GIRL CRUSH [book 3 : The Deat...

By kanaraluva

12.2K 1.7K 553

Tidak berhasil mengambil sahabatnya dari gerbong kereta membuat ketiganya tak menyerah untuk mendapatkan Minh... More

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18

9

708 106 35
By kanaraluva

Tidak ada yang bisa Clara harapkan selain bisa memutar waktu. Andai saja kalau dia tidak mengalah dan tetap mengikuti egonya, Clara tidak akan merasakan ditinggalkan. Memang terdengar egois, tetapi hanya itulah yang mampu menyelamatkan sang kekasih.

Tidak peduli bagaimana perjuangan untuk mendapatkan sang kawan dan berhasil membuatnya kembali. Clara belum bisa berdamai dengan pikirannya. Sekarang ini hanya menyesal dan menyesal. Kalau saja dia dapat memaksa Newt untuk menetap bersamanya, kejadian seperti ini tak terjadi. Newt tetap hidup. Semua itu begitu jelas diulang kembali di ingatan Clara. Pikirannya terlalu kalut hingga ketika membuka mata, gadis itu segera beranjak berdiri dengan panik, membuat semua orang disekitar menahannya.

"Newt!?"

"Clara!"

"Clara, stay!"

"No, Clara you can't move."

Clara memberontak dengan pergerakan yang masih lemas. "Newt, kita tidak bisa meninggalkan dia disana. Kumohon lepaskan. Aku harus menjemputnya."

"Clara, kau baru saja sadar. Jangan bergerak." Emily menatap gadis itu khawatir.

Clara menggeleng dalam tangisnya. "Dia hidup, Brenda. Dia hidup. Please, lepaskan aku.."

"Newt sudah tidak ada, Clara. Kau harus tau itu." keluh Brenda berusaha membuat temannya itu sadar. "Jangan seperti ini, jangan membuat semua orang khawatir."

"Clara.." Frypan berlutut dengan tatapan berkaca. "Lihat aku. Dia benar. Newt is gone. Kau harus bisa melepaskannya. Kita, harus bisa melepaskannya."

Clara semakin terisak.

"Kau dengar itu. Biarkan dia tenang." Brenda mengusap punggung Clara yang berhenti memberontak dan mulai bergetar dalam tangisnya.

"Kalian tidak mengerti!" Clara menarik nafas susah payah. "Aku berusaha membuatnya kembali. Aku berusaha membujuknya untuk tetap tinggal, tetapi dia tetap pergi! Dia pergi ke kesana hanya untuk mendapatkan temannya. Dia menyelamatkan Minho dengan mengorbankan jiwanya! Kalian tidak tau! Aku berusaha membuatnya hidup!"

Semua mata melirik terhadap pria asia yang berdiri di sudut ruang. Minho menunduk dengan perasaan bersalah.

"Kita tau perjuangan Newt mengambil Minho. Kita tau bagaimana Newt memimpin saat di glade maupun disini. Dia bukan hanya menolong Minho, tetapi dia mengajarkan kita semua dari apa yang telah terjadi. Newt is superhero, Clara. Newt adalah bagian dari kita

"Jadi kita tidak boleh sia siakan perjuangan Newt selama ini." Frypan menatapnya sungguh sungguh dalam air mata yang terus mengalir. "Kau harus menghargai apa yang dia lakukan selama ini."

"I can't.." Clara menggeleng tak rela. "I loved him."

Brenda membawa Clara ke dalam dekapannya. "Aku tau. Kita semua mencintai Newt."

Clara menangis dalam pelukan Brenda.

***

Hamparan air laut yang membasahi permukaan pasir menjadi pemandangan Clara saat ini. Pagi ini semua orang telah bersatu kembali kedalam tugasnya masing masing. Mereka telah kembali ke percampingan right arm dan mengerjakan kapal yang sempat terhenti. Semuanya nampak tenang, mengingat wicked telah tiada. Jadi, tidak akan lagi ada gangguan dari orang orang jahat itu. Meski
crank masih berkeliaran, untungnya right arm jauh dari hamparan mayat mayat hidup itu.

