Flower Romance [End]

De Peopeow_

1.2M 98.2K 2.6K

Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karen... Mai multe

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Bab 50 (END)
Extra Part
Cerita baruu
Extra part 1
Ekstra part 2

1

88.4K 3.4K 30
De Peopeow_

Halooo ketemu lagi di lapak baru Peony, semoga suka...
Seperti biasa, tandai jika ada kesalahan

~Happy Reading~

Sudah dua keranjang oleh-oleh yang dia bawa, kembali berfikir apa lagi yang kurang dan siapa lagi yang belum masuk dalam list mendapat oleh-oleh ini. Karena ini terakhir kali sebelum dia menetap di rumah, jadi harus benar-benar selesai karena mungkin akan lama sekali tidak kembali ke kota besar ini.

Meta membawa dua keranjang penuh oleh-oleh itu ke kasir untuk membayar, lalu segera kembali ke kost-kosan. 

Menghela nafas melihat bawaanya untuk pulang esok hari,"Untung sebagian udah ku kirim ke rumah." 

Maklum saja, sudah 3 tahun dia bekerja di sebuah perusahaan di kota ini, dan tahun ini memutuskan untuk resign dengan alasan ingin menemani orang tua di desa, karena sang adik berhasil di terima di universitas yang mengharuskan untuk merantau.

Meta segera merebahkan diri setelah memastikan semuanya siap untuk esok hari, karena keberangkatan bus adalah jam 6 pagi yang berarti dia harus berangkat dari kost 40 menit sebelumnya.

Pagi atau lebih tepatnya fajar berikutnya, Meta mengenakan sweater nya keluar kost dengan barang-barang bawaanya, mobil online sewaan dari salah satu aplikasi sudah menunggu di depan gerbang.

"Mau pulang kampung ya mbak?"Driver mobil online nya berinisiatif membantu memasukan barang-barang Meta.

Gadis itu tersenyum,"Iya pak."

Mobil mereka melaju menuju terminal bus,"Tumben loh mendekati ramadhan udah pulang, biasanya anak rantau kayak mbak nya pulangnya mesti mepet lebaran."

Meta lagi-lagi tersenyum, biasanya kantor-kantor akan libur beberapa hari sebelum lebaran, begitupun dengan kantor Meta,"Ini pulang permanent pak, minggu lalu saya resign."

"Oooo, udah kerja di kota ini berapa lama mbak?" Jalanan kota besar ini bahkan masih ramai di jam se-pagi sekarang, rasanya tidak pernah mati dan sepi.

"Udah 3 tahun an pak." Mungkin Meta akan merindukan kota ini yang sudah seperti rumah ke-dua baginya, dan juga kota impiannya yang berhasil dia tinggali.

"Lama juga ya, semoga sukses juga di kampung halaman mbak," pesan lelaki paruh baya sebagai driver nya pagi ini, ketika mereka sampai di terminal dan menurunkan barang-barang kembali.

"Iya pak, makasih pak." Meta tersenyum melihat mobil dan driver nya menjauh dari tempatnya berdiri.

Setelah menunggu lebih lama sekitar 5 menit, akhirnya bus berangkat meninggalkan terminal. Langit sudah mulai berubah warna semakin merona, menyambut hari baru untuk semua orang yang mau tak mau harus menghadapi hal baru.

Meta mencoret-coret di layar tabletnya sembari memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah pulang nanti, tabungannya tentu semakin lama akan terus berkurang jika dia tidak memiliki pemasukan, beberapa hari ini dia sudah mencoba mencari lowongan kerja dan mungkin nanti sampainya di rumah dia akan berunding lagi dengan orang tuanya.

Merantau dan pulang ke rumah adalah dua keputusan besar, ingat sekali dulu orang tuanya yang tidak pernah mengizinkan Meta jauh dari mereka, akhirnya memutuskan melepaskan satu-satunya anak gadis nya merantau ke luar kota.

"Mbak, kalau mau ambil tawaran kerja yang mbak bilang kemarin nggak apa-apa kok." Sebagai fresh graduate Meta memang melamar ke beberapa tempat, dan kebetulan dia mendapat jawaban dari salah satu perusahaan di luar kota.

Meta menatap ibu nya heran,"Beneran?" Pasalnya orang tuanya put tidak mengizinkannya kuliah merantau jauh dari rumah, dan tiba-tiba saja mengizinkannya bekerja jauh sekali.

"Iya, toh masih ada Arya yang nemenin bapak sama ibu di rumah." Ah iya, adiknya yang baru memasuki jenjang pendidikan SMA itu pasti sudah cukup dewasa menjaga kedua orang tuanya di rumah.

Lagi-lagi Meta memasang wajah bingung,"Kamu lagi deket sama Bima?" Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu? dan se-ingatnya dia tidak pernah bercerita sedang dekat dengan siapa.

"Temen biasa bu, kan kemarin satu SMA sama kampus, jadi sempet ketemu lagi pas sosialisasi kampus di SMA."  Bima di kampung ini hanya ada satu, temannya sejak SMA dan sebenarnya memang tidak ada kedekatan khusus menurut Meta.

