AV

By wpstarla45

2.2M 203K 19.1K

Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang... More

AV. 1
AV. 2
AV. 3
AV. 4
AV. 5
AV. 6
AV. 7
AV. 8
AV. 9
AV. 10
AV. 11
AV. 12
AV. 13
AV. 14
AV. 15
AV. 16
AV. 17
AV. 18
AV. 19
AV. 20
AV. 21
AV. 22
AV. 23
AV. 24
AV. 25
AV. 26
AV. 27
AV. 29
AV. 30
AV. 31
AV. 32
AV. 33

AV. 28

56K 5.3K 684
By wpstarla45

xxx

"

Dengar. Sebelum olahraga, sebaiknya kita melakukan pemanasan terlebih dahulu."

"Baik Pak!"jawaban serentak itu terdengar dari seluruh murid MIPA² yang tengah berada di lapangan outdoor.

Kini siswa masing-masing melaksanakan pemanasan, mulai dari menggerakkan tangan, kaki dan juga kepala.

Visya mengerucutkan bibirnya kala merasakan sengatan matahari, ya walaupun terbilang masih pagi namun terasa cukup panas.

"Itu bapak nya mau kemana?"celetuk Naira yang tiba-tiba muncul di belakang Visya.

Gadis mungil itu sedikit terkejut. "Ngagetin ih!"Visya mengumpul kan helaian rambut coklat madu nya, setelah itu mengikat nya. "Izin bentar katanya."lanjut Visya.

Naira mendengus. "Alesan. Gue yakin si, tuh orang bakal nongol pas pergantian jam pelajaran."

"Mungkin sibuk."

"Halah, guru olahraga tuh sibuk ngapain coba."

"Lo tanya aja."jawab Visya malas, alhasil ia mendapatkan cubitan maut di pipi nya.

"Ih, orang ngomong bener-bener juga!"decak Naira.

"Ra! Bantuin gue sini!"kedua gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Di sana remaja berwajah imut tengah tersenyum lebar, ia sudah duduk di mengambil posisi 

Zayn sudah duduk mengambil posisi sit up. "Pegangin kaki gue cepet. Nanti gantian!"ujar nya sedikit berteriak.

Dengan malas, Naira segera beranjak mendekat.

Visya menoleh kesekitar nya, teman-teman nya sudah mendapati partner atau rekan sebangku untuk melakukan sit up. Gadis dengan kucir kuda itu mendengus, ia duduk seraya menggerutu. "Suka banget bolos sekolah."

Visya melipat kedua tangan nya kebelakang kepala. Baru saja ia berancang-ancang menjatuhkan punggung nya, tiba-tiba seseorang datang di hadapan nya.

"Mau gue bantu?"

Gadis itu mendongak, sedikit menyipit kan matanya akibat tersorot sinar matahari.
"Nizam?"

Remaja yang menjabat sebagai ketua kelas itu mulai berjongkok, tangan nya hampir saja memegang pergelangan kaki Visya.

"Eh Zam, gue bisa sendiri."cegah Visya.

Nizam hanya tersenyum tipis. "Gue cuma mau bertanggung jawab sebagai ketua kelas, masa temen sekelas ada yang kesusahan gue diem aja."

"Ketua kelas idaman ga si."celetuk Visya dengan cengiran khas nya.

"Bisa aja lo bocah."dengus Nizam."Udah cepet, lo hitung ya."lanjutnya dengan tangan yang kini menahan kaki di balut sepatu putih milik Visya.

"Oke."gadis itu segera berancang-ancang. "Sa--"

"Minggir."suara berat itu mampu memotong ucapan Visya sekaligus membuat Nizam membeku.

"Y-ya."dengan gugup ketua kelas itu segera menyingkir, punggung nya terasa panas saat di tatap oleh mata tajam itu.

"As?"gumam Visya.

"Terkejut?" Pemuda tampan itu berjongkok, tangan nya tanpa sungkan memegang pergelangan kaki Visya.

"Aku kira kamu ga sekolah tau."Visya mulai melakukan aktivitas sit up nya secara perlahan.

Asgara menggeleng singkat. "Kamu alasan terbesar saya berada disini."

"Ucapan kamu terlalu formal."Visya berbicara dengan alis mengkerut. Di pelipisnya mulai muncul bulir-bulir keringat.

Bibir sexy itu sedikit terangkat. "Aku ngerti."

"Ngerti apa?"tanya Visya jahil.

"Ga akan bicara formal."

"Jangan maksain."kekeh Visya, ia mulai ngos-ngosan, kira-kira ia sudah melakukannya 15 kali gerakan sit up, tapi sungguh rasanya melelahkan sekali.

"Engga sayang."suara serak itu mampu membuat Visya menjatuhkan badan nya, tak kuat. Setelah itu ia menutupi wajah nya.

Asgara terkekeh geli, ia dengan perlahan meraih tangan Visya. "Malu As.."gumam gadis itu.

Posisi Visya kini sudah terduduk, wajah nya masih merona. Efek suara Asgara bukan main.

