TOXIC

By winekiesses

87K 11.9K 1.6K

"What if I become your enemy, Jung Jaehyun?" start : 08-10-22 end : - ; fanfiction story by ©winekiesses, 2022 More

PROLOG
01. Perfume
02. His Place
03. Liar
04. Welcome, boss!
05. New Contract
06. Enchanted
07. Genius
08. Dignity
09. Another Love
10. Help
11. Pity Party
12. Checkmate
13. Throne
14. First Step
15. Love and War
16. Bloodline
17. Sinner and Saint
19. The Jitters
20. Numb to the Feeling
21. Love or Obsession
22. Backstabber
QnA!!
23. Let's Go Home
24. Too Late
25. Weak Butterfly
26. Court of Law
27. Breathless
28. The Beginning
29. Darkest Hours
30. The Greatest of Love [END]
THE ENDING

18. Proof

2.2K 379 71
By winekiesses


WARNING: KOMEN KASAR TOLONG DISENSOR!!!!!

hai, aku update hari ini karena..

hari ini aku ultah hehehehhhe

komen pls 2376 words loh ini aku ngetik, apa ga gempor jempol q.

ignore typoooooo

happy readingg!!!

+++

18. Proof

"When all is done, there is nothing to say
You have gone and so effortlessly
You have won, you can go ahead," -Impossible, James Arthur.

S

eoul News

11.30 AM | Roseanne Park Files For Divorce From Jung Jaehyun

12.30 PM | Jeon Jungkook Was The Right Hand Man of Jung Jaehyun?

19.30 PM | Im Yoona Has Reportedly Died

Kabar buruk berdatangan satu persatu pada Jaehyun. Pria itu pulang ke rumah ibunya, memakai pakaian hitam bersama Naeun dan Johnny. Setelah Rose berpisah dengannya tadi siang, malam ini ia ditinggalkan oleh sang ibu. Jaehyun tak menangis, ia menahan air matanya. Tapi jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia merasa dadanya terbakar.

Jaehyun menundukkan kepalanya, melihat sang ibu di dalam peti, sudah didandani dengan cantik dan rapi. Jaehyun menatap wajah pucat yang dirias itu.

"Turut berduka cita, Mr. Jaehyun," ucap Minghao rekan bisnisnya.

Jaehyun tersenyum paksa, "terima kasih sudah datang, Mr. Minghao," ucapnya.

Naeun menatap calon ibu mertuanya itu. Bahkan belum sempat wanita itu dekat dengan Yoona, Naeun menangis mengeluarkan air mata palsunya.

Johnny menaikkan alisnya saat ia melihat tingkah Naeun. Bukan rahasia jika ia tak menyukai Naeun. Menurut Johnny, Naeun hanya benalu yang menempel di kehidupan Jaehyun tanpa menghasilkan keuntungan. Berbeda dengan Rose yang menaikkan pamor Jaehyun dengan karirnya. Tapi Naeun? Wanita itu hanya menempel tak berguna.

"Roseanne Park?" tanya Mingyu.

Sorot mata seketika tertuju pada Rose. Mantan istri Jaehyun itu datang menggunakan pakaian serba hitam, pakaian yang Yoona berikan padanya. Rose menganggap Yoona sebagai ibunya juga, terlebih Rose sudah mengenal Yoona bertahun-tahun. Ketika mendapat kabar jika Yoona meninggal, Rose langsung menuju rumah ibu mertuanya itu tanpa memikirkan apa perkataan media atau harus bertemu dengan Jaehyun lagi.

"Mama," ucap Rose sembari mengelus kening ibu mertuanya itu. Rose mencium kening ibu mertuanya, kemarin-kemarin ia masih bisa tertawa sembari membahas calon cucu, tetapi Rose tak bisa memenuhi keinginan Yoona

Jaehyun menoleh, melihat Rose yang mencium ibunya. Pria itu lantas menggenggam tangan Rose kencang, menariknya ke belakang rumah.

"We need to talk," ucap Jaehyun.

Rose mengikuti Jaehyun, menjauh dari kerumunan tamu yang hadir. Jaehyun menghentikan langkahnya, melepaskan cengkramannya pada Rose.

Keduanya berada di taman belakang rumah besar itu.

"Ini perbuatan Jungkook, kan? Roseanne, jawab!" ucap Jaehyun.

"Gak tau," jawab Rose.

"Jungkook yang bikin mama mati kan?!" tanya Jaehyun.

"Jaehyun, gue bener-bener ga tau. Gue ga tau apa yang lo pikir sampai ngira Jungkook yang bunuh mama," ucap Rose.

"Tadi lo sama Jungkook?" tanya Jaehyun.

