FELL IN TOXIC✔️

By 614rodeostation

78.3K 9.1K 3K

[📍all pictures/photos from pinterest and google, credit to the owners] 💻 614rodeostation presents 📝 NOV 20... More

1
2
3
4
5
614
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16 -END
bonus chapter
bonus chapter 2
bonus chapter 4
bonus chapter 5

bonus chapter 3

1.8K 227 16
By 614rodeostation



PLAK!

PLAK!

PLAK!

"Bajingan ya lo emang! Brengsek! Jalang hina!" maki Chanyeol. Masih terus mendorong tubuh mungil itu hingga punggungnya menabrak tembok berkali-kali. Tak mempedulikan rintihan yang terdengar nyaris seperti anjing kesakitan.

Tak puas menampar, Chanyeol sudah menelanjangi Baekhyun dan bergantian menghujamkan sabuk pada tubuh ringkih yang sudah begitu banyak mencetak bekas pukulan sabuk milik si tinggi.

Sakit sekali rasanya Baekhyun bersumpah.

"Ngapain lo ke kost Jaehyun? Hah?! Babi! Gatel lo hah? Lupa kalo uda punya cowok?! Anjing emang lo ya Hyun!" lanjutnya kini menarik kasar rambut si mungil lalu kembali menampar-nampar wajah si mungil.

PLAK!

PLAK!

"Lo jual diri aja mending kata gue! Gak bisa kan lo gak betingkah?! Hah! Jawab, bego! Sini lo! Mati lo Hyun gue cekek lu bangsat!" sahutnya kini mengukung tubuh ringkih itu lalu mencekiknya penuh dendam.

"Hkkkkkh! Hhhhh! Hkkkkkh!" wajah sembab Baekhyun memerah seketika. Jari-jarinya berusaha menarik lengan kekar Chanyeol hingga mencakarnya kuat kala pasokan nafasnya terasa semakin menipis.

Akal sehat Chanyeol tak menemui titik terang kala cemburu menguasai isi kepalanya. Sungguh, ia membenci jika Baekhyun berinteraksi dengan pria selain dirinya.

Gerakan tubuh Baekhyun semakin acak. Kaki-kakinya bahkan berusaha menendang apapun di belakang sana. Tak memberikan afeksi apapun pada si tinggi yang sedang kerasukan amarah telak.

"Hhhhhh!"

"Lo anjing! Lo harus tau kalo lo itu punya gue! Lo kegatelan! Tau diri lo, lo gak punya siapa-siapa disini selain gue! Bangsat!"

Cakaran-cakaran perih itu tak berarti apa-apa meski lengan kekar miliknya mulai memiliki banyak goresan berdarah karena ulah kuku dari jemari lentik Baekhyun. Chanyeol marah. Entah, ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Meski Baekhyun sudah menjelaskan berulang kali bahwa ia ke kost Jaehyun yang terletak tepat sebelah parkiran kampus hanya untuk mengambil sebuah flashdisk yang berisi tugas mereka yang akan deadline 3 hari lagi—di karenakan Jaehyun mendadak sakit asam lambung sehingga tak bisa ke kampus memberikan bagiannya pada Baekhyun.

Itu pun hanya 10 menit, dan sebagai sesama teman kelompok dan mengetahui Jaehyun sedang sakit, Baekhyun sekalian membawakan minuman kemasan jambu sebanyak 3 kotak. Itu saja.

Dan Chanyeol marah besar. Tak menerima alasan Baekhyun apapun itu.

Si mungil bahkan berani membantahnya dengan menyerang memberikan fakta tentang Chanyeol yang sibuk makan berduaan bersama Jennifer hingga mengantarnya pulang. Itu pun mereka menyempatkan diri untuk nonton bioskop berdua sebelum benar-benar mengantarkan si gadis kembali ke rumah.

Langsung saja Chanyeol membanting tubuh itu dengan kasar dan menelanjangi Baekhyun yang sudah merintih layaknya binatang yang kesakitan seluruh tubuh.

Chanyeol tidak suka di bantah. Perkataannya itu mutlak.

