Pliss! Remember Me (END)

By anaknya-offgun

15K 1.4K 247

Bukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di t... More

prolog [PRM]
PRM 0
PRM 1
PRM 2
PRM 3
PRM 4
info
PRM 5
PRM 6
PENTING
PRM 7
PRM 8
PRM 9
PRM 10
PRM 11
PRM 12
PRM 13
PRM 14
Not update but, secret project
PRM 15
PRM 16
NEW FF
PRM 17
PRM 18
PRM 19
PRM 20
INFO ONESHOOT
PRM 21
PRM 22
PRM 23
PRM 25
PRM 26
PRM 28
PRM 29
WEDING DAY [END]

PRM 24

207 28 7
By anaknya-offgun

HAPPY NEW YEAR ALL.

TYPO WARNING⚠⚠⚠

“Kill me.” Suara Gun menggelegar setelah keheningan yang cukup lama. Jawaban Gun tentu saja membuat pihaknya tidak terima dengan keputusan itu, akan tetapi pancaran mata Gun begitu kuat dan meyakinkan. Dia benar benar tidak akan membiarkan siapapun terluka.

“Tuan muda tolong pikirkan lagi, jangan berpikir gegabah.” Pihak Gun berusaha untuk mengubah pemikiran Gun, tapi sepertinya itu tidak akan ada gunanya.

“Dari pada banyak nyawa harus melayang karena melindungi diriku, lebih baik mengorbankan satu nyawa dar pada mengorbankan banyak nyawa,” ucap Gun dengan lantangnya.

Kini mereka melihat, melihat betapa berbedanya Gun/White dengan Patthiyakorn lainnya. Jika yang lain justru akan dengan acuhnya mengorbankan banyak Orang, Gun justru akan dengan tegas dan lapang dada untik mengorbankan dirinya. Jelas saja dia berbeda, karena pada dasarnya dia adalah Gun, Pria mungil baik hati yang memiliki hati setulus Malaikat, tapi sayangnya itu semua harus di kotori oleh hasutan Patthiyakorn yang membuatnya mendendam.

“Lucu, kau benar benar lucu. Mengorbankan diri demi banyak Orang? Sangat bukan Patthiyakorn,” ucap Pria itu sambil tertawa. Sial! Mereka semua menghadapi pisikopat.

“Kau boleh membunuhku setelah memberitahu siapa yang menyuruhmu,” kata Gun yang membuat Pria itu meraaa senang. Dia sudah mendapatkan apa yang dia ingikan dan juga tugasnya hanya untuk membunuh Gun bagaimanapun caranya.

“Adulkittiporn.” Jawaban Pria itu membuat tangan Gun terkepal begitu kuat. Adulkittiporn, memang seharus Gun mengikuti Otaknya untuk tidak mempercayai Adulkittiporn seperti Off, Hati Gun mungkin sudah gila karena menyuruhnya untuk mencoba menerima Off.

Hati Gun terus menjerit jika dia tidak seharusnya melakukan ini semua kepada Off, tapi Otaknya terus memutar video dimana Kakek Gun -tepatnya Kakek Chimon- dibunuh oleh Tuan Adulkittipirn terdahulu padahal Kakek Gun tidak tahu apa apa. Hati dan Otak Gun selalu beradu tiap harinya, berlomba lomba untuk mengendalikan Gun. Tidak Hati dan Otaknya, tapi mimpinya juga masih menghantuinya, memaksa Gun untuk setidaknya menyedari sesuatu yang merupakan kenyataan, sebelum dirinya jatuh dalam kebohongan semakin dalam.

“Keluar,” titah Gun pada anak buahnya. Dia yakin Pria itu memiliki sesuatu yang ingin dia bicarakan padanya, tapi seolah tertahan karena terlalu banyak saksi disini.

Meski awalnya menolak keras akhirnya Orang-orang itu keluar dari Gedung Utama dan meninggalkan Gun dan Pembunuh itu sendirian. Pembunuh itu tertawa saat melihat bagaimana Gun sebenarnya, dia seolah mengetahui segalanya tapi Gun sama sekali tidak mengetahui apapun. Tanpa Gun tahu kalau hilangnya ingatan Gun sudah sangat di peralat hingga membuatnya seperti ini.