"Yaudah deh, bagus." Si ibu ini suka aneh sekali, tiba-tiba memberi pertanyaan random dan sekarang pergi meninggalkan Meta sendiri di ruang tamu.

'Kenapa sih?'

Dan pertanyaan di otak Meta saat itu akhirnya terjawab ketika temannya yang datang ke rumah untuk mengambil pesanan kue menanyakan sesuatu.

Bukanya langsung pulang, gadis di hadapan Meta itu malah memulai gosip di pagi hari,"Eh kamu jadi omongan satu kampung tau?" 

"Lah kenapa?" Perasaan dirinya tidak pernah berulah, setiap hari hanya di rumah memasak kue dan desert kalaupun keluar hanya membeli bahan atau sesekali berkegiatan di kebun samping rumah.

"Hem, dari gelagatmu yang santai aja udah aku tebak pasti nggak tau." Meta berdecak, lama sekali basa-basinya.

"Apa sih?" Demi apapun semenjak dulu dia hanya pulang dan pergi sekolah juga kuliah, lalu setelah lulus beberapa bulan lalu semakin jarang keluar.

Nilna -gadis yang bersama Meta- menepuk bahu Meta,"Itu banyak yang bilang kamu ngerebut Bima dari Mery."

Mak deg mak tratap, ngerebut? "Loh? ngerebut apa?"

"Pokoknya katanya kamu masih deket sama Bima sedangkan si Bima mau tunangan sama Mery." Nilna mengusap bahu Meta supaya tenang, wajah temannya terlihat kaget.

Demi apapun, bahkan mereka jarang sekali bertukar pesan, dan saling simpan nomor kontak karena teman lama saja, kalau mereka sebatas penonton story whatsapp lalu titik merebut nya dari mana?

Belum lagi budhe dan buleknya yang datang ke rumah di sore hari,"Ngalah aja mbak Meta, Mery sama mas Bima kan sama-sama anak orang terpandang di desa, yang namanya jodoh kalau bisa yang setara."

Meta menggaruk tengkuknya bingung, bukan masalah setara, masalahnya adalah dia sama sekali tidak merasa dekat dengan Bima seperti yang di bicarakan,"Duh bude, sebenarnya Meta nggak tau apa-apa."

"Nggak tau mas Bima dan Mery di jodohkan dan mau tunangan?" Itu juga sih, tetapi pointnya bukan itu.

"Nggak tau kenapa Meta di bilang deket sama Bima, padahal chat saja terakhir satu tahun lalu kebutuhan kuliah." Ketiga orang di ruang tamu, termasuk ibu Meta pun sama bingungnya, entah dari mana sumber gosip yang bahkan jauh sekali dari  kenyataan.

"Makanya kamu ke luar kota aja nggak apa-apa, daripada denger omongan orang." Sekarang alasan orang tuanya memberi keputusan sudah jelas, 

"Duh budhe aja ikut sakit hati denger omongan-omongan warga." Meta lagi-lagi menghela nafas, memang kejadian ini cukup mengesalkan, Meta masih bisa baik-baik saja tetapi nama orang tuanya pasti terseret sekarang.

Sebuah notifikasi  chat memasuki smartphone Meta, dan membuat gadis itu tersenyum sinis

 Bima

Maaf ya Meta kalau apa yang terdengar di telinga kamu dan keluarga pasti mengganggu, aku yang bakal lurusin semua ke warga nanti🙏🏼

Sekali lagi aku minta maaf🙏🏼

iy

Lelaki itu harus benar-benar membersihkan namanya, dengan meminta maaf berarti lelaki itu tau betul akar masalahnya dan menyesali yang terjadi. Tetapi tetap saja rasanya begitu menyebalkan apalagi ketika tau penyebab dari semuanya adalah perasaan Bima terhadap Meta, pantas saja beberapa kali berpapasan dengan Mery wajah gadis itu tampak tidak menyenangkan.

Dan Meta dengar tahun kemarin Bima dengan Mery melakukan prosesi pernikahan, dan tahun ini akan segera melahirkan anak pertama. Sama seperti saat memutuskan pergi, Meta harus siap menghadapi apa yang akan terjadi nanti.

Bersambung...
Gimana first impresion ke cerita ini? lanjut gak nih?
Untuk visual belum nemu siapa yang cocok nih, dan judul pun masih ragu wkwk tapi dah kangen nulis huhuuu
Salam

Kuncup Peony 🌷

Continuă lectura

O să-ți placă și

792K 65K 56
"Kamu adalah buku yang sudah selesai aku baca dan aku tidak tertarik untuk menyimpannya kembali. Dulu aku sangat bersemangat ketika melihat sampulmu...
28.8K 2.1K 42
"Sa," ucap Xabiru yang membuat gadis di hadapannya itu mendongakkan kepala dan menatapnya. "Kenapa?" "Kamu mau nggak, jadi anggota kartu keluargaku?"...
1.6K 170 10
[lokal fiction] Berawal dari tawaran untuk memenangkan hadiah uang 100 miliar mengubah mereka menjadi keluarga.
764K 34.7K 42
Kami bersama bukan karena saling menyayangi. Kami menikah bukan karena kami saling mencintai tapi karena kami berada di takdir yang sama, sama-sama m...