VERZANDRA PUTRA

By Norvielus

2.9K 182 30

"Tokoh istimewa di masa putih abu-abu" '•──────────────────────'• Namanya Putra Seorang laki-laki berbadan t... More

1. ⎙ Awal baru ⌕
2. ⎙ Pertemuan ⌕
"Pengenalan Visual tokoh?"
3. ⎙ Ke UKS aja ⌕
4. ⎙ Confess ⌕
5. ⎙ APOTIK ⌕
BUKAN BAB 6
6. ⎙ Pacaran? ⌕
8. ⎙ Elus kepala kamu ⌕
9. ⎙ Ambigu ⌕
10. ⎙ Lambang V3 ⌕
11. ⎙ Konflik 1 ⌕
12. ⎙ Konflik 2 ⌕
13. ⎙ Hari Kartini ⌕

7. ⎙ Putra DISPEN ⌕

169 12 4
By Norvielus

BAB 7

"Terkadang sadar diri itu perlu, bahwa dekat sekalipun bukan berarti kita spesial untuknya"

✎ Sela Arabella
(Nabila Zalianty J)


Jam 16.10, Putra baru sampai dirumahnya, setelah ia benar-benar melihat Nela dijemput dengan jemputan nya, barulah Putra mengendarai motor nya keluar dari pekarangan sekolah.

Putra melirik sekilas ke arah jam dinding rumahnya, hari ini lumayan telat. Pikirnya. Karna jam pulang sekolah sebenarnya pukul 15.45. Pasti sebentar lagi mama nya akan bertanya.

"Tumben telat pulangnya, bang?"

Benar kan

Suara mama nya muncul dari arah dapur setelah mendengar langkah kaki anaknya memasuki rumah.

Putra berhenti melangkahkan kakinya
"Tadi dipanggil sama guru sebentar ma, ngomongin buat pameran besok" Alibi nya. Padahal ia sengaja menunggu jemputan Nela.

Sedetik kemudian, Putra membulatkan matanya karna terkejut.

Astaga ia lupa!

Anjir, besok ke pameran! Batin nya

Bukan karna Putra lupa tentang pamerannya, tapi ia lupa memberitahu Nela kalau besok anggota OSIS dan MPK akan pergi ke kantor Gubernur untuk menjaga stand pameran dari sekolah mereka, yang akan diadakan selama tiga hari.

Itu artinya, selama tiga hari pula Putra tidak berada dikelas dan tidak mengikuti kegiatan belajar.

Dan juga..
Ia tidak akan bertemu Nela selama tiga hari itu

Putra menghela nafasnya dengan berat hati

Padahal kemarin baru libur seminggu, besok gak ketemu lagi. Batinnya

"Oh yaudah, cepat mandi habis itu makan ya. Panggil adek kamu juga suruh ikut makan"
Ucap mama nya sambil menyiapkan makanan di atas meja makan.

Putra menurut "iya ma"

Dengan cepat ia melanjutkan langkahnya ke kamar, melepas tas nya disembarang tempat lalu naik ke atas ranjang. Putra merogoh ponsel nya kemudian membuka roomchat Nela

'Sayang'

Tapi setelah mengetik itu, Putra mengacak rambutnya dengan kasar. Ia frustasi

"Gak gak, jangan dulu"
gumam nya, kemudian dengan cepat Putra men-delete pesan tadi.

Deleted

'Nela'
'Besok semangat belajarnya ya '
'Besok aku gak sekolah'

Putra bernafas lega setelah ia mengetik ketiga pesan itu. Bagaikan kompetisi lomba memasak yang juri nya sendiri Shef Juna. Salah sedikit, malunya keterusan.

Haha

Tak lama setelahnya, Nela membalas pesannya. Putra dengan sigap menatap layar ponselnya.

NelaAdeana
'Loh, Kenapa?'

'Aku dispen, besok OSIS sama MPK disuruh jagain stand di kantor gubernur'
'Jadi besok izin'

NelaAdeana
'Oh oke deh'
'Sampai kapan izin nya?'