Seperti mimpi memang. Melihat dengan jelas bahwa mereka semua bebas dan pergi menemui kehidupan. Rasanya seakan mustahil. Perasaan bahagia ini seharusnya Clara rasakan. Tetapi gadis itu tak bisa menyuarakan bagaimana kosongnya perasaan dia. Clara membisu dalam duduknya yang tenang.

Desiran pasir yang bergeser karena langkah kaki tidak juga membuat Clara menoleh hanya untuk sekedar tau siapa orang yang datang.

Thomas duduk disampingnya, memperhatikan temannya dengan baik. Gadis itu nampak pucat pasi. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Clara. Hal itu dapat Thomas maklumi atas berdukanya sang sahabat. Tetapi melihatnya seperti ini membuat Thomas prihatin.

Thomas mengalihkan pandang pada air laut. "Indah, bukan?"

Tidak ada sahutan dari Clara.

"Seharusnya dia bisa melihat ini."

"Kita semua dapat berkumpul berkatnya. Dia menyelamatkan banyak orang orang itu." Thomas menjeda sebentar seraya melirik Clara. "Newt membuatku kembali melihat bagaimana indahnya persahabatan. Dia yang mendorongku untuk tetap pada pendirian, tidak berhenti pada apa yang kita lakukan."

Clara menoleh padanya, bertemu tatap pada Thomas yang berusaha menyampaikan apa yang dia pikirkan.

Thomas tersenyum tipis, "Aku merindukannya."

Clara dapat melihat Thomas yang berkaca.

"Aku menyayanginya, Clara. Dia sahabatku." Thomas menggeleng, "Jika kau pikir aku tak merelakannya, itu salah. Aku melepaskan dia. Kau harus. Kau harus melepaskan Newt dan buat dia tenang disana."

"Kau bisa. Aku tau, kau bisa."

Clara mengalihkan pandang tak kuat kembali mengingat kematian Newt.

"Dia mencintaimu. Biarkan dia pergi, Clara. Jangan salahkan ini semua dengan seseorang yang telah membuat dia susah lelah mendapatkannya."

"Kau harus ingat, Newt akan mementingkan apapun dengan orang yang dia sayangi. Dia mencintai Minho. Dia berusaha menyatukan persahabatan ini kembali. Kau tak boleh menyia nyiakan usahanya, Clara. You can't.."

"Aku mencintainya, Thommy. Sekarang aku tak bisa melihatnya lagi."

"Lepaskan Newt." Thomas mengangguk menatap Clara sungguh sungguh. "Kau bisa melakukan itu."

Clara menunduk, membuat Thomas tak tega dan memilih bangkit meninggalkannya.

Terlalu pahit menerima kenyataan dan tau kamu harus merelakannya itu bukan hal yang mudah. Karena mengikhlaskan seseorang yang telah pergi adalah hal yang menyakitkan untuk merelakan.

Clara mengusap wajahnya yang basah dan bangkit dari ketenangan yang nyatanya membuat dia semakin buruk. Hari ini, Clara akan membuka diri mencoba melupakan yang ada.

****

Malam ini api unggun dibuat di tengah hamparan langit malam yang gelap. Semua orang berkumpul disana seraya menikmati hangatnya kebersamaan mereka. Setelah Vince memberikan sedikit pembukaan pada seluruh anggota right arm, bahwa perjuangan dan misi mereka yang akan pergi dengan kapal yang mereka perbaiki. Juga para sahabat mereka yang telah gugur tetap disana bersamanya. Vince mengatakan nama mereka akan ditulis dibatu untuk terus mengingat perjuangan mereka.

Dari semua yang terlihat, Brenda dan kawan lainnya tengah menikmati minum dan makanan hangat mereka. Sebagian berbincang ringan dan adapula yang tertidur. Frypan? Dia dan Emily tengah sibuk didapur. Thomas dan Minho terlihat mengobrol di papan tangga. Semua ini terlihat menyenangkan, Clara senang mereka telah bebas dari jeratan wicked.

Clara merapatkan jaket miliknya dan menatap api unggun disana dari kejauhan. Dia sudah lebih baik sebenarnya hanya saja belum bisa banyak bicara. Clara merasa belum damai dengan orang orang dengan kondisi yang baru saja ia alami.

Dari kebisingan malam itu, Abi memberanikan diri duduk disamping Clara hingga membuat gadis itu menoleh sedikit terkejut melihatnya. Melihat rautnya membuat Abi memberikan senyum tipis berusaha ramah.

