SEPHILE

By umiimasrifah

698 127 26

"Maksudmu, kamu direktur di perusahaan Gala Trisaka Hoshmunt?" tanya Elnara ketika mendengar laki-laki didepa... More

Blurb
Part 1 - Jalan Cerita Nara
Berlogika atau tidak waras?
Terjebak?
Nara menghilang
Undangan acara makan
Kenyataan Akara
Tujuan Aylar dan Akara
Apa Nara menerima lamaran Aylar?
Jika nanti masa lalu mengubah ekspektasiku tentangmu
Kinar dan Akara dinner

Usaha menghindari Aylar

48 12 5
By umiimasrifah

Nara memasuki ruangan kerjanya, disana sudah ada beberapa OB yang sibuk menyiapkan beberapa makanan dan camilan.

"Mau ada apa ini, Mbak?" tanya Nara pada salah satu teman kantornya bernama Aiyla.

"Siang ini ada meeting sama cabang, Pak Aylar juga datang. Nanti kamu aku kenalin sama Pak Aylar ya." Jawab Aiyla yang membuat Nara langsung terbelalak.

Bagaimana iniiii?

"Raaa..." Aiyla menyadarkan perempuan itu yang tiba-tiba mematung dengan mata yang membelalak dan mulut yang menganga. Disclaimer; jangan dibayangkan.

"Oh iya Mbak, iya.." Nara memperbaiki sikapnya agar tidak ada yang curiga.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya ditempat parkir perusahaan milik Aylar. Laki-laki itu datang pagi-pagi untuk breefing sebelum meeting dengan cabang.

Semuanya mempersiapkan diri hanya untuk hormat dan mengucapkan selamat pagi pada laki-laki itu. Sudah menjadi peraturan dan harus berjalan sesuai keinginannya. Aylar dikenal atasan yang perfeksionis dan high achiever, berbanding terbalik ketika ia sedang mengejar Nara.

"Pak, tungguu.. sepertinya saya pernah liat motor ini." Ucap driver ketika melewati parkiran motor, dan yang sedang dilihatnya adalah motor Nara.

Aylar menoleh sebentar untuk melihat lalu pandangannya kembali lurus kedepan. "Itu nggak penting,  Hendraa.." jawabnya sembari terus melangkah memasuki halaman kantor.

Sedangkan pria itu hanya menghembuskan nafas kasar, ia sudah biasa menghadapi sikap atasannya tersebut. Tapi kali ini harusnya Aylar mendengarkannya.

***

"Selamat pagi semuanya." Ucap Aylar memasuki ruangan untuk mengucapkan selamat pagi, juga menandakan bahwa ia sudah kembali, dan akan merecoki para karyawannya.

"Pagi, Pak.." Jawab beberapa karyawan, termasuk Nara. Ia mensejajarkan tubuhnya dibalik Aiyla agar tidak terlihat oleh laki-laki itu, jantungnya berpacu seperti sedang dikejar-kejar penagih hutang.

Aiyla tiba-tiba memegang tangan Nara dan menariknya, seperti janjinya pagi tadi; ia akan memperkenalkannya pada Aylar. Sedangkan perempuan itu berusaha menahan diri.

"Aiyla, Dinda dan Putra ikut saya ke ruang meeting, saya mau breefing sebentar sebelum meeting dimulai." Ucap Aylar yang membuat Aiyla tadinya sibuk menarik tangan Nara akhirnya melepaskan dan sedikit memperbaiki sikap.

"Sekarang." Ucap Aylar sembari berbalik badan dan menuju ruang meeting.

Nama-nama yang dipanggilnya tadi pun bergegas mengikuti laki-laki itu, begitupun Aiyla sehingga tidak menghiraukan Nara sama sekali.

***

"Tapi aku bawa motor loh," Ucap Nara pada Akara yang sekarang sudah ada didepan perusahaannya untuk menjemput perempuan itu.

Entah apa yang terjadi, namun Akara sekarang lebih intens menghubungi Nara dan sangat perhatian, seperti kali ini. Nara pikir hal itu terjadi karena rasa bersalah Akara padanya.

