilang tanpa bilang
63. Kesedihan Syifa
64. Jengkol dan pete berpisah
65. Suami untuk Syifa?
66. Kecelakaan Syifa
67. Operasi penyelamatan
68. Rumah baru Syifa
69. Kehilangan sesuatu yang diharapkan
70. Menerima sebuah kenyataan
71. Pergi ke Jakarta
72. Berpamitan
73. Pesan yang berarti
74. Kehidupan baru
75. Suatu kebahagiaan
76. Altaf jadi korban
77. Suatu kebetulan
78. Launching baby A?
79. Mawar untuk orang yang di sayang
80. Ending
Info

26. Sandal kiyowo

16.1K 1.3K 70
By Diahsulia

Assalamualaikum semuanya 💙

Bagaimana kabarnya hari ini🥰?

Bunnes mau update nih.....🥰
Ada yang nungguin kah?

Plagiat diharapkan segera minggat 🙏

~SELAMAT MEMBACA~


"Jadi istri lo?"

Satu kalimat yang keluar dari lisan Aurora mampu membuat Arkham terdiam sejenak, lelaki yang menyandang sebagai Gus di pondok pesantren Annajah itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berbeda dengan Aurora yang menahan senyumnya karena melihat mimik wajah Arkham yang menggemaskan, dirinya bisa melihat jelas bagaimana pria itu menahan salah tingkah nya memalui pipinya yang kemerah-merahan.

"Kenapa? Salting lagi?" Tanya Aurora menopang wajahnya dengan tangan nya.

"Salting? Sama modelan seperti sampean?" Tanya Arkham mengerutkan keningnya, dan di balas anggukan kecil dari Aurora.
"Halu dulu, kalau berharap saya bisa salting, assalamualaikum."

Arkham melenggang pergi meninggalkan Aurora yang berada di teras ruang Astatidz, dari kejauhan punggung Arkham menghilang dari tembok. Dirinya membuang nafasnya panjang dan menghembuskan nya perlahan.

"Waalaikumsalam," balas Aurora menahan senyumnya. "Mulut lo memang bilang nggak salting, tapi raut wajah lo nggak bisa bohong." Gumam Aurora lirih.

Tidak ingin berlama-lama di teras, Aurora memutuskan untuk kembali ke asrama putri dan mengerjakan ibadah sholat Dzuhur yang tadi sempat tertinggal. Baru setelahnya Aurora akan menjalankan hukuman yang setiap hari membuat Aurora bosan menjalankan nya, namun tidak ada pilihan lain selain mengerjakan nya dari pada Syehan harus turun tangan.

Di tempat lain Arkham berjalan menyusuri jalanan setapak yang menuju ke masjid, karena kata-kata dari lisan Aurora tadi membuat Arkham membutuhkan siraman rohani di kepalanya. Entah kenapa kata-kata manis dari Aurora menari-nari di dalam otaknya, yang membuat Arkham terus-menerus mengucapkan kalimat istighfar.

"Assalamualaikum Gus."

Langkah kaki Arkham terhenti tatkala dirinya hampir menabrak Melati, gadis dengan senyuman manisnya itu menyapa Arkham.

"Waalaikumsalam Ti, ada apa?" Tanya Arkham menundukkan kepalanya, begitupun dengan Melati yang merasa malu.

"Anu, mau ngasih ini." Melati menyodorkan sebuah paper bag hitam yang berukuran kecil di hadapan Arkham, membuat Arkham mengangkat kepalanya dan mengerutkan keningnya bingung.

"Ini apa?" Tanya Arkham membiarkan paper bag itu mengambang di udara.

"Ini parfum," balas Melati gugup, dirinya merasakan degup jantungnya berdetak tidak karuan saat melihat wajah Arkham.

Arkham lagi-lagi tidak paham dengan maksud dari perkataan Melati, untuk apa gadis tersebut memberikannya sebuah parfum?

"Untuk?"

"Untuk Gus, sebagai seorang ungkapkan terima kasih karena sudah menjadi seseorang yang sangat di kagumi." Papar Melati, tangan nya masih mengambang di udara karena Arkham tak kunjung meraihnya.

"Kagumi?" Beo Arkham tidak paham dengan maksud perkataan dari Melati barusan.