Rose menggeleng. Jaehyun hendak menampar Rose. Tetapi wanita itu langsung memejamkan matanya, membuat Jaehyun membatalkan tamparannya dan memukul tembok di sebelahnya sangat kencang.

"Jungkook penyebabnya," ucap Jaehyun.

"Lo gak pernah berubah ya? Setiap ada masalah pasti nyalahin orang dulu. Jaehyun, bisa jadi lo yang bikin mama meninggal," ucap Rose melengos pergi dari hadapan Jaehyun.

Rose berjalan keluar area rumah, pikirannya melayang saat tuduhan Jaehyun tertuju pada Jungkook. Wanita itu bergegas menuju tempat Jungkook berada.

•••

Jungkook menoleh saat pintu apartemen itu terbuka. Tak aneh, karena Jungkook memberi tahu Rose kata sandi apartemennya.

Rose menatap Jungkook yang masih memakai pakaian serba hitam. Wanita itu jelas langsung mencurigai Jungkook.

"Lo penyebabnya?!" tanya Rose memukul dada Jungkook.

Jungkook menghela nafasnya, "kalau gue jawab bukan. Apa lo bakal percaya?" tanya Jungkook melepas topi yang ia kenakan.

"Jungkook! Jawab! Lo yang bunuh mama?!" pekik Rose.

"Bukan. Gue cuman bicara sebentar sama dia. Detik berikutnya lo tau sendiri jawabannya," ucap Jungkook.

"Lo pengaruhin mama kan?!?" pekik Rose.

"Roseanne, lo pikir gue bisa bunuh orang yang juga ibu gue sendiri?" tanya Jungkook. Jungkook lantas duduk di hadapan Rose sembari melepas sarung tangannya.

"Apa?" tanya Rose.

Jungkook terkekeh, ia mulai menceritakan semuanya pada Rose. Wanita itu terkejut mendengar ucapan Jungkook. Rose tak menyanggah jika Jungkook memang pria berbahaya, lebih berbahaya daripada Jaehyun.

-

Seoul, 19XX

Cerita ini dimulai ketika Jungkook berusia lima tahun. Saat itu, Jungkook sangat senang bisa bermain bersama ayahnya, Choi Siwon. Keluarganya seperti keluarga normal pada umumnya, Siwon dan Yuri orang tua kandung Jungkook. Saat itu, Yuri tengah mengandung Jaemin yang berusia delapan bulan.

Hingga pada akhirnya Jaemin lahir. Tetapi yang keluarga yang harmonis itu berubah ketika Siwon datang bersama Yoona dengan anak lelaki berusia tiga tahun, Jaehyun. Yuri tak menerima pernikahan rahasia Yoona dan Siwon, tapi bukankah itu yang biasa dilakukan para lelaki kalangan atas yang memiliki kuasa dan harta? Mendua.

"Mama, mama kenapa menangis?" tanya Jungkook kecil.

Yuri tak menjawab ia menepuk pipi Jungkook, nemeluk Jungkook sambil menangis. Ditengah ia mengurus Jaemin, pikirannya malah menjadi kacau. Yuri akhirnya memutuskan tinggal sendiri bersama Jungkook dan Jaemin yang masih berusia dua bulan.

"Yuri-ya, kamu serius mau pergi?" ucap Siwon.

"Kita bisa bercerai setelah ini. Kalau kamu memilih Yoona, aku gak harus ada di rumah ini," ucap Yuri.

"Yuri,"

"Permisi. Ayo Jungkook," ucap Yuri sembari menggendong Jaemin dan memegang tangan Jungkook.

"Biarin Jungkook tinggal disini," ucap Siwon.

"Gak bisa. Kedua anakku ini, biar aku yang urus mereka," ucap Yuri.

Jungkook hanya diam. Ia menatap ayah dan ibunya. Mengapa mereka harus berpisah hanya karena Yoona dan anaknya? Mengapa harus Yuri yang keluar dari rumah? Mengapa harus ia yang berpisah dengan ayahnya?

Pada akhirnya, Jungkook tinggal bersama sang ibu di rumah mewah di bagian atas kota Seoul. Memiliki pemandangan yang indah dan sunyi.

Jungkook tak mengenal Jaehyun, begitu juga sebaliknya. Anak kecil itu tak saling sapa ataupun akrab. Jungkook hanya tau jika Jaehyun itu, saudara tirinya.

Waktu berjalan hingga Yoona tau jika Jungkook dan Jaemin akan menjadi pewaris kekayaan Siwon suatu saat nanti. Sementara Jaehyun hanya akan menjadi penasihat Jaemin dan Jungkook saja. Yoona yang terbakar rasa iri itu mulai merencanakan hal buruk.

