How To Be A Good Mother

By Winter_Bride

2.2M 222K 15.7K

"Oh fuck! Aku benci anak-anak!!" Irina Fernandaliz, terus mengumpat ketika pertama kali menginjakan kakinya d... More

HTBAGM
HTBAGM 2
HTBAGM 3
HTBAGM 4
HTBAGM 5
HTBAGM 6
HTBAGM 7
HTBAGM 8
HTBAGM 9
HTBAGM 10
HTBAGM 11
HTBAGM 12
HTBAGM 14
HTBAGM 15
HTBAGM 16
HTBAGM 17
HTBAGM 18
HTBAGM 19
HTBAGM 20
HTBAGM 21
HTBAGM 22
HTBAGM 23
HTBAGM 24
HTBAGM 25
HTBAGM 26
HTBAGM 27
HTBAGM 28
HTBAGM 29
HTBAGM 30
HTBAGM 31
HTBAGM 32
HTBAGM 33
HTBAGM 34
HTBAGM 35
HTBAGM 36
HTBAGM 37
HTBAGM 38
HTBAGM 39
HTBAGM 40
HTBAGM 41
HTBAGM 42
HTBAGM 43
HTBAGM 44
HTBAGM 45
HTBAGM 46
HTBAGM 47
HTBAGM 48
HTBAGM 49
HTBAGM 50
HTBAGM 51
HTBAGM 52
HTBAGM 53
HTBAGM 54
HTBAGM 55
HTBAGM 56
HTBAGM 57
HTBAGM 58
HTBAGM 59
HTBAGM 60
HTBAGM 61
HTBAGM 62
HTBAGM 63

HTBAGM 13

53.1K 5.1K 79
By Winter_Bride

Setibanya mereka di kediaman Gilbert, Verona dan yang lainnya bergegas masuk ke dalam begitu pula dengan Alexander yang mengekor di belakang. Verona berjalan sembari memegang tangan Lucius dan Lily, saat mereka akan berjalan menuju kamar masing-masing di depan sana terlihat wanita yang tengah berdiri dengan raut wajah khawatir nya.

"Alexander!" Ucap Rosella sembari berjalan ke arah Alexander yang berdiri di belakang Verona

"Kau kemana saja hingga tiba di kediaman sore hari?. Aku sungguh khawatir Alex, yang ku tahu kau tidak ada panggilan kemanapun hari ini" ucapnya dengan meraih pipi Alexander

Baru juga keluar sampe sore tapi wanita itu justru bertingkah seolah-olah suaminya itu keluar bertahun-tahun.

Verona pun berdecih kemudian kembali mengambil langkah bersama kedua anaknya untuk pergi ke kamar mereka, terlalu muak jika ia harus melihat drama suami istri haram itu .

Alexander pun menatap kepergian Verona dan anak-anak nya, atensinya pun kembali teralih kepada wanita yang berada di depannya

"Aku ada tugas mendadak di pusat kota, kebetulan sekali kereta ku dan kereta Verona tiba secara bersamaan" jawab Alexander

Rosella tersenyum mendengar jawaban dari Alexander,ia sempat mengira jika Alexander pergi bersama dengan Verona dan anak-anak nya

"Kalau begitu sebaiknya kau membersihkan diri sekarang, kau sudah berkeringat suami ku. Biar aku siapkan air untuk mandi"

Alexander hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian Rosella meraih tangan Alexander dan membawanya ke kamar pria itu.

Gemerlap malam pun tiba menyelimuti bumi, tanda bagi mereka yang sudah lelah membanting tulang untuk berpulang mengistirahatkan badan yang sudah mengeluarkan peluh sedari tadi.

Verona kini tengah menatap Lucius dan Lily yang tengah terlelap, kedua bocah itu mungkin sudah lelah menghabiskan waktunya di pusat kota sehingga mereka tidur pulas dengan nafas teratur.

Saat Verona sadar ia sudah berkomitmen untuk menjaga kedua anak itu,maka ia harus lebih waspada dan berhati-hati kepada siapapun yang akan memungkinkan untuk menyakiti anak-anak nya. Setidaknya, sekarang Verona sudah berhasil membuat kedua anaknya nyaman dengan perlakuannya. Verona sudah memberikan hal yang terbaik untuk mereka, segala kekurangan dan keburukan yang mereka terima dari Verona dulu sekarang telah tergantikan.

