Kana, My Baby

By NichaKanawut

116K 4.9K 837

MEW SANGKARA JANENDRA. Mew Sangkara, pria tampan yang gila kerja. Mew bahkan sebelumnya tidak berniat ingin m... More

Baby Kana ☀️🌻
Visual
Baby Kana 1
Baby Kana 2
Baby Kana 3
Baby Kana 4 🔞
Baby kana 5
Baby Kana 6
Baby Kana 7
Baby Kana 8
Baby Kana 10

Baby Kana 9

3.8K 332 82
By NichaKanawut

Vote nya dulu yaww🤙🏻

Happy reading...
.

.

.

.

Mew memejamkan matanya, tidak berniat menatap si manis yang berdiri depannya. Mew mencoba mengontrol emosinya, agar tidak membentak Kana.

"Mas Mew, jangan seperti ini." Kana berucap pelan, ia mendekat pada Mew dan memeluk Mew erat. "Kana meminta maaf karena telah nakal dengan Mas Mew. Maafkan Kana ya, Mamas?" tanyanya, sambil mendongak menatap Mew.

"Ya sudah, bila Mas Mew marah dengan Kana, Kana pergi saja bersama kelinci! Kana akan mengurus surat... surat, eumm." Kana memelankan nada bicaranya, lalu menatap Mew.

"Surat apa ya?" tanya Kana, membuat Mew tersenyum kecil. "ISH MAS MEW! APA MAS MEW BERPURA-PURA SAJA MARAH BESAR DENGAN KANA?!"

"Tidak, Mas marah sungguhan dengan Kana." Mew menarik pinggang Kana, membuat tubuh keduanya semakin berdempetan. "Tapi sekarang marahnya sudah hilang," lanjut Mew.

Mew marah dengan Kana karena istri manisnya pagi sekali sudah keluar dari area mansion tanpa di awasi Bodyguard. Mew marah karena dia khawatir Kana kenapa-napa. Apalagi Livian akhir-akhir ini suka sekali muncul di kehidupan Mereka. Mew takut Livian akan berbuat nekat dan malah membahayakan Kana.

"Mas Mew ini. Kana takut Mas Mew akan marah besar, dan Kana tidak bisa membujuk Mas Mew." Kana melepaskan pelukan mereka, ia sedikit menunduk dan mengelus pelan perut sixpack Mew.

"Kana ingin perut seperti Mas Mew. Apa nanti bisa ikut Mas Mew mengangkat berat-berat?" tanya Kana, tangannya terus mengusap perut sixpack Mew.

"Tidak, perut sayang sudah bagus. Mas suka." Mew langsung membawa Kana ke gendongannya. "Kita makan dulu ya, sayang." Ujar Mew, ia akan turun ke lantai bawah dengan menggendong Kana.

Mew menuruni satu-persatu anak tangga, sesekali membenarkan gendongannya. Sebenarnya ada lift di mansion nya, tapi Mew lebih suka menggunakan tangga, apalagi bila sedang menggendong Kana. Hitung-hitung olahraga pagi bagi Mew.

"Eumm... sepertinya Kana paham. Mas Mew selalu menggendong Kana kemana-mana, makanya perut Mas Mew ada kotak-kotak," ujar Kana, dan Mew yang mendengar itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Kana semakin berat ya, Mas Mew? Rasanya Kana bercermin gendut sekali badan Kana. Ingin diet saja."

"Tidak boleh diet, badan Kana berisi, bukan gendut. Mas suka badan Kana sekarang. Enak di peluk, enak di remas juga." Mew berbisik di akhir kalimatnya.

"MAS MEW KAN MEMANG SUKA REMAS PANTAT KANA! TIDAK BOLEH TA--" Kana menghentikan ucapannya, lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Mew.

Kana lupa, pagi-pagi seperti ini banyak Bodyguard dan para Maid yang berlalu-lalang. Pasti mereka mendengar teriakan Kana, dan sekarang ia sangat malu.

"Kenapa? Mas suka apa?" tanya Mew, sengaja menggoda Kana. "Bayi ternyata bisa malu juga." Mew terkekeh pelan, lalu menurunkan Kana dari gendongannya.

Kana menunduk, tidak berani melihat ke sekitar. "Mas Mew, kita sudah sampai di bawah? Naik ke atas lagi saja, Mas Mew. Kana sekarang sangat malu."

Mew mengulum senyum mendengar ucapan Kana. "Tidak usah malu, kita sudah menikah jadi tidak perlu malu," ujar Mew. Kana mendongak menatap Mew. "Kenapa, hmm?" Mew mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Tidak, tidak. Kana berkepikiran saja mau membeli cilok dan lainnya, yang menggunakan tusuk juga Mamas. Boleh?"

Mew mengerutkan alisnya bingung, baru beberapa detik yang lalu anak manis di depannya itu sedang malu, tapi sekarang malah kepikiran ingin membeli jajanan yang Mew sama sekali tidak pernah dengar.

"Itu, apa? Mas tidak tahu bentuknya seperti ap--"

"Stt! Sudah diam saja. Mas Mew ikut Kana, kita membeli yang Kana mau." Kana menarik tangan Mew, berjalan cepat keluar dari mansion.

"Mas Mew membawa mobil sendiri, kita pergi berdua saja Mas Mew. Kana ingin menghabiskan waktu seharian bersama Mamas." Ujar Kana, dan Mew hanya bisa mengangguk pasrah mengikuti keinginan istri manisnya.

***

Mew tersenyum, memperhatikan Kana yang sedang memakan cilok. Jajanan yang baru saja Mew tahu. Sebenarnya Mew khawatir, Kana akan sakit perut bila memakan jajanan di pinggir jalan seperti ini, tapi Kana tetaplah Kana. Apapun yang Kana inginkan harus di turuti.