'Katanya tiga hari'

Setelah mengetik itu, terlihat Nela sedikit lama membalasnya. Tapi Putra langsung mengerti apa yang terjadi.

'Cie yang bakal kangen'

Agar mencairkan suasana, Putra sengaja mengirim pesan lagi ke Nela

NelaAdeana
'Gak seru ah, masa tiga hari:('

Benar tebakan Putra, lantas ia tersenyum lebar didepan layar ponselnya.

"Bilang aja kalo gak mau di tinggal"
Putra bergumam sambil terkekeh pelan.

Gemes banget.

Putra sampai lupa kalau mama nya tadi menyuruh nya untuk pergi makan bersama adiknya. Ia pun meletakkan ponselnya diatas tempat tidur lalu bergegas untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan.

***

Keesokan harinya, Nela terlihat tidak semangat untuk pergi ke sekolah siang ini. Dan saat masuk ke kelas pun, benar dugaannya. Putra tidak ada, padahal Putra selalu datang lebih awal dari pada yang lain. Tapi hari ini beda

Dengan niat yang setengah², Nela berjalan lesu menuju bangkunya lalu duduk di kursinya dengan tatapan murung. Aneh rasanya, kalo tidak ada yang bisa dilihat dikelas.

"GOOD MORNING EVERYBODY!"

Teriakan laki-laki yang baru saja datang itu mampu membuat seisi kelas terkejut setengah mati. Apalagi yang tadinya lagi rebahan kepala di atas meja, kini mendongakkan kepalanya menatap sumber suara

Kalian pasti udah tau itu suara siapa

Siapa??

Yup! Reano orangnya.

Lantas setelah berteriak tadi, Reano mendapat pukulan dari Nanda yang berada disampingnya.

Plak!

"Ini siang anjir, bukan pagi. Ya allah otak lo dimana sihh?"
Nanda menggeleng gelengkan kepalanya

Sekelas tertawa melihat mereka berdua, ada-ada saja kelakuan Reano.

"Hahaha, lo ngigau ya Ren?"
Sahut Nagita

"Bukan ngigau. Emang yang dikepala lagi gak berfungsi sekarang" Kini Sheryl yang menyahut

Reano mencibir bibirnya lalu kembali menatap ke arah Nanda yang sudah berada di kursinya.
"Shh.. gue gak tau bahasa Inggrisnya siang" Reano bergumam sambil mengusap-usap tengkuknya yang tadi dipukuli Nanda.

"Ya bodo amat" Jawab Nanda dengan ketus

"Gila sih Nanda! Kayaknya sakit banget itu leher nya Rean, haha" Sheryl tertawa melihat Reano yang masih mengusap-usap tengkuknya.

Reano tersenyum licik
"Iya nih sakit banget sher, aduh.. usapin dong, aduh.. sakit banget" Reano mulai ber akting seperti orang yang kesakitan.

Sheryl malah menatapnya dengan tatapan sinis
"Oh sini gue tambahin sakitnya, sini. Kebetulan tangan gue juga lagi nganggur"

"Gak deh, makasih"
Reano menolak dan ia langsung pergi ke bangkunya.

Nela yang melihat itu dari tadi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah dibilang tidak ada yang menarik.

Tak lama kemudian, pelajaran pertama sudah dimulai dengan mapel bahasa Indonesia bersama pak Fidian Ansel. Atau biasa dipanggil pak Fid. Satu jam telah berlalu mereka semua hanya diberikan tugas soal oleh pak Fid. Dan Nela kini sudah merasa bosan, tidak ada yang bisa dia lakukan.

Ting!

Putraa
'lagi ngapain by?'
'ada tugas gak?'

Akhirnya, seseorang yang dari tadi Nela tunggu kabarnya menghubungi nya sekarang. Senyumnya langsung mengembang didepan layar ponselnya.

'Lagi ngerjain tugas soal'
'Aku bosenn:('

Putraa
'Mau call?'

