"hanya karna seseorang punya kesalahan di masa lalu, bukan berarti semua yg dia lakukan saat ini itu salah di mata mu."
~author
Kini Fajri dan Gilang mereka telah sampai di rumah itu, dengan langkah yang berat mereka mendekati pintu masuknya.
"Wah,,, ternyata aji pulang fik" Ucap zweitson kegirangan mereka masih mengikuti dua orang itu sampai mereka menuju ke sebuah rumah
"Wah,, benar berarti udah clear dong masalahnya" Balas fiki dan diangguki zweitson
Mereka mulai mengetuk pintu rumah itu, dan tak lama keluar lah pria berkulit putih yang tak lain ialah fenly.
"Hm, datang juga lo" Jawabnya datar
"Minggir kak, gue mau masuk" Ucapnya ingin melangkah mendahului tapi ditahan fenly
"Ingat ya, ngak usah cari perhatian, ngak usah sok didepan kak shandy" Ucap fenly yang menyanyat hati
Gilang yang mendengar berusaha untuk menahan emosi, dan tidak ingin ikut campur selagi masih bisa ditangani fajri.
"Jadi,,, gue boleh masuk apa ngak ni" Ucap fajri menantang
Akhirnya dengan berat hati fenly mempersilahkan fajri masuk diikuti gilang tentunya.
Ia berjalan menuju kamar yang sudah pasti itu kamar abg nya.
"Assalamu'alaikum, " Ucapnya masuk kamar
"Wa'alaikum sal_" Jawab Shandy tapi terpotong karna terkejut akan suara yang sangat familiar itu
"Fa_ fajri" Ucap Shandy antusias dan bangkit dari tidurnya untuk menyambut adiknya itu, tapi dengan cepat fajri menghampirinya karena melihat kondisi abangnya yang lemah itu
"Jawab dulu atuh salamnya" Balas fajri lalu duduk ditepi kasur abangnya
Gilang yang melihat itu memutuskan untuk keluar, tidak lupa ia menarik fenly juga, karna dia tahu kalau abang adik itu ingin mengobrol berdua dan saling melepas kangen
****
Diluar rumah ternyata masih ada Fiki dan zweitson yg trus memantau fajri
"Aduh,,, kita pulang atau masuk ni fik" Tanya Zweitson yang gerah dari persembunyian nya.
"Pulang aja kayaknya son, ngak enak ganggu mereka, kan pasti mereka lagi melepas rindu satu sama lain" Jelas fiki diangguki Zweitson
Dan pada akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang dengan rasa lega dan tidak cemas lagi akan sahabatnya ini
***
^Di ruang tamu^
"Ck, apaan sih lang, narik-narik gue, gue mau mantau tu bocah caper" Ucap fenly kesal
"Lo disini niatnya mau minta tolong apa engak sih, masih syukur dia mau kesini nemuin kakak lo, kalau enggak lo bisa apa? " Balas gilang sesuai fakta
"Gue ngak minta tolong dia aja yang sadar diri karna slalu nyusahin orang" Balas fenly yang mebuat gilang menarik nafas dalamnya
"Oh ya, BTW lo nemuin tu bocah dimana? " Tanya fenly mulai serius
Gilang terdiam apa alasan yang harus ia berikan terhadap temannya ini
Akhirnya dengan berat hati, gilang memberanikan diri untuk memberitahu.
"Dia tinggal bareng gue" Jawab gilang
"Ha!! Bareng lo kok bisa, lo teman gue apa bukan sih" Balas fenly ngak terima
"Emang kalau gue teman lo, itu berarti sudah sepantasnya gue nolongin adek lo" Jawab gilang
*****
Di kamar, Shandy dan fajri mendengar suara fenly dan Gilang yg sedang adu bacot
"Eh itu, bang lang kenapa ya, kok kenceng benar suaranya, kayak lagi emosi" Ucap fajri bingung
"Yaudah kalau gitu, kita liat kebawah, lagi pula abang pengen makan bareng aji dibawab" Jelas Shandy dan diangguki aji.
Mereka berjalan keluar dengan Shandy yang dipapah fajri
"Lo tahu kan, kalau gue ngak suka sama anak itu, jadi biar dia menderita, trus lo ngapain nolongin dia" Balas fenly penuh penekanan
"Menderita? Emang dia belum cukup menderita apa ha! Dia udah banyak menderita fen, dan lo yang memulai penderitaannya" Ucap gilang mengeluarkan seluruh keluh kesah nya
"Maksud lo apa ha! " Tanya fenly menantang
"Lo lupa? Lo yang bikin dia mengalami sakit dan bahkan penyakitnya udah hampir parah, karna lo yang membuat dia minum alkohol melebihi dasar kewajaran yang hanya bisa ditampung olehnya" Ucap gilang makin emosi
"Hm, iya emang gue yang bikin dia minum sebanyak itu, dan itu emang menjadi hukum dari gue buat dia" Jawab fenly jujur dan keceplosan mungkin
"FENLYY!! " Ucap teriakan dari tangga yaitu Shandy, Shandy yang sudah terbawa emosi langsung mendekat kearahnya, dan satu tamparan melesat kearahnya.