"Jangan banyak ya, sayang." Ucap Mew, sambil membersihkan sudut bibir Kana. "Mas takut Kana nanti sakit per--"

"Ish, Mas Mew ini diam tau! Coba Mas Mew rasa!" Kana ingin menyuapi Mew satu cilok, tapi Mew malah menutup rapat bibirnya. "Mas Mew makan atau Kana akan berkemusuhan dengan Mas Mew." Kana sedikit mengancam.

Mau tidak mau, Mew membuka mulutnya, menerima suapan dari Kana. "Bagaimana? Enak kan? Kana tahu makanan ini dari ponsel, dan Kana baru bisa mencicipi sekarang."

"Enak, rasanya tidak terlalu buruk," balas Mew, dan Kana tersenyum senang. "Tapi jangan terlalu sering ya, sayang," lanjutnya, membuat senyum manis di bibir Kana perlahan memudar.

"Mas Mew ini, padahal jajan seperti ini enak sekali. Kana suka tau Mas Mew." Kana  berucap sambil terus memasukkan cilok ke mulutnya.

"Eumm... Mas Mew, Kana sepertinya ingin yang tusuk lagi." Kana menunjuk salah satu pedagang yang berjualan di dekat mereka duduk.

"Oke, jangan banyak. Mas tidak mau Kana sakit." Mew berdiri dari duduknya, dan membantu Kana berdiri juga. Mereka menghampiri penjual yang Kana tunjuk tadi.

"Eumm... Kana mau lima ya. Apa saja yang paling enak," ujar Kana, dan penjual itu malah kebingungan mendengar ucapan Kana.

Kana menoleh kearah Mew, meminta bantuan agar Mew saja yang membelikan untuknya. Tapi Mew hanya diam, membuat Kana berdecak kesal.

"Ya sudah, Kana mau semuanya satu-satu. Di tambahkan bubuk pedas jug--"

"Lima macam saja, Pak. Tidak usah di tambah bubuk cabe," ujar Mew, memotong ucapan Kana. "Dasar bayi." Mew berucap pelan, menusuk gemas pipi gembul Kana dengan jari telunjuknya.

"Siap, tunggu sebentar." Balas penjual itu. "Ini Adek nya Tuan, ya?" tanya si penjual, sambil menggoreng pesanan milik Kana.

"Istri saya," jawab Mew, membuat penjual itu tersenyum kikuk. "Pak, nanti bila sudah selesai boleh antar ke mobil yang itu?" tanya Mew, menunjuk mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana. Dan si penjual mengangguk menanggapi pertanyaan Mew.

Mew langsung menggendong Kana ala koala, membawa istri manisnya ke mobil. "Kenapa menunggu di mobil, Mamas? Padahal lebih enak bila makan di tempatnya." Kana memanyunkan bibirnya, sedikit kesal karena Mew malah membawanya kembali ke mobil.

"Matahari mulai naik, sayang. Dan tidak baik juga jam seperti ini terlalu lama di luar. Banyak polusi udara."

Kana mengangguk paham, ia sangat tahu bahwa suaminya itu memang menerapkan hidup sehat. "Otey Mamas Mew." Kana mengeratkan pegangannya pada leher Mew.

🐰🐰🐰

"Hihi... enak tidak?" Kana bertanya pada kelincinya. Kana terus menyuapi kelinci itu dengan jajanan yang dia beli tadi.

"Nanti Kana akan belikan lagi bil--"

"Kana! Ya ampun anak Mama." 

Kana sedikit terkejut mendengar teriakan Faradisa. Ia segera berdiri, dan menyembunyikan makanannya di balik badan.

Faradisa menghampiri Kana. "Anak Mama." Faradisa mengusap pelan pipi gembul Kana. Perempuan cantik itu menunduk, dan melihat ada kelinci di dekat kaki menantunya. "Kana tadi kasih makan dia apa sayang?" tanya Faradisa lembut.

"Eumm... jajan yang Kana beli dengan Mas Mew." Kana memperlihatkan apa yang dia berikan pada kelincinya. "Tadi sudah mam banyak kelincinya, dia sangat suka ini!" ucap Kana antusias.

"Ya ampun sayang, kelinci mam nya wortel. Tidak boleh mam seperti ini. Mas mu di mana, hmm? Kok bayinya di lepas tanpa pengawasan seperti ini."

"Mas Mew sedang mandi, jadi Kana bermain bersama kelinci sambil mam ini. Tapi Kana rasa Mas Mew akan selesai mandi sebentar lagi," jelas Kana, dan Faradisa mengangguk pelan.

"Sayang, kelincinya Mama bawa ke Dokter hewan dulu, ya? Mama takut dia akan kenapa-napa." Faradisa berucap sambil terus melihat kelinci yang terlihat baik-baik saja di dekat kaki Kana.

"Boleh saja, Mama. Tapi memangnya Mama ingin apa ke sini? Mama pasti ada perlu dengan Mas Mew, kan? Apa tidak mau menunggu Mas Mew selesai mandi?" Kana berucap sembari mengambil kelincinya, lalu menyerahkan kelinci itu pada Faradisa.

Faradisa menyambut kelinci itu dengan hati-hati. "Mama bawa kelinci Kana dulu, nanti Mama akan kembali," ujar Faradisa, dan di Kana mengangguk menanggapi.

TBC...

Jangan lupa vote dan komen nya yaa, see you sayang❤️


Continue Reading

You'll Also Like

537K 4.3K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
475K 1.5K 9
Katya Shelomita memiliki insekuritas tinggi terhadap salah satu bagian tubuhnya sejak dia menginjak bangku SMP. Gadis manis yang mungil itu kehilang...
1.4M 123K 43
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
609K 55.6K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...