Waduh, bagaimana ini?
Dikelas masih ada guru, ya walaupun pak Fid sendiri tengah nangkring didepan pintu kelas bersama ponselnya.

'Mauu'

Dari pada kehilangan kesempatan, lebih baik sekarang dari pada tidak sama sekali. Nela juga tengah bosan. Tak lama kemudian, Putra menelpon. Langsung saja Nela mengangkat nya dan meletakkan ponselnya di telinga sebelah kanan.

Dalam panggilan suara

Putra : halo?

Nela : hai

Putra: hahahha

Nela: apaan sih, kok ketawa

Putra: eh, speaker nya aktif ya?

Nela: engga, kenapa?

Putra: jangan di aktif in, malu nanti di dengerin temen.

Nela: ya engga lah, kamu lagi dimana?

Putra: dirumah temen by

Nela: lah? gak jaga stand?

Putra: nanti balik lagi kok, ini cuma nungguin dia mandi doang.

Nungguin temannya mandi? Loh bagaimana ceritanya ini? Siapa yang ditunggu? Masa iya cewe?

Putra: temen aku cowo

Nela: ohh

Nela akhirnya bisa berfikir tenang tanpa harus membuat pikirannya terbang tanpa arah. Yakali nungguin cewe mandi, pikirnya.

Putra: hayoo kamu kira cewe yaa haha

Nela: ih mana ada

Putra: jutek banget by ya allah

Nela: biarin

Setelah itu hanya ada suara seperti kresek kresek yang mengganggu sambungan telepon mereka. Tapi hanya sebentar, setelah itu Putra kembali bersuara

Putra: nanti aku telpon lagi ya, orangnya udah selesai mandi. Habis ini juga kita langsung pergi ke stand.

Nela: ihh cepet banget

Putra: iya sabar sayang, nanti kalo udah sampe aku kabarin lagi

Terdengar Nela menghela nafasnya pasrah

Nela: yaudah, hati-hati ya

Putra: okeyy, aku matiin ya

Setelah itu sambungan mereka pun mati, Nela memanyunkan bibirnya. Padahal ia tak ingin mengakhiri telepon itu.

"Habis nelpon siapa Nel?"
Tiba-tiba Bella bertanya, karna ia duduk berseberangan dari Nela tentu saja ia bisa mendengar Nela sedang menelpon tadi.

"Eh? Itu.. teman dari Jakarta Bel"

Mendengar itu, Bella hanya menganggukkan kepalanya tanpa bertanya lagi. Syukurlah, kata Nela

Tok! Tok! Tok!

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam bu" Jawab semua siswa

Ternyata itu Bu sari, wali kelas mereka yang baru saja mengetuk pintu.

"Permisi ya nak, Rifqi Ravanza mana ya?"
Tanya bu Sari

Semua siswa saling menoleh satu sama lain, seperti menyuruh salah satu dari mereka untuk menjawab siapa yang tau keberadaan Rifqi

"Kurang tau bu, gak ada keterangan nya"
Jawab Bella

"Loh? Jadi si Rifqi alpa?"

"Key! Rifqi beneran gak ada keterangan kan?"
Kini Bella beralih ke teman nya yang lain, Keisya Vallencia, Sekretaris kelas mereka.

Keisya menggeleng pelan
"Gak ada Bel"

Kelihatan nya Bu Sari keheranan setelah mendengar pernyataan dari muridnya

"Yasudah kalo gitu, makasih ya nak"

"Sama-sama bu"

Setelah nya, Bu Sari pun pergi meninggalkan kelas.

"Emangnya Vanza gak ikutan dispen ya?"
Sheryl heran, begitupun dengan Nagita.

"Entah, Vanza juga gak ngabarin apa-apa " Bella menambahkan

Jam pelajaran pun sudah memasuki jam kedua, pak Fid sudah selesai mengajar. Dan sekarang digantikan dengan pelajaran Matematika. Tapi Bu Atika hanya menitipkan tugas kepada mereka karna guru mendadak melakukan rapat.

