NAVYA: Secreet Wife

By admla_

73.5K 5.8K 1.6K

-Don't forget follow, vote, and comment! -Don't copy my story! Jangan jadi plagiat kalau ingin mempunyai kary... More

PROLOG
NSW: Permintaan Agnes
NSW: Bersama Papa
NSW: Samuel Marah
NSW: Sorry
NSW: Hilang?
NSW: Kembalinya Queen Of Darkness
NSW: Keluarga Psikopat
NSW: Tuan Samuel
NSW: Navya Cemburu?
NSW: Family Time
NSW: Teman Lama (2)
NSW: Kecurigaan Sean
NSW: Kedatangan Amberly
NSW: Klinik
NSW: Don't Leave Me
NSW: Sick
NSW: Malam yang indah
NSW: I'm Here
NSW: Apapun Untuk Keluarga
NSW: Tingkah Konyol Regal
NSW: Kedatangan Cegil
NSW: Sebuah Informasi
NSW: Duo Spy
NSW: Pilihan Yang Berat
NSW: Wait For Me
NSW: Terungkap
NSW: Terasa Asing
NSW: You're Still My Princess
NSW: Peace
NSW: The Best Parents
NSW: Jangan Hina, Camila
NSW: Samuel vs Dua Ipar
NSW: Posesif Dad
NSW: I Hated That Incident
NSW: Shinning Day

NSW: Teman Lama

5.4K 288 12
By admla_

"Dia kembali setelah berapa tahun menghilang, namun kenapa harus kembali jika hanya menaruh luka?" -Navya Beatarisa-

Jakarta, 06 Desember 2022

Pukul 5 pagi Navya terbangun dari tidurnya karna suara alarm yang membangunkannya. Wanita itu merubah posisi menajdi duduk dan mengumpulkan semua kesadarannya. Navya melirik kearah sebelah, anak dan suaminya masih tertidur dengan nyenyak. Agnes yang tertidur dengan posisi miring menghadap kearahnya, ia tersenyum melihat sang anak tidur.

Cup

Navya mengecup sekilas pipi chubby Agnes. Setelah kesadarannya sudah terkumpul semua, Navya beranjak dari ranjangnya. Dia masih menggunakan lingerie yang kemarin malam, tidak sempat mengganti karna Agnes meminta tidur cepat.

Langkah Navya memasuki kamar mandi.  Tanpa dia sadari bahwa Samuel juga terbangun, pria itu yang mengetahui istrinya pergi ke kamar mandi pun tersenyum tipis.

Samuel turun dari ranjangnya, sebelum menyamperin Navya ia memastikan bahwa Agnes masih tidur. Tidak mungkin juga anaknya bangun sepagi ini, karna biasanya Agnes bangun jam 06.

Di dalam kamar mandi Navya tengah membasuh wajahnya. Ia berniat untuk mandi karna ada kelas pagi di jam 08 nanti, jadi harus mandi duluan sebelum suami dan anaknya bangun.

Sebuah tangan melingkar di perut Navya yang membuatnya terkejut. "Astaga Sam..." kaget Navya dengan menjeda ucapannya.

"Bikin kaget aja. Kamu ngapain kesini? Aku mau mandi," sambung Navya. Samuek mengeratkan pelukannya dari belakang.

Deru napas Samuel terasa dileher Navya. "Sam?" panggil Navya.

Samuel berdeham pelan. "I want you..." bisik Samuel dengan suara yang serak khas bangun tidur.

Navya menghela napasnya. Dia melepaskan pelukan Samuel dan menatap suaminya. Tatapan keduanya saling bertemu, Samuel yang lebih tinggi dari istrinya pun harus sedikit menunduk agar bisa melihat Navya.

Tangan Navya menangkup pipi Samuel. "Disini?" Samuel mengangguk pelan, dia paham dan mengerti maksud ucapan sang istri.

Navya tersenyum manis. Wanita itu berjinjit dan melingkari tangannya dileher Samuel. Navya mencium bibir suaminya dengan lembut, Samuel membalas ciuman istrimya dan mengangkat tubuh Navya lalu menduduki diatas wastafel.

Keduanya hanyut dalam ciuman yang semakin panas. Tangan Samuel memegang pinggang Navya. Pria itu melepaskan ciumannya, tatapan Samuel sayup. Samuel mengelap sudut bibir Navya yang basah, namun ia masih ingin mencium Navya dengan lama. Navya selalu membuat dia candu, apalagi bibirnya yang pink dan manis.

