Pliss! Remember Me (END)

Par anaknya-offgun

15K 1.4K 247

Bukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di t... Plus

prolog [PRM]
PRM 0
PRM 1
PRM 2
PRM 3
PRM 4
info
PRM 5
PRM 6
PENTING
PRM 7
PRM 8
PRM 9
PRM 10
PRM 11
PRM 12
PRM 13
PRM 14
Not update but, secret project
PRM 15
PRM 16
NEW FF
PRM 17
PRM 18
PRM 19
PRM 20
INFO ONESHOOT
PRM 21
PRM 22
PRM 24
PRM 25
PRM 26
PRM 28
PRM 29
WEDING DAY [END]

PRM 23

225 25 9
Par anaknya-offgun

“Ini parkirnya dimana Peng.”

“Mana gua tau bego, lo kira gua tukang parkir.”

“Coba tanya Gun parkirnya dimana.”

“Gua gak punya nomornya jingan, adanya nomor managernya.”

“Ya terus ini kita mau markir dimana.”

“Tuh tuh, ada mobil lain pasti mau markir juga, ikutin sana.”

“Kalo ternyata gak parkir gimana?”

“Ya ikutin dulu aja ngape.”

Bahkan hanya untuk tahu dimana tempat mereka bisa parkir, mereka bisa ribut. Off sama Tay benar benar sudah tidak waras, tidak heran jika New harus berteriak setiap harinya karena dua Orang itu. Mereka bahkan pernah meributkan kuaci yang jatuh, benar benar setres.

Saat ini keduanya sedang berada di Pesta Arm, tadinya Tay ingin mengajak New ikut bersama mereka, tapi New lebih memilik BBQ-an bersama teman Kuliahnya. Ada untungnya juga New tidak ikut, itu akan memudahkan Tay dalam menganalisis seluruh tingkah Gun. Tay tahu persis jika ada yang salah dengan Gun, tapi Tay sendiri juga berpikir itu semua merupakan campur tangan dari Patthiyakorn, mengingat betapa liciknya Keluarga itu.

“Untung aja gua nyuruh lo ikutin tuh mobil, kalo kaga kita masih muter muter gak jelas,” omel Off setelah keduanya turun dari mobil, mereka berhasil memakirkan mobil.

“Nyenyenye, udah ah ayo masuk.” Akhirnya kedua Sahabat itu masuk ke area acara berlangsung, dengan sedikit perdebatan memilih lewat pintu mana mereka akan masuk. Jika ada New dan Gun saat ini, mungkin kedua Orang itu sudah mendapatkan omelan yang begitu panjang dari Kekasih mereka.

Suara musik dan lampu berwarna biru tua langsung menyeruak begitu keduanya benar benar masuk kedalam Pesta. Saat mereka berdua masuk, beberapa kalimat tidak mengenakkan yang tertuju untuk Off terdengar, inilah yang Tay takutkan tapi sepertinya Off tidak peduli akan hal itu yang dia pedulikan sekarang hanyalah Gun. Entah mengapa tapi Tay merasa kalau semua yang terjadi hari ini adalah sebuah permulaan, dia benar benar berharap jika Gun tidak berniat atau bahkan melakukan sesuatu yang ada dipikirannya saat ini.

“Langsung ke Arm aja gak sih?” tawar Tay yang sebenarnya malas berlama lama berada di kumpulan pebisnis, itu membuatnya tidak bisa bertingkah dengan bebas.

“Buru buru amat lo, apa jangan jangan dulu lo naksir sama Arm?” tanya Off dengan sedikit Sarkasme yang dibalas oleh geplakan gratis di Kepala Off.

“Kagaklah bego, gua ngajak lo kesana karena mungkin aja Gun udah disana, kan lo sendiri yang bilang Arm sama Gun itu sahabat di Russia,” balas Tay dengan sedikit berbohonh, ya kalaupun Gun memang disana maka itu akan memberikan keuntungan untuk Tay dalam melancarkan misinya.

“Bener juga, ya udah ayo.” Tadi bilangnya gak mau buru buru, tapi sekarang Off malah narik tangan Tay setelah melihat keberadaan Arm yang ada di Panggung.

Kini keduanya sudah berada dihadapan Arm, tapi suasananya sedikit canggung karena sudah lama tidak berhubungan dan ada seorang Perempuan juga disamping Arm. Tay yang membenci suasana seperti ini akhirnya menyapa lebih dulu, lebih terpatnya mengakrabkan diri kembali.

