ILLE?

بواسطة LYDIESKIILA

615 60 18

- SOOGYU - 𓆩Tidak semua orang bisa berakting, terutama 'Dia' yang bersikap seolah-olah bukan 'Dia' lah yang... المزيد

Prolog
CHP 1
CHP 2
CHP 3
CHP 5

CHP 4

66 9 3
بواسطة LYDIESKIILA

Di minggu pagi begini masih ada saja berita menyebalkan itu, membuat pria berpostur tinggi itu mengacak rambutnya frustasi saat melihat TV cafe yang tergantung di dinding.

"Mau sampai kapan dia seperti itu?"

Cling~

Bunyi bel pintu membuat dirinya refleks menoleh dan langsung membungkuk ramah.

"Sangat sopan, Soobin" ia segera mendongak dan melihat siapa yang baru saja membuka pintu. Mengepalkan satu tangannya dengan emosi dan kembali berdiri tegak, memasukan kedua tangannya pada saku dan diam menatap kedua oknum dihadapannya.

"Kenapa, Soobin? Kau terlihat sangat marah jika aku datang. Ah, padahal ini baru kedua kalinya aku datang kesini" ujarnya dan duduk disalah satu kursi dekat jendela. Pria itu menghela nafasnya panjang, mengalihkan pandangan nya pada Soobin yang hanya berdiri diam di depan kasir. 

"Dimana kakak mu? Biasanya kau bekerja dengannya?"

"Lalu?"

Pria itu terkekeh seraya mengeluarkan satu batang rokok dari kotak kecil yang baru saja ia keluarkan dari sakunya, membakar ujung rokok itu seraya menghisapnya dan mengeluarkan asap yang cukup banyak dari mulutnya. 

"Dia sangat baik dan ramah. Sangat berbeda dengan adiknya yang terlihat sangat brengsek" Kesabaran Soobin kini sudah setipis tisu, mengangkat nampan yang ada meja kasir dan mendekat untuk mencengkram kerah baju pria itu. 

"Hey, tunjukan kesopanan mu pada kami. Kami ini juga pelanggan" Pria itu kembali berdiri seraya melihat sekeliling yang terlihat masih sepi, berjalan pelan mendekati Soobin.

"Apa kau-"

Cling~

Merek semua diam, terutama Soobin yang diam dengan detak jantung berdegup kencang. Seorang pria berlari dan jatuh dihadapannya seraya menangis, melihat darah yang terlihat cukup banyak dari tubuhnya.

Pria itu mendongakkan kepala nya dengan mata yang sedikit sembab, nafas Soobin kembali tercekat. Sedangkan pria yang asik duduk ikut berdiri dan terkejut.

"B-bam?"

Ia memundurkan tubuh Beomgyu dan melihat bajunya yang penuh dengan darah yang ikut menempel pada apron dan kemeja putihnya.

"Apa yang terjadi? K-kau berdarah"

"Sakit...." Ia segera membopong Beomgyu untuk duduk di kursi pelanggan. Ia tidak bisa membawa nya kerumah sakit, karna itu terlalu jauh dan tidak memiliki kendaran. Ia keluar dari tempat itu untuk mencari Taxi yang ada di sekitarnya, dan ternyata tidak ada sama sekali.

"Bagiamana bisa tidak ada Taxi disini" ia kembali masuk seraya membalik papan dipintu menjadi tutup dan melihat kedua pria tadi mendekati Beomgyu.

"Hey? Kau tak apa? Apa pembunuh itu yang melukaimu?" Ia kembali teringat tentang berita pembunuhan tadi pagi. Ia mengambil kain di meja kasir untuk menahan darah yang keluar dari perut Beomgyu.

"Akh..."

"B-bersabarlah, aku akan memanggil ambulan. Jaemin, tolong panggilkan ambulan" Pria itu alias Jaemin, mengangguk gugup dan mengambil ponselnya untuk menelfon.

"Apa yang terjadi pada mu? Siapa yang menusuk mu, Bam?"

"Aku juga tidak tahu siapa dia" ujarnya dengan ringisan pelan. Soobin menatap wajah Beomgyu yang kini semakin pucat dan darah yang terus menerus keluar.

Beomgyu menoleh pada Jaemin yang duduk di meja dan terus menatap perut Beomgyu yang di tekan dengan kain seraya meringis ngeri.

"Dia siapa?" Soobin menoleh, begitu juga dengan Jaemin. Mereka hanya diam dan tak menjawab dengan kata sedikitpun.

"Soobin?"