Verona telah mengajarkan mereka bagaimana cara makan yang baik,bertutur kata yang sopan,bertingkah anggun dan tentu mengajarkan mereka bagaimana cara menghormati seseorang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dari mereka.

Bukankah hal seperti itu memang seharusnya di ajarkan oleh para orang tua kepada anak-anak nya? Selain itu bagaimana pun Lucius dan Lily adalah bangsawan mereka harus benar-benar tau bagaimana cara mereka berperilaku agar mereka tidak di cela.

Setiap hari Verona memerintahkan Emma untuk memberikan kedua anaknya itu dengan makanan yang kaya akan vitamin dan susu untuk pertumbuhan mereka, mengingat dulu Verona enggan memberikan kedua anak itu makanan yang layak untuk mereka konsumsi karena kegilaannya sehingga tubuh Lucius dan Lily terlihat lebih kurus dari anak-anak yang lain.

Verona pun mencium kening Lucius dan Lily sebelum ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar keduanya.

...................................

Keesokan harinya di Paviliun yang terletak dekat dengan kamar Verona, kini terlihat Lucius dan Lily yang tengah duduk dengan masing-masing satu buku di hadapan mereka.

Setelah mereka sarapan tadi tiba-tiba Verona meminta mereka menuju Paviliun,entah apa yang akan di lakukan ibunya itu kepada mereka.

"Mulai hari ini kalian harus belajar membaca dan berhitung!. Usia kalian sebentar lagi akan menginjak 6 tahun jadi, ibu sendiri yang akan mengajarkan kalian mengerti?!" Ujar Verona

Verona berpikir alangkah baiknya ia mempersiapkan anak-anak nya terlebih dahulu sebelum memasuki akademi.

"Mengerti ibu!!" Jawab Lucius dan Lily

"Bagus! Sekarang ikuti instruksi dari ibu!

Verona pun mulai menulis di papan menggunakan kapur yang sudah disediakan oleh Emma sebelumnya. Lucius dan Lily bahkan terlihat bersemangat ketika Verona mengatakan akan mengajarkan mereka.

Tak terasa waktu mereka pun telah usai dengan sesi belajar nya. Verona lagi-lagi merasa terkagum dengan kedua anak-anak nya, mereka begitu pintar dan cepat tanggap dengan apa yang Verona ajarkan,bahkan Lucius sendiri ternyata sudah pintar membaca sebelumnya.

Saat Verona bertanya dari mana Lucius belajar anak itu menjawab jika terkadang saat Lucas pergi berkunjung ke kediaman Gilbert, Lucas sendiri akan mengajak nya untuk belajar di taman dengan buku-buku yang Lucas bawa dari kerajaan sedangkan Lily gadis centil itu lebih memilih diam dengan terus menempeli Lucas, namun sekarang Lily sudah bisa membaca namun tidak selancar Lucius kakaknya.

Padahal Verona sempat berharap jika Alexander lah yang mengajarkan Lucius namun harapan tinggal lah harapan ternyata bukan pria itu lah yang mengajarkan Lucius melainkan adiknya sendiri. Seharusnya Verona sadar jika tidak mungkin Alexander akan repot-repot melakukan hal itu kepada anak-anak nya, pria itu akan suka rela direpotkan oleh anaknya yang ia dapatkan dari selir kesayangan nya itu.

Verona dan keduanya tengah menikmati kue dan teh yang sudah disediakan oleh Emma,anak-anak nya pasti sudah lapar karena sedari tadi belajar.

"Karena kalian sudah pandai membaca bagaimana jika ibu berikan tugas dengan membaca 1 buku dalam waktu 3 hari? Setelah kalian membacanya kalian berdua harus menyimpulkan isi dari buku yang kalian baca kemudian ceritakan kembali kepada ibu, bagaimana?" Ujar Verona. Ia rasa hal ini perlu ia lakukan demi melatih daya ingat Lucius dan Lily

"Setuju!" Jawab Lucius dan Lily

"Nanti kalian akan mendapatkan hadiah dari ibu jika kalian bisa melakukan nya dengan baik"

Lucius dan Lily merasa lebih semangat setelah mendengar apa yang dikatakan Verona, mereka harus benar-benar bisa melakukan yang terbaik!

