Belenggu | Haruto ✔

By bibihoon

367K 27.4K 3K

[judul lama : Harvey : Help Me] Bagai terikat oleh trauma masa lalu, Harvey nalendra menjadi seorang pecandu... More

Prologue
Bag 01. Senior year
Bag 02. Night candy club
Bag 03. Other side
Bag 04. Tragedy
Bag 05. Woman
Bag 06. Negotation
Bag 07. Study solution
Bag 08. Useless
Bag 09. Little piece
Bag 10. Almost half
Bag 11. Kinda sweet
Bag 12. After that
Bag 13. Oh fun
Bag 14. So what
Bag 15. Unexpected
Bag 16. Baewon attack
Bag 17. Without you
Bag 18. As before
Bag 19. Cleobee think
Bag 20. Real illusion
Bag 21. Official
Bag 22. Harvey brother
Bag 23. Sweet
Bag 24. Road to fest
Bag 25. Second attack
Bag 26. Disturbance
Bag 27. She's mine
Bag 28. School fest
Bag 29. Just plan
Bag 30. Anger peak
Bag 31. Overdose
Bag 32. Incredible thing
Bag 33. The topic
Bag 34. A day with you
Bag 35. Prom's night
(Season 02) Prologue
Bag 36. First day
Bag 37. Confidence
Bag 38. Just you
Bag 39. Fuck reality
Bag 40. Cool and legit
Bag 41. Sound bastard
Bag 42. Deep talk
Bag 43. Beauty mad
Bag 44. Before that
Bag 45. Shouldn't
Bag 46. Mental pressure
Bag 47. Clarity
Bag 48. Something else
Bag 49. Fucked up
Bag 50. Desire
Bag 51. Human problem
Bag 52. Switching time
Bag 53. Perfect trip
Bag 54. It all started
Bag 55. Cheap plan
Bag 57. Total chaos
Bag 58. Sorrow brings pain
Bag 59. Friendship solidarity
Bag 60. Eventually end
Epilogue

Bag 56. In time

2.2K 187 29
By bibihoon

Hari terus berlalu hingga tanpa sadar ujian tengah semester hampir di depan mata, semua orang menyibukkan diri dengan belajar bersama, adapun yang bermalas-malasan atau belajar ketika ujian tiba. Terkadang, dunia perkuliahan tidak sama seperti sekolah menengah kebanyakan, banyak Dosen yang tidak peduli jika mahasiswanya enggan belajar. Apa yang mereka tanam itulah yang mereka tuai, oleh karena itu jangan bermalas-malasan.

Hal itu juga berlaku bagi lelaki malas seperti Harvey, sejak berkencan dengan Cleobee, dia mendapat pengaruh baik yang mana menjadi rajin belajar.

"Satu Minggu lagi kita ujian, kamu udah belajar rangkuman yang kamu tulis, 'kan?" tanya Cleobee.

Saat ini mereka sedang berada di area kafe terbuka yang tak jauh dari kampus, menyantap makanan atau sekedar mengobrol.

"Hm, udah, Ay. Kamu tenang aja, semua mata kuliah udah aku catat di buku kecil ini," balas Harvey seraya membanting pelan buku kecil rangkuman mata kuliahnya.

Cleobee senyum sumringah karena tanggapannya. "Kuliah itu beda sama SMA, kalau kamu malas belajar, bolos pelajaran, ngga ikut praktikum, Dosen mana peduli."

"Iya. Emangnya selama ini siapa yang sering bolos kuliah?"

Cleobee memutar kepalanya sambil memberikan lirikan sinisnya, baru saja lelaki itu menyindir dirinya karena beberapa kali absen kuliah karena kesibukannya dalam berorganisasi.

"Dengar ya, Ay. Organisasi itu emang baik untuk menambah relasi dan validasi, tapi harus ingat waktu karena yang namanya kehadiran kuliah itu juga penting."

Cleobee mendengkus kesal, tapi yang dikatakan lelaki itu memang benar, bisa dihitung dalam satu Minggu dia absen dalam kuliah. "Kita 'kan masih maba, wajar dong kalau aktif organisasi."

"Tetap ingat waktu!"

Cleobee tak bisa berhenti tersenyum karena perhatian kecil itu, wajahnya terus tersipu malu dengan senyuman yang merekah.

"Kenapa sih senyum-senyum gitu?" tanya Harvey heran.

"Heran deh, cowok berandalan ini bisa manis juga."

