LORRAINE STRUGGLE "ON GOING"

By BellaCentyas

149 25 8

[FOLLOW SEBELUM BACA] Sejak kedatangan gadis yatim piatu itu, hidup Lorraine dan kakaknya menjadi kacau balau... More

PROLOG
02 - Apanya yang hancur!
03 - Di Tuduh
04 - Tertabrak
05 - Hanya Ingin Keadilan

01 - Salahku?

17 5 2
By BellaCentyas

Tekan dulu bintang dibawah.
Sudah? Selamat membaca..


"Akhirnya kau pulang juga." seru Kinsey, Ayahnya Lorraine dan Nicals juga Kiran saat ini.

Lorraine yang baru saja pulang, tiba-tiba terhenti mendengar suara Ayahnya yang terdengar tak biasa.

Kenapa semua menatap dirinya!

Lorraine berjalan mendekati Ayah dan ibunya yang sudah berkecak pinggang dan melipat kedua tangan di dada, seolah sudah lama menunggu untuk memarahinya.

"Ada apa?!" tanya Lorraine bingung.

"Kiran.." panggil Freya, mendengar dirinya dipanggil, Kiran pun langsung menampakkan dirinya.

Mendengar nama Kiran dipanggil perasaan Lorraine sudah tak enak.
Walaupun Lorraine masih tak mengerti ada apa, namun saat melihat Kiran yang muncul dengan luka dan lebam di tangannya, membuat Lorraine kini mengerti apa yang terjadi.

Sudah ku tebak. Mulai!! Drama apalagi ini!

Kinsey ingin membuka suara, namun Freya mengatakan biar dirinya saja dulu yang bicara.

"Lorraine, Kau lihat?" Freya bicara pada Lorraine sambil menunjuk Kiran di sebelah kirinya.

"Ya, aku lihat," jawab Adhisti.

"Kenapa kau melakukannya?!" tanya Freya.

Lorraine menunjuk dirinya sendiri, "Aku?!" Ia memutar bola matanya malas, "Yang benar saja, aku lagi yang dituduh!? "

"Ibu tak menuduhmu, tapi Kiran bilang kau menyakitinya dan ada saksi yang melihatnya, kamu dan Kiran bertengkar di Koridor sekolah tadi," kata Freya.

"Lalu kalau Kiran terluka itu salahku? Ibu tak bertanya mengapa kami bertengkar? Dan siapa yang memulai?"

"Ibu cuma ingin kamu jujur, kamu sudah menyakiti Kiran Lorraine.."

"Kiran yang mulai, dia buat gosip yang enggak-enggak tentang aku disekolah, dan aku sama sekali tidak menyakitinya, kami hanya bertengkar sesaat lalu aku pergi dan aku tidak tau, darimana Kiran dapat luka itu!" cerita Lorraine jujur.

"Lorraine, aku tau kamu nggak suka sama aku, tapi kenapa kamu selalu berkata seolah-olah tak bersalah, padahal aku cuma ingin dekat sama kamu tapi malah-"

"Wait! Seolah tak bersalah?" potong Lorraine cepat,"Gue emang nggak ada salah sama lo, lo sendiri yang mulai dan selalu cari masalah biar bisa caper sama ayah dan ibu, itu yang benar." jelasnya, kedua tangan Lorraine sudah mengepal erat, ingin sekali ia mencabik mulut berbisa Kiran itu.

"Lorraine," Serga Freya.

"Apa disini hanya Kiran yang boleh memberi kesaksian? Dan aku tidak?!" ucap Lorraine tak terima.

"Lorraine diam, Ayah dan ibumu hanya bertanya dan perlu jawaban jujur darimu, dan akui kesalahan jika kamu memang salah." Kinsey bersuara.

"Aku tidak salah ayah.." jawab Lorraine.

"Apa buktinya?" tanya Kinsey.

"Apakah harus ada bukti untuk percaya pada anak kandung sendiri?!" Lorraine menatap tak percaya Ayahnya.