Yoona mendatangi rumah Yuri diam-diam di malam hari. Menyiraminya dengan minyak tanah diseluruh jalan keluar. Langkahnya terhenti ketika melihat kamar yang terbuka. Ruangan itu-ruangan Jaemin yang masih bayi. Usianya sudah enam bulan. Jaemin yang masih kecil itu, terbangun melihat kehadiran Yoona dan tersenyum manis. Yoona goyah, ia membawa Jaemin keluar dari rumah itu.

Setelah dirasa jauh, Yoona menyimpan Jaemin dan bantalnya di sudut tempat. Ia tak mau membawa Jaemin pulang karena orang-orang akan mencurigainya. Jaemin disimpan sedikit jauh dari rumah.

Rumah mewah itu terbakar hangus, bersamaan dengan Yuri dan Jungkook di dalamnya.

Tetapi, kejadian yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan Yoona.

"Jungkook-ah!! Yuri-ssi!!" teriak seseorang.

Jungkook menangis melihat sang ibu yang tertimpa kayu yang telah terbakar dipunggungnya. Sementara itu, seseorang menarik tangannya.

"Donghae, selamatin Jungkook!" teriak Yuri.

"Tapi nyonya-"

"CEPAT SELAMATIN JUNGKOOK!!" teriak Yuri.

"Mamaa!!" rintih Jungkook enggan melepas genggamannya.

Donghae tak ada pilihan. Ia menggendong Jungkook keluar dari rumah itu. Pria itu membawa Jungkook bersamanya. Donghae-tangan kanan Choi Siwon. Tanpa sengaja Donghae memang sering melewati perumahan itu untuk memastikan Yuri dan anak-anaknya aman. Tetapi malam itu, kebakaran hebat terjadi dan tanpa ragu Donghae langsung menerobos masuk ke dalam.

Yuri tewas akibat kebakaran hebat itu, sedangkan Jungkook dan Donghae di larikan ke rumah sakit. Siwon saat itu menyesal membiarkan Yuri keluar dari rumah. Ia terus-terusan meminta maaf pada Jungkook, namun Jungkook terdiam membisu.

Polisi menganggap kejadian itu akibat kesalahan jaringan listrik. Tetapi, Jungkook tidak percaya. Jaemin ditemukan di luar rumah dan saat kebakaran Jungkook mencium bau minyak tanah.

"Siwon-ssi, saya ingin membawa Jungkook ke luar negeri bersama saya. Sebelum pelaku sebenarnya terungkap, keamanan Jungkook yang paling utama. Kalau diizinkan saya mau membawa Jaemin juga," ucap Donghae.

"Jangan Jaemin. Dia masih butuh sosok ibu, Yoona bisa menjaga Jaemin. Tapi untuk Jungkook-"

"Saya akan jaga dia disana. Saya yang akan pastikan Jungkook menjadi CEO Seagull Corp yang berkualitas," ucap Donghae.

Siwon tertunduk, ia menoleh pada Jungkook.

"Jungkook-yaa, untuk sementara waktu kamu tinggal di Amerika bersama Donghae ya? Papah bakal jenguk kamu tiap bulan disana, ini untuk keamanan kamu juga serta pendidikan kamu. Iya, nak?" tanya Siwon.

Jungkook tidak ada pilihan, ia terdiam sejenak. "Aku bakal ikut paman Donghae asalkan papah jawab pertanyaan aku," ucap Jungkook.

"Pertanyaan apa?" tanya Siwon.

"Apa papah mencintai mama?" tanya Jungkook.

"Sangat. Sangat mencintai," ucap Siwon.

"Kalau begitu kenapa papah punya istri baru selain mama?" pertanyaan Jungkook sukses membuat Siwon terdiam.

"Nak, itu karena-"

"Kalau papah gak punya tante Yoona, mama pasti masih hidup, kan?" tanya Jungkook.

Siwon dan Donghae terdiam. Wajar saja anak itu menyalahkan ayahnya, anak kecil berumur enam tahun itu melihat detik-detik kematian ibunya sendiri di depan matanya.

"Ah, papah gak bisa jawab. Paman Donghae, aku ikut paman aja," ucap Jungkook meraih tangan Donghae.

Keesokkan harinya Jungkook dan Donghae pergi ke Amerika Serikat. Masa kelam itu Jungkook tinggalkan, anak kecil yang seharusnya bermain bersama teman-temannya itu berubah menjadi anak kecil yang kritis, cerdas dan berbakat. Tak tau apa itu bersenang-senang? Yang ia pikirkan hanya cara membalas dendam atas kematian ibunya sendiri.