"Gapapa dititipin aja disini, besok aku antar kerjanya. Oke ya? deal, oke." Akara memutuskannya sendiri. "Ayo.."

Nara menatap laki-laki itu, harusnya ia bisa menghargai niat baik Akara. Laki-laki itu sudah berusaha memperbaiki hubungan mereka.

Nara pun tersenyum, "Ayoo.. Tapi bentar, aku bilang ke security dulu ya." Ucapnya menuju ke pos security untuk menitipkan motornya sembari melihat situasi jangan sampai Aylar tiba-tiba keluar, karena laki-laki itu masih belum pulang.

"Pak nitip motor ya, saya dijemput soalnya.." Ucap Nara.

"Dijemput calon suaminya mbak Nara?" tanya salah satu security. Nara pun hanya menjawabnya dengan tersenyum.

Nara pun mengucapkan terima kasih dan segera berbalik menuju Akara yang sudah menunggunya.

Sedangkan dari balik tubuhnya; ada Aylar yang baru keluar dari kantor, sekilas ia melihat Nara dari belakang. Ingatannya langsung tersinkron keterakhir kali ia melihat perempuan itu, dan coba dibandingkan ternyata sangat mirip.

"Itu Nara?" tanyanya pada diri sendiri lalu sedikit berlari untuk menjangkau perempuan itu, tapi ternyata ia sudah tertinggal jauh.

Security yang melihat Aylar berlarian segera keluar dari pos dengan wajah khawatir.

"Pak Aylar kenapa, Pak?" tanya security padanya.

Aylar yang menyadari sikap refleksnya itu berlebihan, segera memperbaikinya.

"Gapapa, saya buru-buru." Jawabnya lalu berjalan seperti biasanya, ia menuju tempat parkir motor karena tiba-tiba ingat ucapan drivernya tadi pagi. Pria itu sempat bilang kalau mengenal motor seseorang.

Dan yaaah, finally. Dia melihat motor yang dipakai oleh Nara saat terakhir dilihatnya. Plat nomor polisinya juga sama. Artinya perempuan itu bekerja diperusahaan miliknya, itu kenapa saat mendengar nama perusahaannya perempuan itu terkejut dan bergegas pulang.

Aylar mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi staff HRDnya.

"Iya sore, saya mau data seluruh nama karyawan yang lama maupun baru. Sekarang ya." Ucapnya tanpa memberi waktu sedikitpun, lalu menutup telepon saat HRDnya menyanggupi.

"Pak, kita kemana sekarang?" tanya drivernya.

"Pulang aja." Jawab Aylar masuk kedalam mobil sembari menunggu data yang dia minta dari HRD.

***

"Raa.." Panggil Akara ketika hening menyelimuti perjalanan mereka.

"Iya Mas?" tanya Nara.

"Kenapa diem aja?" tanya laki-laki itu, karena dulu ketika jalan berdua, Nara lah yang lebih banyak bicara dan aktif bertanya. Tapi kali ini tidak.

"Gapapaa, gatau aja apa yang mau diomongin, Mas." Jawab perempuan itu. "Udah lama banget kita nggak ngobrol." Tambahnya.

Nara masih ingat beberapa masalah yang menimpanya, ketika ia membutuhkan seseorang yang bisa menenangkannya, laki-laki itu malah pergi dan menghiraukannya. Rasa sakit itu masih terasa dan membuat dadanya nyeri.

"Aku minta maaf untuk semua itu, Raa.. Aku nggak ada saat kamu butuh waktu itu." Ucap Akara merasa bersalah.

"Gimana sama Hulya?" tanya Nara yang membuat laki-laki itu sedikit tercekat namun berusaha menenangkan diri.

"Aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia.. percaya aku." Jawab Akara.

"Itu kan versi kamu, aku belum tau menurut Hulya gimana. Bisa aja dia nganggepnya spesial?" Ucap Nara.

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu, Ra?"

