Love Shoot! | Sungsun โœ”

Por piscesabluee_

133K 13.1K 1.5K

[COMPLETED] "Fuck a princess, I'm a King." Kenneth Raymond, adalah seorang cucu laki-laki dari pemilik perusa... Mรกs

-PROLOG
-Meet The Characters
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Nine
Thirty
INFORMATION

Twenty Eight

2.5K 325 60
Por piscesabluee_

Justin Eduardo memiliki dua anak dari pernikahan pertamanya, Jessie dan Harry. Dan tiga anak dari pernikahan keduanya. Tapi dari semua anaknya, hanya Harry lah yang cocok mewarisi nama Eduardo, termasuk Eduardo Sea dan kelompok Eduardo.

Bergabungnya Harry pada kelompok Lionis membuat beberapa anggota Eduardo memojokkannya agar membujuk sang putra kebanggaan untuk pulang. Bukannya Justin tidak sayang pada Harry, dia hanya pernah berada dalam posisi Harry. Ingin bebas tanpa aturan dan tekanan. Dan suatu saat Harry pasti akan kembali pulang dengan sendirinya.

Dugaan Justin sangat tepat. Anaknya yang tampan dan jarang akur dengannya itu akhirnya datang memasuki kapal pesiarnya yang ia sandarkan di salah satu pelabuhan Miami, florida.

Rupanya nama Kenneth Raymond memang punya kuasa tersendiri terhadap putranya. Sayang, Ray sudah ditandai oleh Smith. Kalau tidak, dengan senang hati Justin akan menggandeng lelaki cantik tersebut untuk bersanding dengan Fillmore-nya.

"Aku tidak suka dengan apa yang ayah lakukan." kata Harry begitu memasuki kamar tidur ayahnya pagi-pagi

"Sudah berapa kali ayah katakan padamu, submisif hanya membuatmu lemah nak. Tapi berkat submisif itu juga, kau akhirnya mau menemui ayah."

"Aku menemui mu bukan berarti aku sudah memaafkanmu karena membuat ibu bunuh diri. Aku hanya ingin ayah menarik semua hal yang berhubungan dengan Kenneth."

Justin menyesap wine kesukaannya, hal yang sudah menjadi kebiasaannya saat pagi.

"Apa yang bisa kau tawarkan anakku? Kau tahu sendiri ayahmu ini tidak mau rugi."

"Eduardo Sea dan kelompok Eduardo, aku akan mengambil alih keduanya seperti yang ayah inginkan."

Wine yang Justin minum bahkan sampai tumpah di atas bajunya. Justin sama sekali tidak menyangka bahwa Harry akan semudah itu menuruti kemauannya, ternyata nama Kenneth benar-benar memberikan efek yang begitu besar. Kenapa tidak dari dulu saja Kenneth muncul dalam kehidupan putranya.

"Sekarang lebih baik ayah pulang. Aku tidak ingin Red Blood kemari dan menyerang kapal ayah."

"Kau tidak pulang dengan ayah?"

"Bulan depan. Ada beberapa hal yang harus aku urus dengan Lionis. Aku harap setelah ini ayah tidak mengusik Kenneth dan Steve Smith lagi."

Justin beranjak turun dari tempat tidurnya dan mendekati Harry. "Kau mencintainya kan? Kenapa kau tidak membawanya untukmu. Kau bisa melakukan hal itu Harry."

"Aku tidak ingin Ray bernasib sama seperti ibuku. Dikurung dalam sangkar sampai ia mati bunuh diri karena keegoisan seorang pria yang mengaku mencintainya."

Justin tersentak dan terkekeh. Anaknya yang satu ini benar-benar sudah dewasa.

"Baiklah. Aku tidak akan mengusiknya lagi. Termasuk Steve Smith dan Red Blood. Ayah menunggumu bulan depan nak."

Justin beranjak memasuki kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Meninggalkan Harry yang menatap pantulan wajahnya pada cermin.

Jika ia tidak bisa mencintai Ray dari dekat. Biarlah ia mencintai dan melindungi Ray dari jauh. Menggabungkan kelompok Lionis dan Eduardo adalah satu-satunya cara untuk menjaga Ray.

Bukankah senyum Ray adalah kebahagiaan nya?

"Kau yakin ini tempatnya?" tanya Axell begitu mereka sampai di pantai Miami.

"Wow... bagaimana bisa kau menggaet dua orang yang menguasai udara dan laut Ray."

