Saga denga serius mengoleskan obat ke pergelangan tangan Oliv, sampai Saga tidak sadar Oliv sedari tadi menatapnya.
"Sakit?" Tanya Saga dengan bibirnya meniup memar di pergelangan tangan Oliv.
Oliv menggeleng.
"Karna Kakak yg obatin jadi gak sakit lagi." Saga menghentikan kegiatannya dan menatap mata Oliv Lamat.
"Belajar darimana hmm? Ngomong kayak gitu?" Saga menyeringai dan mengikis jarak antara dia dan Oliv.
Oliv gelagapan, tangannya menahan dada Saga yg amat dekat dengannya.
"Kak mau ngapain?" Oliv gugup.
Saga mendekati telinga Oliv.
"Menurut kamu, aku mau ngapain?" Godanya.
Oliv mendorong Saga hingga menjauh darinya.
"Jangan macem-macem kak!" Kesalnya, Oliv sangat bingung dengan sikap Saga hari ini, dan yg paling parah detak jantungnya berdetak tidak normal.
"Manis." Celetuk Saga.
Oliv mengerjap bingung.
"Apanya?" Tanyanya.
Saga mendekat lagi dan mengusap bibir Oliv sensual, hal itu berhasil membuat kupu-kupu berterbangan di perut Oliv.
"Bibir kamu manis. Aku suka." Ucap Saga dengan senyuman yg terlihat seperti seringaian.
"Kak!" Tegur Oliv.
"Hmm? Mau lagi?" Mata Oliv membelalak. Dan memukul dada Saga. "Ih kak! Kenapa jadi mesum gini sih!" Pipi Oliv bersemu merah.
"Mesum? Ciuman doang mesum ya? Kata Beni wajar kok." Ekspresi wajah Oliv berubah seketika. Jadi itu karna saran dari Beni, Saga menciumnya karna saran dari Beni, padahal Oliv sudah berharap pada Saga.
"Ohh kak Beni." Lirihnya.
"Kenapa Liv? Gak enak badan?" Oliv menggeleng dan bangun dari duduknya.
"Gue mau istirahat." Ucapnya Sangat dingin.
Saga masih terdiam, ada apa dengan Oliv? Apakah perkataannya menyakiti hati Oliv? Padahal dia akan membicarakan rencana bulan madu mereka.
***
"Liv?" Saga masukin kamar Oliv tanpa mengetuk pintu. Oliv menoleh dan meletakkan buku-buku yg baru saja selesai ia baca.
"Ada sesuatu yg mau aku bahas." Ucapnya duduk di sebelah Oliv.
"Apa?" Tanya Oliv cuek. Saga menatap Oliv heran.
"Soal honey moon, kamu yakin?"
Oliv menatap Saga dengan malas.
"Tadinya sih iya, tapi setelah di pikir-pikir kayaknya pergi berdua gak bakal nyaman. Jadi gue ajak temen-temen gue sekalian liburan, kalo Lo mau ajak temen-temen Lo juga silakan."
"Kita honey moon Liv, bukan tamasya, ngapain ajak mereka?" Saga sedikit keberatan dengan keputusan Oliv.
"Bukanya kakak gak mau ya kita pergi berdua."
"Kapan aku bilang gak mau? Pikiran kamu tuh negatif Mulu liv, belum tau isi pikiran orang udah main memutuskan aja." Saga cemberut.
"Yaudah terserah kalo gak mau, gue bisa pergi sama temen gue aja." Final Oliv. Mata Saga membelalak apakah Oliv serius?
Akhirnya Saga pasrah asalkan masih bersama Oliv its okay.
"Oke-oke kita pergi sama-sama." Kata Saga lesu.
Mata Oliv memicing.
"Kenapa Lo jadi lemes gitu? Bukan Sagara banget." Ejek Oliv.
"Kamu yang kenapa? Tiba-tiba cuek lagi, pakek lo-gue pulak!" Kata Saga manja.
Oliv terkekeh dalam hatinya merasa gemas namun gengsi untuk memperlihatkannya.
"Gak cocok banget. Bukan gaya keluarga Albert loyo kayak gitu kak. Udah keluar sana gue mau istirahat!" Usir Oliv tanpa rasa kasian.
"Liv aku kayak gini cuma depan kamu Loh." Saga merengek.
"Kak tau gak?" Oliv menjeda ucapannya.
Saga menaikkan alisnya.
"Apa?" Bingungnya dengan ekspresi 😞
"Gue najis sama ekspresi Lo! Minggat sana." Saga semakin cemberut sambil menggerutu.
"Padahal mau tidur bareng lagi." Dumelnya masih bisa di dengar oleh Oliv.
Oliv terkekeh mendengar dumelan Saga.
***
Saga dengan serius melihat di balik pintu apakah ada Oliv atau tidak. Lalu kembali menatap Arga yg juga menatapnya bingung. Arga datang ke rumahnya karna permintaan Saga.