"Lorraine, ayahmu serius bertanya." Freya menatap Lorraine dengan sorot kemarahan.

"Aku sudah jawab tadi, aku nggak salah." pertegas Lorraine.

"Kau lupa, kau mendorongku dan menjambak rambutku di sekolah tadi, " tuduh Kiran, "Aku tidak tau kenapa kau semarah itu! Tapi, aku benar-benar tak percaya sama apa yang terjadi! Aku terima kalau kau tidak tidak suka padaku, aku terima perlakuanmu akhir-akhir ini, aku juga terima kau merusak tugas proyekku yang sudah susah payah aku buat. Tapi tadi, kau seperti kesetanan ingin menyakitiku! Apa salahku Lorraine? Aku bahkan tidak tau gosip apa yang kau bahas!" dramanya sambil menangis lirih.

Lorraine menarik nafas berat dan mendengus, sebenarnya apa mau gadis licik ini! Lorraine sampai geleng-geleng kepala tak mengerti, licik sekali dia memutar balikkan fakta!

"Sandiwara yang bagus," Lorraine bertepuk tangan, "Hebat juga bisa menipu dan mengambil kepercayaan ayah dan ibu.." ujarnya seraya tersenyum miring.

"Lorraine," tegur Freya.

"Ibu dan Ayah lebih percaya Kiran daripada aku?! Baiklah, terserah kalian mau percaya dia atau aku, intinya aku tidak bersalah, dan aku tidak pernah menyakiti siapapun."

"Ini bukan soal percaya pada siapa, tapi ibu dan ayah hanya ingin penjelasan dari kalian berdua, dan Kiran ada bukti kalau kamu nyakitin dia, sekarang ibu dan ayah cuma minta kamu jujur atau ngebuktiin kamu salah atau tidak Lorraine.." kata Freya meluruskan.

"Aku nggak salah, dan aku nggak ada buktinya. Kalian tidak percaya kan! Fine! Aku lebih suka semua orang jauh-jauh dariku." jawab Lorraine untuk terakhir kalinya.

"Sudah, tidak ada yang mau mengaku salah, baiklah. Tapi Lorraine, Kiran, Ayah dan ibu tidak ingin melihat hal ini terjadi lagi. Untuk kesekian kalinya kalian bertengkar, sampai menyakiti, ini terakhir Ayah dengar. Kalau sampai terjadi lagi, siapapun yang salah, lihat saja akibatnya. Paham!" jelas Kinsey memberikan teguran dan pesan agar hal itu tidak terjadi lagi.

"Baik Yah." jawab Kiran, sambil mengelus luka goresan di lengannya.

Lorraine menatap Kiran lekat penuh amarah, ia menghela nafas lelah kemudian pergi begitu saja meninggalkan Kiran, Ibu dan ayahnya ke kamarnya tanpa membuka suara lagi.

Beberapa detik kemudian, Nicals datang dengan raut wajah bingung saat melihat Lorraine berjalan cepat menuju ke lantai atas.

"Apa yang terjadi?!" tanya Nicals kebingungan.

"Lorraine membuat masalah lagi," Kinsey menunjuk Kiran yang dengan sengaja memamerkan luka gores dan lebam di tangannya saat melihat Nicals datang.

"Tangan lo kenapa?"

"Lorraine sudah mendorongku sampai jatuh dengan sangat marah, padahal aku tidak tau apa masalahnya kak." jawab Kiran saat Nicals menanyakan tentang tangannya.

"Nggak mungkin, jangan ngadi-ngadi lo!" seru Nicals tak percaya dengan omong kosong Kiran, "Lo pikir gue percaya? Adik gue Lorraine, nggak akan pernah nyakitin siapapun tanpa sebab! Gue tau lo tuh licik, jadi nggak usah caper sama ayah dan ibu, terutama gue." lanjut Nicals.

"Nicals,"

"Jadi, hari ini Lorraine lagi yang kalian salahkan? Ayah dan Ibu lebih percaya gadis datangan ini daripada putri kandung kalian sendiri?!" Nicals geleng-geleng kepala tak percaya, "Parah!"