"Karna dia masa lalu kamu, Mas." Jawab Nara yang membuat Akara terdiam, antara tidak mau memperpanjang perdebatan juga tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kamu mau mampir beli apa dulu?" tanya Akara mengalihkan pembicaraan.

***

"Ahahahahaha, gilaaak. Ini memang takdir." Aylar tertawa bahagia sampai ia lupa sedang berada dimana.

Aylar baru sadar ketika aktivitas disekelilingnya terhenti dan semua memperhatikan laki-laki itu dengan wajah yang sangat heran.

"Kamu kenapa, Aylar?" tanya seorang wanita yang ada diseberangnya, ia sampai kesulitan untuk menelan makanannya karena heran melihat putranya jadi seperti itu.

"Kamu nggak lupa minum obat kan?" tanya Atalla, adik dari Aylar yang juga pemegang saham diperusahaan Hoshmunt.

Aylar yang menyadari itu lagi-lagi harus memperbaiki sikapnya, ia heran dengan dirinya sendiri yang akhir-akhir ini tidak bisa mengontrol tingkahnya.

Ia pun menghiraukan keluarganya yang masih bertanya-tanya dengan perubahan sikapnya itu, Aylar kembali fokus ke daftar nama karyawan yang dikirimkan oleh HRD padanya. Dan dengan terang didata tersebut tertera nama Elnara Zehra Aiman, perempuan yang akhir-akhir ini sedang dicarinya.

***

Hari berjalan begitu cepat, waktu pun sudah kembali pagi. Dan mood Nara sangat baik kali ini. Karena infonya Aylar tidak datang untuk beberapa hari, laki-laki itu ada dinas luar kota.

Nara akhirnya mengerti kenapa saat masih suka chat, laki-laki itu mengaku sedang diluar kota. Ternyata ia memang sedang dinas, dan yang baru dia tau sekarang dari para teman-temannya, Aylar adalah atasan yang perfeksionis dan angkuh. Sangat-sangat berbanding terbalik dengan Aylar yang ia kenal dari aplikasi dating online.

Nara memasuki ruangannya dengan wajah yang bahagia, senyumnya pun tidak lepas, dia menyapa satu demi satu orang yang dilewatinya. Lingkungan yang sangat sehat menurutnya.

Tapi tidak untuk langkah berikutnya, Nara langsung berhenti dan segera berbalik arah.

"Kok ada Aylar..." Dia terkejut, terheran-heran. Kenapa sepagi ini laki-laki itu sudah datang. Dan juga, bukannya Aylar ada dinas luar kota?

"Loh Raa, mau kemana?" tanya Aiyla yang juga baru datang.

"Eh, mau ke toilet, Mbak.. Bentar." Nara langsung keluar dari ruangan tersebut, dan bersembunyi di toilet.

Namun ia tidak bisa disana terus, Nara harus menyelesaikan pekerjaannya.

Nara punya ide, ia mengambil masker dan memakainya. Nara pun memakai kacamata juga. Supaya laki-laki itu tidak mengenalinya.

Setelah dirasa selesai dan Aylar dipastikan tidak mengenalinya, perempuan itu pun keluar dari toilet.

"Astaghfirullah, ibuukkuuu." Nara sangat terkejut ketika keluar toilet melihat Aylar ada didepannya.

"Ma-maaf, maaf Pak." Ucap Nara sembari menundukkan pandangan. Kenapa laki-laki itu ada disanaaa.

"Sudah ke toiletnya?" tanya Aylar seolah mengenali Nara.

"Eh?" Nara tercekat. Apa secepat itu dia ketahuan.




Continue Reading

You'll Also Like

711K 1.9K 22
WARNING!!! IAM COMEBACK AWASSS BASAHH!! Jangan Dibaca semuanya sesat Sudah ada peringatan!!! kalau bermaksud me-REPORT cerita gw mending skip
580K 80.9K 35
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
582K 55.6K 124
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
907K 70K 51
Alessia terbangun kembali sejak malam dirinya diculik oleh orang yang tidak dikenal. Dirinya bangun di tubuh perempuan yang lebih tua enambelas tahun...