"Pa, Saga minta tolong." Ucap Saga takut-takut.
Arga memiringkan kepalanya bingung.
"Kamu kenapa? Kayak di Kejar setan."
Saga mendengar langkah seseorang itu pasti Oliv. Saga menarik nafasnya dalam-dalam mengepulkan keberaniannya untuk mengatakannya.
"Pa, Saga minta maaf, kayaknya Saga mau nikahin pacar Saga." Saga memejamkan matanya kuat-kuat.
Arga terdiam masih mencerna ucapan menantunya itu.
"Maksud kamu apa Saga!" Suara Arga meninggi. "Kamu Anggap apa sebuah pernikahan? Itu bukan mainan yg bisa kamu mainkan seenak jidat kamu!"
"Tapi Saga sangat mencintai pacar Saga pa, dia nuntut Saga untuk menikahinya." Saga melawan perkataan Arga.
"Kamu tidak memikirkan perasaan putri saya? Saya percayakan kebahagiaan dia pada kamu! Tapi apa? Kamu akan poligami?" Suara Arga bergetar. " Kamu bisa merasakan apa yg Oliv rasakan saat mengetahui ini semua?" Suara Arga melemah.
"Oliv dan Saga tidak saling mencintai pa! Saga butuh kebahagiaan! Oliv tidak pernah bersikap lembut layaknya seorang istri yg mencintai suaminya." Perkataan Saga mampu membuat hati Arga tergores.
Oliv, perempuan itu sedari tadi mendengar semuanya, air matanya sudah tidak bisa dia tahan, setidak bahagia itukah Saga bersamanya? Hingga memutuskan akan menikahi pacarnya. Oliv benar-benar merasa tidak berguna. Sakit hati tentu saja. Perkataan Saga amat menyakiti hati Oliv. Apalagi dia akan kan menikah lagi!
Seseorang menepuk pundak Oliv, Oliv kaget dan mengusap air matanya dan melihat siapa orang itu. Beni, matanya membelalak melihat mata Oliv yg sembab karena menangis.
"Kenapa Liv?" Oliv mengisyaratkan Beni agar diam. Dan kembali mendengar percakapan Saga dan Arga.
"Ini tujuan kamu memangil saya kesini?"
Saga menunduk.
"Maaf pa." Lirihnya.
"Maaf kamu tidak berguna! Orang tua kamu pasti juga sangat kecewa."
Saga mendongak.
"Ayah dan Bunda udah setuju pa." Bagaikan di sabar petir, Oliv memegangi dadanya, bahkan Bunda Saga yg amat menyayanginya juga menyetujui pernikahan Saga dan pacarnya?
"Apa?" Arga tersenyum tidak percaya.
"Lalu untuk apa perjodohan ini? Hanya untuk permainan?" Arga dan Saga menatap kedatangan Oliv dan Beni.
"Sag! Lo bercanda kan?" Beni bertanya tak percaya.
Saga menggeleng.
"No." Singkatnya.
Oliv mendekati Saga. Memukul dada Saga beberapa kali denga derai air mata.
"Jahat! Lo jahat kak! Gue rela kehilangan masa remaja gue demi perjodohan konyol ini! Tapi Lo!" Tubuh Oliv merosot ke lantai, dengan gerakan cepat Beni menahannya.
"Liv!" Beni menatap Saga penuh amarah, rahangnya mengeras. "Gue emang cowok brengsek Sag! Tapi gue gak pernah se brengsek Lo!" Ucapnya tegas.
Saga hanya terdiam dengan tatapan kosong. Dengan kaki yg lemas Oliv berdiri di bantu oleh Beni.
Kembali mendekati Saga dan.
PLAK
Bunyi nyaring sebuah tamparan memenuhi luasannya rumah Saga. Mata Beni dan Arga membelalakkan kaget. Tentu saja Saga lebih kaget.
"Gue mau kita cerai!" Saga kaget Namun karna minim ekspresinya jadi kagetnya gak keliatan.
Oliv berlari menaiki anak tangga dengan tangisnya yg semakin deras.
"Anjir tamparannya rill." Beni menutup mulutnya tak percaya. Walaupun tangan Oliv kecil dan mungil tapi bekas tamparannya amat merah dan rasanya amat sangat nyeri.
Arga menggelengkan kepalanya tidak habis Fikir dengan rencana Saga yg jutsru malah memperkeruh keadaan.
APAAAN NIH?😭
Ada yg bisa nebak plotnya? Gue udh kasi peringatan. Plot twist bertebaran ya gess jadi jangan kaget kalo alurnya gak masuk ke akal klen.
Udah dulu update nya kali ini tunggu gue update lagi ya. Thanks udah mampir guys jangan lupa tinggalkan jejak.
Thanks guys bye bye.