LORRAINE STRUGGLE "ON GOING"

Oleh BellaCentyas

149 25 8

[FOLLOW SEBELUM BACA] Sejak kedatangan gadis yatim piatu itu, hidup Lorraine dan kakaknya menjadi kacau balau... Lebih Banyak

PROLOG
01 - Salahku?
02 - Apanya yang hancur!
04 - Tertabrak
05 - Hanya Ingin Keadilan

03 - Di Tuduh

14 5 2
Oleh BellaCentyas

Tekan dulu bintang dibawah ya..
Sudah? Selamat membaca..🤍


"Pagi anak-anak.." sapa Bu Rissa.

"Pagi bu.."

Bu Rissa tersenyum lebar, ia mengambil posisi duduk namun kemudian matanya melirik ke arah Lorraine yang tengah duduk di depannya, "Lorraine,"

Lorraine yang sedikit melamun, langsung mendongak saat namanya dipanggil.

" Iya bu," jawab gadis itu.

"Kamu dipanggil oleh bu Linda keruangannya sekarang." beritahu buk Rissa pada Lorraine.

Keina langsung melirik Lorraine disebelahnya. Tumben sekali tiba-tiba Lorraine dipanggil oleh Buk Linda saat jam pelajaran ingin dimulai.

"Kenapa bu?!"

"Ibu tidak tahu, kamu bisa tanya langsung  kenapa bu Linda memanggilmu.." jawab Bu Rissa sambil mendudukkan bokongnya di Kursinya.

Lorraine langsung berdiri, "Baik bu, saya permisi dulu." ucapnya, kemudian beranjak meninggalkan kelas.

"Baik, sekarang kita mulai pelajaran hari ini." ucap Bu Rissa saat Lorraine sudah meninggalkan ruang Kelas itu.

Sesampainya di depan ruangan Bu Linda, Wakil kepala sekolah, Lorraine mengetuk pelan terlebih dahulu sebelum masuk.

Tuk tuk

"Iya masuk.."

Lorraine pun masuk dan langsung berdiri dihadapan Bu Linda.

"Duduk." perintahnya.

"Ada apa ibu memanggil saya di saat jam pelajaran seperti ini?!" tanya Lorraine langsung.

Bu Linda yang sedang melihat berkas di mejanya, langsung menatap Lorraine sinis.

"Kamu tidak tau, kenapa kamu dipanggil sekarang?" tanyanya balik.

"Saya nggak tau bu, bisa langsung jelaskan!"

Bu Linda membenarkan posisi kacamatanya, "kamu tau berita hangat yang sedang semua perbincangkan di sekolah ini sekarang?!"

"Tau,"

"Berarti seharusnya kamu sekarang udah tau dong, kenapa ibu memanggilmu kesini!" ujarnya.

"Tidak tau!" jawab Lorraine singkat.

Bu Linda langsung menarik nafas panjang mendengarnya,"Hufh," hela nya lelah, "Baiklah, akan ibu beritahu kenapa kamu ibu panggil kesini sekarang.. Itu karena, perbuatan kamu yang sudah kelewatan menyakiti Kiran, yang padahal dia adalah saudara kamu sendiri di sekolah ini sekarang. Kamu melukainya dan itu termasuk pembullyan Lorraine. Ibu tidak menyangka kamu bisa melakukan hal seperti itu!" ucap Bu Linda yang memberitahu alasannya memanggil Lorraine saat ini, "Kamu tau kan, pembullyan dan kekerasan itu dilarang keras di sekolah, apalagi sekolah kita sudah terkenal bagus dan sangat baik, tidak pernah dikenal buruk. Kalau sampai berita gosip ini keluar, apa yang akan orang-orang fikirkan dan katakan diluar sana..?!" tambahnya.

"Ibu juga percaya sama gosip palsu itu!" ucap Lorraine setelah mendengarkan tuduhan itu padanya.

"Gosip palsu bagaimana Lorraine, ibu sudah lihat sendiri kondisi Kiran pagi tadi." jawab Bu Linda.

"Iya, dan ibu percaya? Ibu hanya mendengar penjelasan dari satu pihak yang mengaku sebagai korban, dan langsung menyimpulkannya gitu aja! Ibu nggak bertanya padaku juga terlebih dahulu, sebelum ibu ikut menyalahkanku?!" Lorraine kembali bertanya heran.

Bu Linda terdiam sesaat,"Baiklah, sekarang ibu tanya, apa bener kamu membully Kiran?"

"Enggak,"

"Kamu punya buktinya?"

Kini Lorraine yang terdiam, tentu saja ia tidak punya buktinya, tapi ia tidak mau, disalahkan atas kesalahan yang bukan salahnya lagi.

"Lorraine?"

"Saya nggak punya buktinya bu, tapi saya berani bersumpah kalau saya nggak ngebully Kiran.." kata Lorraine mencoba meyakinkan.

"Bagaimana ibu bisa percaya, kalau kamu nggak ada buktinya..!"

Lorraine menghela nafas kasar Memejamkan matanya, menahan rasa kesal, karena ia tidak bisa membuktikan dirinya sendiri benar.