“Hey Arm, ini gua Tay sama Off, masih ingetkan? Dua bocah yang dulu sering bikin lo pusing gegara sering nyebur ke sungai atau gak parit.” Arm terlihat berpiki sejenak, sudah nyaris 20 tahun mereka tidak bertemu jelas saja jika lupa bagaimana rupanya, lagipula yang mengurus undangan itu Sekertaris Arm jadi Arm tidak terlalu tahu bagaimana rupa teman teman kecilnya.

“Oh iya inget, dulu Off juga pernah kecebut Got sampe sebadan kan?” tanya Arm yang dibalas anggukkan mantap dari Tay sedangkan Off kini mengumpat habis habissan, dari banyaknya kenangan kenapa harus Off yang tercebur Got yang di ingat.

“Gak harus dibahas juga kali Arm, btw jangan terlalu kaku kaya kanebo santai aja, temen kecil ini.” Mendengar penuturan Off membuat Arm tertawa. Off dan Tay selalu berhasil membuat Arm berbahagia dan tertawa lepas dengan segala tingkah konyol mereka, istilahnya itu Arm doang yang waras diantara ketiga Orang itu.

“Ngomong-ngomong, tuh Cewe siapa Bang?” tanya Tay sambil menatap Perempuan yang merangkul lengan Arm begitu mesra, bahkan baju mereka... couple.

“Ini Alice, Istri gua, gimana? Mantepkan pilihan gua?” tanya Arm sambil menaik turunkan alisnya seolah mngejek kedua temanya.

Off dan Tay dengan kompak bertepuk tangan hingga membuat beberapa Orang menatap keduanya aneh, tapi tidak perdulikan oleh kedua Orang itu. Teman mereka yang satu ini benar benar luarbiasa, bisa bisanya setelah menghilang begitu saja dari Negara asalnya dan kini saat kembali sudah membawa Istri, sangat Impresive. Dibandingkan percintaan Off dan Tay, seperti Arm jauh lebih beruntung dan dimudahkan percintaannya.

“Idih si najis, pamer gitu lo?” ucap Off yang kesal, rasanya begitu menyebalkan mengingat diantara mereka percintaan Offlah yang paling tragis.

“Iyalah, punya bini cakep harus dipamerin. Lo pada punya pasangan kaga?”

“Oh jelas punya dong, Cowo gua tuh imut, manis, bening, beuh aduhai pokoknya,” balas Tay sambil membayangkan batapa indahnya New.

“Cowo? Kamu Gay? AAAAAA. Bagi nomor telpon dong, nanti kalo kalian berduan jangan lupa foto ya, apa lagi kalo cium wajib kirim pokoknya.” Ketiga Orang itu menatap Alice bingung, bisa bisanya Anak itu begitu kegirangan.

“Mohon dimaklum dia emang fujo,” jelas Arm yang membuat Off dan Tay mengangguk mengerti.

“Eh, gua bukan Gay, gua Bisex yang Gay mah ini nih,” ucap Tay sambil menunjuk Off yang baru mengambil minum yang dibawa Pelayan.

“Wah pada doyan Cowo ternyata, terus gimana sama percintaan lo? Udah ada Cowo kah?”

Raut wajah Off berubah total. Dia yang tadinya menikmati Uphoria bersama teman temannya kini justru merasa sesak di Hatinya. Perubahan itu tentu disadari oleh semuanya dan itu membuat Arm dan Alice kebingungan, berbeda dengan Tay yang mengerti situasinya.

“Off udah punya Pacar, mungkin sekarang mereka udah Tunangan kalo aja tragedi itu gak kejadian. Tragedi kecelakaan yang ngebuat Pacar Off hilang tanpa jejak 4 tahun lalu, kita sempet nemu mayat yang mirip Pacarnya tapi ternyata bukan, hingga akhirnya kita nemuin Orang itu tapi dia Amnesia total dan Tubuhnya ngalamin banyak kerusakan karena Kecelakaan itu,” jelas Tay yang membuat Arm maupun Alice terdiam, tidak menyangka jika percintaan Off akan setragis ini.

