Sesosok pemuda tiba-tiba berdiri mengejutkan wanita yang baru saja rujuk dengan suaminya.
"BRENGSEK! Karirku telah hancur gara-gara BERITA MURAHAN ITU!!"
"Ini sebenarnya ada apa?" Revela tak mengerti menatap ke arah Justin dan Pierre secara bergantian.
"Dia telah menyebarkan berita yang merusak karirku!" jelas Justin.
"Mas??" Revela menatap ke arah Pierre.
"Tapi itu fakta! Kau membawa KABUR ISTRI ORANG!! Dan menyebarkan berita bohong KALAU ISTRIKU SUDAH MENINGGAL!!"
"Apa itu benar?" tanya Revela.
"Revela aku bisa menjelaskannya."
"JAWAB AKU JUSTIN!"
"Iya itu benar. Tapi-"
"Karena berita itu ayahku jatuh sakit!"
"Maafkan aku. Semua itu ku lakukan untuk mengurangi resiko kita ditemukan!"
Revela terdiam mendengar penjelasan Justin.
"Ayo kita pulang ke Manhattan!"
Revela bingung jika kembali bersama Justin, ia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Pierre. Pierre pun sudah setuju menceraikannya jika dirinya bisa bersatu kembali dengan Christian.
"Aku tak bisa!"
Justin begitu lemas mendengar keputusan Revela. "Apa yang kau bicarakan? Bukankah sebentar lagi kita akan menikah?"
"Menikah?? Kau melamar istri orang??" Pierre terkekeh. "Ayo Sayang jangan dengarkan orang tak waras ini! Kita pulang ke Indonesia menemui ayahmu!" Pierre memeluk pinggang Revela. Justin termangu melihat Revela yang berlalu begitu saja melewatinya.
"Sweetheart ...?!" ucap Justin lirih dengan bibir bergetar. Namun wanita itu tetap melenggang pergi.
"BRENGSEK KEMBALIKAN WANITAKU!!" teriak Justin membuat Pierre menghentikan langkah.
"Wanitamu?? DIA ITU ISTRIKU!!!" Pierre melayangkan pukulan yang sangat keras hingga membuat Justin jatuh tersungkur. Darah segar mengalir di ujung bibirnya.
"MAS KAU ITU KETERLALUAN!"
"KAMU YANG KETERLALUAN!! AKU SUAMI SAHMU! KAU TAK PANTAS MEMBELANYA!!!"
Revela terdiam. Perkataan suaminya benar. Namun, sosok Justin telah menolong hidupnya dari penderitaannya selama ini. Revela membantu Justin berdiri.
"Ayo pulang bersamaku!" Justin membelai lembut rambutnya.
Revela menoleh ke arah Pierre. Pandangannya kembali menatap Justin. "Maaf. Aku tak bisa menikah denganmu! Terimakasih atas kebaikanmu selama ini. Sampaikan permintaan maaf dan terimakasihku pada keluargamu!" Revela memberikan cincin tunangannya kepada Justin.
"Apa kau benar-benar tega meninggalkan ku setelah semua kenangan indah yang kita lalui bersama??" Perkataan Justin membuat Revela tertegun. "Tolong pikirkan lagi aku mohon ...!" Justin terisak.
Revela tak kuasa melihat pemuda periang itu menangis. Air mata jatuh tak tertahankan dikedua pelupuk matanya dengan tangan yang menutup mulut.
Pierre menarik tubuh Revela dengan memeluk pinggangnya. "Sudahlah Sayang, ayo kita pulang ke Indonesia! Bukankah kau sangat ingin bertemu ayahmu? Dan aku akan benar-benar menepati janjiku!"
Rasa cinta pada ayahnya begitu besar. Begitu pula obsesinya pada Christian telah membutakan segalanya. Revela pun mengangguk. Mereka kembali melangkah pergi.
"BRENGSEK! KAU SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU! KAU TELAH MENGHANCURKAN SEGALANYA!!" teriak Justin. Ia berlari mengejar mereka. Kemudian menarik baju Pierre. Memberinya pukulan keras pada ulu hati. Pierre memuntahkan darah sambil memegang perutnya.
"Justin apa yang kau lakukan?! Mas kau tak apa?"
"Cuh!" Pierre mencoba membersihkan darah yang keluar dari mulutnya. "Sudahlah Sayang, biar Mas memberinya pelajaran!" Pierre berusaha berdiri dan menghampiri Justin.
"Kau bilang apa tadi? Aku menghancurkan hidupmu?? Dan aku menghancurkan segalanya??" Pierre tertawa dengan gigi merah mencengkeram kerah Justin.
"Kau MEMBAWA LARI ISTRIKU disaat kami BERBULAN MADU!! Kau yang MENGHANCURKAN HIDUPKU!! Dan kaulah YANG SUDAH MENGHANCURKAN SEGALANYA!! Apa sekarang kau SADAR, HAH?! AKU TAKKAN PERNAH MEMAAFKANMU BRENGSEK!!!" Pierre menghantam Justin berkali-kali.