"Lorraine, ibu udah kenal kamu cukup lama.. Kamu salah satu siswi yang berprestasi di sekolah ini, ibu sangat bangga setiap kali kamu meraih penghargaan di berbagai lomba. Tapi, ibu heran, mengapa beberapa minggu terakhir ini kamu berubah, sering sekali ibu mendapat laporan tentangmu. Seperti beberapa hari yang lalu kamu merusak seragam Kiran, dan sekarang– kenapa kamu berubah jadi seperti ini?!" ungkap Bu Linda bertanya-tanya.

Lorraine menatap Buk Linda datar, "Bukan saya yang berubah, tapi pandangan orang-orang ke saya lah yang berubah." jawab Lorraine to the point.

Lagi-lagi Bu Linda terdiam, mencoba memahami maksud ucapan Lorraine barusan.

"Intinya disini, kamu merasa bersalah atau tidak? Dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi?!"

"Saya sudah bilang saya nggak salah bu, ibu bilang ibu udah kenal saya cukup lama?! Enggak bu," Lorraine menggeleng, "Nggak ada orang yang benar-benar mengenal saya dan memahami saya sampai detik ini, bahkan orang tua saya sekalipun." ungkap Lorraine.

Dahi Buk Linda berkerut, "Kau membuat ibu bingung dengan sikapmu!"

"Tujuan ibu panggil saya kesini untuk membuat saya mengaku kalau saya salah kan? Baiklah," Lorraine menganggukkan kepalanya, "Langsung aja bu, apa hukuman untuk saya!"  lanjut ucapnya tak ingin berlama-lama lagi berdebat diruangan sempit itu yang pada akhirnya dirinya tetap dianggap bersalah juga tanpa bukti apapun.

Bu Linda memperhatikan Lorraine yang sudah terlihat pasrah.

"Untuk kali ini ibu akan maafkan, tapi ini untuk terakhir kalinya ibu mendapatkan laporan tentang ulahmu yang seperti ini, Kalau sampai terjadi lagi, kamu akan mendapat konsekuensinya." jelas Bu Linda, "Jadi, tidak ada hukuman. Kembalilah ke kelasmu." tambahnya.

Lorraine mengangguk sekali kemudian langsung berdiri, "permisi bu."

Lorraine  membuka pintu, saat pintu terbuka langkahnya terhenti sesaat, dan berbalik melirik kearah Bu Linda, "Padahal, yang benar-benar korban, tidak mendapat perhatian di sekolah ini. Miris!" kata Lorraine sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

Bu Linda yang dengan jelas mendengarnya langsung tercengang.

Apa maksud dari kata-katanya barusan! batin Bu Linda.

Setelah Lorraine keluar dari ruangan Bu Linda, ia tidak kembali ke kelasnya, karna tak ada gunanya, ia sudah ketinggalan pelajaran matematika favoritnya hari ini. Jam pelajaran Buk Rissa pun 15 menit lagi akan berakhir.
Lorraine pun memutuskan untuk pergi membeli sebuah roti isi dan minuman dingin dikantin karena perutnya yang sudah terasa lapar sejak berada di ruangan Bu Linda.

Lorraine sudah terbiasa sarapan, jadi dirinya tidak bisa membiarkan perutnya kosong di pagi hari karena dirinya bisa pingsan. Dan hal itu pernah terjadi, saat ia mencoba sengaja melewatkan sarapannya dihari Freya Ulang tahun dan membuatnya marah, kemudian memberinya kejutan di hari itu.
Tapi sekarang, sepertinya tidak lagi, satu bulan terakhir Lorraine sudah tidak pernah mendengar Freya berteriak memanggilnya untuk sarapan, atau hanya sekedar mengomel singkat karna tidak ingin membawa bekal.
Tidak ada lagi panggilan untuk sarapan, tidak ada lagi ucapan selamat pagi, dan tidak ada lagi rasa percaya padanya.

Baiklah, mungkin ada hal di diri Kiran yang membuat Freya kini lebih sayang Kiran daripada dirinya. Entah apa, Lorraine tak tahu.

Selama Lorraine menghabisi roti dan minumannya dan hampir selesai, Bel pun kemudian berbunyi, pertanda waktunya jam istirahat.

Tak perlu waktu lama, kantin yang awalnya masih sepi hanya ada dirinya dan penjaga Kantin, kini sudah ramai diserbu oleh para manusia yang kelaparan, hingga suasana Kantin mulai berisik dan penuh.

Lorraine segera bangkit dari tempat duduknya, berniat ingin membuang sampah bekas makanannya ke tong sampah di sudut kantin. Namun baru beberapa langkah, dirinya sudah dihadang oleh tiga siswi yang tidak tau apa maksudnya.

Lorraine mendongak sedikit, "Minggir!" seru Lorraine dengan tatapan matanya yang selalu datar.

"Terbongkar juga sekarang, ternyata bermuka dua lo ya.." ujar yang berdiri berhadapan langsung dengan Lorraine.

