Strong Girl

By Langit_Alaska7

63.4K 7.4K 417

Semesta selalu membuatnya terpojok. Tak pernah ada celah untuk bernafas bebas baginya di dunia ini. Karena di... More

Prolog
01. Hadir Yang Salah
02. Tidak Ada Yang Mudah
03. Semangkuk Sup Hangat
04. Kejutan Menyakitkan
05. Sebuah Awal
06. Kedai Sup Nenek
07. Demam
08. Terbongkar
09. Lebih Dari Jatuh
10. Sulit Di Lewati
11. Alat dan Jalan
12. Alasan Untuk Tidak Menyerah
14. Tanya Tanpa Jawab
15. Hubungan Yang Rumit
16. Kedatangan Orang Baru
17. Gangguan Baru
18. Semua Karena Keadaan
19. Teman
20. Masalah Tak Terduga
21. Resah
22. Pengecut
23. Hampa
24. Hilang Bukan Pergi
25. Penyesalan
26. Beban
27. Luka Dan Tawa
WARNING!

13. Damai Yang Tak Abadi

2K 257 21
By Langit_Alaska7

Tiga tahun berlalu begitu cepat. Tak terasa, kini Lisa bisa hidup tanpa mengkhawatirkan apapun. Sosok yang selalu melindunginya, membuat dia terus merasa aman.

Jung Jaehyun, lelaki yang tidak pernah terbayangkan akan menjadi pelindungnya, ternyata sampai saat ini selalu dia berada di sisinya.

Awalnya memang sulit, Lisa cukup lama belum bisa menerima keberadaannya. Meski begitu, Jaehyun tetap sabar dan tidak pernah berniat pergi darinya. Hingga akhirnya gadis itu meyakinkan hatinya untuk menerima laki-laki itu.

Seperti siang ini, saat dirinya menghabiskan waktu di taman Sekolah, Jaehyun berlari kecil ke arahnya dengan senyuman cerah.

"Lisa-ya!"

Mendengar namanya di panggil Se ceria itu, Lisa membalasnya dengan senyuman manis. Jaehyun segera mengambil duduk di sampingnya.

Kedua tangan laki-laki menyodorkan sebuah wadah yang berisi bekal pada Lisa.

"Hari ini aku membuat Sandwich. Makan ya."

Lisa terkekeh, kemudian mengangguk.

"Terima kasih, Jaehyun-ah."

Jaehyun mengangguk, kemudian mereka pun memakan bekal makan siang itu bersama-sama.
Di tengah kunyahannya, Jaehyun melirik Lisa yang terlihat sangat cantik dari samping.

Lisa menyadari itu, dan dia hanya bisa tersenyum. Padahal jantungnya berdebar saat ini. Bersyukur Jaehyun tak menyadarinya.

"Lisa. Nanti sore, ikut aku ya."

"Em. Kemana?"

Jaehyun tersenyum sejenak memperhatikan gadis di sampingnya yang terlihat lucu saat matanya mengerjap dua kali.

"Ke Rumahku. Aku ingin kau bertemu Ibuku."

Lisa melotot. "Untuk apa?"

"Kenapa?" Tanya laki-laki itu sembari tertawa. Lisa mendengus pelan.

"Tidak mau?" Lanjutnya.

Gadis itu menggeleng. "Bukan begitu. Hanya saja, kenapa aku harus bertemu Ibumu?"

Jaehyun menatapnya masih dengan senyuman. Sebelah tangannya bergerak mengelus helaian rambut Lisa yang terurai di bahunya.

"Memangnya calon istriku tidak boleh bertemu dengan calon mertuanya?"

"Yak!"

Puk~

"Aduh .. Hei, kenapa memukulku!"

"Bercandamu tidak lucu, Jae!"

Jaehyun memegangi kepalanya sembari tertawa puas. Melihat Lisa yang wajahnya sudah memerah membuat dirinya tak bisa menahan tawa.

"Jung Jaehyun Shibb**!"

Kedua orang itu terlalu senang, sampai-sampai tak menyadari jika tingkah mereka tak luput dari perhatian orang-orang di lantai atas.

"Apa kau melihatnya, Rosé?"