Siapa coba yang gak suka jamkos? Apalagi mendapatkan jamkos berkali kali adalah harapan semua pelajar. Buktinya dikelas Nela sekarang, tidak satupun dari mereka yang mengerjakan tugas dari Bu Atika karna yang pertama mereka tidak paham cara mengerjakan nya, dan kedua mereka malas.

Bella bilang
"Kalo Putra dan Vanza gak ada dikelas, sekelas serentak gak buat tugas. Apalagi MTK"

Itu katanya.

Tidak heran Bella berkata seperti itu, seperti informasi yang Nela dengar. Putra pemegang peringkat pertama secara berturut dari kelas 10 sampai kelas 11 sekarang. Dan Rifqi sendiri anak Olimpiade, dia selalu mengikuti kegiatan KSN (Kompetisi Sains Nasional) dalam bidang geografi sampai sekarang.

Tak heran pula jika mereka disebut pentolan sekolah atau biasa dikenal sebagai Most Wanted SMAN Garuda Emas 02.

Tapi bukan berarti sekelas selalu bergantung pada mereka berdua. Putra dan Rifqi hanya sering membantu teman-teman nya dikelas jika ada yang kesusahan dalam mengerjakan tugas.

Dan ada lagi satu sahabat mereka bernama  Devandra Adinata yang ada di kelas shif A. Devan adalah orang yang humoris kalo kata teman-teman nya. Baik, dan juga suka membantu. Ketiga serangkai ini lah yang selalu bersama jika kemana mana, tapi Devan orang yang paling dekat dengan Putra. Hanya karna perbedaan shift kelas ini, mereka terpaksa berpisah.

Disela-sela kesibukan masing² , ponsel Bella berbunyi tiba-tiba. Seseorang menelpon nya

"Loh? Putra nelpon?"
Gumam Bella yang bisa didengar oleh Nela maupun Sheryl yang ada didepan nya langsung berbalik badan karna Penasaran.

Bella mengangkat telpon nya

"Halo put?"

'Bel!  Absen Rifqi dibikin izin atau alpa?'

"Vanza alpa, soalnya gak ada keterangan"

Nela, Nagita dan Sheryl dengan seksama mendengar pembicaraan Bella dan Putra yang membuat mereka penasaran.

Karna Bella sadar, teman-temannya juga penasaran. Ia pun mengaktifkan speaker pada ponselnya, alhasil suara Putra bisa didengar mereka semua.

"Rifqi ada sama gue jaga stand! Kita sempat miss komunikasi sama guru², rata² ga ada yang bisa dihubungin dari pak Rangga maupun Pak Jon"

Suara Putra terdengar sedikit tergesa gesa di seberang sana, tapi setelah mendengar penjelasan dari Putra, Bella pun paham dan bilang bahwa mereka akan memberitahu kepada guru² yang lain mengenai absen Rifqi. Tak lama setelahnya sambungan telepon Bella pun mati.

***

"Gimana put? Gue di alpa ya?"

Rifqi menghampiri Putra yang baru saja menutup telpon nya.

Putra mengangguk
"Tadinya di alpa, tapi sekarang absen nya udah di ubah. Sans"
Putra menepuk pelan bahu sahabatnya

Rifqi menghela nafasnya
"Bagus deh, yaudah gue lanjut dulu. Masih ada yang harus dibantu di stand sebelah"
Rifqi mengangkat kembali kardus air mineral yang sebelum nya ia bawa, dan kembali membawanya pergi ntah kemana.

Tapi Rifqi tersadar satu hal selagi di perjalanan, ia sempat melihat raut wajah Putra yang nampaknya tidak senang akan suatu hal. Tapi apa itu?

ຊ✏  thank's for reading !
dont forget to support our story dengan mengklik tanda bintang ;)

#VZPTEAM #VERZANDRAPUTRA
#37

Swipe up to the new
story 👆🏼

Continue Reading

You'll Also Like

552K 39.5K 28
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

734K 35.7K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.3M 255K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
332K 40.1K 31
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...