Tak ada percakapan diantara keduanya. Tangan Samuel perlahan menurunkan lingerie yang di gunakan oleh Navya, hingga tersisa bra dan cd saja. "Kelas jam berapa sayang?" tanya Samuel yang masih sibuk dengan aksinya.

"Jam 08," jawab Navya.

Samuel menarik Navya ke dalam pelukannya. Tangan Samuel mengelus punggung putih dan mulus, Navya memejamkan matanya. Ia merasa sangat geli karna ulah suaminya. Tak sampai disitu, Samuel menyembunyikan wajahnya ditekuk leher Navya.

Samuel mencium leher Navya. Ia membuat tanda kepemilikan dileher istrinya. "Enghhhh...." lenguh Navya karna ulah Samuel.

"Samuel..." desah Navya dengan menyebut nama suaminya. Mendengar suara desahan Navya membuat Samuel tersenyum. Pria itu memegang dada Navya dan memberikan remasan lembut, suara desahan istrinya terdengar ditelinga Samuel.

Merdu yang selalu membuat Samuel ingin menerkam istrinya. Samuel menghentikan aksinya, pria itu melepaskan kaos hitam yang dia pakai. Terlihat perut Samuel yang indah, tangan Navya memegang bagian perut Samuel yang terdapat roti sobek.

"I like this," kata Navya dengan menatap suaminya.

Samuel tersenyum tipis. "Ini semua punya kamu sayang. Just you," tutur Samuel lembut.

Tangan Navya melingkar dileher Samuel. Pandangan keduanya saling bertemu, Navya tersenyum lembut kepada suaminya. Samuel memegang kedua pipi Navya, pria itu mencium bibir Navya.

Cup

Bibir mereka kembali menyatu. Navya memejamkan matanya karna merasakan ciuman lembut yang diberikan oleh Samuel. Samuel memberikan lumatan kecil, Navya yang paham pun membalas ciuman Samuel.

Skip...

Samuel keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah segar. Rambut yang basah, dan handuk yang terlilit dibagian pinggangnya. Ketika Samuel keluar melihat anaknya Agnes masih tertidur pulas, kening Samuel mengerut. Tidak biasanya Agnes masih tidur.

Pria itu pun mengambil baju dan celana yang akan dia pakai untuk ke kampus. Navya? Wanita itu masih mandi. 3 jam dikamar mandi, keduanya mandi bersama dan melakukan hal yang harus mereka lakukan tadi malam, karna Agnes yang ingin tidur bersama orang tuanya.

Setelah selesai Samuel berjalan menuju ranjang tidurnya, pria itu tersenyum melihat princess kecil dia dan Navya yang sangat cantik. Samuel mengelus rambut Agnes dengan lembut, padahal tadi malam anak itu tidur cepat.

Cup
Cup

Samuel mengecup pipi chubby Agnes. "Princess bangun yuk," bisik Samuel.

Tak ada respon apa-apa dari Agnes. Samuel pun menoel-noel pipi Agnes yang membuat anak itu terganggu. "Anak papa yang cantik, bangun sayang. Nesa mau ikut nggak?" kata Samuel yang terus berusaha bangunin anaknya.

Perlahan Agnes membuka matanya. Orang yang pertama kali dia lihat adalah, sang papa. Agnes mengucek-ucek matanya, anak itu merentangkan tanganya yang minta di gendong oleh sang papa. "Papa..." panggil Agnes pelan.

Samuel yang paham pun membawa Agnes ke dalam gendongannya. Pria itu mencium pipi Agnes. "Morning princess," sapa Samuel.

"Morning too papa," jawab Agnes dengan suara pelan.

Agnes menyenderkan kepalanya di pundak Samuel. Kesadaran Agnes belum terkumpul semua. Anak itu selalu manja jika sudah ketemu sang papa, bahkan dia akan menangis kalau belum di sapa dengan Samuel.

Tangan Samuel mengelus rambut anaknya yang berantakan. Pria itu tersenyum, Agnes sangat persis dengan dirinya. Setiap bangun tidur harus dielus-elus dulu dan di manjain, kalau tidak melakukan rutinitasnya tak akan mau ngapa-ngapain.