Rosé tersenyum sinis.

"Tentu saja. Dan sekarang aku sudah sangat muak."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Rosé menatap sahabatnya dengan wajah datar. "Tentunya, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku sejak awal. Cukup main-mainnya sekarang."

Goeun bersandar pada tembok, kedua tangannya berpangku di depan dada. Tatapannya terfokus pada Rosé yang terlihat menahan amarah.

"Anak haram itu tidak pernah sadar. Aku mengabaikannya bukan karena takut selama ini. Aku, hanya memberinya sedikit kebebasan sebelum menghancurkannya."

Goeun tersenyum sinis.

"Rosé-ya. Apa yang harus aku lakukan untukmu?"

"Untuk saat ini, biarkan aku yang memberinya pelajaran untuknya. Kau cukup menonton saja."

Rosé mengeraskan rahang, bibirnya membentuk smirk tipis saat memperhatikan dua orang di bawah sana yang terlihat bersenang-senang.

"Lisa... Tunggu saja, aku akan menghancurkan hidupmu sebentar lagi."

×××××××××××××××××××××


Jaehyun melambaikan tangannya saat gadis yang beberapa waktu lalu duduk di boncengannya kini sudah berada di depan gerbang rumahnya.

"Nanti sore aku jemput,"

Lisa mengangguk.

"Hati-hati di jalannya."

Jaehyun kali ini yang mengangguk.

"Aku pergi ya."

Brum-brum~

Lisa memperhatikan Jaehyun sampai benar-benar tak terlihat lagi. Setelahnya ia masuk ke dalam Rumah. Dan ia di buat terkejut karena sebuah mobil berwarna ungu tua terparkir di sana.

Belum selesai rasa terkejutnya, seorang gadis cantik melenggang kaluar dari dalam mobil tersebut. Nampaknya, dia juga baru sampai.

Lisa memilih pura-pura tidak melihat dengan terus melangkah cepat.

Gadis cantik yang mengenakan kacamata hitam itu meliriknya sekilas sebelum benar-benar tak peduli padanya.

Lisa sudah masuk ke dalam rumah, dan sialnya dia malah bertabrakan bahu dengan Kakak ketiganya. Bisa di lihat, gadis blonde itu sudah siap meluncurkan sumpah serapahnya.

Hanya saja tidak jadi, karena sosok di belakang tubuhnya membuat Rosé seketika mengabaikannya.

"Hai adik manisku,"

"Kak Ji!"

Jisoo melepas kacamata hitamnya, senyumannya terbit begitu saja saat adik kesayangannya berlari dan memeluknya.

Lisa tak mengidahkanya dan segera pergi dari sana. Lagi pula untuk apa dia tetap disana jika hanya akan di abaikan. Terlebih, kepulangannya hanya untuk Rosé, bukan untuknya.

Jisoo dan Jennie sudah masuk kuliah, namun mereka berbeda tempat. Entah apa alasan jelasnya, hanya saja Jisoo yang lebih dahulu mengatakan ingin menjalani pendidikan sendiri.

Karena hal itu pula, Jisoo dan Jennie juga tak tinggal di Rumah. Mereka hanya akan pulang setiap akhir pekan atau ketika Rosé meminta mereka untuk pulang.

Sesampainya di kamar, Lisa langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar.
Mungkin karena lelah, lama kelamaan gadis itu tanpa sadar mulai tertidur.

Saking lelapnya 3 jam pun berlalu begitu saja. Jika saja ponselnya tidak berdering kencang, mungkin Lisa bisa tidur lebih lama lagi.

Say yeah yeah yeah!~

"Hallo? Lisa? Kau sudah siap?"

"Hm?"

Lisa masih belum menyadari siapa yang sedang ia ajak bicara sekarang.

"Lisa-ya?"

"Eh Jaehyun?" Lisa langsung mendudukan tubuhnya. Sedikit terkejut saat menyadari siapa yang sedang menelponnya.

"Hahaha. Iya, ini aku. Kau baru bangun tidur ya?"

Pipi Lisa terasa panas. Namun ia lekas menggeleng dan menyangkal.

"Tidak kok."

"Yakin?"

"Iya."