Sesekali Siwon datang ke Amerika, keduanya sangat akrab. Jungkook mulai lupa akan kesalahan ayahnya, ia memilih menghapus dendam ke Siwon. Jungkook melihat dari sisi lain Siwon dan dari situ, Jungkook sangat menghargai Siwon sebagai ayah sekaligus mentor-nya dalam belajar bisnis dan hukum.

"Jungkook nilai kamu bagus semua, papah bangga. Kamu jenius," ucap Siwon.

Tak salah, gen kepintaran itu diturunkan oleh Siwon pada anak-anaknya. Jungkook, Jaehyun dan Jaemin, ketiganya sangat cerdas tak ada yang bisa menentukan siapa yang paling cerdas diantara mereka bertiga. Jungkook, ia sangat cerdas membuat strategi, sasaran yang selalu tepat dan rencana yang stabil.

"Aku belum ada apa-apanya dibanding papah," ucap Jungkook.

"Hahaha! Kamu ini sudah dewasa masih saja merendah. Bagaimana kalau kamu kembali ke Korea? Kamu tidak rindu Jaemin, adikmu itu?" tanya Siwon.

Jungkook tersenyum, "Papah, waktu dulu papah janji jangan bilang ke siapapun kalau putra sulung papah masih hidup kan?"

"Hm? Iya," ucap Siwon.

"Papah gak kasih tau Jaemin kakak dia yang sebenarnya, kan? Aku cuman gak mau aja kalau ketemu dia nanti canggung, akan lebih baik kalau aku yang langsung ngenalin diri aku sendiri," ucap Jungkook.

"Ya, kamu gak usah khawatir nak. Orang hanya tau Jaehyun putra sulung papah," ucap Siwon.

"Ahh gitu. Bagus. Ayo pah kita lanjut makan siang," ajak Jungkook seraya mengajak siwon memasuki mansion mewahnya.

Enam bulan kemudian setelah pertemuan terakhir dengan ayahnya itu. Jungkook mendapat kabar jika Siwon meninggal karena kecelakaan. Jungkook tak percaya, ia tau jika ini ulah Jaehyun ataupun Yoona.

Mendengar kabar itu, Jungkook menjadi murka hatinya dipenuhi rasa dendam. Tekanan dalam batinnya semakin menyiksa. Ibu dan ayahnya direnggut oleh Jaehyun.

"Lalisa, carikan pelamar yang sudah dipilih Jaehyun sebagai tangan kanannya. Bayar dia, biar gue yang gantiin posisinya," titah Jungkook.

"Okay sir!"

Sejak saat itu, Jungkook mulai menjadi tangan kanan Jaehyun. Membuat Jaehyun mempercayai dirinya. Jungkook-pria itu yang membuat alur cerita Jaehyun sementara dirinya menjadi sutradara dalam kehidupan Jaehyun kali ini.

Apa yang telah Yoona dan Jaehyun lakukan pada keluarganya akan Jungkook balas.

•••

Pemakaman telah usai, seluruh orang pergi dari makam tersebut. Jaehyun dan Naeun kembali ke rumah mereka. Jaehyun terlihat dingin dan kosong, rasanya sangat hampa. Jaehyun kehilangan segalanya, ibu, adik, dan istrinya. Pria itu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Sesampainya di rumah, Jaehyun turun lebih dulu tanpa membuka pintu mobil Naeun.

Jaehyun hanya ingin mabuk malam ini. Menghilangkan rasa kosongnya.

Naeun menyusul Jaehyun, wanita itu tergesa-gesa berjalan dengan gaun hitamnya. Naeun mensejajarkan langkahnya dengan Jaehyun, wanita itu berdeham beberapa kali namun tak digubris oleh Jaehyun.

"Ekhm, Jae. Ekhem.."

"Jaehyun!" ucap Naeun.

Jaehyun menoleh, "iya?"

"Kamu ngelamun terus, daritadi aku panggil juga" ucap Naeun memanyunkan bibirnya.

"Maaf Naeun, maaf. Ada apa??" tanya Jaehyun.

"Jae.. Itu-mmm kan mama udah gak ada. Apa barang-barang mama bakal dilelang? Terus itu biasanya harta mama mertua kan jatuh ke anaknya tapi karena kamu laki-laki, perhiasan mama jatuh ke menantu kan? Jadi apa-"

"Kamu bodoh atau gimana, Naeun? Aku lagi berduka dan kamu bahas harta mama sekarang?! Otak kamu dimana?!" hardik Jaehyun.

Naeun tersentak kaget, ia tak pernah melihat Jaehyun semarah ini. Naeun gelagapan, tangannya langsung memegang lengan Jaehyun.