"Kalau begitu aku akan menyelesaikan 3 buku dalam waktu 3 hari" ucap Lucius

"Aku juga!" Sahut lily

Verona tersenyum sembari mengelus pucuk kepala kedua anaknya. " Tidak usah terburu-buru! Kalian baru saja memulai sesi belajar. Ibu senang dengan semangat kalian namun ibu akan tetap memberikan kalian tugas 1 buku dalam 3 hari mengerti?!"

"Baiklah Bu" jawab Lucius dan Lily

"Kalian kembalilah ke kamar dan beristirahat,sudah waktunya tidur siang!"

"Emm, tolong antar anak-anak ke kamarnya!" Perintah Verona

"Baik Duchess "

Lucius dan Lily pun mengecup pipi Veron sebelum mereka pergi dengan Emma. Verona tersenyum melihat kedua anaknya itu yang tengah berjalan meninggalkan Paviliun dan sekarang hanya menyisakan dirinya sendiri.

Verona menghembuskan nafas nya, akhir-akhir ini ia begitu sibuk dengan segala sesuatu yang harus ia selesaikan. Ia pun sudah mulai terbiasa dengan tubuh yang ia tempati, terkadang jika ia tengah sendiri ia selalu teringat dengan kehidupan nya yang dulu dimana banyak orang-orang yang menyayangi dan memanjakan nya terutama orang tuanya, ah Verona benar-benar merindukan mereka!.

Verona kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk meninggalkan Paviliun. Saat dirinya tengah berjalan menelusuri lorong-lorong kediaman, tibanya di depan pintu yang menghubungkannya dengan taman kediaman Verona seperti mendengar sebuah suara, meski samar-samar Verona bisa mendengar jika itu suara seorang perempuan.

Verona pun memilih melangkahkan kakinya ke taman, ia ingin melihat siapa pemilik suara itu. Saat dirinya sudah berada di taman disana ia melihat Rosella dengan anak laki-laki nya itu,Verona mendekat dan bersembunyi di balik semak-semak sembari menguping.

"Kau benar-benar tidak becus!"

"Maafkan aku ibu" mohon Leonard

"Sekali lagi kau bertindak bodoh, aku akan mengurung mu di gudang semalaman!" Geram Rosella kepada Leonard dengan tangannya yang mencengkram kuat lengan bocah itu kemudian menghempasnya dan pergi meninggalkannya.

Verona yang melihat dan mendengar kejadian itu menggelengkan kepalanya, ternyata mawar busuk itu tidak hanya jahat kepadanya namun anaknya sendiri bahkan ia perlakukan dengan kasar.

"Ckckck kau benar-benar jelmaan iblis Valak Rosella" ucap Verona sembari keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Leonard yang tengah duduk di bawah pohon apel sembari memegang lengannya.

Melihat kedatangan seseorang di hadapannya, Leonard pun mendongak dan melihat ibu tirinya itu berada di hadapannya, Leonard berdiri dan memberi hormat kepada Verona

"Salam Duchess"

"Ulurkan tangan mu!"

"Maaf ?"

"Apa perintah ku kurang jelas nak?"

Leonard pun dengan enggan mengulurkan tangannya,Verona memegang nya dan melihat lengan bocah itu yang memar dan beberapa terlihat luka cakaran,itu sudah pasti bekas dari kuku Rosella.

"Ini harus segera diobati " ucap Verona

Leonard menarik tangannya "Tidak perlu Duchess, ini akan segera membaik "

"Itu tidak akan membaik jika tidak diobati!. Kau tunggu disini! Jangan kemana-mana sampai aku kembali mengerti!" Perintah Verona kemudian pergi dari taman

Verona pun kembali dengan kotak obat-obatan yang telah ia dapatkan dari pelayan yang ia suruh tadi untuk mencarikan nya

Verona mulai mengoleskan salep pada lengan Leonard sembari meniupnya kemudian memakaikan nya perban.