"Ah? Dia hanya pelanggan biasa, aku tidak kenal" Beomgyu mengernyit

"Baru saja kau menyebut namanya" Soobin diam dan menggaruk tekuk lehernya yang tak mungkin benar-benar gatal.

"Aku temannya. Ah ralat, musuhnya"

×|×|×

"Luka pasien sudah dijahit dengan lancar, hanya saja ia kekurangan darah sedikit. Anda bisa memberikan obat penambah darah padanya" Soobin menganggukkan kepalanya mengerti.

"Apa dia sudah bisa dibawa pulang?" Pertanyaan itu membuat Dokter yang berdiri disamping pintu ruangan berfikir sejenak.

"Menurut saya, lebih baik dia disini dulu karena luka masih basah. Tetapi dia juga bisa langsung di bawa pulang, asalkan dia tidak kemana-mana dan pastikan dia istirahat" lagi, Soobin mengangguk paham.

"Dia akan saya bawa pulang saja"

"Baik, anda bisa keruangan saya untuk mengambil obat-obatan yang akan dibawa"

Soobin mengangguk dan melihat Beomgyu dari kaca pintu yang duduk di pinggir ranjang dengan tatapan kosong.

Setelah semua urusan dirumah sakit selesai, Soobin membantu Beomgyu berjalan memasuki Taxi.

"Aku tidak ingin pulang" Soobin membelakkan kedua mata nya terkejut, ia menggeleng antusias.

"Tidak! Kau harus pulang, luka mu itu belum pulih sepenuhnya!" Tetap saja Beomgyu menggeleng, merengek tak ingin pulang.

"Bagaimana ke apartemen mu saja? Kau izin pada bos mu untuk hari ini tidak bekerja. Aku bosan dirumah sendiri" Soobin bingung, ia melihat pada baju nya yang juga terkena darah. Tidak mungkin juga ia bekerja dengan penampilan seperti itu.

"Oke, jika itu mau mu"

Tujuan sekarang adalah apartemen Soobin, lumayan jauh dari rumah sakit. Untung saja ia membawa uang saku yang cukup untuk biaya pengobatan rumah sakit dan Taxi.

Sepanjang perjalanan, Beomgyu hanya diam dan tak berbicara sedikit pun. Soobin sedikit khawatir jika dirinya tidak berbicara sedikit pun.

Dia benar-benar berubah, semenjak kehilangan Ryujin dia selalu berdiam diri. Bahkan yang dulu selalu mencairkan suasana, sekarang menjadi sebaliknya.

"Kau sudah makan?" Beomgyu menggelengkan kepalanya pelan, ia hanya diam memangku kepala Beomgyu seraya mengelus pelan rambutnya.

"Apa sudah sampai?" Tanya Beomgyu seraya mendongakkan kepalanya. Soobin melirik pada jendela yang sepertinya sebentar lagi sampai.

"Sebentar lagi"

Hingga tidak sampai 5 menit, Taxi tersebut sudah tiba di lobi apartemen. Ia membantu Beomgyu berjalan dengan pelan hingga tiba di lift.

"Apa kau sendirian disini?" Soobin diam sejenak dan mengangguk ragu.

"Yaa"

Lift terbuka saat tiba di lantai 2, Beomgyu bergerak keluar saat seorang pria ingin masuk ke dalam lift.

"Bam, kamar ku di lantai 10" Beomgyu menoleh pada Soobin yang menahannya dan kemudian menunduk meminta maaf pada pria yang sempat terhalang jalan nya.

"Aku tidak tahu, aku pikir sudah sampai" Soobin terkekeh kecil mendengarnya seraya mengacak rambut Beomgyu dengan gemas.

"Maaf? Apa kalian baik-baik saja?" Tanya seorang pria yang ada di samping mereka. Terlihat seperti penduduk luar, Beomgyu membungkukkan tubuh nya memberi salam.

"Tidak apa-apa, hanya luka kecil. Dan.. maaf sudah menghalangi jalan mu tadi"

"Haha, itu hanya masalah sepele, tidak apa-apa. Tapi, bagaimana bisa itu hanya luka biasa jika darah di bajumu sebanyak itu?"

Ting~

"Ah, sudah sampai"

Lift terbuka saat tiba di lantai 7, pria itu tersenyum pada Beomgyu dan memberi salam.

"Sampai jumpa lagi dan semoga cepat pulih" Beomgyu ikut tersenyum hingga lift kembali tertutup. Ia menatap Soobin dengan wajah gembira, sedangkan oknum yang ditatap hanya diam tak mengerti.

