Beberapa hari kemudian ...
Pierre menjadi sorotan berbagai awak media. Saat ini dirinya menjadi trending topik. Citranya sudah hancur di mata dunia bahkan nama besar ayahnya ikut terseret. Banyak para investor dan pengusaha besar membatalkan kontrak kerjasama. Hingga berita itu sampai ke telinga kedua sahabatnya. Salah satu dari mereka datang berkunjung.
Lelaki yang terbiasa memakai setelan jas berdasi dan berkemeja atau celana bermerek ritel itu, kini harus menanggalkan pakaian mahalnya dengan seragam berwarna oranye.
Manusia yang sudah terbiasa dengan kehidupan serba mewahnya kini berada didalam sebuah ruangan gelap dan sempit dikelilingi jeruji besi. Dalam ruangan yang begitu sunyi ia tengah meratapi nasib. Kehidupan rumah tangganya sudah diambang kehancuran. Dan kini karirnya harus ikut hancur.
(Suara pria terisak)
"I AM DONE!!!"
(TAMAT SUDAH)
"SHIT!!" umpatnya kesal. "Aku pasti akan memasukkanmu kedalam jeruji ini CHRISTIAN!! Aku akan membalas SEMUA PERBUATANMU PADAKU!!!"
Pierre menyesali kecerobohannya selama ini. Ia terlalu larut dalam kesedihan hingga lengah. Dan kini seluruh hidupnya hancur oleh satu lelaki yang telah menghancurkan segala-galanya termasuk cintanya. Tak menyangka jika Christian akan menjebloskannya ke dalam penjara.
Pierre merenenung, mungkin ini karma karena sudah menghancurkan karir pria Amerika itu!
KLANG
(Pintu besi terbuka)
"Mr. Francois. There is someone who wants to see you!"
(Tuan Francois. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda)
Polisi sipir mengantarnya ke ruang kunjungan melewati lorong-lorong gelap yang sangat menyeramkan dan begitu sunyi. Hanya suara derekan kursi roda yang terdengar.
*
Dua pemuda beradu pandang dalam diam terhalang dinding kaca yang memisahkan mereka.
"Hidupmu benar-benar menyedihkan!" ucap pemuda dari balik kaca dengan menggunakan telepon kabel.
"Jordi dan Markus sedang berjuang untuk membebaskanku."
"Aku akan menjadi pengacaramu!"
"Terimakasih." Mereka saling beradu pandang kembali. "Aku ... boleh meminta pertolonganmu lagi?"
"Apa itu?"
"Aku ingin kau mengurus perceraianku."
"Apa kau gila?! Dalam keadaan seperti ini kau masih memikirkan perceraian?"
"Aku ingin memberinya semangat hidup!"
"Haaahh." Kevin menghela napas panjang. "Aku sungguh tak mengerti dengan jalan pikiranmu! Aku sudah membantumu mendapatkannya kembali bahkan mengorbankan salah satu temanku dan sekarang kau ingin menceraikannya?? I can't really figure out WHY?!" (Aku sungguh tidak habis pikir KENAPA)
Kevin benar-benar marah dan kecewa terhadap Pierre. "Lihat dirimu sekarang! Kau bahkan tak bisa berjalan! Kau dan Justin temanku. Kalian saling menghancurkan seperti ini gara-gara seorang wanita?? Dimana otak KALIAN? Kalian berdua SAMA BODOH dan GILANYA!!!"
Pierre terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata. Jauh dilubuk hati ia tak ingin bercerai. Dari sudut matanya buliran air sedikit terjatuh. Kevin sungguh tak tega melihatnya.
"Ok. Itu masalah gampang! Aku tinggal mengambil cap jempolnya, selesai bukan?" Kevin sedikit menyunggingkan senyum. "Baiklah aku harus pergi. Klienku sudah menunggu. Aku akan segera bertindak jika sudah ada barang bukti dan saksi. Jaga dirimu baik-baik!" Kevin menutup telepon dan meninggalkan Pierre yang masih menempelkan alat penghubung ditelinganya.
(Suara isakan)
*
Baltimore, Maryland, AS
Revela sudah dapat menggerakkan jari namun kedua matanya masih tertutup rapat. Alfian, Justin juga Victor selalu bergantian mengajaknya bicara. Kedua orangtuanya pun sudah berada disana.
Bahasa Indonesia= Bahasa Inggris
"Bagaimana keadaan putri saya?"
"Pasien berada di tingkat semi-koma. Saraf motoriknya terganggu. Maaf apa pasien mengkonsumsi obat-obatan terlarang?"
"Setahuku putriku selalu mengkonsumsi obat penenang."
"Obat penenang seperti apa?"
"Maaf, saya tidak tau."
Henry memang belum mengetahui kasus obat-obatan terlarang yang menimpa putrinya. Ia hanya mengetahui kasus menantunya saja yang beredar di internet dan surat kabar. Pria berumur 58 tahun itu begitu menyesali menikahkan putrinya dengan pemuda itu.
