Hello Max

By virgogerls

856K 79.1K 1K

Percayakah kamu akan transmigrasi? Awalnya, Althaia tak percaya akan transmigrasi yang terjadi pada novel-nov... More

00. •Prolog•
01. •Dunia Lain•
02. •Sadar•
03. •Bertemu•
04. Althaia
05. Maximilian Archard
06. Bertemu lagi
07. Pulang
08. Mata-mata
09. Luka
10. Murid Baru IHS
11. Max dan Dylan
12. Bimbang
13. Bertahan
14. Bahaya
15. Restu
16. Bukan Keluarga Bahagia
17. Mengunjungi Mama
18. Waktu Berdua
19. Malam Bahagia
20. Marah
21. Tak Sengaja Bertemu
22. Fakta Baru
23. Awal Kehancuran
24. Mimpi
26. Berlalu
27. Pilihan
28. Maaf
29. Terikat
30. Firasat
31. Bertahan atau Meninggalkan?
32. End
X-tra Part 1&2
X-tra Part 3
announcement+ask
X-tra Part 4+5
Cerita Baru

25. Damai dan Bahagia

13.7K 1.3K 12
By virgogerls

Cuaca hari ini terlihat tak bersahabat. Mendung menutupi cahaya matahari yang menyinari bumi. Angin yang berhembus terasa dingin menusuk kulit.

Namun, kegiatan belajar mengajar tak mungkin diliburkan hanya karena cuaca mendung.

“Dingin banget,” gumam Althaia saat berjalan menuju ruang makan. Tubuhnya sudah rapi terbalut seragam sekolah dan hoodie kebesaran guna menghangatkan tubuh.

Di meja makan sudah terlihat Papa dan Mamanya yang duduk di kursi masing-masing.

“Kak Athena mana?” tanya Althaia bingung karena tak mendapati keberadaan kakaknya di meja makan. Biasanya Athena akan datang lebih dulu dibandingkan dirinya.

“Masih di kamar.”

“Tumben.”

Tak ambil pusing, Althaia langsung menarik kursi di depan Mamanya untuk diduduki. Matanya berbinar melihat berbagai macam menu sarapan yang terlihat menggugah selera.

“Morning everybody!” teriak seseorang membuat Althaia terkejut. Gadis itu mengusap dada pelan karena jantungnya yang berdetak di atas normal.

“Athena kebiasaan,” tegur Papanya dengan tatapan tajam.

Bukannya takut, Athena malah tertawa. Setelahnya langsung mengambil duduk di samping Althaia.

“Mari makan!”

Setelah anggota keluarga lengkap, mereka langsung memakan sarapan dengan khidmat. Tak ada yang membuka suara sebelum makanan di piring benar-benar habis.

“Ma,” panggil Althaia saat sudah menyelesaikan sarapannya. Ia mengambil tisu dan mengelap bibirnya agar terhindar dari makanan sisa.

“Kenapa sayang?”

“Nanti Althaia mau request dimasakin ayam bakar madu, boleh?” tanyanya dengan penuh semangat saat mengatakan ayam bakar madu.

“Boleh, nanti Mama masakin.”

“Yes, thank you Mama.”

“Sama-sama.”

“Tumben Lo request,” ucap Athena dengan kening mengkerut.

“Ya emang kenapa? Gak boleh?!” balas Althaia dengan bersungut-sungut.

Athena memutar bola matanya malas. “Gue cuma nanya. Gak usah ngegas gitu!”

“Athena juga mau Ma, ayam goreng mentega!”

Althaia yang mendengar langsung menginjak sepatu Athena di bawah meja. Membuat empunya meringis kesakitan dan menatap tajam adiknya.

“Papa juga mah request Ma, ikan tuna. Terserah mau Mama masak apa, yang penting dari ikan tuna.”

“Oke, nanti Mama masakin semuanya.”

[Hello Max]

Althaia berlari kecil menuju mobil Max yang terparkir di luar gerbang rumahnya. Ia membuka pintu depan dan langsung duduk di samping laki-laki yang terlihat tampan menggunakan seragam dan kaca mata hitam.

“Tumben pakai mobil?” tanya Althaia seraya memasang sabuk pengamannya.

Max menoleh. “Mendung, takut tiba-tiba di tengah jalan hujan.”

“Udah sembuh?”

Better.”

Althaia mengangguk seraya tersenyum.
“So, how about your relationship with Matthew?”

Sebelah tangan Max menggenggam tangan Althaia. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

“Kita resmi damai!”

Kosa kata Max terdengar lucu. Hingga membuat Althaia tertawa pelan.

“Akhirnya, terus perasaan Lo sekarang?”

“Lega. Seakan beban di pundak gue terangkat semua.”

“Seharusnya emang Lo damai dari dulu.”

“Andai berdamai dengan masa lalu itu mudah, gue bakal damai sama dia dari dulu.”