Dia adalah Fiora, pacar Ketua OSIS yang bernama Yoshi. Seperti biasa, ia akan melabrak setiap cewek yang akan mencoba merebut pacarnya yang sekarang darinya.

"Muka gue ada satu, lo buta?!" jawab Lorraine penuh penekanan. Kalian pasti sudah mengerti bagaimana karakter Lorraine sejak awal, ia bukan cewek lembek yang akan lemah, pengalah dan cengeng. Apalagi dalam berbicara, ia tidak suka mendengar orang bicara omong kosong apalagi terbata-bata.

Kedua mata Fiora langsung seperti ingin keluar mendengar dirinya dibilang buta.

"Lo ngehina gue!"

"Wah berani-beraninya dia ngehina lo Fio.." ujar teman disebelah kirinya.

Lorraine mengangkat alisnya satu, "Lo mulai, ya gue jawab, salah? Atau memang bener apa yang gue bilang barusan, lo buta!" ujar Lorraine tetap santai.

Fiora menggepal jemarinya erat, kemudian menarik sisa minuman ditangan Lorraine paksa dan menyiramkannya langsung ke seragam Lorraine hingga Lorraine pun tersentak kaget dan mundur beberapa langkah.

"Rasain tuh," seru Fiora tersenyum senang.


Beberapa murid yang menyaksikan pun tercengang, namun beberapa juga ada yang tidak peduli, kalau Fiora sudah marah, masalahnya tidak jauh-jauh dari soal memperebutkan laki-laki.

Minuman itu pun mengenai rok hingga sepatunya basah."Ck-" decak Lorraine kesal, ia kembali menatap Fiora dengan sorot tajam, "Cara lo sungguh norak, lo fikir dengan berlaku seperti ini, pacar lo bakal bangga sama lo?" Lorraine mengeleng heran, kemudian tersenyum miring, "Lo harus liat, bagaimana ekspresinya sekarang," Lorraine memutar bola matanya kearah kiri melirik kearah laki-laki yang tengah berdiri diambang pintu keluar masuk Kantin tak jauh dari mereka sedari tadi. Diikuti oleh Fiora dan temannya.

Laki-laki itu ialah Yoshi, ia menyadari keempat gadis itu melirik kearahnya, ia pun mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam Kantin dan memilih pergi begitu saja dengan raut wajah seperti begitu marah.

Mulut Fiora langsung terbuka saat melihat Yoshi melihat tingkahnya barusan, "Yoshi tunggu.. Ini nggak seperti apa yang kamu lihat.. " panggil Fiora berteriak kencang sambil berlari menyusul pacarnya itu dan diikuti oleh teman-temannya.

Lorraine yang masih berdiri mengusap roknya yang basah,"Hari sial gue kah ini!" decaknya sebal.

Beberapa detik kemudian, sang biang masalahnya pun muncul.

"Wuihh, gue ketinggalan nih kayaknya.." serunya, siapa lagi kalau bukan si Keran, Kiran maksudnya.

Lorraine sangat mengenal suara berisik itu, ia memutar bola matanya malas kearah Kiran."Apa? Seneng? Ini kan yang lo mau.." ujarnya, "Gue di cap tukang bully karna tuduhan lo, sampai gue dipanggil bu Linda, dan gue dibenci sama Fiora karna gosip yang lo buat kemarin.. Sekarang puas?" pungkasnya.

Kiran terkekeh, "Belum lah.." ujarnya, "Kenapa? Lo udah mau nyerah?!" tambahnya dengan raut wajah terlihat bahagia.

Lorraine mendengus kesal, ingin sekali ia benar-benar mematahkan tangan Kiran dan merobek mulutnya, kalau ia tidak ingat, gadis itu yatim piatu dan anak kesayangan Ayah dan Ibunya sekarang.

Kiran memasang wajah senang menunggu jawaban dari Lorraine namun Lorraine tak lagi menghiraukannya.

Lorraine hanya melengos tak berniat menjawab pertanyaan Kiran yang hanya akan membuatnya emosi, dan lepas kendali. Lorraine lebih memilih segera pergi meninggalkan Kiran dengan badan setengah basah.

06.02.23

Gimana part ini? Komen dong..

Temui aku di @callmebelle_a dan kepoin semua informasi tentang cerita ini di @b_storiesss

See you next part🌹

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

128K 9.2K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...
360K 32K 23
Ini tentang Na jaemin dengan cara anehnya, dalam mencitai Huang Renjun. Warning!!! mengandung kekerasan, adegan penyiksaan, dan sejenisnya:) BXB YAOI...
Mine |JESBIBLE| Oleh cyra

Misteri / Thriller

17.7K 1.6K 19
Jespipat Tilapornputt, psikopat gila berkedok CEO. Dia lebih kejam daripada ayahnya. Tidak hanya membunuh, tapi dia lebih suka bermain-main dengan ko...
19.6K 2.6K 28
"kenapa menunggu pelangi ? karna menurutku pelangi itu indah jika melihat pelangi itu bisa membuat ku bahagia walaupun hanya sementara" " Kenapa keb...