Malam itu ... aku tidur nyenyak. Kurasakan tubuhku begitu hangat dan nyaman. Kubuka mataku perlahan. Kutemukan tanganku pada dada bidang seorang pria. Kupejamkan kembali mataku dan kurekatkan tubuhku memeluknya karena pelukannya yang terasa sangat hangat dan nyaman. Aku terperanjat, baru sadar jika saat ini tubuhku tengah telungkup diatas tubuhnya.
"Kau sudah bangun?" ucapnya tersenyum menatapku.
"I-iya."
Aku tak bisa menyembunyikan wajah maluku yang begitu kentara. Aku pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi mempersiapkan diri untuk meninggalkan hotel ini secepatnya.
*
Tiga pekan berlalu sudah ... dari hari pertama kami meninggalkan Belgia. Aku dan Justin menetap di Belanda menikmati hari-hari yang penuh kedamaian. Kami tak menginap di hotel yang sama, karena takut jika kami terlacak.
Saat ini, aku dan Justin berada di pantai yang terletak di kawasan Belanda Selatan. Kami menginap tak jauh dari pantai dengan menyewa sebuah rumah. Membuat kami merasa aman dibandingkan hotel yang sangat mudah dilacak.
"REVELA!!"
Tiba-tiba seseorang memanggilku dengan girang. Aku menoleh kearahnya. Kutemukan sosok pria manis menatapku dengan senyuman lebarnya yang khas memperlihatkan deretan giginya yang rapi yang selalu membuat hatiku berdebar dan ikut tersenyum lebar.
"JUSTIN!!!" teriakku. Aku tersenyum menatapnya dan berlari menghampirinya.
Kami berjalan bersama di sepanjang pesisir pantai melihat keindahan laut. Kami pun duduk di tepi pantai memandang hamparan laut biru membuat hati ini begitu damai. Hembusan angin bergemuruh dan ombak berdeburan, membuatku sejenak melupakan semua persoalan hidup.
Kami saling bertukar cerita mencurahkan segala isi hati, hingga waktu tak terasa begitu cepat berlalu. Tiba-tiba Justin mencium pipiku. Aku terkejut menatapnya. Pemuda itu secepatnya memalingkan wajah. Mungkin ... untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Aku mencintaimu Revela. Aku tak berharap meminta balasanmu. Karena aku tau perasaan itu bukanlah milikku. Namun jika kau bersamaku ... aku janji, aku tak kan membuatmu menderita!"
Jantungku seakan berhenti mendengar pernyataan cintanya.
"Apa aku tak salah dengar? Kau bilang apa tadi?" ucapku tak percaya.
"Aku mencintaimu Revela! Aku mau kau menjadi milikku dan ikut aku ke Amerika! Kita menetap disana, membangun sebuah resort di dekat pantai. Dan itu impianku! Pasti sangat menyenangkan melewati hari-hari bersamamu, membesarkan anak-anak kita-"
"STOP!" Aku memotong perkataannya. "Apa kau sudah gila? Aku wanita yang sudah bersuami! Tak mungkin aku bersamamu! Dan sedikitpun tak punya perasaan apapun padamu! Aku menganggapmu sebatas teman saja tak lebih!"
"Tapi kau begitu menderita bersamanya! Dia tak waras! Selalu kasar padamu! Bahkan diranjang pun kau sangat menderita hingga perutmu begitu kesakitan! Dia menyiksamu dengan cara seperti itu! AKU TAK TERIMA! AKU AKAN MEMBUNUH PRIA GILA ITU!!"
Air mataku mulai berjatuhan menatap pemuda yang terengah-engah mengeluarkan segala kekesalannya. "Dari mana kau tau semua itu? Jangan bilang kau menaruh CCTV di kamar kami! KALIAN BERDUA SAMA GILANYA!!"
Aku beranjak pergi meninggalkannya.
"REVELA WAIT!" teriaknya. "REVELA TUNGGU!!"
Justin mengejarku. Dia menarik tanganku. Aku berbalik ke arahnya, menatap mata kucingnya yang selalu membuatku gemas.
"Maafkan aku! Aku tak bermaksud menyakitimu. Aku tau semua itu karena dokter itu yang memberitahuku!"
"Dokter?? Kau sudah berbohong padaku sejak hari itu? Kau bilang tak ada apa-apa tapi-"
"Sweetheart, please! I'am sorry. Jangan membenciku. Aku tak ingin kehilanganmu!" Justin mendongakkan wajahku dengan mencubit lembut daguku agar aku menatapnya. Sepasang mata hijau itu begitu indah. Rasa marah dihatiku ini mencair tersihir oleh mata indahnya. Justin perlahan mendekatkan wajahnya. Kami berciuman dengan mesra di pantai itu untuk pertama kalinya.