Arm memegang pundak Off sambil tersenyum pedih, dia berusaha untuk memberikan semangat pada Off yang seperti kehilangan hidupnya. Disaat itu jugalah Gun datang dari Kiri bersama dengan Claire yang merangkul lengannya.

“Kekasihmu beneran belum meninggal?” tanya Gun yang baru saja datang. Dia bertanya karena meningingat cerita Off.

“Belum, senang sekali saat tahu dia masih hidup, tapi dia Hilang Ingatan total juga permanen, dia bahkan sudah bertunangan disaat kami belum pernah memutuskan hubungan kami.”

“Astaga!” Secara bersamaan Arm, Alice, Gun, dan Claire berseru bersamaan, mereka kaget mendengar fakta menyakitkan itu.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan, bukannya kamu sangat mecintainya?”

“Terlalu jahat jika aku memisahkan mereka begitu saja, aku hanya bisa berusaha dan berharap ada keajaiban dimana dia akan mengingatku, setidaknya disaat itu aku bisa memutuskan hubungan kami dan membiarkannya bahagia dengan Tunangannya.” Lain di Mulut lain juga di Hati. Pada kenyataan Off memang sedang berusaha untuk merebut Gun kembali dan Tay juga mengetahui itu. Ini membuat Tay takut, dia takut Claire tersakiti karena Claire tidak tahu apa apa, tapi dia juga takut Off akan kehilangan Kewarasannya jika Gun dan Claire sampai menikah. Hal ini benar benar membuat Tay merasakan pusing yang hebat.

Disela sela pembicaraan mereka tiba tiba Earphone yang selalu Gun pakai bergetar, Gun menekan Earphone itu dua kali agar sambungannya terhubung. Earphone seperti ini sudah tidak asing lagi dikalangan Pebisnis apa lagi Mafia, mereka biasanya akan menggunakan sebagai alat komunikasi dalam persembunyian anggota mereka. Gun sendiri juga melakukannya, ada beberapa anak buahnya yang berjaga karena dia sempat mendapatkan pesan ancaman dari Anonim.

“Ada yang tahu dimana letak Highlight Corner Lighting?” 

Gun kebingungan saat mendengar kelimat itu. Anak buahnya tidak memanggilnya Tuan Muda dan langsung bertanya sesuatu, anehnya lagi yang ditanyakan adalah sesuatu yang tidak Gun mengerti. Higlight Corner Lighting, bukankah itu uruasan pengurus acara ini? Seperti Arm contohnya. Disini yang bingung bukan hanya Gun tapi juga seluruh anak buahnya, mereka benar benar dibuat bingung dengan yang satu ini.

“Jangan gila kamu, ini bukan untuk bercandaan, kenapa menanyakan Lighting pada kita? Tentu saja kita tidak tahu,” jawab seseorang lainnya dari sana.

“Oi, ada yang membahas tentang Highlight Corner Lighting di Pesta ini, itulah sebabnya aku bertanya apakah kalian tahu dimana itu berada.”

Gun terdiam. Dia mencoba mencerna baik baik kalimat anak buahnya itu. Dia yakin pasti ada hal serius yang ingin disampaikan tapi tidak bisa secara langsung, makanya dia memberikan kode. Namun sedikit susah karena Orang itu hanya menyebutkan Highlight Corner Lighthing, tunggu....

“Higlight Corner Lighting,” gumam White yang dapat didengar yang lainnya.

“Kau tidak mendengarkan kami White, ada apa denganmu?” tanya Arm yang dibalas dengan gelengan kepala dari White.

“Saya pergi dulu, ada seseorang yang harus saya temui. Claire tunggu disini dulu ya sayang, aku tidak lama kok. Claire mengangguk dan kemudian meninggalkan mereka yang kebingungan.

“White memang sering seperti itu, dia punya benteng tinggi yang begitu misterius, iya kan Arm?” ucap Claire yang dibalas anggukkan dari Arm.

“Berpencar jangan terlalu mencolok kita harus menemukannya,” ucap White sambil berjalan yang membuat anak buah lainnya semakin kebingungan dan White tahu itu.

“Huruf pertama tiap kata,” ucap White mencoba memberi pengertin tanpa harus mengucapkannya secara langsung, itu akan sangat beresiko.