Navya keluar dari kamar mandi dan melihat suaminya yang tengah menggendong anak mereka. "Nesa udah bangun sayang," kata Navya dengan menghampiri anak dan suaminya.

Samuel menatap sang istri yang keluar menggunakan kimono handuk. "Pake baju dulu sana," ujar Samuel ketika Navya mengelus rambut putri mereka.

"Mama mau mandi..." ucap Agnes.

"Sama papa ya? Biar mama siap-siap dulu, nak," sela Samuel.

Agnes mengangguk pelan. "Iya, tapi pake shampo berry." Samuel hanya mengangguk sebagai jawabannya. Ia pun langsung membawa Agnes menuju kamar mandi, dan Navya pun segera siap-siap menuju kampus bersama sang suami.

Wanita itu mengambil baju yang cocok untuknya ke kampus. Hari ini Navya ada dua kelas, pagi dan siang menjelang sore. Ia sudah mendekati semester akhir, sedangkan Samuel sudah dekat dengan kelulusan. Minggu depan pria itu akan sidang skripsi yang bersamaan dengan Sean, Megan, Regal, Bastian, dan juga Farhan.

Bian dan Zach? Keduanya melanjutkan kuliah diluar Negeri.

••••••••••••••••

Samuel dan Navya turun dari mobil, setelah mengantarkan putri mereka ke rumah orang tua Samuel, keduanya pun langsung pergi menuju kampus tanpa mampir karna waktunya sudah mepet. Dan untung Agnes memaklumi mereka berdua, jadi Samuel dan Navya bisa tenang jika harus meninggalkan anak mereka hingga sore.

Samuel merangkul pinggang Navya. Pria itu melirik kearah sang istri. "Pulang jam berapa?" tanya Samuel.

"Sore mungkin. Kamu?" ucap Navya yang bertanya kembali kepada Samuel.

"Nggak ada kelas aku, tapi mau ketemu dosen buat persiapan sidang minggu depan," kata Samuel.

Navya mengangguk paham, wanita itu tersenyum kepada suaminya. Tidak di sangka saja bahwa sebentar lagi Samuel akan menjadi seorang sarjana, sangat cepat dan tidak terasa. "Semangat ya, aku bakal selalu do'a yang terbaik untuk kamu," tutur Navya lembut.

"Makasih sayang." Samuel mengacak-acak rambut Navya dengan gemas.

"SAMUEL!!!" pekik seorang gadis yang sangat lantang, sehingga membuat mahasiswa yang ada di koridor menatap kearah gadis itu.

Melihat siapa yang memanggil suaminya, Navya menatap gadis itu dengan tajam. "Hama lagi hama lagi," gumam Navya pelan.

Gadis itu memeluk lengan Samuel dan langsung ditepis oleh Samuel. "Apaan sih lo," sinis Samuel dengan menatap tajam Tarisa.

Tarisa, mantan kekasih Samuel yang pernah menjadi kekasih pria itu pada saat di Amerika. Gadis itu satu kampus dengan Samuel yang dimana ia pikir tidak ada Navya, namun Tarisa salah. Di tahun berikutnya Navya masuk di kampus yang sama dengan Samuel.

Mendengar kabar ada Tarisa di kampus yang sama dengan suaminya, Navya pun langsung memutuskan untuk masuk ke kampus Samuel dan teman-temannya.

"Ihhh Sam kok gitu," kesal Tarisa dengan mengerucutkan bibirnya.

Navya yang sudah muak dengan kelakuan Tarisa pun berdiri didepan gadis itu. Tatapan Navya dan Tarisa saling bertemu, ia menatap tajam mantan kekasih dari suaminya. "Eh, ulet bulu. Lo bisa nggak sih jangan ganggu Samuel! Dia tuh udah punya istri, lo jangan gatel dong," ucap Navya.

"Suka-suka gue dong. Mau lo istrinya atau bukan urusan gue," ketus Tarisa.

Mendengar hal itu Navya terkekeh pelan dengan menatap gadis yang ada di hadapannya seperti tidak mempunyai harga diri. "Perasaan cabe di pasar mahal deh, kok cabe yang ada di hadapan gue murah sih, murah kayak harga dirinya, upss." Navya tersenyum mengejek.

Tarisa mengepalkan kedua tangannya. "Sialan lo. Maksud lo apa ngomong kayak gitu? Berasa hebat lo?" Tarisa mendorong pundak Navya dengan kencang.

