AV

By wpstarla45

2.2M 203K 19.1K

Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang... More

AV. 1
AV. 2
AV. 3
AV. 4
AV. 5
AV. 6
AV. 7
AV. 8
AV. 9
AV. 10
AV. 11
AV. 12
AV. 13
AV. 14
AV. 15
AV. 16
AV. 17
AV. 18
AV. 19
AV. 20
AV. 21
AV. 22
AV. 23
AV. 25
AV. 26
AV. 27
AV. 28
AV. 29
AV. 30
AV. 31
AV. 32
AV. 33

AV. 24

61.2K 7.3K 915
By wpstarla45

_ H A P P Y  R E A D I N G_

"You are mine dan saya milik kamu."- Asgara Ardew Lazarus

Tandai typo!

***

"

Biar saya saja yang melakukan nya Nyonya."

"Tidak, kamu lakukan pekerjaan yang lain saja. Ini biar saya yang urus."

"Tapi--"

"Tidak masalah, ini menyenangkan. Pergilah."

"Baik Nyonya."gadis dengan pakaian khas pekerja di toko kue itu lantas melenggang pergi dengan senyuman. Nyonya pemilik toko ini sungguh ramah dan menyenangkan.

Tring...

Suara merdu lonceng terdengar menandakan seorang pelanggan masuk ke dalam toko pie terkenal ini.

Nyonya pemilik toko yang masih terlihat cantik dan awet muda itu tengah fokus pada pie yang tengah ia hias.

"Kakak! Kakak! Aku mau yang ini..."suara manis dan ceria itu sontak membuat sang wanita mengabaikan kegiatan nya.

Di sana, seorang gadis mungil dengan seragam sekolah yang terlapis Hoodie kebesaran nampak antusias mengetuk-ngetuk kaca etalase, yang terdapat berbagai macam rasa kue pie.

"Bukankah dia putri nya Anna?"gumam Althaia, ia lantas menghampiri gadis cantik dan remaja tampan itu.

"Haloo...ingin membeli pie?"

"Tante Ayaa!"

Aya tersenyum simpul melihat binaran di mata hazel gadis di depan nya.

"Tante ngapain di si...woah Tante yang punya toko nya ya!"lagi-lagi Visya tak bisa menyembunyikan antusias di wajah nya.

Sudah di katakan Visya sangat mengidolakan seorang Althaia, sejak membaca profil keluar De Charon di meja kerja Papa nya.

"Iya sayang."jawab Aya membuat Visya mendadak merona malu. Ken yang menyadari nya sontak terkekeh geli, lalu mengangkat tangan nya guna mengacak rambut adik nya itu.

Visya tak marah mendapati rambutnya yang awut-awutan, karena suasana hati nya tengah senang saat ini. Ia hanya merapihkan kembali rambutnya dengan senyuman.

Tatapan Aya kini berubah menjadi khawatir."Gimana keadaan kamu?"tanya nya seraya meneliti tubuh Visya terutama bagian leher.

Ia masih ingat saat di pesta pernikahan keponakan nya, gadis itu mendadak di penuhi ruam-ruam merah. Dan juga ia masih ingat jelas bagaimana anak semata wayangnya yang seperti tembok es itu menggendong nya dengan hati-hati.

"Setelah minum obat yang telah di resepkan, adik saya lekas membaik."Ken menjawab seraya merangkul pundak adik nya.

"Adik kakak yang manis!"batin Aya. Ah, ia jadi teringat keakraban nya dulu saat remaja bersama Evan, Abang tampan nya yang begitu pengertian.

"Tante, Visya mau beli pie! Apa ada rekomendasi pie terfavorit di sini?"

Aya tersenyum lebar, setelah itu ia bergegas mengambil sesuatu dan kembali dengan cepat.

"Pie strawberry. Ini paling banyak di sukai oleh pelanggan. Mau bantu hias?"

Visya mengedipkan mata nya. "Boleh?"tanya nya.