"Mas! HENTIKAN! Ayo kita pergi!" bujuk Revela. Namun Pierre tak menghiraukan. Dihempaskan lengan istrinya dengan kasar hingga jatuh tersungkur.
BRAK
Kepala wanita itu terbentur keras mengenai batu besar. Revela meringis menahan sakit. Justin hendak menolongnya. Namun Pierre melayangkan pukulan yang sangat keras di pelipis Justin. Mereka berkelahi dengan sengit.
Revela panik melihat mereka saling baku hantam. Penyakitnya kambuh. Dengan pandangan menatap ke segala arah ia mencari sebuah tas kecil. Namun tak dapat menemukannya. Rasa sakit kekurangan oksigen mulai menjalar ke otaknya hingga hidungnya mengeluarkan darah. Tubuhnya jatuh terkapar diatas rumput hijau. Ia menggigil kedinginan. Kedua matanya terbelalak. Pandangan gelap mulai terlihat. Merasa ajalnya semakin dekat, air matanya mengalir. "Mass maaffkann akkuhh ...!" lirihnya.
Christian I always Loving you!!
Wanita itu benar-benar menepati janji mencintai Christian hingga akhir hayat. Obsesi butanya ia bawa sampai mati. Revela tersenyum menutup kedua matanya.
BAM
"REVELAAAAAAAAA!!!" teriak Justin menggelegar.
Pierre mematung melihat kepala Revela berlumuran darah. Ia melihat batu besar penuh dengan darah. Baru sadar jika wanita itu ia hempaskan dengan kasar.
Justin meraih kepala Revela yang tak henti mengeluarkan darah. "AAARRGGHH!! SUAMI MACAM APA KAU?!" Justin menyorot tajam Pierre penuh amarah kebencian. Pandangannya kembali sendu menatap Revela. Buliran air mata berjatuhan. "REVELA ... BANGUN SAYANG!" pekiknya dengan mulut bergetar menepuk-nepuk pipinya.
Ditengah kepanikan, Justin mencoba menemukan tanda-tanda kehidupan. Hidung dan paru-parunya sudah tak bernapas. Nadi di tangan dan lehernya sudah tak berdenyut. Mengetahui wanita yang dicintainya sudah tak bernyawa, tubuh pemuda itu lunglai. Justin terisak. "Aku senang akhirnya menemukanmu! Haruskah aku kehilanganmu kembali??" Air mata semakin deras mengalir. "HEI BRENGSEK!!! ISTRIMU SUDAH TAK BERNYAWA!!"
"Aku membunuhnya! Aku membunuhnya!" gumam Pierre terus berulang-ulang menatap kedua tangannya merasakan penyesalan teramat dalam.
Justin memberi Revela napas buatan. Namun tak ada respon dari wanita yang sudah terlihat seperti benda mati. Justin mengepalkan tangan. "BAJINGAN! Ini semua salahmu!! AKU AKAN MEMBUNUHMU!!!" Justin berlari menghampiri Pierre dan melayangkan tinju.
"INI UNTUKNYA!"
BUGH
"Ini dariku!"
BUGH
"Dan ini balasan kau telah membuat wanitaku meninggalkanku!"
BUGH BUGH BUGH BUGH BUGH
Pierre hanya terdiam menerima pukulan bertubi-tubi dan terus memuntahkan darah. Justin menggila tak berhenti memukuli Pierre. Bahkan mematahkan kedua kakinya. Hingga akhirnya Pierre tak sadarkan diri.
Pemuda berlumuran darah itu kembali menghampiri dan merangkul tubuh Revela dan memeluknya dengan isak tangis tak henti.
Jordi baru saja datang bersama para anak buahnya. Dirinya begitu terkejut melihat pemandangan yang begitu memilukan. Kedua matanya terbelalak saat melihat Pierre tergeletak diatas rumput tak sadarkan diri dengan wajah sudah tak karuan dan tubuh berlumuran darah.
"TUAAN!!! BANGUN TUAAAAAN!!!" Jordi berusaha membangunkan tuannya namun Pierre sudah tak bisa merespon. Jordi menggila. "BRENGSEEK!! KAU MEMBUAT TUANKU SEPERTI INI?! AKAN KUBUNUH KAAU!!!"
Jordi berlari ke arah pria yang saat ini bersama wanita yang terlihat berlumuran darah tak sadarkan diri. Setelah ia melihat wajah wanita itu Jordi terdiam dan terbelalak. "Nyonya?? Apa yang terjadi dengannya?!"
"Tolong ... selamatkan dia! Aku sudah tak tau lagi harus bagaimana ...?!" Justin memohon kepada Jordi sambil menangis dengan kepala Revela yang berlumuran darah di pangkuannya.
*
Gelap. Sungguh gelap ...
Aku sangat takut ...
AH!! Siapa itu??
M
ommy?? Apa kau ibu kandungku?
Bawa aku bersamamu ...!
***
BERSAMBUNG 💖
Published Des 24, 2022 11:07 PM