Samuel yang melihat itu langsung berdiri membelakangi istrinya. Tatapan dia menajam. "Jauhin tangan kotor lo dari istri gue!" tegas Samuel. Tarisa mengerucutkan bibirnya.

"Kok kamu belain dia sih? Harusnya kamu belain aku dong," ujar Tarisa dengan nada yang dibuat-buat.

Samuel menaikkan sebelah alisnya. "Emang lo penting buat gue?" sarkas Samuel yang membuat Tarisa terdiam.

Navya tersenyum puas mendengar pembelaan dari suaminya. Wanita itu langsung memeluk lengan Samuel dan menatap Tarisa dengan penuh kemenangan, dari dulu hingga sekarang gadis itu tak ada hentinya mengganggu hubungan mereka berdua. Tarisa ingin merebut kembali apa yang menjadi miliknya dulu.

"Cantik-cantik kok jadi pelakor. Malu sama cabe di pasar, dia aja bisa punya harga tinggi, kok lo malah nggak punya harga diri?" sinis Navya yang langsung pergi bersama Samuel meninggalkan gadis itu.

Tarisa menggeram kesal karna perbuatan Navya barusan. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. "Lo boleh senang sekarang, tapi kita lihat ke depannya. Lo atau gue yang bakal menang," gumam Tarisa.

Setelah berdebat dengan Tarisa keduanya pergi ke kantin menemui teman-teman mereka. Disana sudah ada Mila dan lainnya. Bahkan sekarang mereka menambah satu anggota, yaitu Bianca. Yeah, Bianca team Navya di agen rahasia. Gadis itu sudah resmi menjadi bagian dari mereka karna telah mempunyai hubungan yang spesial dengan Bastian.

Navya dan Samuel pun ikut bergabung dengan teman-temannya, mereka duduk di kursi yang kosong. "Kok kalian telat?" tanya Mila kepada pasangan yang baru saja datang.

"Biasa, tadi di ganggu cabe-cabean," jawab Navya.

Letta mengerutkan keningnya. "Maksud lo sih Tarisa?" Navya mengangguk sebagai jawabannya.

"Cih, nggak ada kapoknya dia ganggu hubungan lo sama Samuel," ujar Bianca yang geram dengan tingkah laku Tarisa.

Mila menghela napas panjang. "Kenapa gak lo berdua habisin tuh lonte?" Navya dan Samuel saling melemparkan tatapan, keduanya tidak ada minat untuk menghabisi gadis itu.

"Gak penting. Tangan gue terlalu suci buat bunuh orang kek dia, gak sudi," ujar Navya yang tidak ingin mengotori tangannya sendiri.

Ekhmm, Regal berdeham pelan yang membuat para sahabatnya menatap kearah pria itu. Samuel menaikkan sebelah alisnya yang bertanda ada apa? Kode yang ia keluarkan jika sedang malas berbicara.

Regal menunjukkan sebuah chat kepada teman-temannya. "Pihak keluarga Abel pengen kita selidikin lagi kematian dia, katanya ada yang menjanggal dibalik kematian Abel," celetuk Regal.

Mereka mengerut bingung. "Kenapa baru sekarang? Ini udah tujuh tahun berlalu, dan mereka baru mau selidikin sekarang?" ucap Megan yang sejak tadi menyimak pembicaraan mereka.

"Gue juga nggak tau, tiba-tiba gue di chat sama salah satu keluarganya," kata Regal yang juga heran.

Samuel merubah posisinya. "Kasih gue satu alasan kenapa kita harus selidikin kematian Abel?" Samuel angkat bicara karna penasaran. Dia tak ingin menguak kasus lama, dan kejadian itu benar-benar sudah lama.

Regal terdiam sejenak, pria itu menundukkan kepalanya sebentar. Ia kembali menatap para sahabatnya yang menunggu jawaban dari dia. "Abangnya Abel terbukti nggak salah. Semua itu hanya salah paham, dan orang yang membunuh Abel masih menjadi misteri."

Mereka semua terdiam mendengar jawaban yang keluar dari mulut Regal. Sean menatap pria itu, bagaimana mungkin bahwa abangnya tidak bersalah? Ketika di pengadilan hakim sudah mengatakan bahwa pembunuh Abel sendiri adalah abang kandung dia.