"Diam kau." desis Ray.

Steve menatap kapal pesiar itu dengan datar, begitu juga dengan Van. Kedua orang itu memerintahkan Ray dan Axell untuk berpakaian santai alias kaos dan celana jeans saja dan tidak membawa senjata.

Ray dan Axell menurut daripada mereka ditinggalkan terborgol di dalam pesawat pribadi Steve yang kini sedang beristirahat di bandara Florida.

"Kau tidak menghubungi Red Blood kan?" tanya Ray pada Steve.

"Kau mengantongi ponselku dan Van dari semalam sayang. Bagaimana caraku menghubungi mereka?" jawab Steve.

"Siapa tahu kau punya alat lain."

Van hanya nyengir lebar mendengar drama pertikaian calon suami-suami tersebut.

"Sudahlah. Kita mau berdiri disini terus atau mau masuk?" tanya Axell.

"Anda berdua bisa lewat sebelah sini tuan-tuan."

Mereka berempat menoleh dan mendapati uncle George berdiri membungkuk menyambut kedatangan mereka. Steve dan Van saling melirik dan mulai mengikuti uncle George menuju tangga yang akan membawa mereka memasuki kapal pesiar. Ray dan Axell mengikuti kedua orang pria tersebut karena begitulah kesepakatannya. Mereka boleh ikut asalkan mau menuruti semua perintah Steve maupun Van. Meskipun yang paling sering memerintah disini adalah Steve, karena mana mungkin Van bisa memerintah calon nyonya Smith.

"Silahkan, tuan Eduardo sudah menunggu anda semua."

Van turun lebih dulu memasuki dek kapal, dan disambut oleh Harry yang sedang membaca buku.

"Oh kalian sudah datang? Duduklah. Kalian pasti belum sarapan." Harry menutup bukunya dan berdiri menyambut kedatangan para tamu.

Ray dan Axell menatap itu semua dengan tidak mengerti.

"Ayahku sudah ku kirim pulang ke italia, Smith. Untuk saat ini kita tidak memerlukan senjatamu." kata Harry melihat tangan Steve yang sudah masuk ke dalam saku jaketnya.

"Wah sayang sekali. Padahal aku sudah berharap ada adegan tembak-tembakan pagi ini." gerutu Van. la akhirnya duduk di dekat Harry, disusul oleh Steve, Ray dan Axell.

Harry bisa melihat bagaimana Steve terus memegang tangan Ray. "Kita gencatan senjata dulu hari ini Smith. Aku tidak mungkin menculik calon suamimu."

"Apa mau mu Fillmore?" tanya Steve, ia tidak memperdulikan para pelayan yang mulai menghidangkan beberapa makanan di meja mereka.

"Tentu saja sarapan bersama kalian." mata Harry bersitatap dengan mata Ray, "Hai Ray." sapanya.

Ray mengalihkan kontak mata tersebut dengan cepat. la takut jika kelamaan menatap Harry, pria itu akan besar kepala dan mengiranya memberi harapan. Ray tidak mau itu.

"Nikmati saja Steve." kata Van yang tidak ragu menyantap semua makanan yang tersedia. Pria berambut hitam pekat itu memang sudah lapar sejak semalam.

Axell pun berlaku demikian. Ia bahkan mengambilkan beberapa makanan untuk Ray dan mengatakan bahwa rasanya sangat enak.

Steve tidak bergerak sama sekali dan hanya menatap tajam ke arah Harry yang sedang menikmati sarapan paginya.

Ray juga tidak bergerak mengambil makanan tersebut, ia bisa merasakan bahwa Steve amat sangat marah dengan situasi yang mereka hadapi.

"Jangan membuatku sakit hati Smith." kata Harry kemudian.

"Masalah ayahku sudah bisa diatasi, tidak ada pertikaian antara Eduardo dan Red Blood, dan calon suamimu aman. Nyawaku taruhannya."

Van dan Axell berhenti mengunyah mendengar hal tersebut. Mereka sontak melirik keberadaan Steve yang sudah berdiri bersama Ray yang tangannya tidak pernah ia lepas.

"Aku harap ini terakhir kalinya kita bertemu Fillmore. Kau dan kelompok mu yang lain."

Steve menarik Ray pergi dari tempat itu. Meninggalkan Van dan Axell yang sudah membersihkan bibir mereka akibat makanan yang baru saja mereka nikmati.