"Wah, dia sangat tampan. Apa kau mengenalinya?"

"Manusia yang menjadi langganan poster tv" Beomgyu diam sejenak untuk berpikir, maksud dari kalimat Soobin membuat hati nya semakin gembira.

"Apa dia artis!?" Tanyanya dengan semangat bersamaan dengan pintu lift terbuka.

"Bisa dibilang begitu" Beomgyu menompang kedua pipi Soobin dan mencubitnya dengan pelan.

"Bagaimana bisa reaksi mu seperti biasa saja ketika bertemu dengan artis!? Astaga Soobin, bahkan dia lebih tampan dari mu kau tau!"

"Tutup mulut mu atau aku membawa mu pulang kerumah mu"

Beomgyu diam dan berjalan pelan menuju kamar Soobin. Ia mendengus kesal padanya, melirik pada Soobin dengan kemejanya yang terdapat bercak-bercak darah.

"Maaf sudah menyusahkan mu"

"Untuk apa kau meminta maaf, aku sudah menganggap kau itu adik ku sendiri. jika kau kesusahan panggil saja aku" Beomgyu tersenyum dalam diam, menunggu Soobin membuka pintu kamar dengan pin dan melihat nomor pada kamarnya.

'0305'

Ia berjalan masuk dengan bantuan Soobin. Menidurkan tubuhnya pada sofa, menoleh pada Soobin yang membuka kemejanya yang kotor. Beomgyu mengagumi tubuhnya yang terlihat sangat bagus, ia menjadi iri pada Soobin.

Hanya diam disofa tanpa mengeluarkan sepatah kata pun seraya menunggu Soobin membersihkan tubuhnya. Menghela nafas dengan panjang dan memejamkan matanya, rasanya masih terasa perih.

"Ah!! Soobin!" Ia menyadari jika bajunya masih berlumuran darah, ia langsung beranjak dari sofa dan benar saja, darah itu mengecap di sofanya. Sangat bodoh, seharusnya Beomgyu dahulu yang membersihkan tubuhnya.

"Soobin, maafkan aku!"

"Bam?! Ada apa!?" Beomgyu menoleh dengan tubuh yang sedikit ingin tumbang, tetapi ia masih bisa menahannya dengan berpegangan pada sofa. Sedikit tertawa melihat Soobin yang masih memakai handuk di pinggangnya dengan rambut yang di penuhi dengan busa.

"Haha! Bukan apa-apa, darah ku mengecap di sofa mu" Soobin menepuk dahinya dan menggelengkan kepalanya heran.

"Ku pikir kau kenapa-kenapa, ayo ikut aku. Agar tidak memakan banyak waktu" Beomgyu berjalan mengarah pada Soobin dengan sedikit oleng.

"Mau kemana?"

"Mandi bersama"

"Apa!?" Soobin hanya menutup telinganya dan menarik Beomgyu yang terlihat menolak dengan wajah tidak suka. 

"Menjijikkan!"

"Kau pikir aku akan memakan mu? Kita hanya mandi, sialan!" Beomgyu kembali terdiam dan mengikutinya ke kamar mandi.

Soobin mendorong sedikit tubuh Beomgyu dan mengarahkan nya pada
Shower, mengatur suhu air menjadi hangat dan menghidupkan kerannya. Membiarkan Beomgyu basah berserta dengan bajunya. Air genangan di lantai menjadi merah dan amis, Soobin terus melihatnya seraya menggosok gigi.

"Kenapa tidak kau buka baju mu?" Beomgyu menoleh dan menggeleng.

"Aku iri, tubuh ku tidak sebagus punya mu" Soobin terbatuk dan segera berkumur-kumur dengan air keran hangat.

"Kita disini bukan adu kebagusan tubuh, Beomgyu. Cepat bersihkan tubuh mu" Ia menatap Beomgyu yang hanya diam dan menatap balik. Soobin berkacak pinggang dan menghembuskan nafas dengan kasar.

Ia menarik tangan Beomgyu dan merobek bajunya dengan kasar dari belakang. Ia tersentak sedikit melihat lebam pada punggung nya.

"Kau juga di pukuli?" Beomgyu mengangguk, Soobin merasa kesal melihatnya. Entah siapa yang melakukan ini pada Beomgyu. Ia melepaskan semua baju Beomgyu dan menggesernya kesamping.

"Gantian" Ia membersihkan tubuhnya dengan bersih dan membilas rambutnya. Ia segera pergi keluar dari kamar mandi dengan Bathrobe yang ia gunakan.