Sean sebagai mantan kekasihnya Abel merasa penasaran. Lantas siapa?  "Jadi, bukan Freddy pelakunya?" cetus Sean.

"Iya."

Mila menatap mereka, entah kenapa dia merasa tidak asing dengan nama Freddy yang barusan di sebutkan oleh kekasihnya. "Kalau boleh tau, nama lengkapnya siapa?" tanya Mila tiba-tiba.

"Freddy Vernandez."

Deg

Tubuh Mila dan Navya mematung mendengar nama yang barusan di sebutkan oleh Bastian. Dapat Samuel lihat, kalau istrinya sangat terkejut mendengar nama yang barusan di sebutkan oleh sahabatnya. Navya melirik kearah Mila, keduanya saling bertatapan.

Mila bangkit dari duduknya. "Nay, ikut gue sebentar deh," ajak Mila yang langsung di setujui oleh Navya.

Keduanya pun langsung pergi menjauh dari mereka semua. Navya dan Mila keluar dari area kantin menuju tempat yang sepi, saat sudah jauh dari keramaian Mila menatap sahabatnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Navya menatap sekitar, memastikan tidak akan ada orang yang mendengar percakapan mereka berdua. "Mil, lo dengerkan tadi? Freddy Vernandez. Dia temen sekelas kita dulu, kan?" kata Navya.

"Iya, Nay. Tapi kok tadi mereka bilang kalau Freddy itu abangnya Abel? Dia satu angkatan sama kita," ujar Mila bingung.

Navya berpikir sejenak, ia teringat sesuatu. "Gue ingat." Mila menaikkan sebelah alisnya. "Dulu dia pernah cerita ke gue kalau sempat berhenti sekolah setahun, dan itu artinya dia masuk lagi ke sekolah satu angkatan sama dia, tapi adiknya dia di atas dia, paham nggak?" jelas Navya.

Mila mengangguk paham. Namun, gadis itu penasaran dengan satu hal. "Tapi kenapa kita nggak tau kalau dia punya adik ya? Dan kenapa bisa kebetulan kalau Abel adiknya dia," kata Mila.

"Kalau lo lupa, dia tertutup soal keluarga." Mila menepuk jidatnya, dia lupa akan hal itu.

Ia jadi teringat dengan kejadian masalalu. Mila menatap Navya dengan rasa khawatir dan takut. "Gue takut kalau ketemu dia, Nay. Takut banget, gue trauma sama kejadian dulu..." Navya hanya diam, sejujurnya dia juga masih trauma dengan kejadian dahulu.

Navya memeluk tubuh sahabatnya, ia tau apa yang membuat Mila takut dan sedih sekarang. "Gue pastikan dia nggak berani apa-apain lo atau gue lagi, gue janji," bisik Navya lembut. Mila membalas pelukan sahabatnya tak kalah erat.

•••••••••••••••

Di kantin Samuel dkk tengah berbicara dengan seseorang yang baru saja datang. Letta dan Bianca hanya menyimak saja percakapan mereka para laki-laki yang sedang asik mengobrol, keduanya tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Navya dan Mila pun kembali menghampiri teman-temannya. "Kalian lagi bahas apa?" celetuk Navya yang belum menyadari adanya seseorang yang ikut berkumpul dengan mereka.

"Navya, Camila..." panggil orang itu.

Keduanya menatap kearah suara yang memanggil nama mereka. Betapa kagetnya Navya dan Mila melihat orang yang sangat mereka hindari ternyata ada disini. "Freddy," gumam Navya.

Yeah, orang itu adalah Freddy Vernandez. Pria yang berstatus abangnya Abel dan kini akan satu kampus dengan mereka semua, dan kemungkinan akan bergabung dengan Samuel dkk juga.

Regal dan teman-temannya bangkit dari duduk. "Loh, kalian udah saling kenal?" tanya Regal.

Freddy mengangguk dan tersenyum kepada dua wanita yang sudah lama tidak dia lihat. "Kenal banget, apalagi sama Camila." Sean yang mendengar itu mengerutkan keningnya.

"Lo kenal sama pacar gue?" Freddy melirik kearah Sean.

"Oh, dia pacar lo?" Sean mengangguk pelan. Mila menatap Freddy dengan tatapan datar, gadis itu mundur berapa langkah.