Mulut Visya sedikit terbuka, apalagi sekarang?! Asgara malah membuka Hoodie hitam nya. Lalu menggunakan lengan baju itu guna mengelap keringat Visya.

"Lelah?"

Visya nyaris saja mengangguk, namun dengan segera ia menggeleng. Ia tersenyum menampilkan deretan gigi rapih nya.

"Engga dong, olahraga kan sehat."semangat nya.

Asgara lantas menepuk kepala Visya, setelah nya ia gantian duduk melakukan posisi sit up seperti Visya tadi.

"Pegang."

Visya mengerjap setelah menganggumi visual manusia tak masuk akal di depan nya. Ia lantas memegang kaki Asgara.

"Aku hitung ya?"semangat Visya di angguki Asgara.

Beberapa menit berlalu, kemeja putih yang Asgara kenakan sudah setengah basah karena keringat. Visya bahkan sudah tak konsen memegang kaki Asgara, mata nya kini malah mengerjap-ngerjap melihat pemandangan di depan nya yang errr sexy.

Bukan hanya Visya, kini seluruh pasang mata yang berada di lapangan tanpa berkedip melihat ke arah mereka.

Suasana lapangan benar-benar hening. Pesona Asgara seakan menghipnotis puluhan orang. Pemuda yang identitas nya tertutup selama dua tahun, bahkan di juluki siswa paling misterius itu kini tengah melakukan sit up dengan santai. Dengan keringat bercucuran, mampu membuat seluruh siswi terdiam di tempat dengan wajah merona.

"Hei."

"U-udah?"Visya terbata-bata saat sadar wajah Asgara tepat di depan nya.

Sudut bibir Asgara berkedut. Ia menggeleng. "Sekali lagi."bisik nya serak.

Asgara menjatuhkan punggung nya dengan mata yang terus menatap lekat wajah gadis di depan nya. Dan...

Cup.

Kedip. Kedip.
Visya mengerjap dengan ekspresi lucu. Murid perempuan yang berada di sana reflek berteriak. Mereka benar-benar tercengang melihat kelakuan pemuda tampan itu.

"Selesai."ucapan Asgara tersebut mampu menyadarkan Visya dari keterkejutan nya, ia lantas meraba hidung mungil nya.

"Asgara..."rengek Visya seraya menenggelamkan wajah nya di antara lutut.

Walau samar, Visya masih dapat mendengar kekehan geli Asgara. Pemuda itu ikut jongkok di hadapan nya.

"Ga boleh tau cium cium di area sekolah."gumam Visya dengan nada rengekan. Demi apa, dia benar -benar malu.

"Di rumah, boleh?"

"Bol--eh?"Visya seketika mendongak, ia mendapati wajah Asgara yang tengah menahan senyum. Jika saja hanya ada mereka berdua, kemungkinan besar Asgara akan tertawa.

Visya beranjak dengan wajah tertekuk masam. Ia lantas meraih Hoodie hitam milik Asgara, setelah itu mengedarkan mata nya ke penjuru lapangan. Ia dapat melihat Zayn dan Naira yang tengah geleng-geleng kepala dengan wajah cengo. Sedangkan para siswi tengah berbinar-binar menatap wajah tampan Asgara yang di penuhi oleh peluh.

Visya mencebikan bibir nya, setelah itu melempar Hoodie hitam itu pada Asgara. "Dasar tukang tebar pesona."ketus nya seraya melenggang pergi meninggalkan lapangan.

Asgara bangkit, ekspresi nya secepat kilat berubah, ia mendorong lidah nya ke dalam pipi. Mata tajam nya seakan aktif, membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri. Wajah ramah tadi seolah hanya ilusi semata.

Kaki panjang itu melangkah tanpa beban, mengikuti arah dimana gadis kecil nya pergi.

×××

"Kakak!"

Pemuda yang tengah membagikan coklat pada beberapa siswi itu sontak menoleh pada asal suara.

"Visya mau! Visya mau!"

Gevan terkekeh geli, setelah itu memberikan semua coklat yang tersisa di tangan nya pada Visya.

"Semua?"mata bulat itu berbinar cerah.

"Iya semua."

"Baik banget, dalam rangka apa nih?"

Gevan menggaruk ujung alis nya bingung. "Gabut."

"Hati-hati Sya. Tuh coklat rekomendasi dari dukun."celetuk Jio yang ternyata sejak tadi berada di sudut koridor bersama Arta, Kennard dan juga Galang. Mereka semua lantas tertawa.

"Sialan!"sungut Gevan.

"Hah, serius??"

"Engga woi, engga. Tuh coklat gue nemu dari loker nya si Galang Sya, sumpah! Kakak mana berani ke dukun."jelas Gevan seraya menatap Jio dengan nyalang.

Di fitnah itu tidak enak loh.

Beda dengan Jio yang terbahak, Kennard malah berdecih muak. Ia berdiri dengan tatapan dingin, berjalan menghampiri sang adik dan sedikit merendahkan tubuh nya.

"Panggil mereka Abang."