"Bukan gitu, Jae. Maksud aku-"

Jaehyun menepis genggaman Naeun, "Apa? Maksud kamu, kamu mau dapatin harta mama? Gak bisa Naeun, mama udah buat wasiatnya. Seluruh harta mama jatuh ke Rose sejak awal kami nikah. Bahkan kalau Rose pisah sama aku, dia masih bisa ambil warisan mama,"

"Jadi aku??"

"Kamu istriku atau bukan?" tanya Jaehyun.

Naeun terdiam, ia hanya selingkuhan Jaehyun bahkan setelah Jaehyun dan Rose bercerai ia belum juga jadi istri Jaehyun.

"Jae! Aku gak ada bagian?!" tanya Naeun.

"Perlu aku ulang dua kali? Udahlah Naeun! Aku butuh waktu sendiri, kamu harusnya paham keadaan aku. Tapi kamu malah bahas harta, bodoh," ucap Jaehyun.

"Jae!!"

Jaehyun menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menuju kamar. Sementara, Naeun mengikutinya.

"Jaehyun, kamu bohong kan? Terus anak ini, anak kita gak dapat apapun??" ucap Naeun.

Jaehyun mendorong Naeun pelan, "Jangan masuk kamar ini. Aku mau sendiri. Kamu tidur di kamar lain aja,"

Blam!

Pintu tertutup kencang. Jaehyun mengunci dirinya di kamar. Kamar yang memiliki jutaan kenangan bersama Rose, tempat ia menyendiri dengan tenang.

Naeun memukul keras pintu itu. Jaehyun tak peduli, malam ini ia hanya ingin sendiri menegak whiskey-nya. Sementara, Naeun berjalan menuju kamar lainnya dengan perasaan penuh amarah.

04.00 AM

Naeun terbangun dari tidurnya. Wanita itu berjalan menuju dapur karena tenggorokkannya yang mengering. Tetapi suara tangisan seseorang menghentikan langkahnya. Sesaat, ia memutar berjalan menuju kamar Jaehyun.

"Suara orang nangis?" gumam Naeun.

Pintu kamar sedikit terbuka. Pemandangan itu sukses membuat Naeun menutup mulutnya. Pria itu menangis di depan foto pernikahannya bersama Rose sambil berlutut.

"Jaehyun?!" pekik Naeun sembari menutup mulutnya.

(note. kira-kira gini gambaran Jaehyun waktu mabuk dan nangis depan foto pernikahannya sama Rose)

(cr. remarried empress novel)

Jaehyun menangis tersedu-sedu. Ia ingin mengadu, mengeluh dan bercerita tentang dirinya saat ini. Jaehyun butuh rumah tetapi ia tak memilikinya.

"Rosie, Rosie, Rosie," ucap Jaehyun.

Ia terus menggumamkan nama Rose. Jaehyun kehilangan segalanya. Minuman keras yang biasanya membuat ia tenang, kini hanya sekedar membakar tenggorokkannya saja tanpa menghilangkan rasa sakit di hatinya. Terlalu dalam penyesalannya untuk dihilangkan, terlalu besar egonya untuk dipatahkan.

Malam itu, Naeun mengetahui satu hal. Dirinya tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Rose di kehidupan Jaehyun.

+++

A/N:

gimana chapter ini?? teorinya udah kepecahin ya guys alasan kenapa jungkook mau balas dendam. tinggal satu lagi pov dari jaehyun waktu kematian ayahnya :DD

mau tinggalin pesan apa nih buat mereka?

a. buat jaehyun lo itu ....

b. buat rose lo itu ....

c. buat jungkook lo itu ...

d. buat yoona lo itu ...

jadi yeah, kalian tau darimana bibit slengki jaehyun berasal?? ^^

see u next week!



NEW CASTS UNLOCKED :

KWON YURI as
Jungkook and Jaemin's Mother

CHOI SIWON as
Jungkook, Jaehyun, Jaemin 's Father



LEE DONGHAE as
Siwon's Right Hand Man, Jungkook's adoptive uncle

Continue Reading

You'll Also Like

146K 22.5K 41
𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘮𝘺 𝘦𝘮𝘰𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘧𝘦𝘦𝘭 𝘮𝘦?
4.5K 1.6K 26
Ini bukan tentang pengkhianatan, melainkan sebuah dinding transparan yang menghalangiku untuk menggapainya. Zonnebloem atau bunga matahari dalam baha...
98.1K 12.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
82.8K 15.1K 47
"Lo kira gue akan lepasin Roseanne gitu aja? Gak semudah itu, Jeff."