Highlight Corner Ligthing, HCL. HCL = Klorida. Ada yang membahas Klorida di Pesta ini, logikanya adalah tidak mungkin sekumpulan pebisnis justlru membahas Unsur Kimia, mereka pasti akan membahas bisnis bukan Kimia. Sudah pasti ada penyusup di antara mereka

Begitu anak buah White menyadari apa maksud dari kode Highlight Corner Ligthing, mereka semua langsung berpencar sembari bebaur agar tidak ketahuan. Meski ini bukan Pesta White akan tetapi Arm adalah sahabatanya dan dia tidak akan membiarkan Pesta ini kacau, apa lagi jika sampai melukai Orang-orang terdekat White, dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Klorida cukup berbahaya, jika terkena kulit maka kulit akan terbakar dan kemudian melepuh, itu bukanlah hal yang sepele dan White tidak akan membiarkan itu semua terjadi.

Semuanya berpencar sambari berbaur agar tidak mencurigakan sehingga mereka bisa melakukan penyergapan. Gun sudah mencari Klorida hampir 7 menit tapi dia belum menemukan dimana Klorida itu. Gun mulai panik, Arm memiliki acara puncak yang sudah dia siapkan dan yang Gun takutkan adalah Klorida itu akan disebarkan saat acara puncak yang akan diselenggarakan tidak lebih dari 20 menit lagi. Dalam 20 menit, jika Klorida dan pelakunya tidak ditemukan maka kekacauan akan benar benar terjadi.

“Kenapa Lighthingnya tidak ada di dekat Meja Bar? Bukankah kalian bilang itu ada di dekat Meja Bar? Jangan bercanda, jika Lighthing ini tidak ada maka acara puncak bisa berantakan.” Suara dari Earphone White kembali terdengar, dia memberikan sebuah koordinat yang tepat sehingga tidak akan ada yang kebingungan.

“Saya akan bantu cari Tim Lighthingnya, saya tidak akan membiarkan acara Sahabat saya menjadi kacau,” ucap White dengan menekankan kata Tim, itu artinya dia akan mencari pelaku yang mengendalikan Klorida. Sedikit berbahaya memang, tapi tidak ada jalan lain dan ini harus dilakukan.

Meja Bar. Sudah pasti Klorida itu berada di dekat Meja Bar dan pasti berada di langit langit gedung ini. Gun tidak berpikir hingga sana, Bar disana berada di tengah tengah tempat ini, jika Klorida itu disebarkan maka hampir semua Orang pasti akan terkena efeknya. Keuntungan bagi Gun adalah dsiini banyak pebisnis yang meminta Wine, sehingga untuk menghindari kecurigaan Gun atau tepatnya White bisa berbincang bincang dengan Pebisnis disana.

“Tuan Muda Patthiyakorn?” Seseorang menarik tangan White tepat saat dia hendak memesan Wine untuk minum, dia juga butuh penyegaran pikiran.

White melihat penampilan Pria yang menariknya dari atas sampai bawah, mencoba mengenali siapa Pria ini. Podd Suphakorn Sriphothong, pengusaha dari Bisnis Restoran.

“Tuan Suphakorn Sriphothong, senang bertemu dengan anda,” sapa White sambil mengulurkan tangannya yang dibalas oleh Podd.

“Saya benar benar tidak menyangka jika ada keturunan lain dalam Patthiyakorn,” ucap Podd sambil menatap kagum White dari atas sampai bawah. Penampilan White dengan Jas berwarna Pink senada dengan Tunangannya, memberikan kesan Sub, akan tetapi ada aura Dom yang juga menyeruak dari tubuhnya, sangat menarik.

“Saya dilahirkan Prematur dan banyak mengalami Komplikasi saat dilahirkan, itu menjadi salah satu alasan mengapa saya dibawa ke Russia dan dirahasiakan kebaradaan. Jika diumumkan sudah pasti banyak yang mengincar dengan memanfaatkan kondisi itu.”

Dia memang sedang berbicara dengan Podd, akan tetapi seluruh indranya berkerja untuk menangkap segalanya, hingga akhirnya dia menemukan letak Koloid itu yang botolnya terikat sebuah tali. Feelingnya benar, tanpa harus mencari tahu lebih dalam dimana pelakunya, dia sudah menemukannya.

“Astaga, saya tidak menyangka melupakan ini. saya terelalu senang bertemu dengan anda sampai lupa mengabari Tunangan saya, tadinya saya ingin mengambil mimum tapi justru berbicara dengan anda.” White menekankan kata bertemu sebagai kode yang di terima anak buahnya jika mereka White sudah menemukan pelakunya.