Tercetak jelas raut wajah Melati yang panik, tanpa menunggu Arkham menerima pemberian nya Melati meletakkan paper bag tersebut di telapak tangan Arkham yang membuat Arkham terkejut karena ulah Melati yang tiba-tiba memberikan paper bag tersebut.

"Ini untuk Gus, saya pamit assalamualaikum." Ujar Melati segera melenggang pergi tanpa menunggu jawaban salam dari Arkham.

"Waalaikumsalam."

Arkham dibuat cengo, ia melihat ke arah paper bag berukuran kecil itu. Dan melihat kepergian Melati yang berlari menjauh darinya menuju ke asrama. Tidak ingin melihat pemberian dari Melati di dalam paper bag tersebut, Arkham memilih menuju ke masjid karena saat ini kebersihan pikiran dan rohani nya jauh lebih penting. Itu semua karena Aurora tentunya, virus gombalan maut dari Aurora membuat Arkham harus perbanyak muhasabah diri.

Aurora melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, dirinya menghirup udara di siang hari ini. Setelah menunaikan ibadah sholat Dzuhur di kamar nya, ia harus bersiap-siap untuk menjalankan hukuman. Apa lagi kalau bukan berdiri di tengah lapangan di siang bolong seperti ini, terlebih lagi sinar matahari sangat menyengat kulit. Tidak ingin terlihat lemah, Aurora segera menuju ke area lapangan belakang pondok pesantren.

Hentakan kaki Aurora berhenti di padang rumput, lapangan hijau dimana terdapat rerumputan yang terpapar sinar matahari. Belum apa-apa Aurora sudah merasa ingin pulang ke asrama saat ini juga, bagaimana tidak? Di siang bolong seperti ini dirinya justru berdiri di bawah sinar matahari sedangkan kondisi lapangan saat ini sangat sepi.

"Gila, ini gue bisa jadi ikan asin lama-lama." Gerutu Aurora menyipitkan matanya melihat ke segala sudut lapangan. Sepi, hanya itu yang dirasakan oleh Aurora. Wajar saja semua orang sedang menjalankan kegiatannya masing-masing, dan tentunya juga Aurora yang menjalankan kegiatannya yaitu hukuman.

Tidak ingin membuang-buang waktu yang sama sekali tidak penting, Aurora memutuskan untuk berdiri tegak ditemani dengan sebuah buku yang dibawa nya tadi.

Satu jam kemudian...

Aurora merasakan keringat terus mengucur membasahi hijab pashmina miliknya, satu jam lamanya dirinya berdiri di bawah terik matahari membuat tubuh Aurora ingin ambruk seketika.

"Rora, lo harus kuat! Bisa-bisa drakula hukum gue lagi, satu jam lagi hukuman lo selesai." Lirih Aurora mencoba tetap kuat, walaupun Aurora juga tidak yakin akan yang dikatakan nya.

Dari kejauhan Arkham bisa melihat kegigihan Aurora yang masih bertahan di bawah sinar matahari, perempuan yang membuat nya sholat taubat itu tengah berdiri kokoh di tengah lapangan.

Setelah menunaikan ibadah sholat Dzuhur, Arkham memutuskan menuju ke lapangan. Dan di sinilah dia saat ini, dimana dirinya bisa melihat Aurora tengah berdiri tanpa lunglai sedikitpun.

"Perempuan aneh," lirih Arkham tersenyum tipis. "Astaghfirullah, kok senyum? Ini sampean kenapa to Kham?" Sambung Arkham mengusap wajahnya kasar.

"G-gue mau pingsan," lirih Aurora dengan suara hambar, penglihatannya mulai buram. "Apa...gue pura-pura pingsan aja ya? Biar ada yang nolongin terus selesai deh hukuman nya."

Sebuah ide yang sangat aneh terlintas di pikiran Aurora, gadis itu mengukir senyum tipisnya. Aurora mendongakkan kepalanya melihat ke arah sinar matahari yang menyengat kulitnya.

"Nih matahari nggak bisa ngeluarin dingin gitu? Panas terus, sekali-kali kek matahari keluar udara dingin." Gerutu Aurora berdecak sebal.