"Boleh. Sini!"begitulah hal sederhana yang membuat keduanya semakin akrab.

Ken hanya tersenyum tipis melihat keantusiasan adik nya.

***

Seminggu berlalu begitu cepat. Sejak kejadian di kantin waktu itu, Asgara kembali menghilang. Namun, berita tentang kedekatan Asgara dan Visya tak pernah henti-hentinya di perbincangkan.

Di kelas, Visya mendadak merasa kesepian. Ia menoleh menatap kursi di samping nya yang sudah beberapa hari ini selalu kosong.

Jika boleh jujur, seperti nya ia mulai jatuh pada pesona remaja bersurai hitam gelap itu.

Hell! Siapa yang dapat menolak ketampanan seorang Asgara? Walaupun sejak awal Visya mati-matian menekan perasaan nya, tentu saja karena aura tak biasa yang di miliki laki-laki itu.

Suara serak dan berat milik Asgara selalu terngiang-ngiang dalam otak nya.

Astaga, jika begini Visya bisa-bisa gila!!

Bunyi bel tanda pulang sekolah menyadarkan lamunan gadis cantik itu. Ia dengan segera menyambar tas dan segera beranjak.

"Sya! Tunggu woi!"

Visya menoleh di ambang pintu, ia menatap Naira yang tengah membereskan peralatan sekolah nya dengan terburu-buru.

"Cepet sat!"

"Wait Cok!"

Visya bersedekap dada seraya berjalan ke depan kelas.

"Gue ikut."gadis itu mendongak mendapati Zayn yang tengah menatap nya.

"Boleh."jawab Visya. Rencana nya sehabis pulang sekolah, teman-teman nya dan juga inti Darkez akan menjenguk Galang, yang pagi tadi sudah di perbolehkan pulang. Tentu saja remaja itu sekarang tinggal di mansion nya.

Visya menunduk memainkan ujung sepatu nya membuat pola abstrak di atas lantai. Ia sesekali melirik Zayn yang tengah membenarkan letak tas punggung nya.

"Mau ngomong apa?"seakan peka, Zayn bertanya pada teman nya itu.

Visya mengulum bibir nya, ia bingung. "Mmm...Lo gatau dimana Asgara?"

Zayn menggaruk tengkuknya. "Lo kan tau hubungan gue ga sedekat itu sama dia, sekalipun kita saudara..."remaja itu mengerutkan bibir nya membuat beberapa siswi yang lewat terpekik gemas.

"Lo kangen ya?"goda Zayn seraya menusuk pipi gembil Visya.

Gadis itu gelagapan."G-gue cuma penasaran."

"Masa?"

"Ih Zayn!"rengek Visya tak terima. Namun tak urung pipi nya mendadak merona. Zayn sontak tertawa.

"Kenapa nih?"tanya Naira yang tiba-tiba muncul di samping mereka.

"Gaada!"cepat-cepat Visya menjawab sebelum ngacir menghampiri Kakak nya yang baru saja keluar kelas dengan Arta, Gevan dan Jio.

***

"Visya sayang...Aa Jio pulang dulu ya!!"

Dugh!

Jio mengumpat saat bokong nya di tendang oleh Ken. "Aduh Ken, becanda elah!"keluh Jio dengan wajah masam.

Di depan mansion Andrew, mereka semua bersiap-siap untuk pulang. Keadaan Galang sudah membaik, hanya beberapa di bagian tubuh nya masih di perban.

"Mampus!"ledek Gevan terkekeh geli.

"Hati-hati."mereka semua reflek menatap Arta yang tengah membantu Naira naik di atas motor nya.

"Haduh... dunia serasa di ciptakan buat kalian berdua doang ye!!!!"teriak Jio heboh.

Visya nongol dari pintu, setelah itu menunjuk Jio."Jomblo tuh, tabrak dong!"

Jio membulatkan mata."Jahat!!"jawab nya.

