RALINA

By lliiaa12_

15.1K 2.9K 387

Bagaimana jika Kalina, gadis yang baru saja memulai hijrahnya, tiba-tiba dijodohkan dengan Raif, seorang terk... More

Awal
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16

Bab 4

783 186 13
By lliiaa12_

Raif sedikit tersenyum, di atas kursi meja kerja dikamarnya, Raif tengah membaca beberapa kertas yang sudah dibuat rapi berisikan biodata lengkap seseorang. Ya, beberapa hari ini ia terus membaca dan memahami isi CV milik perempuan yang kemarin ia ajak taaruf.

Kalina, menurut Raif nama bagus, wajahnya memang asing walau Amar bilang jika saat kecil mereka selalu bertemu. Bahkan, Raif saja tidak ingat siapa Adnan, laki-laki yang katanya dulu teman masa kecilnya.

Raif membaca detail setiap kata yang tersusun rapi, mulai dari data diri, gambaran fisik, riwayat pendidikan, catatan prestasi, layaknya CV pada umumnya, tetapi lebih detail karena terdapat gambaran diri, aktivitas sehari-hari, profil keluarga, visi dan misi pernikahan hingga kriteria pasangan dan rencana pasca nikah.

Semua sudah Raif baca dengan teliti, ia juga diberikan nomor Adnan untuk bertanya-tanya soal Kalina, begitupun Kalina yang sudah dihubungi oleh uminya. Dan hari ini, rencananya mereka akan bertemu seperti suruhan Ayu. Tenang, keduanya ditemani oleh Ayu juga Raaida.

"Mas, udah mau jam sepuluh ini, ayo berangkat, nanti telat."

Di sisi lain, Kalina keluar dari kamar dengan keadaan sudah siap, gadis itu memegang kaos kaki ditangannya dan duduk di sofa ruang tamu. Gadis itu agak gugup, bagaimanapun ia hari ini sendiri, Adnan juga Hasan tidak bisa menemaninya karena mereka harus bekerja.

Ah iya, kalian pasti bertanya-tanya bagaimana Kalina ketika sudah tau jika Raif adalah orang yang dijodohkan dengannya. Tentu, Kalina awalnya merasa kaget, tidak menyangka jika laki-laki itu adalah Raif.

Bagaimana tidak? Kalina tentu saja tahu siapa Raif. Video laki-laki itu sering kali muncul diberandanya, seperti yang kalian tahu, Kalina baru saja mulai berhijrah tiga bulan lalu, ia memang sedang gencar-gencarnya mencari hal-hal baik ketika membuka ponsel. Harus seperti itu, kan?

Kalina juga jadi agak minder, ayolah, seorang Raif, maksudnya—Raif Althaf Hasan? Bohong jika Kalina tidak merasa amat senang karena itu. Tetapi, Kalina harus banyak berpikir, apalagi dengan berita satu bulan lalu, Kalina pasti tahu itu.

Selama bertukar pesan dengan uminya Raif, Kalina ingin sekali bertanya soal berita satu bulan lalu, dan saat memeriksa sosial media laki-laki itu, akunnya memang terlihat tidak aktif.

Kalina menghela napas, seakan tersadar dari lamunannya, gadis itu menggeleng. Ia melihat jam dinding lalu membulatkan matanya. "Astagfirullah, mau jam sepuluh?! Bisa telat aku!" Gadis itu segera memakai kaos kakinya dan keluar dari rumah.

Ia mengunci pintu rumah, lalu menatap pantulan dirinya di jendela yang berada di samping pintu setelah memakai sepatu, memastikan jika tunik juga rok yang dipakainya rapi. Setelah itu, ia berjalan keluar pagar, membuka ponselnya dan segera memesan transportasi online, ia akan menunggu di depan kompleks rumahnya.

Hari ini, Ayu mengajak mereka bertemu di salah satu pusat perbelanjaan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Kalina, entah kenapa Ayu memilih disana, Kalina hanya mengiyakan saja ajakan wanita itu.