"Kau bisa melepas perbannya nanti, sekarang biarkan dulu agar luka mu tidak terkena dengan air atau yang lainnya"

"Baik Duchess, terimakasih telah mengobati saya" ucap Leonard

"Sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu"

Leonard menunduk hormat kemudian memberikan Verona pergi meninggalkan taman. Leonard memandang kepergian Verona,dalam benaknya ia bertanya-tanya ada apa dengan Verona? dan bagaimana Verona bisa berada di taman bersamaan dengan ibunya yang pergi meninggalkan taman.

Apa Verona melihat apa yang telah ibunya lakukan kepada nya?, Leonard memandangi perban yang melingkar di lengannya dengan senyum tipis kemudian berjalan meninggalkan taman.

................................

Verona tengah berdiri di balkon kamarnya, pikirannya masih terbawa dengan kejadian di taman tadi siang dimana Rosella tengah memarahi Leonard. Jika Rosella hanya sebatas memarahi Leonard karena melakukan sebuah kesalahan maka wanita itu tidak perlu sampai mencengkeram erat lengan anaknya sampai meninggalkan bekas,kecuali jika memang kesalahan yang dibuat oleh Leonard sangat besar hingga membuat Rosella lepas kendali atau Rosella memang melakukan kekerasan kepada anaknya.

Jika memang opsi kedua yang benar adanya berarti Leonard merasakan apa yang Lucius dan Lily rasakan ketika Verona dulu kerap memukuli mereka.

Tapi sejauh yang Verona lihat, Rosella begitu memanjakan Leonard. Ia kerap melihat Rosella dan Leonard bermain bersama, belajar bersama dan.... tunggu!! Jika dipikir-pikir kembali itu semua dilakukan ketika Rosella tengah bersama Alexander jadi...

"Ah rupanya kau bersandiwara menjadi ibu yang baik ya"

"Tunggu saja giliran mu Rosella,ku habisi kau saat waktunya telah tiba"

Verona benar-benar kesal melihat wajah wanita itu,bahkan Rosella bertindak dan berwajah polos layaknya orang dungu di hadapannya, seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka. Apakah wanita itu tidak takut ia adukan kepada Alexander bahwa Rosella lah yang mendorong nya ke sungai hingga ia mati?. Jika mereka tau bahwa Verona benar-benar sudah mati mereka mungkin antara peduli dan tidak dengan fakta itu terlebih Rosella, wanita itu pasti kegirangan dengan kabar itu.

Sayangnya kau harus telan bulat-bulat angan mu itu Rosella! Verona hidup dengan jiwa yang baru,jiwa yang siap untuk mencabik-cabik wajah tembok mu itu.

"Salam Duchess, mohon maaf telah mengganggu waktu anda namun Tuan Howard menyampaikan perintah jika anda dipanggil oleh Duke untuk menghadap sekarang " ucap Emma

"Sekarang? Ini sudah malam"

"Iya Duchess sekarang "

Pria itu selalu tau bagaimana cara membuat nya kesal rupanya!

Verona pun mengencangkan jubah tidurnya kemudian keluar dari kamarnya. Di depan pintu kamar Howard sudah berdiri menunggu nya.

"Dimana aku harus menemui Duke?" Tanya Verona kepada Howard

"Duke sudah menunggu anda di ruang kerja nya"

Verona mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja Alexander.

Setibanya di ruang kerja Alexander Verona mengetuk pintu beberapa kali, mendengar jawaban dari pemilik ruangan Verona pun membuka pintu tersebut. Disana ia melihat Alexander tengah memegang kertas dengan dahi yang mengerut,apa pria itu masih bekerja di malam hari seperti ini? Benar-benar gila kerja!

"Salam Duke "

Alexander pun menoleh dan terdiam melihat Verona yang berdiri di depan pintu.

"Duduklah!"

Verona berjalan menuju kursi yang berada di depan meja kerja Alexander

"Ada gerangan apa Duke memanggil saya di malam hari seperti ini?" Tanya Verona

Alexander terdiam beberapa saat, tangan nya beralih ke sisi kiri dan mengambil surat dengan sebuah sampel kerajaan kemudian menyodorkan nya ke arah Verona.

Verona pun mengambil nya dan membuka surat tersebut, ia kemudian membacanya hingga akhir dan menutup surat itu kembali.