"Najis."Arta kini buka suara. Mereka semua tertawa, beda dengan Jio yang menekuk muka kesal.

"Anak Sultan pulang dulu ya!"pamit Gevan seraya menghidupkan motor nya di susul Arta dan Jio.

"Bang Ken, Sya. Gue juga pulang."ucap Zayn.

"Dah Zayn!"

"Visya, dadaah!"

"Dadah Naira. Hati-hati!"

Pekarangan kini nampak sepi. Sepasang Kakak beradik itu mulai masuk kedalam.

"Gendong!"Ken hampir saja terhuyung ke depan saat Visya memeluk nya dari belakang.

"Nakal banget."gerutu Ken yang di sambut kekehan lucu oleh Visya.

"Udah sore. Mandi."ujar Ken seraya mengangkat tubuh mungil adik nya.

"Jangan suruh Visya mandi!"

Ken mendelik. "Terus?"

"Visya bakal mandi, tapi jangan di suruh!"gadis itu cemberut di gendongan Kakaknya.

"Aneh."gemas Ken.

Sampai di lantai dua, Visya minta di turunkan. Gadis itu melangkah kecil ke arah ruangan di sebrang kamar nya.

"Kakak baru Visya udah bobo."gumam Visya seraya mengintip kamar milik Galang.

Ken yang melihat hanya memutar bola matanya malas. Setelah itu menarik pelan kerah belakang baju milik adik nya.

Visya hanya pasrah saat pundak nya di dorong oleh Ken hingga masuk ke dalam kamar gadis itu. "Sana mandi, bau."

"VISYA GA BAU!" teriak Visya seraya menutup pintu dengan kasar. "Enak aja."gumam nya kesal.

***
A

res. Pria berbadan tegap itu tengah berdiri di sebuah ruangan minim cahaya. Jika bukan karena sedikit terbiasa dalam menghadapi suasana menyesakkan, mungkin sedari tadi ia sudah mati tercekik oleh aura dominan seorang Asgara. Malaikat maut yang siap menjemput kapan saja.

"Apa yang mereka lakukan?"suara berat itu menyentak kesadaran Ares, sang tangan kanan.

"Tentu saja pemberontakkan."

"Why?"

Ares hampir saja menjatuhkan rahang nya. Ia menatap bos nya dengan pandangan lelah. Dia bertanya 'mengapa' dengan amat tak peduli.

Apakah Asgara lupa, jika beberapa jam yang lalu, markas besar sebuah kelompok mafia baru saja ia ledakan.

"Balas dendam."jawab Ares singkat.

"Kau urus. Aku tak peduli."

Ares tersenyum paksa. Pekerjaan nya kembali bertambah.

Remaja tampan dengan goresan luka di sudut alisnya itu beranjak. Ia menggulung lengan kemeja putih nya dengan elegan.

Tatapan tajam nya siap menghipnotis siapa pun yang melihat nya.

"Anda akan pulang?"tanya Ares ikut berdiri di belakang tuan nya.

"Apa pria jelek itu masih memata-matai ku?"pertanyaan itu terlontar dari mulut Asgara.

Ares paham dengan maksud tuan nya lantas mengangguk."Ya."

Senyum sinis tersungging di bibir tipis Asgara. Tanpa kata, ia melenggang pergi dari ruangan itu.

Sebuah Lamborghini Veneno Roadster itu membelah jalan ibu kota yang cukup padat.

Suara ketukan jari di atas dashboard menjadi irama sepanjang jalan. Tangan kekar itu, memutar stir kemudi dengan halus.

Mobil silver itu terlihat mengkilap saat cahaya rembulan menyinari nya. Saat ini pukul menunjukkan jam 2 malam. Bukan nya pulang ke Mansion utama, Asgara malah membelokan mobil nya ke sebuah kawasan elit di ibukota yang sudah pasti bukan tempat keluarga nya.