Arkham yang melihat tingkah Aurora dari kejauhan hanya mampu terkekeh ringan, entah kenapa Arkham melihat Aurora adalah gadis aneh dan unik. Jika kebanyakan santriwati di sini mengedepankan rasa gengsi dan malu namun berbeda dengan Aurora. Gadis tersebut terlihat apa adanya.

"Astaghfirullah Arkham, kenapa mikirin Aurora? Istighfar kamu!" Sentak Arkham mengusap dadanya.

Aurora menghela nafasnya panjang, satu jam setengah dirinya berdiri di lapangan. Membuat tubuh Aurora lemas, padahal beberapa menit lagi kumandang adzan ashar terdengar yang artinya hukuman Aurora telah usai. Namun apa daya jika saat ini Aurora sudah hampir ambruk.

"G-gue nggak kuat, mau pingsan aja lah siapa tahu ada yang nolongin. Pangeran ganteng gitu." Lirih Aurora memejamkan matanya sejenak, merasakan rasa pusing menyeruak di kepalanya yang terasa panas.

"Tiga," ujar Aurora mulai menghitung mundur.

"Dua..."

"Satu..."

Bruk!

"Aduh!" Pekik Aurora memejamkan matanya namun dirinya tidak merasakan sakit sama sekali bahkan ia tidak jatuh ke rerumputan. Silau matahari membuat penglihatan Aurora buram, di hadapannya kini hanya berjarak beberapa cm saja Aurora melihat lelaki.

"Lo nggak papa?"

Alex, laki-laki yang saat ini menangkap tubuh Aurora agar tidak terjatuh itu. Membuat Aurora membulatkan matanya lebar-lebar, dirinya berdecak sebal karena apa yang di harapkan nya tidak sesuai realita.

"Kok lo yang nangkap? Gue pengennya pangeran ganteng bukan pangeran sekoteng kayak lo!" Kesal Aurora yang masih berada di ambang udara.

"Ck, lo gue tolongin bukannya terimakasih malah kebanyakan cing cong." Sungut Alex memutar bola matanya malas.

"Ya gue pengennya di tangkap pangeran, tapi bukan lo pete!" Kesal Aurora. "Turunin gue!" Sambungnya dengan menekan kata-katanya.

Bruk!

"AWWW, SAKIT!" Pekik Aurora memegang bokong dan pinggulnya yang terasa sakit dan nyeri, dirinya melihat ke arah Alex yang menepuk-nepuk tangan nya seperti membersihkan debu di telapak tangannya.

"Udah gue turunin," balas Alex santai.

"Ya nggak perlu di jatuhin juga pete! Ini bokong sama pinggul gue sakit gara-gara lo, kurang ajar lo!" Sungut Aurora mencoba bangkit dari terpuruknya.

"Gimana sih mau lo, tadi lo minta di turunin kan? Terus gue turunin lo protes, memangnya cowok itu selalu salah dan perempuan selalu benar." Decih Alex dengan geleng-geleng kepala.

Aurora berhasil bangkit dari tempat terpuruknya, ia menatap tajam ke arah manik mata milik Alex. Lelaki yang sehari-hari membuat Aurora darah tinggi itu tengah menatap santai ke arahnya.

"Ya nggak di jatuhin juga kan bisa! Kalau tulang ekor gue patah gimana? Lo mau tanggung jawab!?" Pekik Aurora dengan tatapan bak belati.

"Tinggal di ganti tulang iga sapi, atau kalau perlu pakai kawat bangunan." Balas Alex santai, seketika Aurora menganga lebar karena ucapan yang keluar dari mulut Alex.

Plak!

Plak!

Pukulan di lengan Alex tidak dapat dihindarkan, Aurora mendaratkan pukulan itu di lengan Alex untuk meluapkan semua rasa kesalnya.

"Aduh gila lo! Lo pikir badan gue kasur? Seenaknya lo pukul?" Alex meringis karena pukulan dari Aurora.

"Nggak peduli, itu hukuman buat kata-kata lo barusan!"