Tidak perlu waktu lama, kini, Kalina sudah berada di depan pusat perbelanjaan itu setelah turun dari taksi online-nya. Gadis itu segera membuka kembali ponselnya, mengirimkan pesan jika ia baru saja sampai.

"Mereka di lantai satu," gumam Kalina, lalu melangkahkan kakinya masuk. Kalina melihat sekeliling, mencari petunjuk tempat yang diberi tahu oleh Ayu, lalu tersenyum kecil kala matanya menangkap keberadaan tiga orang yang dicarinya.

Ia tidak segera mendatangi mereka. Kalina terdiam, jantungnya tiba-tiba saja berdegup kencang, sungguh, gugup sekali rasanya. Namun, beberapa detik kemudian Kalina menghela napas, kakinya lagi-lagi melangkah, kini, mendekati mereka.

"Assalamualaikum, Tante ...." Kalina mengucapkan salam dengan gugup, gadis itu menatap Ayu yang terlihat langsung menoleh dengan senyum merekah kala melihatnya.

"Waalaikumsalam warahmatullah, masya Allah cantiknya," balas Ayu langsung mendekati Kalina, gadis itu segera tersenyum lalu menyalami tangan wanita didepannya sembari tersenyum ramah.

"Maaf harus buat kalian nunggu," ucap Kalina sopan, dibalas gelengan oleh Ayu.

"Enggak apa-apa, kok, Nak." Wanita itu tersenyum lalu mereka kembali mengobrol, sekedar menanyakan kabar dan basa-basi biasa.

Raif yang sudah melihat Kalina sedari gadis itu mengucapkan salam, kini menundukkan pandangannya, laki-laki itu memegang pundak sang adik yang berada di sampingnya, memberi kode untuk menyapa gadis didepannya itu.

"Mbak Kalina," ucap Raaida, gadis tujuh tahun dengan jilbab merah muda itu ikut mendekat ke arah Kalina dan Ayu, gadis itu menyodorkan tangannya lalu menyalami Kalina dengan antusias, membuat Kalina mengembangkan lagi senyumannya. "Aku Raaida, Mbak, adiknya Mas Raif."

Kalina mengangguk, lalu kini, gadis itu mengubah arah matanya melihat Raif. Gugup yang sudah agak berkurang saat mendapatkan perlakukan hangat Ayu dan Raaida, kini kembali datang. Kalina juga tahu Raif melihatnya, kini, mereka berdua sama-sama menganggukan kepalanya canggung.

Ayu terkekeh. "Umi sengaja ajak kalian ketemu disini, biar enggak terlalu formal-formal dan agak enggak canggung. Kasih ruang buat kalian ngobrol juga," ucapnya sembari mengusap tangan Kalina. "Kalian pasti butuh mengobrol, kan? Umi sama Raaida temenin."

Kini, Ayu menatap putranya. "Mas ayo, sapa Kalinanya, kalian kalau mau ngobrol sambil jalan-jalan kelilingin ini mall juga boleh, umi sama adikmu ikutin dari belakang."

Membuat Raif langsung mengangguk dan ikut mendekati Kalina, tidak terlalu dekat, laki-laki itu menghentikan langkahnya dengan cepat. "Assalamualaikum, Kalina ...." sapanya.

Kalina terdiam, degup jantungnya kembali berdetak dengan kencang saat mendengar salam dari laki-laki bernama Raif itu. "W-waalaikumsalam, Mas Raif ...." jawabnya pelan sembari menunduk.

Raif tersenyum pelan, laki-laki itu lalu memajukan tangannya, menyuruh Kalina berjalan terlebih dahulu. Ya, sepertinya saran ibunya mengobrol sembari  berjalan tidak ada salahnya, itu membantu mereka agar tidak terlalu canggung, kan?

Kalina yang mengerti langsung menatap Ayu, setelah melihat wanita didepannya itu menganguk, Kalina berjalan ke depan, diikuti Raif yang kini berada di sampingnya, tetapi tidak terlalu dekat.