Freddy menatap kearah Navya. "Gue boleh ngomong sebentar sama dia?" ujar Freddy dengan menunjuk Navya yang membuat Samuel heran. Bagaimana bisa istrinya kenal dengan Freddy? pikir Samuel.

"Boleh, asal gak disini. Dan ada banyak hal yang harus kita bicarakan, only you and me!" tekan Navya yang langsung pergi lagi dari kantin.

Freddy tersenyum tipis, sebelum dia mengikuti langkah Navya ia membisikan sesuatu kepada Mila. Gadis itu terdiam mematung, dan setelah melihat ekspresi Mila barusan membuat Freddy tersenyum kecil dan menyusul Navya.

Mereka semua heran. Ada apa sebenarnya? Apa yang akan di bicarakan Navya dan Freddy? Dan apa yang membuat Mila terdiam?

Sean menghampiri kekasihnya. Pria itu menepuk pundak Mila dan membuat gadis itu terkejut. "J--jangan sentuh gue..." gugup Mila ketika di sentuh oleh Sean.

Sean semakin heran, ada apa dengan kekasihnya. "Kamu kenapa?" tanya Sean lembut.

Mila menggelengkan kepala cepat. Ia melirik kearah Bianca dan Letta. "Ke kelas yuk," ujar Mila yang mengalihkan pembicaraan.

Letta dan Bianca mengangguk. Ketiganya pun pergi dari area kantin dan meninggalkan para laki-laki yang masih terheran dengan sikap Navya dan Mila ketika ketemu sama Freddy.

"Lo pada perhatiin nggak sih? Navya sama Mila kayak bener-bener kenal Freddy," celetuk Farhan.

Mereka mengangguk setuju. "Gue penasaran apa yang di bisikin sama Freddy ke Mila tadi," ucap Megan yang sejak tadi diam.

Bukan hanya Megan, tapi Sean juga penasaran. Sebenarnya, selama dan sedekat apa mereka mengenal Freddy? Bahkan tadi pria itu mengatakan 'Kenal banget' yang membuat Sean dan teman-temannya penasaran.

Bahkan Samuel juga penasaran kemana istrinya pergi. Apa yang mereka akan ngomongin? Kenapa harus berdua saja? Apa penting banget? Masih banyak pertanyaan yang Samuel pikirkan. Mungkin nanti dia akan bertanya kepada istrinya ketika mereka sudah tiba di rumah.

Sedangkan di tempat lain Agnes berada di perusahaan sang opa. Anak itu diajak oleh Vano untuk ikut dengannya bekerja, sedangkan Chika pergi ke sekolah Alva yang sedang mengadakan pentas seni. Agnes tak ingin ikut karna akan membosankan disana, ia lebih memilih untuk ikut dengan opanya saja.

Vano melirik kearah cucunya yang tengah menonton film kartun lewat Ipad yang di belikan oleh Samuel. "Nesa, kalau lapar bilang opa ya," celetuk Vano.

Agnes mengangguk sebagai jawabannya. Anak itu sangat fokus dengan kartun yang dia tonton.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Vano menghentikan aktivitasnya. "Masuk," ucap Vano dari dalam dengan suara dingin. Ia hanya memperlihatkan sifat hangatnya kepada keluarga.

Pintu ruangannya pun terbuka menampilkan seorang wanita dengan berpakaian ketat dan juga make up yang tebal. Wanitu berjalan kearah Vano dengan tersenyum manis. "Selamat pagi pak, hari ini jadwal anda akan saya yang handel," ucapnya.

"Rico kemana?" tanya Vano tanpa menatap sekertasi dia yang kedua.

"Pak Rico sedang izin, beliau tengah menangani perusahaan yang ada di Singapura," jawab Dania dengan lembut.

Agnes menghampiri sang opa dan duduk diatas pangkuan Vano. Anak itu menatap wanita yang berdiri di hadapannya, tatapan Agnes seperti tercengang dan kaget. Ia menatap Dania dari bawah hingga keatas.

Dania yang di tatap Agnes pun bingung. "Nona, ada apa? Apa pakaian saya ada yang kotor?" tanya Dania lembut. Ia tau kalau Agnes adalah anak dari putra pertama Vano.

"Tante mau bekerja atau mau ngelonte?" ceplos Agnes dengan wajah polosnya.

Dania terbelalak mendengar ucapan Agnes. Vano hanya menahan tawa mendengar perkataan cucunya yang sangt benar. "Kerja dong sayang," jawab Dania dengan tersenyum paksa.