"Cepat bersihkan tubuhmu, aku akan menyiapkan makanan" Beomgyu mengangguk lagi, ia segera membersihkan tubuhnya dengan cepat. Menunduk melihat jahitan pada perutnya, meraba benang yang tertempel itu dan bergidik ngeri.

"Aku hampir membunuhnya"

×|×|×

"Bagaimana? Enak?" Beomgyu mengangguk antusias dan memakan makanan buatan Soobin dengan lahap.

"Sangat enak, bagaimana kau membuatnya? Kapan-kapan ajarkan aku memasak, aku bosan makan mie dirumah" Soobin mengangguk dan tersenyum, sifatnya masih seperti anak kecil. Seperti nya ia akan berganti peran dengan kakak nya, sekarang dirinya yang harus menjaga.

Soobin meletakkan piring kotornya pada wastafel dan langsung mencucinya. Melihat jam dinding, masih pagi. Melanjutkan mencuci piring dan menoleh kebelakang, Beomgyu masih asik makan seraya memainkan ponselnya.

"Selesai makan, langsung kau cuci piring itu. Aku akan ke kamar, jika kau ingin ke kamar juga susul saja" Ujar nya seraya mengelap tangan nya dengan kain dapur. Mengacak rambut Beomgyu setelah ia menganggukkan kepalanya.

Soobin menidurkan tubuhnya pada kasur saat tiba di kamar. Melamun sejenak, apa yang harus ia lakukan saat pagi-pagi begini.

"Oh!" Serunya saat mengingat sesuatu. Ia membuka laci meja nya dan mengambil sebuah bungkusan kecil disana. Melihat rambutnya pada cermin dan menyibakkan nya kebelakang.

"Aku bosan dengan merah"

Ia mulai mengecat rambutnya lagi dengan warna yang berbeda. Ia sepertinya sangat merindukan warna rambutnya yang dulu.

Setelah sudah merata ke seluruh rambutnya, ia membungkusnya dengan plastik dan hanya tinggal menunggu waktu. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal, ia beranjak dari tempat duduknya untuk keluar kamar dan melihat Beomgyu yang tertidur di sofa. Untung saja ia sudah membersihkan darah yang ada di sofa.

Ia mendekati Beomgyu dan mengelus pelan rambutnya, ia merasa kasihan dengan hidupnya. Ia sudah dekat dengan Beomgyu dan Ryujin sejak SMP, dulu ia merasa kesal jika dirinya selalu tidak dianggap sebagai sahabatnya. Tetapi sekarang hanya tinggal dirinyalah yang ada di hidup Beomgyu.

Ia kembali ke kamarnya untuk membuka laptop, ia menonton channel favoritnya. Hingga sudah waktunya untuk mencuci rambut.

Setelah membilas rambutnya, ia mengerikan dengan hairdryer agar cepat. Menatap diri sendiri pada cermin, melihat warna hitam pada rambutnya.

"Kurasa aku menjadi lebih tampan dengan warna ini"

Semuanya selesai, ia membereskan meja nya dan menyusun kembali dengan rapi. Menoleh pada rak cemilan yang sudah habis dan menghela nafas panjang.

"Saatnya belanja" Tidak perlu memakai riasan apapun lagi, seperti parfum atau minyak rambut. Sebab ia akan belanja pada minimarket apartemen.

Segera keluar dari kamar setelah mengambil dompetnya. Sedikit terkejut saat Beomgyu yang sudah bangun dan duduk dengan diam.

"Bam? Kau mau ikut?" Beomgyu menoleh, menyipitkan kedua matanya.

"Kau siapa? Dimana Soobin?" Tanyanya seraya menggosok kedua matanya pelan. Soobin mendengar itu tertawa gemas, ia berjalan mendekat dan berjongkok dihadapannya membiarkan Beomgyu mengamati apa yang berubah darinya.

"Warna rambut mu!?" Beomgyu membelakkan kedua matanya terkejut. Soobin hanya terkekeh dan merapikan rambut Beomgyu yang berantakan.

"Aku ingin belanja di bawah? Ikut?"

"Ikut, asalkan kau mau menggendong ku"

- ILLE? -

•••

•••

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

S E L E C T E D بواسطة mongmong09

غموض / الإثارة

320K 16.8K 31
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
222K 20.5K 36
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...
476K 22.1K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
MONSTERS? بواسطة rachel

غموض / الإثارة

4.8K 567 32
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...