"Hg...?"Visya mengerjap bingung. Kennard menghela nafas dan kembali menegakkan tubuh nya. Ia bersedekap dada, ia benar-benar tak nyaman ketika sang adik memanggil 'Kakak' selain pada dirinya. Tak tahu kah Visya jika tadi dirinya ikut menengok kala gadis itu memanggil, dan ternyata bukan tertuju pada diri nya. Di saat itu lah, hati Ken sebagai seorang Kakak merasa teriris.

Bukan nya lebay, tapi Visya itu adik kandung nya. Sedari kecil gadis itu sudah bergantung pada nya, menganggap dirinya pahlawan sekaligus sahabat masa kecil.

Tatapan Kennard kini berganti pada Gevan dan Jio. Kedua nya sama-sama menelan ludah susah payah.

Jio memberanikan diri menepuk pundak Visya. "Panggil gue Abang aja pliss..."bisik nya penuh permohonan.

Visya paham sekarang. Saat ini ia malah ingin tertawa melihat ekspresi Kennard seakan-akan ingin melahap kedua teman nya itu.

"Bang Gevan? Bang Jio?" Kedua pemuda yang merasa di sebut namanya itu reflek menghela nafas.

Arta terkekeh geli, teman tembok nya itu posesif sekali.

Kennard menepuk kepala adik nya singkat, setelah itu menarik untuk duduk bersama nya."Kakak kamu itu cuma Kennard Sya."ujar Kennard membuat Visya mengernyit kan dahinya.

"Sama dia."celetuk Visya seraya menunjuk Galang yang sejak tadi diam.

"Hm."Kennard berdehem singkat.

"Ambil Kak. Makan ini, biar tambah manis."gadis cantik itu duduk di antara Galang dan Kennard.

Galang tersenyum tipis dan menerima coklat itu. Pemuda berwajah tegas itu makan dengan santai.

"Gawat si bos mulai suka coklat!!"heboh Jio.

"Misi nyolong coklat nya gimana nih."

"Loker auto di kunci sama Galang!"

"Kalian ini bahas nyolong-pernyolongan di depan ketua OSIS."cibir Arta melihat kebodohan kedua teman nya.

Jio dan Gevan hanya cengengesan.

"Wuuh pencuri coklat."seru Visya.

"Eh, ga gitu ga gitu. Justru kita itu ikut membantu memberikan ruang sama loker nya Galang yang kadang gabisa ketutup gara-gara setumpuk coklat Sya."

"Betol!! Karena pada dasarnya ini pekerjaan yang mulia."

Visya tertawa hingga mata nya menyipit seperti bulan sabit. "Pencuri ya pencuri aja, pake bahasa pekerjaan mulia segala."kekeh nya.

"Loh emang iy--"

BRAK!

Mereka semua di kejutkan dengan suara dobrakan dari arah gerbang.

"Bang!"salah satu anggota Darkez berlari tergesa-gesa ke arah mereka."BlackWolf ngancurin gerbang depan!"

Arta segera berlari guna memberikan arahan para siswa siswi yang terlanjur panik.

Aura di sekitar Galang mendadak suram. Ia berdiri setelah meletakan coklat pemberian Visya.

"Fuck! Kita ga punya masalah sama Geng dari luar kota."

"Gila, ini geng yang ketua nya baru keluar dari penjara karena kasus pelecehan dan penyalahgunaan obat terlarang kan?"gumam Gevan yang masih dapat mereka dengar.

"Tapi kenapa ke sekolah kita si anjing!"

"Ah elah ribet."

Pengumuman dari pihak sekolah terdengar ke penjuru gedung dan lapangan. Semua siswa di wajibkan masuk ke dalam kelas hingga masalah ini selesai.

Dor!

"Si bangsat malah bawa senjata."Decak Jio.

Pekikan siswi samar-samar terdengar.

Ke empat pemuda itu hendak keluar setelah Gevan menghubungi seluruh anggota Darkez.

"Bukan dendam melainkan suruhan."Kennard yang sejak tadi terdiam kini buka suara.

Galang memejamkan mata. "Entah alasan apa yang mereka bawa."

"Balik ke kelas ya."Kennard menyuruh adiknya untuk berlindung.

Galang mendekat dan menepuk pelan kepala Visya. "Jangan keluar gedung, kunci pintu kelas, sembunyi di bawah meja."

"Siap!"

Visya segera berbalik. "Hati-hati!" Seru nya sebelum benar-benar pergi. Baru saat ia akan berbelok, tubuh nya tiba-tiba oleng.

"Hmmp...Asgara?"

Pemuda yang terlihat separuh wajah nya itu sontak mendekat. Ia sedikit menarik tudung Hoodie nya. "Mau nonton tembak-tembakan? Ayo."

Visya mengerjap, belum sempat ia buka suara, lengan mungil nya sudah di tarik oleh tangan kekar Asgara.

Tbc

Hehe, apa kabar?

14042023
Starla/
(Instagram :03_ssstar)


Continue Reading

You'll Also Like

508K 38.2K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
229K 27.5K 24
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
917K 64.2K 63
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
125K 13.8K 18
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...