Sungguh aneh. Aku menerima ciumannya begitu saja. Sebenarnya apa yang sudah terjadi padaku? Apa aku mulai jatuh cinta pada Justin? Ini membuatku gila. Pria yang ku cintai seumur hidup hanya Christian. Dan aku pun telah selingkuh dibelakang suamiku.
Kami menghentikan ciuman kami yang berlangsung dua menit lamanya. Ciuman yang seakan membuat sang waktu berhenti berputar. Mungkin saat ini dia berpikir kalau aku wanita yang begitu munafik. Ah terserahlah aku tak peduli. Yang kupikirkan saat ini aku tak dapat menyembunyikan rasa maluku darinya. Dia tersenyum melihat wajahku yang memerah.
"AH!" Cipratan air laut yang dibuatnya mengenai wajahku. Dia menarik tanganku. Kami berlarian di pantai, menikmati waktu kami yang damai dengan panorama sunset.
POV Revela End.
*
BELGIA
Seorang pria duduk melamun didalam kamar hotel. Ia teramat frustasi karena selama tiga pekan ini istrinya menghilang tanpa jejak. Dirinya tak berhenti minum dari hari pertama istrinya meninggalkannya.
"Malam ini tuan Lander mengadakan pesta perjamuan secara besar-besaran untuk para pengusaha yang bekerja sama dengannya. Anda diundang secara khusus olehnya," ucap bodyguard-nya bernama Jordi.
"Pergilah. Gantikan aku bersama Markus!" ucap Pierre dengan suara berat layaknya orang mabuk.
"Sebaiknya hentikan kebiasaan buruk Tuan. Mengapa anda rusak hidupmu?"
"BUAT APA AKU HIDUP?! SUDAH TAK ADA GUNANYA LAGI!!" teriak Pierre sambil terus minum bir.
Mendengar tuannya berteriak, Markus masuk ke dalam kamar menghampirinya. "Tuan, sudahlah hentikan semua ini! Wanita itu banyak tak hanya satu-"
PRANG
Pierre melempar gelas berisi bir yang ia genggam ke lantai. Wajahnya merah padam. Ia beranjak dari sofa dan mencengkeram kerahnya.
"Wanita memang banyak, tapi hanya satu yang KU INGINKAN DIDUNIA INI!!! Mana janjimu BRENGSEK?!" Pierre menghempas kasar tubuh Markus.
"Seluruh kawasan Belgia sudah kami cari. Hotel-hotel, restoran-restoran bahkan seluruh stasiun kereta sudah kami cek dan anehnya tak ada sedikitpun jejak nyonya!" ujar Jordi.
"DASAR OTAK UDANG!! Istriku sudah dibawa lari Cecunguk itu! APA KAU MENGERTI?!" teriak Pierre dengan urat yang menegang.
"Aku mengerti. Baiklah aku akan mengerahkan seluruh pengawal untuk mencari mereka bahkan ke negara tetangga sekalipun. Kami ijin untuk menghadiri pesta itu," ucap Markus.
Markus menarik Jordi meninggalkan tuannya dan segera menuju pesta perjamuan yang diadakan di kediaman tuan Lander.
*
PENGINAPAN, BELANDA SELATAN
POV Revela,
"Sweetheart ...."
Sayup-sayup terdengar suara pria yang begitu lembut.
"Bangun Honey ...!"
Perlahan ... aku membuka mataku. Aku menangkap sepasang mata kucing menatapku membuatku tertegun. Aku tersihir menatapnya. Kami saling beradu pandang. Selang beberapa saat, aku baru tersadar akan tubuh setengah telanjangnya yang membuatku selalu menggigit bibir bawahku. Melihat tubuh sixpack-nya yang selalu terekspos, membuatku meleleh dan tersipu malu.
"Kita sudah terlalu lama diam disini sangat berbahaya!"
"Tapi kau bilang disini aman karena tak ada CCTV!"
"Tapi kita mulai akrab dengan orang-orang sini. Dengan diberi sedikit uang, mulut mereka akan terbuka!
"Tak bisakah kita hidup dengan tenang?!" ucapku mulai kesal.
"Ayolah ... bukankah kau sangat ingin melihat Festival Keukenhof bunga tulip?"
Aku mengangguk. Karena itu adalah impianku.
"Bersabarlah ... sebentar lagi kau akan melihatnya. Dan mimpimu itu akan menjadi kenyataan!"
Kami segera bersiap meninggalkan penginapan menuju ke tempat yang lebih aman.
***
BERSAMBUNG 💖
Published Nov 18, 2022 11:45 PM