Mafia Kejam Dan Gadis Yang Di...

Von putrimaharani_96

578K 19.6K 170

"Jika kita bertemu lagi... Mungkin itu bisa terhitung takdir..." (Follow dulu sebelum baca yahhh!!!!) Ana dij... Mehr

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
pengumuman
27
28
29
30
31
32
33
34
36
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Extra part 1
Extra part 2
Extra part 3
Extra part 4
Extra part 5 (Selesai)
35
37
38

14

12K 484 0
Von putrimaharani_96

"Eh? Bener An?"

Ana mengangguk dengan senang hati.

"Iya, saya mau menikahi kamu." ucap Ana, Rayyan merasa sangat senang ketika itu. Entah kenapa dirinya merasa kalau ini akan menjadi momen terbaik pertamanya yang tidak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.

Sepulang dari sana Ana menutup pintu kamarnya dan merasa sangat senang, jejingkrakan ke atas kasurnya dan memeluk gulingnya dengan erat.

Bagi Ana itu juga merupakan hari yang cukup berarti baginya, dimana ia mendengar satu dari sekian milyar orang di bumi untuk pertama kalinya mengatakan kalau ia mencintainya.

Ana terus memeluk erat bantalnya. Namun seketika ada telepon masuk di ponselnya. Ia segera menerimanya, ternyata itu nomor kantor negara Indonesia.

Ana masih hafal kalau itu adalah nomor rumah sakit dimana kakaknya dirawat. Dirinya berkata. "Halo, iya. Selamat sore. Betul, dengan saya sendiri."

"Saya ingin menginformasikan kalau kakak anda telah sadar dan kini kondisinya sudah sedikit pulih. Kalau boleh tahu dimana ya keberadaan anda sekarang? Saudara laki-laki anda berkata kalau ia ingin bertemu dengan anda secepatnya."

"Saya sedang berada di China. Apakah saya bisa meminta tolong berikan teleponnya kepada kakak saya?" tanya Ana.

Sang suster pun segera memberikan teleponnya ke Reno.

"Assalamualaikum mas."

"Waalaikumsalam. Kamu ada dimana sekarang?" tanya Reno.

"Aku ada di China mas."

"Hah? Kok kamu bisa ke China? Ngapain disana?" tanya Reno tampak kaget.

"Aku lagi kerja disini, buat bayar hutang aku ke orang mas. Lumayan banyak hutangnya tapi tenang aja, dua bulan lagi aku akan pulang ke Indonesia dan memutuskan untuk kerja disana." ucap Ana.

"Oh gitu, tapi kok kamu bisa punya banyak hutang? Apa jangan-jangan kamu yang menanggung seluruh biaya rumah sakit mas?" tanya Reno.

Ana merasa bingung ingin membalasnya seperti apa, ia merasa tidak enak juga ingin mengatakan itu. "E-eh... Gimana ya."

"Kamu ke China untuk melunasi biaya rumah sakit mas, An?" tanya Reno.

"I-iya, mas. Habisnya aku bingung karena enggak ada pilihan lain. Terus aku terpaksa meminjam uang ke orang dan pada akhirnya aku memaksakan diri untuk bekerja di China guna melunasi hutang itu."

"Kamu minjem ke bank mana? Biar nanti mas yang bayarin setelah mas kembali bekerja."

"Eh, enggak usah mas. Enggak apa-apa. Biar utangnya biar aku bayar setelah 2 bulan aku bekerja disini aja. Lagian mas belum sembuh banget kan?" tanya Ana.

"Tapi kamu gimana disana? Makannya teratur kan? Jaga kesehatan ya disana, jangan sampai sakit. Kalo ada masalah apapun kamu bisa beritahu mas.
Ngomong-ngomong kamu minjem di bank apa?" tanyanya.

Ana sedikit dicecar. "M-minjem... Anu..."

"Bukannya kamu ktpnya ilang ya? Belum diurusin ke kelurahan kan? Kok bisa minjem di bank?" tanyanya heran, Ana semakin bingung mau menjawab apa.

"B-bukan di bank kok. Tapi ada teman yang pinjemin uang." ucapnya.

"Siapa? Teman yang kerja di toko itu?"

"B-bukan..."

"Terus siapa?"

"A-ada pokoknya. Mas aku mau bilang sesuatu." ucap Ana.

"Apa?"

"Aku dilamar sama seseorang." ucap Ana antusias.

"Serius kamu? Siapa orangnya? Orang sana atau TKI disana?"

"TKI mas, dia kerja disini."

"Jadi apa kerjanya?"

"E-eh hehe... Pokoknya intinya dia orang yang kerja hehe."

"Oh gitu. Yaudah, niat mau ke Indonesia jadinya dua bulan lagi nih? Sekalian mau nikahan?" tanya Reno. Ana sedikit malu.

"Ya kali masa iya cepet banget hehe. Mungkin lamaran dulu." ucap Ana.

"Kirain mau nikah duluan baru lamaran."