"Terima kasih atas jamuan mu Harry. Seperti yang Steve katakan, kuharap ini pertemuan terakhir kita." kata Van sebelum mengikuti kepergian Axell yang sudah beranjak lebih dulu tanpa mengucapkan terima kasih.

Untungnya Steve dan Ray masih bisa mereka kejar.

"Kau marah padaku?" tanya Ray saat mereka dalam penerbangan pulang menuju Denver.

Ray terpaksa mengikuti calon suaminya kemana saja karena Steve tidak bersuara sama sekali begitu mereka meninggalkan kapal Harry. Hal itu lebih berbahaya dibanding Steve yang berteriak marah padanya.

"Aku lebih suka kau marah daripada diam seperti ini." gumam Ray memegang ujung baju Steve dari belakang saat pria itu hendak berganti pakaian di dalam kamar.

Steve menghela nafas sebelum berbalik menatap Rat, ia bisa melihat Van dan Axell mencuri pandang ke arah mereka. Karena itu Steve menarik Ray masuk ke dalam kamar dan memeluknya.

"Aku tidak marah padamu. Aku marah pada diriku sendiri karena tidak bisa melindungimu."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri Steve."

"Aku tahu. Tapi sebagai pria dominan aku juga ingin diandalkan olehmu."

Ray mendongak dan berjinjit untuk mengecup bibir Steve.

"Kau yang paling tahu kalau aku sangat mencintaimu. Bukan orang lain."

Steve tersenyum dan merangkum wajah Ray sebelum memberikan ciuman yang sebenarnya.

Harry menelpon Nick, "Hentikan semua yang kau lakukan yang berhubungan dengan Kenneth Raymond, Nick."

"Apa maksudmu Harry?"

"Aku mendapat laporan kalau kau sedang mengumpulkan informasi mengenai Ray. Dan mengirim beberapa orang untuk mengintainya."

Nick tidak menyahut di seberang sana. Itu berarti apa yang Harry katakan sangatlah benar.

"Sudah ku katakan kalau aku merelakannya bukan? Jadi tolong jangan usik mereka lagi atau aku akan menghancurkan Lionis. Kau pasti sudah tahu kalau aku akan kembali ke italia dan mengambil alih Eduardo? Jadi mulai sekarang berhati-hatilah dalam bertindak Lionel."

"Maafkan aku."

"Sampaikan hal ini pada adikmu. Aku ingin pernikahan Steve dan Ray benar-benar berjalan dengan lancar."

Harry langsung mematikan ponselnya setelah berbicara panjang lebar. Ia yakin bahwa yang ia lakukan ini sudahlah benar.

"Smith brengsek!!! Lepaskan aku."

Steve mengabaikan teriakan Ray dan memilih untuk menyimpul dasinya sendiri. Ia bersiul riang sambil memilih jam tangan mana yang akan ia pakai hari ini. Karena Steve yakin Ray akan berada di rumah seharian ini. Tidak seperti kemarin-kemarin, lelaki yang tidak bisa diam itu malah memilih menemani Axell melakukan pembunuhan. Tentu saja Steve murka.

Steve sampai harus menghubungi Sam agar menikahi Axell secepatnya, sebelum Axell memberi contoh buruk bagi Ray.

"Tega sekali kau memborgol calon suamimu di dalam kamar mandi."

Akhirnya Steve menemukan jam yang cocok untuk ia pakai. Setelah memeriksa penampilannya yang tidak pernah jelek, Steve menuju kamar mandi dan melihat Ray masih menarik-narik tangannya dari borgol yang sengaja ia pasang saat lelaki itu tidur.

Tiga hari kemarin Steve memang ada urusan di Rusia, dan menurut agenda harusnya Steve berada di sana selama satu minggu. Namun, firasat Steve yang tidak enak mengharuskan ia pulang hanya untuk mendapati calon pengantinnya berkeliaran di kota New York untuk mencari buruan alias membantu Axell melakukan pekerjaannya.

Ray yang tidak tahu bahwa Steve telah pulang langsung jatuh tertidur jam tiga pagi tadi. Hal itu Steve manfaatkan untuk menggendong Ray ke dalam kamar mandi dan memborgol tangannya disana. Teriakan Ray tadi menandakan bahwa Ray telah bangun.

"Berterima kasihlah karena aku memborgol mu di dalam kamar mandi, karena kau tidak perlu bingung kalau mau pipis."