Dari kejauhan Arkham yang melihat itu mengepalkan tangannya, dirinya membuang wajahnya ke arah lain karena melihat pemandangan di depannya. Entah kenapa hati Arkham terasa sakit saat Aurora bercengkrama dengan Alex, bukankah sudah menjadi hal biasa kedua insan itu seringkali dilihatnya? Lalu kenapa dengan dirinya yang sekarang?

"Astaghfirullah..."

Arkham mengusap wajahnya kasar, ia menatap tajam ke arah dua insan yang tengah berdiri di lapangan. "Ini kenapa saya cemburu?"

Arkham membuka peci nya dan memejamkan matanya sejenak, seketika dirinya tersadar dengan kalimat terakhirnya. "Hah? Cemburu? Siapa juga yang cemburu, amit-amit." Sambung Arkham memakai kembali peci nya, dan segera melenggang pergi.

Aduh Gus... kalau mau cembuyuuuu, cembuyuuuu aja kali nggak usah gengsi...

Aurora menundukkan kepalanya karena melihat sandal jepit swallow milik Alex, lelaki tersebut memakai sandal yang sangat membuat perhatian Aurora teralihkan. Bukan karena merek sandal nya, akan tetapi karena ukiran di sandal tersebut.

"Lepas," pinta Aurora menatap mata Alex.

Seketika Alex memeluk tubuhnya sendiri karena ucapan dari Aurora barusan, dirinya menatap Aurora dengan terkejut dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak! Lo mau mesum ya? Gue ini masih bersegel ya, nggak murahan jangan mentang-mentang ini tempat sepi lo mau macam-macam sama gue!" Pekik Alex memeluk tubuhnya sendiri.

Aurora menghela nafasnya panjang karena ucapan nyeleneh darinya Alex barusan.

"Shut! Maksud gue sandal lo, pete! Pikiran lo blangsak melulu." Jelas Aurora mampu membuat Alex bernafas dengan lega.

"Oh, makanya bilang dari tadi!" Balas Alex.

"Dih, pikiran lo aja tuh yang kotor, perlu di sikat sama sikat WC." Balas Aurora memutar bola matanya malas.

Alex melepaskan sandal jepit nya, dan di situlah mata Aurora berbinar-binar karena melihat sebuah ukiran indah yang tercetak di sandal tersebut.

"DORAEMON!!! SANDAL NYA KIYOWO!!!" Teriak Aurora dengan antusiasnya, mampu membuat Alex menutup telinganya yang terasa pengang.

"Mulut lo berisik banget!" Pekik Alex mengusap-usap kedua telinga nya.

Aurora tidak menghiraukan cibiran dari Alex, dirinya segera melepaskan sandal miliknya dan memakai sandal jepit tersebut dengan senyuman yang mengembang sempurna.

"Nih tukeran sama sandal gue, gue nggak nyaman pakai sandal ini." Ujar Aurora menyodorkan sandal miliknya di depan kaki Alex.

Dagu Alex ingin merosot seketika karena melihat sandal milik Aurora, bagaimana tidak? Dirinya harus memakai sandal berwarna pink di pondok pesantren ini? Apalagi itu bukanlah sandal jepit. Melainkan sandal wanita.

"Lo gila apa stress?"


"Gue waras," balas Aurora tanpa dosa sedikitpun.













Bersambung...





Terimakasih atas kunjungan kalian 😍

Gimana eps ini?

Kira-kira kapal siapa yang akan mendarat nih? Bantu jawab di komentar yuk 🥰

Tim Aurakham (Aurora & Arkham)...?

Tim Melkham (Melati & Arkham)...?

Apa Tim Alrora (Alex & Aurora)...?

Yuk di balas😍

Vote nya hayooo 🙂

Komentar nya juga nih🥲

Next 🤔?

Wassalamu'alaikum 💙💙💙

Continue Reading

You'll Also Like

118K 7.6K 23
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...
1.3M 84.2K 67
CHAPTER LENGKAP! Difollow dulu sebelum baca ya! Judul sebelumnya: KHAIRA Cerita ini belum terbit sama sekali‼️ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ Bagaimana...
737K 79.2K 42
Bagaimana jadi nya ketika dua insan saling menjaga dalam setiap doa nya? Dua manusia yang saling mencintai dalam diam namun bicara terang terangan k...
STRANGER By yanjah

General Fiction

275K 31.3K 36
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...