Hingga kini Baekhyun perlahan memudar. Perlahan cakarannya pada lengan Chanyeol berubah pelan hingga sepasang tangan ramping itu terkulai lemas di sisian tubuh.

Baekhyun pingsan.

Dan ingatan ini kembali menghantam isi kepala Chanyeol di kehidupan yang sekarang—sontak membuatnya kalut dengan nafas yang sesak. Mimpi buruk itu menjumpainya kembali dan ini pasti tak akan berakhir dengan baik.

Langsung saja ia mengunci pintu ruang kerjanya dan meringkuk menenangkan diri sebisanya. Apapun itu. Ia tak ingin menoleh kesana-kemari untuk mencari benda tajam. Kantor sedang ramai dan ia harus mengontrol dirinya bagaimana pun caranya.

Ia sudah berjanji pada sang suami. Demi Baekhyun dan Celine—gadis kecil berusia 2 tahun hasil buah cintanya bersama Baekhyun.

Harus bisa. Pasti bisa.

Chanyeol sudah menebusnya kan? Semua telah di sesalinya, maka sekali lagi ia memohon pada sang pencipta untuk menguatkannya atas karma tak berujung ini.

Namun bayangan masa lalu itu akan selalu mengikuti kemana pun kaki Chanyeol berpijak. Karma dan kegelapan itu setia menemuinya. Tak akan membiarkan Chanyeol bernafas dengan tenang karena ada harga yang harus ia bayar untuk kesakitan Baekhyun di masa lampau.

Sementara Baekhyun yang berada di tempat lain sedang bermain dengan si kecil di sore hari yang dingin khas cuaca Australia. Di sela pekikan gemas Celine, ia menerima sebuah panggilan yang berasal dari kantor sang suami bekerja.

Sabit itu membola kaget, sontak bersiap dalam sekejap dan membawa si kecil untuk ia titipkan pada tetangga ramah di seberang unit yang juga memiliki anak sepantaran Celine lalu menuju rumah sakit tempat dimana Chanyeol di rawat.

•••

Chanyeol membuka matanya dan rasa pening langsung menjalar ke kepala. Setelah menajamkan penglihatannya, sosok mungil yang pernah ia sakiti itu sedang berada di sisian ranjang tertidur dalam posisi duduk sambil memegang tangan Chanyeol—yang sudah di baluti perban.

Air mata Chanyeol kembali jatuh.

Bagaimana bisa orang yang sudah ia sakiti berulang kali baik perasaan maupun fisiknya namun masih tetap berada disini—di sisi Chanyeol?

Baekhyun perlahan ikut tersadar dan ikut menegakkan tubuhnya. Sedikit terkejut kala tatapan mereka bertemu.

"Hey, you woke up?" bisiknya lembut mendekat, membelai wajah tampan sang suami. "What happen, baby? Hm?"

Chanyeol memilih diam dan berusaha mengontrol air matanya yang masih terus berjatuhan.

"I'm here. No worry, hm? Please, don't let all the nightmares control you" bisiknya sendu.

"H-Hyun, aku jahatin kamu banget dulu. Aku gak bisa kontrol—aku sejahat itu. Aku mukulin kamu, nampar kamu, cekik kamu—like, kerasukan hanya karena cemburu. I'm too obsessed. Aku gak biarin kamu interaksi sama orang. Aku jahat banget, aku gak pantes hidup, aku harus—harus nebus semuanya di neraka" isaknya kalut.

Baekhyun mengusap wajah basah sang suami, "K-kamu tega ninggalin aku emang? Hm? Kamu tega sama Celine? Dia anak kita, buah cinta kita. Kamu tega?" tak sampai hati, sungguh.

"I don't deserve to be happy, I should die! I should die!" mulai kembali panik. Gerakannya langsung di di redam oleh Baekhyun dengan bergantian mengecup-ngecup pelan tangan yang terbalut perban itu dan wajah Chanyeol.

"No, baby. Please" Baekhyun ikut melirih. Berdoa semesta berhenti membuat bayangan masa lalu itu kerap bermunculan menyapa Chanyeol. "I love you, please jangan mikir aneh-aneh. Ada aku sama Celine kan? Kamu sayang aku kan? Kamu udah janji sama aku bakal sama-sama terus sampai tua"

Tolong, sudah cukup. Chanyeol harus hidup dengan tenang.