"Bangsat kau. Sialan. Bajingan..." segala sumpah serapah mulai Ray keluarkan. Dan Steve dibuat takjub saat mendengarnya.

"Aku berangkat kerja dulu ya sayang. Tunggu aku di rumah."

"Lepaskan aku brengsek."

Steve mendekat untuk mencium Ray dan mendapat gigitan pada bibirnya. Steve menyeringai dan memegang tangan Ray yang memberontak.

"Aku lebih suka kau menggigit ku saat kita tengah telanjang diatas tempat tidur sayang. Terutama saat kau mencapai puncak kenikmatan, jadilah anak manis hari ini. Karena seminggu lagi kita akan menikah."

"Bajingan kau!!! Aku tidak mau menikah denganmu."

Steve berdiri diambang pintu dan menoleh pada Ray.

"Tapi aku yang mau menikah denganmu. Jadi kita akan tetap menikah sayang, tidak peduli kau mau atau tidak."

"Bajingan kau Smith. Lepaskan aku." Ray sedikit terisak.

Steve menghela nafas panjang dan berbalik untuk mencium Ray lagi. Kali ini lebih lembut dan sedikit menyesakkan.

"Kau tahu apa yang kurasakan saat mendengar kau tidak ada di rumah." bisik Steve tepat di depan bibir Ray.

"Rasanya aku ingin menembak diriku sendiri. Saat ini kau menjadi sasaran empuk semua orang Ray. Bisa-bisanya kau kesana kemari tanpa kenal rasa takut. Jika sampai terjadi apa-apa denganmu, aku bersumpah aku tidak ingin hidup lagi. Kau dengar itu."

Secepat Steve menciumnya, secepat itu juga Steve melepas Ray.

"Bibi Marry yang akan membuka kunci borgol mu. Aku pergi dulu."

Steve berbalik pergi meninggalkan Ray yang merasa bersalah. Ciuman Steve yang ini sama seperti ciuman Harry waktu itu, begitu menyakitkan. Apa dia memang sudah sangat keterlaluan pada Steve sampai Steve semarah itu? Ray hanya bosan di rumah tanpa melakukan apa-apa. Tidak ada Steve yang menemaninya, tidak ada Steve yang bisa ia ganggu, dan tidak ada Steve yang mengganggunya. Karena itu Ray ikut dengan Axell. Toh ini pekerjaan terakhir Axell sebelum menerima lamaran Sam.

"Saya buka borgolnya ya tuan Ray."

Ray tak menanggapi Marry sama sekali. Bahkan setelah ia meminta Marry pergi, Ray tetap diam di dalam kamar mandi. Mungkin ia harus minta maaf pada Steve.

Ray bergegas membersihkan diri dan bersiap menuju Evesky, sudah dua minggu ini ia tinggal di Smond bersama Steve dan tidak diperbolehkan mengurus pernikahannya sendiri. Semua diurus oleh Rain beserta Winter dan Bella.

Setelah cantik dan rapi, Ray mulai pergi menemui Steve dan tidak menyangka bahwa keadaan kantor itu terlihat kacau. Ray baru saja memasuki lobby ketika melihat banyak orang berlarian.

"Ada apa?" tanya Ray menghentikan salah satu karyawan yang terlihat panik.

"Tuan Steve... pesawat tempur yang sedang diuji coba oleh tuan Steve meledak di udara."

Bekal yang sengaja Ray buat untuk Steve sebelum berangkat mulai jatuh dan berserakan. Sekarang Ray tahu apa yang Steve rasakan saat ia berada dalam bahaya. Rasanya memang ingin mati.



Yang penasaran sama visualisasi bapaknya Harry ini yhhh

Park Jihoon Treasure a.k.a Justin Eduardo

Don't forget to vomment, sorry for the any typos and thank you for the reading ❤

Seguir leyendo

Tambiรฉn te gustarรกn

568 97 6
Warn! Heejake || BxB Story! *** Heeseung hanya pergi ke desa tempat Neneknya tinggal, saat musim dingin tiba. Namun siapa sangka, nyatanya dirinya m...
107K 25.8K 16
video spesial dari changbin dan felix setelah tiga tahun mereka berpisah. video!au sequelโ†’ cek di @felbiexโฃ
16.5K 2.2K 13
[END] - Story remake of "Love for You || KM" From @kmjiee -SunSun BxB Dear you... I want to give you more and more love please stay with me...
14.5K 2.3K 17
menjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya...