Damn!

By bee_myzk

14.7K 2.8K 461

Ketika si tajir melintir naksir Hinata yang lebih minat pada jumlah angka nol di rekeningnya. Apakah Sasuke b... More

author's note
ch. 1
ch.3
ch. 4
ch.5
ch.6
ch. 7
ch. 8
ch.9
ch. 10
ch. 11
ch. 12
ch. 13
ch. 14
ch. 15
ch. 16
info aja

ch. 2

1K 241 41
By bee_myzk


Kiba sekali lagi dipaksa untuk lembur. Selain pekerjaan yang sebelumnya belum membuahkan hasil yang memuaskan, tim editor memberikan tambahan pekerjaan untuk Inuzuka yang sudah sangat lelah itu.

Saat ini sudah jam 17.23. Hinata berencana mampir sebentar di area pasar dekat tempat tinggalnya untuk membeli sayur. Mungkin menu makan malam ini hanya sayur rebusan dan sup miso. Sepertinya sumber protein dari daging atau ikan terpaksa diganti dengan tofu. Hinata bukan vegan atau vegetarian, dia suka daging, keju, susu dan olahan lainnya. Namun kondisi dompetnya tidak memungkinkan.

Hinata mengetuk pintu ruang kerja Shino. Aburame berkacamata itu mengangkat wajahnya dari proyek yang sedang didiskusikan Kiba.

"Aku izin pulang duluan ya."

"Oke," sahut Shino.

Kiba bertanya, "pulang sama siapa?"

"Ino."

"Hati-hati," lanjut Kiba.

Pintu kembali ditutup Hinata setelah mengangguk. Ia berjalan menyusuri ruangan yang sudah nyaris gelap sepenuhnya. Jendela-jendela telah tertutup tirai krem muda. Lampu-lampu di tiap kubikel telah dimatikan. Hanya menyisakan satu lampu utama dan lampu di atas pintu kaca ganda menuju koridor yang akan membawa Hinata pada lift.

Perempuan itu kemudian menekan tombol lift, menunggu sementara mengecek lagi mantel hitamnya. Awal Desember tahun ini cuaca memang kurang ramah. Beberapa hari yang lalu bahkan sempat turun hujan yang cukup lebat dan berangin. Rasanya langit seolah menumpahkan keluh kesahnya ke bumi.

Pintu lift yang terbuka disyukuri Hinata. Beberapa karyawan lain ikut masuk ke dalam lift menuju lantai dasar. Di lobi utama, pergerakan manusia-manusia budak korporat tertuju pada titik yang sama; pintu utama gedung yang tengah terbuka lebar. Pada awal pagi dan senja seperti saat ini, pintu kaca kokoh itu memang sengaja dibuka lebar. Entah sejak kapan. Sebuah kebiasaan atau aturan yang tidak tertulis dan entah datang dari perintah siapa.

Ino terlihat berdiri di dekat meja resepsionis, telah mengganti seragamnya dan menambah kehangatan dengan mantel selutut berwarna biru muda yang cerah. Rambut pirangnya tak lagi disanggul, tapi sudah membentuk ikatan ekor kuda tinggi; ciri khas seorang Yamanaka Ino. Ia menunggu sampai Hinata tiba di dekatnya untuk kemudian berjalan beriringan dengan teman sejak masa sekolahnya itu.

"Gimana? Udah nyoba?"

"Jawabannya masih sama, kok. Aku ngga mau."

"Okelah, terserah kamu aja."

"Tapi..." Hinata menghentikan langkahnya sejenak. Keduanya kini telah berdiri di luar gedung. Mereka seharusnya melanjutkan menuju halte bus terdekat.

"Tapi apa?" Tanya Ino penasaran.

Hinata mengeluarkan ponsel dari saku mantelnya. "Ini." Dan memperlihatkan ruang chat yang masih sama.

"Siapa?" Ino memulai, "teman SMP?"

Hinata menatap Ino ragu. "Jujur, aku ngga tau."

"Kamu ga ada gitu temen SMP lain yang bisa kamu tanyain?"

"Ada sih, tapi..."

"Apa lagi? Jangan suka bikin penasaran gitu deh."

"Dia agak susah dihubungi."

"Kenapa?"

"Ponselnya jarang aktif."

"Ya coba aja dulu."

"Kok jadi kamu yang kepo sih?" Hinata tersenyum kecil.

"Ya gimana ga kepo? Ada orang yang segitu gampangnya mau ngasih kamu cuan gini!" Ino merebut ponsel Hinata sembari menggandeng Hyuuga mungil itu menyingkir. Keduanya berdiri berdekatan seperti dua orang yang berkonspirasi dalam rahasia. Tapi sungguh, mereka hanya dua perempuan muda yang jenuh pada agenda keseharian yang monoton. "By the way, kepoin akunnya dong."

"Ha?"

Ino menatap mata kelabu Hinata, menantang si manis dengan pandangannya. "Emang kamu ga penasaran?"

"Ya... penasaran sih." Semburat kemerahan tampak di wajah Hinata.

"Yaudah cepetan liat!"

Kedua perempuan cantik itu tak memedulikan lagi waktu senja yang semakin menggelincir menuju malam. Akun si asing yang bernama Sasuke itu menjadi perhatian keduanya. Mulai dari postingan terbarunya yang membuat Ino dan Hinata terharu.


Melihat postingan-postingan itu, baik Ino maupun Hinata hanya bisa saling berpandangan.

"Vibe-nya crazy rich ngga sih?" Ino menunggu jawaban Hinata.

"Bisa aja kan dia nipu." Hinata tak bisa menerima semua yang dia lihat mentah-mentah. Dia juga kesulitan untuk tetap berpikir positif. "Pasti ada maunya, kan?"

"Mau apa lagi? Dia udah punya segalanya deh," protes Ino.

"Iya sih. Kamu mungkin ngga salah. Tapi untuk jaga-jaga aja."

"Kalo gitu tanya aja."

"Tanya apa?"

"Tanya, dia mau apa?"

Ngeri banget! Kalau nanti dia minta organ Hinata untuk dijual gimana? Orang menjadi kaya bisa melalui banyak cara. Bahkan melalui cara mistis sekalipun, ada.

"Aku nanya Gaara dulu deh."

"Temen SMP kamu juga?"

Hinata mengangguk.

.

.

.

Setelah hampir dua jam yang lalu Hinata mengirim pesan ke Gaara, akhirnya laki-laki sang ahli IT itu membalas.

Membaca pesan dari sahabat lamanya, Hinata malah semakin terjerembab dalam ketidakpastian. Seakan sebuah misteri tertanam di dalam otaknya tanpa ada celah untuk sebuah titik terang.

Ia berbaring di atas kasurnya kini. Berhubung besok Sabtu, Hanabi menginap di rumah salah satu temannya. Ada kerja kelompok yang harus mereka siapkan untuk Senin depan.

Hinata meraih ponselnya dan iseng mengambil foto. Jika kebanyakan orang seusianya menulis buku harian, Hinata memilih cara yang lebih mudah. Dia mem-posting hasil jepretannya dan bersiap-siap untuk menjemput mimpi.

Sayangnya satu nada notifikasi membangun rasa penasarannya.

Oh no!
Hinata harus bagaimana?

Berbekal info yang secuil dari Gaara dan usulan yang seadanya dari Ino, Hinata memberanikan diri membuka lagi chat room nya dengan Sasuke.

Meanwhile Sasuke...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Foto² di postingan nya Sasuke sekedar visualisasi yaa.. kalo bee bisa gambar sih, maunya gambar sendiri. Apa daya? bee cuma bisa gambar pemandangan gunung dan sawah khas anak SD ehehe...

I don't know if you noticed, Sasuke sempet ngetik 'kamu' di chat nya sama Hinata. Iya doi lagi gombal belum petrus kok 😁

Hope you have a nice weekend!
Vote dulu dong~

Continue Reading

You'll Also Like

3K 215 11
ikatan benang merah mengikat kami kuat . . kami saling mengikat dari dulu sampai sekarang tapi karena banyak pihak menginginkan ku dengan orang lain ...
80.9K 8.8K 23
Menikahi Sasuke yang lumpuh adalah bukti Sakura menyayangi Karin dan menghormati Itachi. Jelas di lihat oleh mata terlalu banyak perbedaan yang berca...
62.9K 6K 19
-SasuHina- Hinata merupakan gadis pendiam yang merasa telah dikutuk oleh dewa kesialan. Selama dua tahun ia harus sekelas dengan Sasuke yang selalu m...
17.6K 2.1K 13
Naruto © Masashi Kishimoto You Are My Love @ijulfaa_ . Persahabatan menjadi cinta sudah biasa terjadi. Tapi, bagaimana jika kita saling jatuh cinta p...