"Apa anda tau obat seperti itu dapat menurunkan tingkat kesadaran hingga merusak sel-sel otak dalam jangka panjang?"
"Jika saya tau, saya pasti sudah melarangnya."
"Kelak hentikan kebiasaan buruknya. Teruslah mengajaknya bicara! Saya akan memberikan obat yang paling bagus."
Perawat segera menyuntikkan obat kedalam infusan.
"Sus, periksa urin pasien. Jenis obat apa yang dikonsumsinya selama ini!" Dokter meninggalkan ruangan.
*
Bar, NEW YORK CITY
2.00 AM
Jordi dan Markus menjalankan misi rahasia pada dini hari di sebuah bar di Kota New York. Setelah sebelumnya gagal menjalankan misi di Kota Gent, akhirnya mereka mendatangi sebuah bar elit yang sering dikunjungi seorang pengusaha yang berhubungan dengan pemasaran produk tuannya. Meski mendapat informasi Christian berada di Kota New York, namun lelaki misterius itu menghilang kembali tanpa jejak.
*
(Suara toilet disiram)
CEKLAK
Senjata api ditodongkan dari belakang kepada lelaki yang habis mengeluarkan seluruh isi kantung kemihnya. Ia terkejut mengangkat kedua tangan.
"DIMANA ORANG ITU? Mengapa BARANG SIAL ITU ada di SEMUA PRODUK KAMI?!" Jordi mengancam pria yang saat ini berada dalam genggamannya. "JAWAB!!" Pria itu tak bergeming. "AKU TAK SEGAN-SEGAN MEMBUNUHMU!!" Jordi semakin berang.
"JO. Kau jangan membunuhnya! Dia satu-satunya saksi hidup kita!!" Markus memberi peringatan membuat Jordi sedikit lengah. Pria sanderaan itu menginjak kaki dan menyikut Jordi dengan keras. Lalu menarik dan mematahkan tangan kanan yang memegang pistol.
KREKK
(Suara tulang retak)
"ARRGH!!" Jordi kesakitan. Namun senjata api itu masih digenggamnya.
Pria itu terlepas berusaha kabur. Markus menghadangnya memberi tendangan keras hingga kepalanya tersungkur ke bawah wastafel. Markus menjambak rambutnya hendak menyikut kepalanya dengan lutut. Mata pria itu dengan cepat mencari barang yang bisa digunakan untuk senjata. Diraihnya besi pada bagian bawah wastafel, ia copot dengan paksa dan memukulnya ke arah Markus.
KLANG
Senjata itu mengenai lantai. Pria itu dengan cepat mengarahkan pipa besi ke kepala Markus. Kali ini Markus tak dapat menghindar.
"ARRGH!!!" Markus kesakitan. Pipa itu tepat mengenai kepalanya hingga darah mengucur. Ia mengerjapkan mata karena pandangannya mulai kabur. "Shit! JOOO!!!" Markus meminta pertolongan. Namun pria itu terus berusaha melarikan diri hingga berlari menuju pintu.
Jordi kembali menodongkan pistol. "JANGAN BERGERAK! Satu langkah kau MATI!" Lelaki itu mematung. "Buang senjata itu dan ANGKAT KEDUA TANGANMU!!" ancam Jordi penuh penekanan. Namun lelaki itu mengabaikannya. "BRENGSEK!! AKU TAK MAIN-MAIN DENGAN PERKATAANKU! AKU HITUNG SAMPAI 3! 1 ...! 2 ...!"
CEKLAK
(Pelatuk ditarik)
KLANG
(Pipa besi dilempar)
Jordi perlahan mendekati pria itu. Mengapit lehernya dengan tangan kirinya.
"Khhkk. Khhkkk." Pria itu kesulitan bernapas. Ia berusaha berontak.
"DIAM!!" Jordi menodongkan pistol pada pelipisnya.
"Jo! Bawa dia ke markas!"
(Percakapan samar beberapa orang berbahasa Itali)
"Gawat! Ada orang yang akan masuk! Cepat sembunyi!" seru Markus yang dijawab gelengan Jordi.
BUGH
Pukulan sangat keras dilayangkan pada tengkuk membuat pria itu jatuh pingsan.
Markus ternganga. Dia gila! Menggunakan tangannya yang sudah patah untuk memukulnya??
"Bereskan mereka!" ucap Jordi pada seluruh anak buahnya melalui earpeace. Senjata api dimainkannya dengan lihai dijemari kirinya. Senyum smirk terpampang di wajah lelaki berparas Spanyol, berkelahiran 29 tahun. Mereka bergegas meninggalkan toilet. Bersama para anak buahnya terbang menuju markas besar di Kota Brooklyn, New York menggunakan pesawat-pesawat jet pribadi milik tuannya.
***
BERSAMBUNG 💖
Published Jan 12, 2023 1:13 PM