"Duke bisa pergi dengan membawa Rosella"

"Apa kau tidak bisa membacanya? Jelas-jelas disurat itu tertulis jika undangan itu dituju untuk ku dan untuk mu"

"Bilang saja nanti kepada raja jika aku sakit kemudian diwakilkan oleh Rosella"

"Tidak bisa begitu! Kau harus hadir untuk mendampingi ku!

Verona benar-benar malas datang ke pesta yang diadakan 2 hari lagi oleh kerajaan, pesta itu di gelar untuk merayakan kerjasama antara kerajaan Lexton dan kerajaan tetangga yang berada di selatan. Masih banyak yang harus ia lakukan daripada harus datang ke pesta tersebut dimana ia pasti akan bertemu dengan para bangsawan penjilat dan menyebalkan,itu akan sangat merepotkan baginya.

Verona tidak bisa menolak lagi, bagaimanapun ia adalah seorang Duchess. Sudah menjadi tugasnya untuk mendampingi suaminya itu jika ada acara-acara seperti ini. Lagipula Verona tidak ingin di cap sebagai Duchess yang buruk lagi .

"Baiklah jika Duke memaksa" ucap Verona

"Jika tidak ada yang ingin Duke bicarakan lagi, saya pamit kembali ke kamar saya"

"Lain kali jika kau keluar dari kamar mu saat malam hari ganti pakaian mu! Jangan hanya mengenakan jubah tidur yang akan menarik perhatian orang disekitar mu. Tidak etis seorang Duchess terlihat berkeliaran dengan pakaian tidur" ucap Alexander

"Salah siapa memanggil ku di malam hari seperti ini" gumam Verona

"Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Alexander

"Tidak Duke!, Maaf jika itu mengganggu anda, saya tidak akan mengulanginya lagi." Ujar Verona

"Kau boleh kembali"

"Baik Duke, salam" pamit Verona kemudian mengambil langkah untuk pergi dari ruangan Alexander

"Tunggu!" Ucap Alexander

Alexander bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan ke arah gantungan yang berada di sudut ruangan nya dan mengambil jubah yang tergantung rapi disana.

Alexander mendekat ke arah Verona dan meletakkan jubahnya ke pundak Verona, seketika seluruh badan Verona ditutupi oleh jubah besar milik Alexander. Posisi Alexander yang dekat dengan nya membuat Verona tak nyaman, ia pun berdeham dan segera mengambil jarak begitu Alexander sadar dengan posisi mereka.

"Pakailah!. Itu cukup untuk menutupi tubuh mu. Aku tidak ingin ada gosip yang beredar tentang mu besok yang berkeliaran dengan pakaian tidur"

Verona pun mengeratkan jubah Alexander untuk menutupi tubuh nya.

"Terimakasih Duke, besok akan saya kembalikan jubah anda. Kalau begitu saya permisi." Pamit Verona kemudian segera keluar dari ruangan Alexander

Setelah menutup pintu tersebut, Verona berjalan sembari menggerutu

"Huh apanya yang tidak etis? Bahkan aku tidak memakai lingerie keluar kamar, padahal aku hanya memakai gaun tidur dengan jubah untuk menutupi area yang terbuka tapi pria itu malah menambahkan jubahnya yang berat seperti dosanya itu kepada ku!"

Sedangkan di tempat lain, seorang pria tengah memijit pelipisnya. Entah kenapa istrinya yang satu itu sekarang mulai sangat menyebalkan menurut nya.

"Sial!"


.
.
.
.


Maaf banget kalo misalkan kalian ngerasa cerita ini alurnya lamban dan pendek-pendek, maklum gaiss👀

Continue Reading

You'll Also Like

472K 34.9K 38
Rania Pandita Clark. Ia adalah gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA elite ternama di Jakarta. Ia memiliki banyak hal menarik dihidupnya. Hidup beb...
403K 71.8K 53
Damian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai...
1.5M 137K 61
Kedua orang tuanya tak menginginkan kehadirannya. Dia hanyalah alat bagi kedua orangtuanya tuk mendapat harta warisan dari kakeknya. "Cuman benda kec...
1.1M 137K 33
Selene terbangun dalam raga seorang wanita yang terbuang. Dia pernah merasakan kehilangan. Dan bagaimana sakitnya itu. Seketika Selene ingin mereka m...