"Sandwitch?" Abi menyodorkan sandwitch kepadanya.

Clara menggeleng dan mengalihkan pandang kedepan.

Abi mengangguk lalu memakan sandwitch itu. "Temanmu yang satu itu pandai membuat makanan."

Pandangan Clara langsung tertuju pada Frypan yang tengah menyodorkan makanannya dinampan kepada orang orang sekitar. Clara hendak tersenyum namun gadis itu urungkan.

"Vince banyak cerita tentangmu." sambil mengunyah, Abi menatap Vince dari kejauhan. "Dia bilang kau banyak makan."

Abi terkekeh pada omongannya sendiri membuat Clara meliriknya tak terima.

"Well, Vince sebenarnya tidak pernah begitu sebelum kalian datang. Dia cuek, berbicara seadanya saja. Yang kulihat, dia berbeda denganmu." Abi menggesekan telapak tangan guna mengeyah sisa makanan yang telah habis. "kau tau maksudku? Peduli."

Clara mendengarkan dalam diam.

"Dia mulai terbuka dengan kedatangan Thomas. Newt, Frypan. Selain Harriet dan Sonya, dia belum sedekat itu kepada yang lain."

"Denganmu, dia berbeda. Vince lebih memerhatikan kau dari yang lain. Kurasa kau mengingatkan dia pada seseorang. Keluarga yang telah tiada."

Clara melirik Abi.

"Liat dia." Abi menunjuk Vince dengan dagunya, menyuruh Clara melihat lelaki itu. "Terlihat bahagia sekali."

"Berkat perjuangan teman temanmu."

Clara menoleh padanya.

"Berkat Newt." tambah Abi. "Vince menyukai Newt karena mereka mempunyai kesamaan hoby. Sama sama suka mengoleksi senjata."

Clara tersenyum mengingat itu.

"Intinya yang Vince ingin lihat sekarang jangan kau murung atas keberhasilannya saat ini." Abi tersenyum menatap Clara. "Cobalah buka hati pada orang lain."

***

Clara belum bisa tidur hingga jam menunjukan pukul dua malam. Gadis itu terjaga hanya dengan menatap bintang bintang diatas. Clara menjadi mengingat masa saat mereka masih di glade, ketika Newt menemaninya dan mengenalkan Clara nama bintang bintang yang ia tunjuk. Clara sampai saat ini masih penasaran apa saja nama nama bintang yang belum ia tau.

Saat itu Clara dan Newt belum resmi menjadi kekasih tetapi Newt sudah sangat menunjukan bahwa dia sungguh tertarik pada Clara. Pria itu peduli hingga rela menemaninya sampai tengah malam. Bahkan tidur bersama. Clara menggeleng, Newt memang mengajarkannya yang tidak baik.

Gadis itu tersenyum dengan pikirannya sendiri. Kenangan lain bersama prianya terus berputar bergantian. Masa masa di glade memang paling indah. Clara jadi merindukannya.

"Belum tidur?"

Clara mendongak dan menemukan Brenda. Gadis itu menggeleng menjawab pertanyaannya.

Brenda menghela nafas dan merapatkan diri pada Clara. "Aku tau bintang bintang itu mebarik perhatianmu, tapi kau tetap harus tidur."

"Aku tak bisa tidur, Brenda."

"Okey." Brenda menghela nafas. "Aku hanya khawatir, kondisimu belum stabil."

"I'm fine."

Brenda menatap Clara dalam. "You're not. Aku tau perasaanmu."

Clara memilih diam.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan."

Clara menoleh padanya, mengangkat alis menunggu.

"Kami menemukan dari hasi tes yang kami lakukan. Kalau kamu.."

Brenda menarik nafas, "Kamu hamil."


***

susah juga ya ngetik sambil narik ingus

kalian mau bilang apa sama part in?

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 54.7K 101
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
174K 3.6K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
10.1K 1.8K 23
කොල්ලෝ හත්දෙනා concert එක නවත්තලා හොස්පිට්ල් එකට ආවේ... _මොනවා වෙයිද????_ 😅😅😅😅 ඒනම් මම ගියා 😅😅😅😅
505K 7.7K 83
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...