Plakk
"Apa yang lo lakuin fen, kok lo bisa ngelakuin sejauh ini" Ucap Shandy sambil tersengal-sengal nafasnya karna emosi.
"Ini belum jauh, ini ngak ada apa-apa nya sama apa yang telah fen rasakan selama ini kak" Jawab fenly sambil memegangi bekas tamparan itu.
"Lo udah gila ya fen, gue tahu ini bukan urusan gue, tapi karna gue masih punya jiwa kemanusiaan dan rasa simpati terhadap teman, makanya gue pengen lo berubah fen, tanpa ada dendam lagi" Jelas gilang ingin membujuk temanya
"Hm, kalian sama aja, kalian hanya melihat fajri dan fajri, memang dia yang slalu menjadi korban di dunia ini" Ucap fenly yang kecewa
"Fen Lo sadar fen sampai kapan lo dendam sama adek Lo sendiri, Lo lihat Fajri saat Lo menghakimi dia apa dia mengelak dan mencoba membela diri, enggak kan? Dan di saat Lo mau di tusuk sama preman siapa nyelamatin Lo, masih aja Lo musuhin Fajri di saat dia rela berkorban demi lo" ucap Gilang yg sangat geram dengan keluarga ini
Fenly melihat ke arah Fajri dengan muka mulai memerah
"Ini semua gara gara Lo, karna Lo hadir di keluarga gue dan merampas semua kebahagiaan gue, gak cukup perhatian mama papa dan kak Shan Lo ambil, sekarang Lo mau ambil sahabat gue jugak hah?" Ucap fenly makin emosi
"Fenly cuku, Lo gak seharusnya nyalahin Fajri dia gak salah hadir di sini, ini salah Lo sendiri yg tidak mau berdamai dengan keadaan, udah kasian mama yg udah meninggal Lo harus bisa menerima takdir" ucap Shandy
Fajri yang melihat dan mendengar perdebatan itu hanya terdiam kaku, mengapa namanya yang slalu disebut? Kenapa mereka bertengkar tentangnya? Itulah yang berputar diotaknya
Hingga saat fenly sudah mulai tersudutkan ia hanya mematung ditempat, hingga ia merasa pusing dikepalanya.
Pusing yg menjalar disetiap sudut kepalanya, suara ribut yang tidak terdengar jelas lagi, dan pemandangan yang mulai buram, alhasil ia berjalan santai kebawah, supaya saat ia tidak sadar ia sudah ada ditempat datar karna sekarang ia msih dipertengahan tangga
Gilang yg menyadari Fajri yg nampak memegangi kepalanya nya pun kini mencoba menghampiri nya
"Ji Lo gak papa? Kita pulang aja ya" ucap Gilang dan di angguki fajri
"Pulang ke mana apa maksud Lo Lang" ucap shandy yg tak mengerti
"Aji tinggal di rumah gue" ucap gilang yg berterus terang
"Jadi,,,,," belum selesai ia mengucap kan namun tiba-tiba Fajri berteriak
"ARRGHHH,,,,,,," teriak Fajri yg tak tahan dengan nyeri kepala nya
"Ji Lo kenapa, Lo gak papa, apa yg terjadi sebenarnya?" Tanyak shandy
"Udah bg, mending bg shan fokus ke fenly aja kasian dia perlu perhatian, bg shan gak perlu khawatirin aji, aji gak papa" ucap fajri lalu meninggalkan ruangan itu dan melangkah pergi
"Ji, aji,,," panggil shandy yg melihat Fajri mulai keluar dari rumah, mencoba mengejar Fajri namun langkah nya terhenti karna di tahan oleh fenly
"Udah lah kak, biarin dia pergi" ucap fenly
"Lo apa apaan sih fen, jadi selama ini Lo biang kerok di balik aji yg pulang lontang Lantung malam itu" tanyak shandy tak habis Fikir
"Kalau iya emang kenapa? Lo mau benci sama gue kak, ingat ya penderitaan dia tidak sebanding dengan penderitaan gue kak, gue dari kecil yg slalu ngelihat dia di manja sama mama papa bahkan semua kemauan dia di turutin sama mama papa sampai mama pun jadi korban akibat menuruti kemauan nya
"Fen udah, gue bilang udah udah ya
Gak usah sangkut pautkan peristiwa itu dengan Fajri, karna ini murni musibah dan musibah tidak ada yg tau" ucap Shandy lalu kembali ke kamar nya
Entah lah pikiran nya jadi kacau saat ini, melihat Fajri yg tubuh nya sekarang agak lebih kurusan dari pada biasanya, apa Gilang tidak memberinya makanan? Atau malah Fajri yg emng lagi sakit saat ini.
🏀🏀🏀
"Ini menyakitkan, tapi aku baik baik saja. Aku sudah terbiasa dengan semua ini" ~fajri
Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat
Buat ngelanjutin cerita ini, thanks
Collab
ShopieOktapiani