"Yee dari mana ceritanya kalo begitu hahaha!"

"Yaudah kalo kamu mau kesini bilang ya. Nanti mas tunggu di bandara."

"Yaudah."

"Mas sendiri gimana keadaannya? Udah baikan sekarang?" tanya Ana.

"Udah, sekarang udah mau siap-siap pulang kerumah." balas Reno.

"Oh syukur deh. Alhamdulillah."

"Kamu disana ada uang kan?" tanya Reno.

"Iya ada mas."

"Oh yaudah, mas jadi tenang sekarang." ucap Reno.

"Udah dulu ya mas, aku mau ganti baju dulu. Assalamualaikum." ujar Ana.

"Iya waalaikumsalam."

Ana mematikan teleponnya dan lihat ada chat whatsapp di ponselnya, ia lihat isi chat yang baru saja muncul di layarnya yang terpampang nomor tidak dikenal disana.

"Sore, kamu ada dimana sekarang? -Alcyone"

Tentu itu yang membuat Ana kaget bukan kepalang. Ana tidak menyangka seorang Alcyone berkesempatan untuk chat duluan dirinya.

Ana segera bertanya. "Di rumah, memangnya ada apa ya tuan?"

"Rumah Mayleen kan?" balasnya.

"Enggak tuan, tapi di rumah temannya teman saya. Saya tinggal masih disekitar Beijing. Memang ada apa ya tuan?" balas Ana balik.

"Gak ada." balas Alcyone yang langsung membuat Ana heran. Sebenarnya apa maksud dirinya tiba-tiba menghubungi?

"Kamu bisa ke rumah Mayleen sekarang?" balasnya lagi.

"Ada apa ya tuan?" tanya Ana merasa cemas, khawatir terjadi sesuatu yang disebabkan olehnya.

"Cepat sekarang juga!"

Ana langsung melotot ketika selesai membaca chatnya dan bangkit dengan segera.

Ia ambil tas yang baru ditaruhnya, payung lalu ambil syal dan pamit pada Linda yang sedang sibuk memasak, ijin pergi ke rumah Mayleen.

Ana langsung bergegas keluar dari rumah itu dan menaiki bis disebuah halte.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit didalam bis, akhirnya Ana pun sampai didepan rumah Mayleen.

Dirinya melihat mobil mewah berwarna hitam, yang ia kenali sebagai mobil kepemilikan Alcyone.

Ana mengetuk pintunya, ia sudah disambut oleh Mayleen, dibuka pintunya itu olehnya.

"Loh kak Ana? Kenapa kesini?" tanya Mayleen.

Alcyone yang menyadari kehadirannya itu langsung bangkit dari kursinya dan dekati mereka. Ia langsung berikan satu tangkai bunga mawar pada Mayleen.

"Kamu mau menerima coklat dan bunga ini?" tanya Alcyone, tentu saja membuat Mayleen senang tidak karuan.

Baru akan mengambilnya, Alcyone langsung alihkan coklat dan bunga itu untuk Ana.

"Yaudah kalo gak mau, buat dia saja." ucap Alcyone membuat Ana kaget bukan kepalang.

"Eh?" tidak percaya.
Tentu Mayleen sebal.

"Ih kenapa dikasih ke kak Ana! Huwaaa! Aku juga mauuu!"

"Kamu telat lima detik." ujarnya membuat Mayleen semakin cemberut.
Ana merasa sedikit tidak enak, apakah benar Alcyone masih waras hingga sampai memberikan bunga dan coklat padanya?

"Jangan geer. Ini juga pemberian salah satu penggemar saya." ucap Alcyone yang membuat Ana memakluminya saja dan tidak mencoba untuk membawa perasaannya ketika itu.

Alcyone mendadak terpikir untuk mengembalikan sesuatu padanya, ia langsung mengambil sebuah handbag dan berikan padanya, ternyata handbag itu berisi sebuah syal berwarna merah, tidak lain itu adalah syal miliknya yang waktu itu dipakai untuk membalut lukanya.

Ana benar-benar tidak menyangka kalau Alcyone sampai bisa bersikap seperti ini. Bahkan sampai ingat dengan syal yang pernah dirinya berikan padanya begitu saja.

"E-enggak usah dikembaliin tuan. Lagipula itu kan udah juga udah kotor."

"Sudah dibersihkan."

"I-iya tapi tetap aja, tuan bisa membuangnya kok atau bisa tuan simpan. Untuk tuan aja." ujar Ana.

"Bener? Ini buat saya?" tanya Alcyone.

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

959K 88.7K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.9M 93.2K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
25.3K 1.4K 33
Cerita ini menceritakan tentang wanita yang di nikahi bukan karena CINTA melainkan harapan. Ya, harapan akan sesosok malaikat kecil yang di impikan u...
275K 1.9K 6
SEBAGIAN PART DI PRIVAT, SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU ❤ Blurb Sivya Alinka Pramadipta, seorang gadis yang terjebak akan masa lalu. Rasa cinta kepa...