Tanpa berlama-lama, Nicals pun berniat menyusul Lorraine di kamarnya.

"Mau kemana kamu?" tanya Kinsey.

"Tentu saja Lorraine yang benar, ia tidak bersalah, dan aku percaya padanya." jawab Nicals tanpa menghentikan langkahnya.

"Ayah belum selesai bicara padamu.." ucap Kinsey dengan nada keras.

"Bicara saja pada anak kesayangan kalian sekarang itu.." ujar Nicals, ia benar-benar kesal atas perlakuan orang tuanya pada Lorraine sekarang.

Sedangkan Kiran, dirinya begitu senang dengan keributan ini. Ia berhasil membuat Lorraine semakin jahat dimata orang tuanya sendiri. Dan sekarang, ia semakin yakin untuk langkah selanjutnya.

Lelah? Iya. Harus berulang kali membela diri, namun hasilnya sama saja. Terus dituduh atas kesalahan yang bahkan bukan salahnya, membuat Lorraine sangat muak.

Lorraine langsung terjun keatas ranjangnya dengan posisi terungkup, mencari boneka semutnya di bawah selimut.

Ia menatap boneka itu lama, kemudian berkata, "Capek ya!" matanya berkaca-kaca, sesaat kemudian memeluknya.

Lorraine ingin menangis sejadi-jadinya, namun dadanya terasa sesak, pada akhirnya, ia hanya bisa membungkam jerit tangisnya sendiri dengan boneka semutnya itu.

Zac (Semutnya), yang selalu jadi tempat segala keluh, kesah dan amarah seorang Lorraine Abelard.

Durr durr

Pintu kamar Lorraine tiba-tiba diketuk kuat oleh seseorang, ya siapa lagi kalau bukan Nicals, ia khwatir pada adiknya.

"Lorraine.. Buka pintunya, kakak ingin bicara.." teriak Nicals dari balik pintu.

Lorraine pun segera berbalaik badan dan berdiri, ia sempat menghapus air matanya terlebih dahulu sebelum berjalan membuka pintu.

"Lorraine.."

Ceklek

Pintu terbuka, dan Nicals langsung mendapatkan adiknya yang lusuh dan sedikit berantakan.

Nicals berjalan mendekat,"Kamu-"

"Aku nggak apa-apa kak, aku cuma butuh waktu sendiri, bolehkan?!"

Tanpa banyak kata, Nicals langsung memeluk adiknya, dan mengusap kepalanya.

"Ada kakak disini, jangan pernah merasa sendiri.." ucap Nicals, sesaat kemudian ia melepaskan pelukan itu, "kakak percaya padamu, kakak nggak butuh pembelaan atau permohonan darimu untuk percaya padamu, karena kakak tau, adikku yang kukenal, bukan orang jahat yang menyakiti orang tanpa sebab!" lanjut ucapnya, sambil mengelus kedua sisi pipi Lorraine.

Ucapan Nicals barusan, membuat tangis Lorraine pun pecah, dan Nicals kembali memeluknya.

"Makasih kak, udah percaya sama aku.."

"Tentu saja aku percaya padamu.. Sampai kapanpun, adikku cuma satu, yaitu kamu Lorraine." ucap Nicals menenangkan.

24.01.2023

Temui aku di @callmebelle_a dan kepoin kelanjutan cerita ini di @b_storiesss

Thanks.. See you next time🤍

Continue Reading

You'll Also Like

Milikku By es

Mystery / Thriller

32K 3.4K 16
"Aku tidak suka berbagi. Tubuhmu, wajahmu, dan cintamu, hanya untukku. Karena kau milikku, dan aku pemilikmu." Warning ⚠️ • sungsun area • bxb/homo...
About Alena By fanyww

Mystery / Thriller

386K 30.8K 75
[15+ / Death riddle; misterius; teka-teki; geng; mafia; kill; kekerasan; badas; sneaky brain; intelligence; action; trust] ^Dimohon Follow Sebelum Ba...
207K 5.8K 50
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...