Deruman halus itu seketika terhenti. Ia keluar dengan santai, memasukan kedua tangan nya di dalam saku celana bahan yang ia pakai. Asgara berjalan ke arah salah satu mansion yang telah di jaga oleh beberapa Bodyguard di berbagai sudut.

"Visya..."gumam nya rendah. Seakan sudah ahli nya, ia dapat menghindari puluhan bodyguard itu.

Ia menyeringai, dan mencongkel pintu balkon dengan lihai.

Dalam tidur nya, Visya tiba-tiba merasakan spicy musky woody di balut aroma mint yang menyegarkan. Ia sangat mengenal aroma ini.

Dengan mencoba mengumpulkan kesadaran nya. Visya berusaha membuka mata.

Apakah ia sudah gila? Hanya karena merindukan sosok misterius teman sebangku nya, ia menghayal akan wangi sosok tersebut.

Perlahan mata bulat itu mengerjap. Keanehan lagi-lagi terjadi pada nya, ia merasakan perut nya memberat seakan ada yang menimpa nya.

Saat menunduk mencoba melihat apa yang terjadi, ia di kejutkan dengan sepasang lengan kekar yang melilit pinggang nya.

Nafas nya tiba-tiba memburu. "Aaa--mphh!"

Mulut nya tiba-tiba di bekap, badan nya menegang saat merasakan sepasang kaki mengunci tubuh nya.

"Miss me, honey?"

Deg.

Suara serak itu?

"A-as..."belum sempat melanjutkan ucapan nya, tubuh nya di balik begitu saja.

Kening mereka beradu. Mata bulat sebening kaca itu tenggelam ke dalam manik hitam pekat yang penuh dengan kemisteriusan.

"I know." Lagi-lagi Asgara berucap dengan suara berat nya.

Visya lagi-lagi menegang saat hidung mancung Asgara menggesek hidung mungil nya.

"Lo, kenapa bisa?"bisik Visya lirih, ia mencoba membuat jarak, karena saat berbicara bibir mereka nyaris bersentuhan. Tapi tangan Asgara sigap menahan tengkuk nya.

Remaja berahang tegas itu mengusap leher Visya."Shit. You make me crazy... Visya."

"As..."

Asgara mulai memasukan wajah nya ke dalam ceruk leher Visya. "Love you. Don't leave me alone. Karena mulai saat ini, you are mine dan saya milik kamu."

Visya tidak bisa berkata-kata. Tangan nya dengan kaku bergerak mengusap rambut lebat Asgara.

Apakah jalan yang di ambil nya benar? Apakah Visya siap menerima semua konsekuensinya?

Cinta pertama nya gagal. Apakah dengan menerima Asgara ia tidak akan kembali terluka.

"A-apa yang lo suka dari gue?"

"Does the answer matter? Kamu adalah dunia saya, itu sudah cukup membuktikan jika kamu terlahir untuk menjadi cinta saya."

"Asgara..."

"Hm,"

"Love you too."

Asgara dengan cepat mengeluarkan wajah nya yang sejak tadi berada di leher Visya. Remaja itu tersenyum menatap dalam manik hazel Visya.

"Thanks." Setelah mengatakan itu ia menghujami kecupan di seluruh wajah Visya.

Terakhir ia mengecup bibir mungil Visya dan memberikan lumatan lembut. Semburat merah menjalar di pipi Visya, setelah itu ia menenggelamkan wajah nya di balik selimut, ia malu menatap wajah Asgara.

Laki-laki itu terkekeh gemas. Setelah itu memeluk hangat tubuh mungil Visya yang begitu pas di pelukan nya.

Tbc

Asgsjbxjzkak mereka gemes ga siiiii?😭

Teken bintang pojok noh!

See you next part 🙌

161122
Starla/
( Instagram: 03_ssstar)

Continue Reading

You'll Also Like

230K 27.8K 25
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
2.6M 235K 63
⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh...
1.2M 90.2K 60
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
689K 20.1K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...