"Ayo, ikutin Mas sama Mbakmu itu, Nak." Ayu mengenggam tangan Raaida, mengikuti Kalina dan Raif yang sudah berjalan didepan mereka.

"Saya udah baca isi CV-nya kamu, kamu juga sudah baca punya saya, kan?" Raif segera membuka suara, tanpa menatap Kalina. Keduanya mengobrol sembari berjalan perlahan.

Kalina mengangguk. "Sudah, Mas," jawabnya.

"Kamu mau tanya sama saya, apa aja, silakan," balas Raif.

Kalina menoleh sebentar, menatap Raif lalu segera berdeham untuk menetralkan gugupnya. "Mas Raif kan tau, kita bisa dibilang dijodohkan oleh orang tua masing-masing, apa saat mengajak saya taaruf, Mas Raif yakin dan nggak keberatan?" Gadis itu segera bertanya.

"Kalau saya nggak yakin dan merasa keberatan, saya enggak akan datang menemui Mas dan Ayah kamu langsung," jawab Raif cepat. "Walaupun ini memang dorongan dari orang tua kita, saya sudah siap dan yakin, saya sama sekali enggak merasa keberatan."

Kini, Raif yang bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"

"Insya Allah saya juga enggak keberatan, niat baik seseorang enggak boleh saya tolak, kan, Mas?" jawab Kalina.

"Terus, apa kamu tidak keberatan dengan saya? Misalnya ... jika kita menikah, maaf, jika saya dikenal lebih banyak orang? Apa kamu tidak keberatan menerima saya nantinya?" Raif kembali bertanya.

Kalina menunduk, menatap sepatunya lalu menggeleng. "Mas Raif ini lebih banyak dikenal orang karena kebaikan, saya juga beberapa kali nonton video Masnya," jawabnya. "Selama itu nggak menganggu dan nggak menjadi hal buruk, saya nggak keberatan."

Kemudian, mereka mengobrol membahas banyak hal. Tentu saja hal-hal yang penting untuk mengenal satu sama lain juga tentang mereka kedepannya jika pernikahan benar terjadi. Kalina maupun Raif tidak ingin ada celah sedikitpun nantinya.

Ayu dan Raaida mengikuti keduanya dengan senang hati, Ayu juga masih bisa mendengar pembicaraan mereka karena jaraknya memang dekat. Wanita itu tersenyum, sampai tidak terasa kini sudah dua lantai mereka lewati dengan berjalan sembari mengobrol.

Kini, Kalina menatap kedepan, menyusun kata dikepalanya dengan baik untuk mempertanyakan hal yang memang sudah ingin ia tanyakan.

"Kal, ada yang mau ditanyakan lagi?" Gadis itu segera menoleh, melihat Raif yang baru saja berbicara.

Menghela napas, Kalina mengangguk. "Ada, Mas."

Raif ikut mengangguk lembut. "Silakan."

"Maaf jika pertanyaan saya menyinggung Mas Raif nantinya, emm ... sebulan lalu, saya mendengar kabar berita tentang Mas Raif, maksudnya—" Kalina menggantung ucapannya sebentar lalu menunduk, bingung harus melanjutkannya apa tidak. Sungguh, ia merasa tidak enak.

Raif yang seakan mengerti kini melihat Kalina yang menunduk. "Saya mengerti, kamu mau tanya kenapa saya gagal menikah, kan?"

Bersambung

Mohon maaf bila ada kesalahan🙏🏻
Terima kasih sudah membaca part ini, jangan lupa tekan tombol vote jika kamu suka♡

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 296K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
170K 16.3K 52
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
26K 136 12
Naya Intana Sofia, seorang wanita muda berusia 21 tahun, terjebak dalam pernikahan dengan seorang ceo terkenal dan tampan, Devano Aldebaran. Gadis it...
19.3K 3.6K 3
[A DAN Z UNIVERSE] Dibaca berurutan: A dan Z, ATHARRAZKA, ATHARRAZKA 2: Aryan, ATHARRAZKA 3: Zyana. Zyana Falisha Atharrazka, anak perempuan semata w...