"Ya sudah, kalau begitu segera bersiap. Aku otw."

Lisa berdehem, kemudian memutus panggilan tersebut secara sepihak. Mulai teringat jika dirinya ada janji dengan laki-laki itu, ia bergegas membersihkan diri.

Sementara itu, di tempat Jaehyun saat ini. Ibunya yang merupakan orangtua tunggal, karena Ayahnya sudah lama tiada, terlihat memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah.

Di perhatikan demikian, Jaehyun hanya bisa tersenyum malu.

"Mau kemana sayang? Tumben rapi begini."

"Mom... "

"Kau punya pacar ya?"

Jaehyun mengerjapkan matanya, kemudian menggeleng panik.

"T-tidak kok Mom. Hanya teman. Iya, teman."

Sandara hanya tersenyum tipis.

"Yakin?"

Jaehyun mengangguk.

"Ajak ke Rumah. Mommy harus menyeleksinya."

"Mommy jangan galak-galak dong. Kasihan Lisanya."

"Oh jadi namanya Lisa,"

Jaehyun terkekeh.

"Anak siapa?" Sandara belum mau berhenti mencecarnya sebelum rasa ingin tahunya terjawabkan.

"Mr. Lee Jeongsuk. Teman dekat Papa dulu,"

Sandara terdiam.

"Bukankah Mommy mengenalnya?"

"Jaehyun-ah. Jangan berhubungan dengan keluarga itu."

Alis Jaehyun naik sebelah, wajahnya juga terlihat terkejut.

"Kenapa? Apa ada yang salah?"

Sandara memilih mengabaikan putranya dan balik badan. Namun tak sampai di situ, Jaehyun lebih dulu memegang lengannya.

Mau tak mau Sandara menatap wajah sang putra sekarang. Wajah itu terlihat khawatir.

"Mommy bahkan belum bertemu dengan Lisa. Mommy memutuskannya nanti setelah bertemu dengannya. Dia gadis yang baik."

"Jae... "

"Aku tak tau alasan kenapa Mommy melarangku seperti ini. Tapi aku bisa menjamin, jika Lisa tidak ada hubungannya dengan apa yang Mommy maksud."

Sandara menggeleng. "Nak, kau harus tau. Alasan Ayahmu meninggal itu karena salah Lee Jeongsuk."

"Apa maksud Mommy?" Wajah laki-laki itu kini nampak terkejut.

"Lee Jeongsuk membunuh Ayahmu."

Jaehyun tak bisa lagi berkata-kata. Dia terlalu terkejut mendengarnya.

"Jadi, putuskan hubunganmu dengan gadis itu. Keluarga Lee itu hanya akan membuat kita menderita."

Di sisi lain, Lisa sudah rapi dengan penampilannya. Bahkan wajah pucatnya juga mengenakan riasan tipis. Tidak seperti biasanya yang natural apa adanya.

Hanya saja, gadis itu terlihat muram karena Jaehyun belum ada menghubunginya lagi. Dia coba mengirim pesan namun tidak mendapat balasan. Dia telpon juga tak mendapat jawaban.

Sudah semakin sore, dan laki-laki itu tak ada kabar lagi.

Hingga sebuah pesan singkat masuk dan membuat Lisa hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

Jaehyun Jung.
Sorry. Sepertinya lain kali saja.

Lisa tak membalas pesan tersebut, memilih memejamkan mata dan mengatur nafasnya. Ingin sekali marah karena merasa di permainkan, namun di sisi lain dia berfikiran jika Jaehyun memang tidak bisa pergi karena ada alasannya.

Karena sudah terlanjur berdandan rapi, Lisa tak ingin menyia-nyiakannya. Daripada bersedih hati, ia harusnya menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri.

Ia memutuskan pergi, meski tanpa tujuan pasti, ia pasti akan sampai di suatu tempat nantinya.

"Kau menyebalkan, Jaehyun-ah."

××××××××××××××××××××

Happy Reading 💗
Jgn lupa tinggalkan jejak 🖤 vote komen yaw di sini 🤸

Continue Reading

You'll Also Like

384K 21.3K 71
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
4.5M 268K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
832K 43.8K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
2.3M 126K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...