"Tapi tante udah kayak lonte," sarkas Agnes.

Mendengar hal itu membuat Dania kesal. "Kalau bukan cucunya pak Vano udah gue habisin nih anak," gumam Dania.

Agnes menatap kearah opanya, anak itu langsung menutup mata Vano dengan tangan mungilnya. "Opa nda boleh lihat tante ini, ntar oma marah," ucap Agnes.

"Iya, princess." Vano hanya menurut.

Agnes kembali menatap kearah Dania yang masih stay berdiri. "Tante mending kelual deh. Telus beli baju yang teltutup, apa au Nesa yang beli? Ciapa tau tante nda punya uang," ucap Agnes polos.

Pftt, Vano menahan tawa mendengar ucapan cucunya. Sedangkan Dania mencoba sabar menghadapi bocah kecil yang ada di hadapannya. Wanita itu pun langsung keluar dari ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, dan setelah Dania keluar, Agnes pun kembali menyuruh Vano untuk membuka mata.

Vano mengelus rambut Agnes lembut. "Good girl. Opa suka gaya kamu, dia memang harus di berikan pelajaran," ucap Vano lembut.

Agnes hanya menunjukkan gigi putihnya. "Opa bagi uang, Nesa au jajan dibawah," pinta Agnes kepada opanya.

Vano tersenyum, pria itu memberikan uang merah 10 lembar kepada Agnes. "Nih, mau opa temenin?" Anak itu menggeleng. Agnes tidak mau ganggu waktu kerja opanya. "Nesa bica sendili," ucap Agnes.

"Hati-hati ya sayang. Ntar kalau ada apa-apa minta tolong sama karyawan opa, ya." Agnes mengangguk pelan.

Agnes pun keluar dari ruangan sang opa, sekilas ia melirik kearah Dania yang tengah duduk di kursi wanita itu. Pandangan keduanya saling bertemu, Dania tersenyum kepada Agnes, namun Agnes langsung membuang muka ketika di tatap balik oleh Dania.

Anak itu pun pergi kearah lift. Ada beberapa karyawan yang menatap Agnes, mereka sudah pada tahu kalau ia adalah cucu pertama dari Alvano Narendra. Mereka pun memberikan hormat kepada Agnes yang membuat anak itu bingung.

"Om cama tante kenapa? Nda usah begitu, Nesa nda cuka. Jangan tellalu folmal cama aku, anggap aja Nesa teman kalian, ya?" celetuk Agnes.

"Baik nona."

Mereka suka dengan Agnes yang sopan, namun kalau sudah berbicara suka ceplas-ceplos dan julid. "Nona mau kemana?" tanya salah satu karyawan ketika mereka sudah di dalam lift.

Agnes mendongakkan kepalanya. "Nesa au jajan, tapi nda au ganggu opa kelja," jawab Agnes.

"Mau kami temanin nona?" Agnes berpikir sejenak, lalu anak itu mengangguk cepat. "Okay."

--------

Hai, apa kabar? Semoga selalu baik ya.

Jangan lupa follow:

@ameliandhra
@wp.ayananadheera
@navyabeatarisa_
@samuelnarendra_
@gal.hrnndz
@ccmla_z
@seanmlvn_
@bastiancromwell
@farhan_snjya
@mgansptra
@arlettanica_
@gang_devilsangel

See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

PRICELESS By sannn__

Teen Fiction

975K 48.2K 47
⚠️17+ Arrion artinya mempesona. Kedatanganya sebagai siswa baru pernah menggemparkan sekolah pada masanya. Nyaris semua cewek disekolah menyukai dan...
ARSA By YEON

Teen Fiction

2.6K 459 51
‹ 𝐀𝐑𝐒𝐀 : 𝐓𝐃𝐖𝐈𝐋𝐘 › Arsa Geopranaja. Seluruh penghuni sekolah menjulukinya 'Pangeran Perusuh'. Memiliki ketampanan yang melebihi siswa lain m...
49.4K 1.4K 34
Menceritakan tentang gadis cantik yang diminta papanya untuk balas dendam sama keluarga yang sudah membunuh mamanya. Dia - Zanaya Shea Padya, gadis c...
12.9K 496 11
NOVEL TERJEMAHAN [ Terjemahan google no edit ]