“Apa saya menahan anda? Jika iya anda boleh pergi,” ucap Podd yang merasa tidak enak.

“Tidak perlu, saya akan mengiriminya pesan saja dia pasti mengerti keadannya.” Gun mengambil Ponselnya dan segera mencari kontak seseorang. Bukan kontak Claire melainkan kontak Arm untuk memberitahu keadaan saat ini.

Setalah Arm membalas pesan White, White memasukkan kembali Ponselnya kedalam saku dan berbincang bincang dengan Podd. Namun Indra White terus berkerja untuk mengawasi pelaku itu, bahkan anak buah Gun juga sudah bersiap siaga, menunggu aba aba dari Tuan mereka.

Beberapa saat kemudian terdengar suara Arm yang menggema di pesta itu.

“Perhatian semuanya. Acara puncak akan segera dilakukan, akan tetapi tidak akan dilakukan diruangan ini melainkan di Taman belakang. Hal ini dikarenakan saya memiliki sedikit hadiah untuk semua tamu undangan yang hadir malam ini. Di mohon untuk mengikuti panduan Staff kami.”

“Kira kira apa hadiah yang dimaksud ya?”

“Kenapa kita tidak kesana untuk mengetahuinya.”

Awalnya Gun mengikuti langkah Podd, akan tetapi begitu kesempatan datang Gun langsung berbalik dan saat itu juga pelaku keluar dari persembunyiaannya. Gun langsung menarik Pistol yang tersembunyi di balik Jasnya dan segera menodongkannya kearah pelaku itu. Pelaku yang sudah ketahuan berusaha kabur dari arah lain, tapi ternyata anak buah Gun sudah mengepung pelaku itu.

“Aku sudah tekepung ternyata, tapi apa kalian yakin kalau rencanau hanya dengan Klorida?” Gun terdiam mendengar itu, mencoba untuk menganalisis segala kemungkinan yang terjadi. Jika sampai tali itu dilepaskan maka Gun dan anak buahnya akan terkena Klorida itu, tapi jika tidak ini semua tidak akan pernah berakhir.

Pelaku yang merupakan seorang Pria itu menunjukkan sebuah remot yang membuat Gun dan para anak buahnya kaget, bahkan anak buah Arm yang baru tibapun kaget melihatnya. Bom, Pria itu sudah menaruh Bom disini, itu artinya semua sudah di persiapkan dengan matamh. Gun mulai risau, jika gegabah smeua bisa kacau, akan tetapi jarak dari Gedung ini dan Taman lumayan jauh dan itu artinya mereka yang berada di Taman tidak akan terkena efek ledakan jika Bom itu meledak.

“Bukan hanya di Gedung ini, melainkan juga di beberapa titik sekitar Tempat Pesta ini, termasuk Air Mancur yang tidak jauh dari Taman.” Tangan Gun mengepal kuat, amarah jelas tercetak karena saat ini situasinya benar benar menyudutkan dirinya dan mereka tidak bisa berbuat banyak.

“Siapa yang menyuruhmu dan siapa targetmu sebenarnya?” tanya Gun dengan nada rendahnya. Aura Dominan dan aura membunuh keluar saat ini juga.

“Kau, aku ditugaskan untuk melenyapkan Patthiyakorn, jika aku berhasil melenyapkanmu saat ini juga maka Bom dan Klorida itu akan aku simpan lagi.”

Sekrang hanya ada dua pilihan, membiarkan Orang itu membunuhnya atau membiarkan Orang itu membunuh semua yang ada disini. Apapun pilihannya, saat ini yang menentukan pilihannya hanyalah Gun ataupun White.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

85.8K 9.8K 41
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
36.2K 3.9K 40
"Jadi gimana perasaan lo?" "..." WARNING: •BXB• •Mengandung unsur kekerasan, umpatan, dll•
67.2K 6.9K 34
Berawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu...
9.8K 1.2K 42
⚠︎WARNING BERISI ADEGAN VULGAR, BERDARAH, PENYIKSAAN, DAN MUNGKIN MENGGANGGU SEBAGIAN ORANG. CERITA INI MENGANDUNG UNSUR LGBT. BxB AREA. THRILLER × R...