Pembunuh itu memutari Gun dari atas sampai bawah, dia meneliti segala yang ada ditubuh Gun. Sudah pasti Orang ini tahu sesuatu tentang Gun yang bahkan tidak diketahui oleh dirinya sendiri.

“Lihat dirimu. Tuan Muda Patthiyakorn yang selama ini dicari cari ternyata adalah Kekasih Off Jumpol Adulktiiporn.” Gun masih diam meski Pembunuh itu mengatakan hal yang tidak masuk akal, bagaimana mungkin dia dan Off adalah sepasang Kekasih.

“Dulu kau selalu beringkah seperti Orang yang sangat tidak mampu, tapi siapa sangka kau ternyata adalah Tuan Muda dari Patthiyakorn. Sebenarnya kau tidak tinggal di Russiakan? Itu pasti hanya alibimu saja agar bisa bersama dengan Kekasihmu, eh tunggu.” Seolah menyadari sesuatu Pembunuh itu terdim sesaat lalu kembali berbicara dengan dia berada di hadapan Gun.

“Kau bertunangan dengan Jarasphun, bukannya kau Kekasih si Jumpol anak malang itu,” hina Pria itu yang membuat emosi Gun semakin terpancing.

“Jangan menghinanya,” tekan Gun yang membuat Pria itu justru tersenyum.

“Aku juga ingat, kau kecelakaan bukan? Bahkan Kekasihmu itu sampai mencarimu kemana mana tapi tidak pernah ada kabar lain yang terdengar selain berita kecelakaanmu 4 tahun lalu.“ Kepala Gun berdenyut. Bukan hanya Kepalanya tapi seluruh Tubuh terasa begitu menyakitkan, seolah tiap perkataan itu memicu sesuatu yang tenggelam di dasar sana.

“Kekasihku kecelakaan dimalam yang seharus kita habisa untuk dinner dan bersenang senang. Namun kecelekaan itu justru membuatku menyesali segalanya.” 

Perkataan Off dulu terlintas di ingatan Gun, saat dimana mereka berbica berdua di Cafe untuk pertama kalinya. Mungkinkah? Mungkinkah selama ini Off adalah Kekasihnya? Jika dilijat dari sikap Off yang selalu senang berada disisi Gun, tapi .... Kini Gun benar benar berada di dalam kebingungan yang menyesatkan.

“Apa sebutan untukmu ya. Pembohong? Pengkhianat? Tukang Selingkuh? Atau bahkan Penjilat? Kau tentu tau perpecahan antara Adulkittiporn dengan Patthiyakorn bukan? Ck ck ck, benar benar parah.”

***

“Kalian!” seru Tay dan Off saat melihat anak buah Gun dan Arm kembali tanpa adanya Gun. Mereka berdua sudah tahu apa yang terjadi, karena Arm meminta mereka untuk membantu menghandle agar semuanya tetap baik baik saja.

“Dimana Gu— Maksudku White, dimana dia?” tanya Off yang tidak bisa lagi menutupo rasa khawatirnya. Tadi saja saat Arm mengatakan situasi saat ini Off hampir berlari masuk ke dalam, untung saja Tay berhasil menahan Off. Namun kini kepanikkan Off semakin menjadi di saat Orang-orang ini keluar tanpa Gun.

“Bukannya seharusnya anda tahu situasi Tuan Muda Patthiyakorn saat ini?” Salah seorang anak buah Gun menatap Off sini dan sangat tidak berasahabat. Dia masih ingat betul bahwa Pembunuh itu mengatakan jika yang menyuruhnya adalah Adulkiitiporn.

“Apa maksudnya?” tanya Tay yang sama bingungnya dengan Off. Bahkan Off sama Tay sampai melakukan pembicaraan melalui mata, karena keduanya benar benat tidak tahu arah pembicaraan ini.