Si tampan tak menjawab apapun berusaha meredam tangis penyesalannya.

"Aku udah janji bakalan nemenin kamu lewatin ini semua bareng-bareng. Kamu juga udah janji sama aku harus bisa untuk kontrol emosi kamu sendiri kan? Please" ucapnya lembut. Membujuk agar Chanyeol berhenti memikirkan yang tidak-tidak.

"Monster gak deserve a happy ending, Hyun" lirihnya pilu.

"Kamu udah nebus, sayang. Udah terbayarkan. Aku udah maafin kamu tulus. And now we married. Kita udah punya Celine, we are officially parents. Kalo kamu ninggalin aku, kamu tega liat aku sendirian gedein anak kita? Aku gak akan pernah seneng di tinggal sama kamu, Yeol" ujar Baekhyun. Tak berhenti memberikan afeksi baik pada sang suami yang begitu rapuh.

Chanyeol terdiam.

"Kamu udah janji sama aku gak bakalan lukain diri kamu. Kenapa kamu gigitin tangan kamu sendiri sampai berdarah kayak gini, hm? Kamu udah janji kan sama aku?" lirihnya. "Aku worry banget di call orang kantor found you unconcious di ruangan kamu yang terkunci. Celana kena darah kamu. Takut banget, aku sedih kalo kamu kayak gini"

"S-sorry" ucapnya melirih. "Tried to comfort myself but I failed again, the nightmare still—"

"—harusnya kamu lakuin apa sayang kalo kayak gitu?" tanya lembut.

"L-liat cincin kawin kita, liat foto kamu sama Celine" jawabnya nyaris mencicit. "Sorry. Tapi tadi aku terlalu hanyut and ended up nyakitin diri sendiri. Aku terlalu sesak sampai pingsan karena gak bisa ngontrol diri aku"

"Iya aku percaya kamu udah berusaha sebaik mungkin, but please—bisa ya, nanti—kalo misalnya nightmare itu dateng lagi ganggu kamu, please control yourself bisa? Hm? For us"

"Sorry bikin kamu kecewa, maaf gak nepatin janji" jawabnya menyesal.

"No, aku gak kecewa. Aku percaya kamu bisa kontrol itu semua. Demi aku dan Celine. Please, no more luka-luka kayak gini ya? Kamu itu berharga, kamu kesayangan aku. Kamu segalanya buat aku Yeol"

"Kamu baik banget Hyun. Kamu hatinya tulus banget" cicitnya.

"Udah seharusnya kan kita saling support, hm? Feeling better now?"

Chanyeol mengangguk kecil.

"Infusnya dikit lagi abis. Sabar ya. Abis itu kita pulang. Aku masakin kamu enak deh kamu harus coba" setelahnya mengecup dahi si tampan.

"Aku beban banget ya Hyun kalo kumat gini"

"No, you're not. Semua butuh proses. Tugas aku mengimbangi kamu sampai di nafas terakhir aku, jadi jangan mikir macem-macem. I'm your healer" jawabnya tersenyum manis.

"Can you give me a kiss, then?" pinta si tampan.

Dengan senang hati Baekhyun mengecup dahi dan kedua pipi Chanyeol lembut. Setelah itu mengecup dan di akhiri lumatan singkat pada bibir plum sang suami, "Let's love till we turns grey" bisiknya lembut.

"Love you, Papa Hyun" jawab Chanyeol lega. Perasaannya kembali tenang.

Benar. Baekhyun adalah penyembuh untuk Chanyeol.

Semoga setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Baekhyun mohon pada semesta, tolong untuk berhenti menghukum Chanyeolnya.

•••
END

Continue Reading

You'll Also Like

228K 17.7K 42
[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol m...
55.1K 6.8K 31
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
139K 13.3K 20
"Kau dengar perkataan ibumu, kan? Tinggalkan aku dan cari orang lain. Ibumu butuh cucu." . "Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu!" . "Aku mandul! Kau...
271K 21.3K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...