“Oke-oke! Jadi, sekarang kalian resmi jadi kakak-adik beneran, kan?”

Alis Max menukik. Ia menoleh ke arah Althaia yang tersenyum miring.

“Lo kira selama ini kita kakak-adik jadi-jadian?” sarkas Max dengan kesal.

“Hahaha santai, gue cuma bercanda, love!”

Max refleks menghentikan laju mobilnya. Ia menatap Althaia dengan pandangan tak percaya. Matanya membulat terkejut.

“Apa? Lo bilang apa tadi? Coba ulangi!!”

Althaia terlihat gelagapan. Ia membuang pandangan ke sembarang arah agar tak bertatapan dengan Max. Pipinya memerah karena malu.

“Apa sih, gue kan cuma bilang bercanda,” cicitnya pelan.

Max berdecak. “Kata terakhir!”

“Gak ada.”

“Bohong.”

Love,” ucap Althaia lirih. Namun, masih bisa terdengar oleh indera pendengaran Max yang tajam.

“Akhirnya ya Tuhan, gue gak cinta sepihak!” teriak Max menggebu-gebu. Bahkan wajah laki-laki itu memerah entah karena apa. Mungkin Max malu dan salah tingkah.

“Hah? Cinta sepihak?”

“Iyalah! Lo mana mungkin cinta sama gue, Lo cuma terpaksa, kan? Tapi gak papa, selagi dengan paksaan Lo bisa jadi milik gue.”

“Jadi, Lo mikir gue gak cinta sama Lo, gitu?” tanya Althaia tak percaya. Dan Max hanya mengangguk kaku.

“Brengsek!” maki Althaia pada Max.

“Heh mulut Lo!”

“Kalau gue gak cinta, udah dari dulu gue berusaha lepas dari Lo. Tapi kenyataannya? Gue gak mencoba lari, kan? Dasar cowok gak peka!”

Althaia melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menatap Max dengan sinis.

Max menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tak dipungkiri perasaannya membuncah.

“Jadi, selama ini gue gak mencintai sepihak?”

“MENURUT NGANA?!”

Max langsung tersenyum lebar. Ia membawa tubuh Althaia ke dekapannya.

“Thank you.”

“For what?”

“For loving me.”

Althaia menerbitkan senyumnya. Perasaannya lega setelah mengutarakannya pada Max.

“Gue jadi gak sabar.”

“Hmm?”

“Mau nikahin lo.”

“Dasar!”

Althaia langsung mencubit pinggang Max dengan kencang. Membuat laki-laki tersebut mengasuh kesakitan.

“Belum nikah udah KDRT aja lo.”

[Hello Max]

Setelah sampai di sekolah, Max tak henti-hentinya tersenyum lebar. Tak jarang orang-orang yang berpapasan dengannya mengernyit bingung. Dan menganggap Max sedang kumat.

Langkah kaki Max membawanya menuju kelas. Saat tiba di depan pintu, matanya membulat karena melihat 4 orang laki-laki yang sangat ia kenal duduk di kursi masing-masing dengan senyum konyol.

“Pagi bos, hehe.”

Max langsung berlari mendekat. Tangannya menunjuk 4 orang tersebut satu-satu.

“Kalian? Ngapain di sini?” tanyanya dengan nada tinggi.

“Sekarang kita sekolah di sini,” jawab Naufal dengan cengiran lebar.

Rahang Max rasanya ingin terjatuh. Ia menggeleng takjub. “Kok bisa? Maksud gue, KENAPA GAK BILANG-BILANG SIALAN!”

Tangannya memukul kepala Naufal dengan kencang. Rasanya kesal karena tak mengetahui jika keempat teman dekatnya pindah ke sekolah yang sama dengannya.

“SURPRISE!” ucap Diego, Steve, Naufal, dan Julius. Mereka berempat menatap Max yang terlihat frustasi.

“Selamat, gue benar-benar kaget sampai rasanya mau mati jantungan!”

“Gak apa-apa, nanti Althaia buat gue aja,” celetuk Steve tanpa beban.

Max langsung menatap Steve tajam. Tangannya terangkat hendak memukul mulut Steve yang kurang ajar.

“Bercanda, Lo baperan banget jadi cowok.”

“Terserah!”

Max langsung duduk di kursinya. Dan kejutannya lagi, keempat temannya pun duduk kursi depannya.

Sungguh hari ini merupakan hari yang penuh kejutan. Mulai dari pengakuan Althaia, sampai kepindahan teman-temannya.

(To be continue)

Biasanya setelah yang manis-manis gini bakalan.......
😁🤝

Bonus pict obrolan para cowok kalau lagi gabut

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 127K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
263K 29.4K 20
"Amour..Jen mohon..cintai Jendra.." lirihan itu sangat indah ditelinga gadis mungil bernama Amoura Delaria. Senyum tipis Amoura berikan, dia menyentu...
1.6M 116K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...