“Pria itu mengincar Patthiyakorn dan yang ada disini hanyalah Tuan Muda. Dia bukan hanya menggunakan Klorida saja tapi juga memasang beberapa Bom salah satu di dekat Air Mancur iru, Pria itu memberi penawaran antara membunuh semua yang ada disini atau membunuh Tuan Muda dan Tuan Muda memilih mengorbankan nyawa. Pria itu bergerak atas suruhan Adulkittiporn,” jelas salah satunya dengan menekan Marga Off dan itu membuat Off dan Tay terkejut.

Off berani bersumpah, dia tidak tahu apa apa dalam hal ini, kalaupun dia tahu untuk apa dia menyerang Patthiyakorn? Terlebih kini Gun berada di lingkaran itu. Off sejak awal sadar, pasti ada yang tidak beres antara Adulkittiporn dan Patthiyakorn hingga membuat Chimon begitu membenci Off, Off bahkan turun langsung untuk mencari tahu apa yang terjadi tapi hasilnya benar benr tidak ada.

“Lo mau kemana!” gertak Tay yang dengan sigap menahan Off yang akan berlari. Namun berbeda dengan sebelumnya, kini Off membrontak dan segera berlari ke Gedung Utama. Saat ini yang ada dipikirannya adalah bagaima cara menyelamatkan Gun, apakah Off bisa datang tepat atau justru dia terlambat.

Semua yang terjadi dan dibicarakan tadi rupanya didengar oleh seseorang. Claire. Perempuan itu mendengar segalanya dan itu jelas membuatnya kalut, dia tidak mau hal buruk menimpa Tunangannya. Namun nyatanya dibalik itu semua Claire mempertanyakan satu hal, mengapa Off begitu peduli pada Tunangannya itu. Claire tidak buta hingga tidak menyadari tatapan Mata Off saat menatap Tunangannya, Claire bisa melihat dengan jelas kesedihan dan cinta yang begitu kuat dimata Off. Claire tidak mengerti apa yang terjadi disini, dia bahkan tidak tahu apapun kecuali kini dia menyandang status Tunangan White, walau terkadang Claire merasa jika Cinta White padanya terbagi dua.

Claire tidak salah apapun. Dia tidak pernah mengetahui apa yang menimpa White, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia bahkan tidak tahu pasti asal usul White. Claire hanya tahu jika dirinya mencintai White dan begitupun sebaliknya, setidaknya itu yang dia percayai.

***

“GUN!”

Pintu Gedung utama kembali terbuka, Off bisa melihat Gun yang sedang memegang Kepalanya yang pasti sedang sakit, begitupun sebaliknya, Gun juga bisa melihat Off yang baru datang dengan terengah engah. Keduanya bahkan sudah tidak memperdulikan tentang Off yang meneriaki nama Gun.

“Lihat, Kekasihmu datang Tuan Muda,” ucap Pria itu yang masih memutari Gun yang sudah semakin kesakitan, tapi bedanya kini dia memegang sebuah Pistol ditangannya.

“Dia bukan Kekasihku,” balas Gun yang mulai menunduk semakin kesakitan.

“JANGAN SENTUH GUN SIALAN!” Off berteriak murka, sedangkan kini Pembunuh itu duduk di meja Bar sambil menatap Off dan Gun bergantian, kedua Orang itu terdiam di satu titik seolah ada lem di Kaki mereka.

“KENAPA KALIAN HANYA DIAM? KALIAN TIDAK BERCIUMAN RINDU SEPERTI BIASANYA? ATAU AKU HARUS MELAKUKAN SESUATU AGAR KALIAH BERGERAK?” Pembunuh itu berteriak senang seolah mendapatkan sebuh mainan, seperti anak kecil.

Pembunuh itu mengerahkan Pistol itu kearah Gun dan Off bergantian. Pirasat Off tentang itu buruk, dia akhirnya berlari ke arah Gun bersamaan dengan Pembunuh itu yang mulai menarik pelatuknya.

DORRR!

Tubuh Off terperanjat saat Timah itu menembus Kulitnya demi melimdungi Kekasihnya itu. Off dengan suka rela membiarkan Punggungnya terkena tembakan, setidaknya kini dia berada di pelukan yang dia rindukan, pelukan dari Rumah sederhananya yang memabukkan. Bahkan jika Off tidak selamat setelah ini, dia tidak akan pernah menyesak karena akhirnya setelah sekian lama dia kembali ke pelukan Gun.

Gun terkejut saat Off dengan tepat waktunya memeluknya demi menghalau Peluru yang di tujukan untuknya. Tangan Gun mulai basah dengan darah Off yang mengalir dari Punggungnya. Tubuh Off mulai terjatuh kebawah sehingga membuat Gun yang menopang Tubuh Gun juga ikut terjatuh kebawah. Gun menatap Pembunuh itu penuh amarah, bagaimana bisa dia tersenyum setelah dia menembak seseorang.

“Off, ku mohon bertahan sebentar.” Gun dengan perlahan merebahkan tubuh Off yang berdarah di lantai. Gun harus melawan Pembunuh itu walau kondisinya juga tidak memungkinkan untuk bertahan lama, tapi yang jelas dia harus membalas atas apa yang sudah Pembunuh itu lakukan pada Off. Dia bahkan melupakan kebenciannya pada Off dalam seketika.

Gun bisa berkalahi, walau tidak terlalu jago tapi setidaknya itu cukup untuk melawan Pembun itu. Perkelahian Gun dan Pembunuh itu sangat sengit, dimana Gun juga harus berusaha mengambil Pistol dan Remote Bom dari Pembunuh itu.

“SIALAN!” Gun berhasil, dia berhasil menyingkirkan Pistol dan Remote Bom itu, tapi nyatanya detik juga Darah mulai mengalir dari hidung Gun dan itu pertanda jika Gun sudah berada di ujung pertahanannya.

Pembunuh itu tentu saja murka dengan apa yang sudah dilakukan oleh Gun sedari tadi. Kini begitu kesempatan itu datang Pembunuh itu menarik Rambut Gun dan mengendalikannya, dia menyerat Gun menggunakan Rambut itu kearah Meja Bar, disitulah Gun merasakan sakit teramat.

“AKKKKHHH!” Gun menjerit begitu teriak saat Kepalanya dibuat untuk menghantam Meja Bar yang membuat Darah dari hidung Gun semakin banyak, bahkan seluruh wajahnya juga sudah menghkawatirkan, terutama Darah yang mulai keluar dari mulut Gun.

Tubuh Gun dilempar begitu saja kebelakang hingga kini Off dan Gun berdekatan. Darah dimana mana, tapi Pembunub itu belum puas sehingga dia kembali mendekat setelah mengambil Pistol miliknya.

DORRR!

Belum sempat Pembunuh itu menembak Gun, Tay dan Arm sudah datang dengan senjata yang bagus untuk melawan Pembunuh itu. Tadi begitu Off lari, Tay langsung meminta Arm untuk memembubarkan semua Orang dan segera menolog Off dan Gun yang terluka parah.

“Beraninya kau melukai mereka sialan!”

Perkelahian kembali terjadi. Kini Off dan Gun tidak lagi berada di Area Pesta Arm, melainkan sudah dibawa me Rumah Sakit oleh anak Buah Arm atas perintah Arm yang sedang terlibat peperangan dengan Pembunuh itu. Sementara Arm dan Tay berperang, kini Off dan Gun harus berusaha bertahan untuk melawan segela rasa sakitnya dan kembali seperti dulu. Off berada di Ruang Operasi untuk mengeluarkan Pelurunya, sedangkan Gun berada di Icu dengan perawatan Intensive.

Continue Reading

You'll Also Like

67.2K 6.9K 34
Berawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu...
785K 80K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
13K 1K 30
Kanaphan sakit kanker tapi dia tidak memberitahukan pacarnya khaotung tentang sakitnya Terlambat untuk memberitahukan ya setelah ia pergi dari dunia...
385K 39.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...