Harvey tersenyum dengan lirikan sinisnya. "Cium dulu dong!" ucapnya sambil menunjuk wajahnya dengan jari.

Cleobee tersenyum manis, kemudian mengecup singkat wajah itu. "Benar kata Oliv, kalau belajar sama kamu mana bisa fokus."

"Bilang aja salting," celetuknya heran.

Harvey merogoh tangannya ke dalam tas hendak mengambil buku, tapi betapa kagetnya dia ketika sebungkus kokain dan ganja ada di dalamnya. Matanya terbuka lebar melihat benda itu, panik membuat pikirannya tak seimbang sehingga dia langsung bertolak meninggalkan Cleobee.

"Sayang! Mau ke mana?" seru Cleobee heran.

Harvey benar-benar kacau, memikirkan dua benda itu ada di dalam tasnya. Dia tak ingin Cleobee tahu, takut kehilangan kepercayaan lagi pada dirinya. Dia syok, tapi bingung menangani masalahnya, tanpa sadar dia linglung ditengah lapangan parkir.

"Anjing!" racau Harvey seraya meremas rambutnya kesal.

Harvey sudah menduga kalau itu kerjaan Juliette, dalam satu Minggu ini hidupnya aman tentram dari gangguan wanita gila itu. Ternyata bukan karena introspeksi diri, melainkan sedang menyiapkan masalah besar.

Netra tajam Harvey tiba-tiba saja beralih pada dua Polisi yang jalan ke arahnya, pupilnya mendelik sempurna memikirkan kebetulan yang seperti di sengaja. Spontan tubuhnya langsung memutar membelakangi Polisi tersebut, dadanya naik turun dengan detak jantungnya yang bergerak tak karuan.

Satu hal yang Harvey minta saat ini, dia dapat mengalihkan rasa paniknya dari obat-obatan. Sejauh ini dia tak pernah merasakannya lagi, hidupnya sudah berdamai dengan masa lalu, oleh karenanya ketika terjadi serangan panik secara mendadak dia tak tahu cara mengatasinya.

"Hei ... Sayang," celetuk wanita bersuara familiar seraya merangkul pundak lelaki itu.

Harvey mengalihkan pandangannya, lalu menurut menyingkir dari area parkir menjauhi dua Polisi tadi. Mereka pergi menuju mobil putih yang terparkir tidak jauh, itu adalah mobil Cleobee. Hari ini mereka berangkat dengan kendaraan masing-masing, tapi begitu jam istirahat mereka memutuskan memakai mobil itu.

"Kamu kenapa?" tanya Cleobee.

Harvey merasa jauh lebih baik sekarang, ia senang dengan kedatangan kekasihnya, telat sedikit tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Sebelum menjawab pertanyaan itu, dia menepuk-nepuk pelan wajahnya untuk menetralkan pikirannya kembali.

"Ada narkoba di dalam tas aku," jawabnya seraya mengeluarkan dua bungkus plastik kecil yang di dalamnya masing-masing kokain dan ganja kering.

Mata Cleobee terbelalak kaget karena benda itu, buru-buru ia merebutnya secara paksa lalu menyimpannya.

"Tapi, itu bukan punya aku ... Tiba-tiba ada di dalam!" oceh Harvey. "Pasti juliette! Pasti perek itu yang diam-diam masukin narkoba itu ke dalam tas aku!"

Cleobee tak habis pikir dengan rencana Juliette kali ini, tiba-tiba saja teringat semua ocehan Juliette tentang balas dendam. Lalu, apa sudah waktunya  wanita licik itu menjalankan rencana liciknya? Dia bahkan tidak tahu apa rencana Juliette, membuat Cleobee ikut frustasi memecahkan masalahnya.

"Gi-gimana kalau sampai Polisi tadi tahu aku bawa narkoba, mungkin aku di penjara!" racau Harvey.

Cleobee menggelengkan kepalanya, lalu meraih kepala lelaki itu supaya memandang wajahnya. Secara perlahan ia mengarahkan Harvey supaya bernapas dengan rileks, agar pikirannya kembali tenang.

"Sayang ... Kamu yang tenang ya, ini bukan barang kamu! Jangan takut ... Ada aku di sini, tolong tenangkan pikiran kamu dulu."

Harvey sendiri bingung, mengapa secara tiba-tiba dia menjadi sangat takut pada hal yang tidak dia lakukan. Secara perlahan matanya terpejam pelan seraya menarik napas panjangnya, lalu membukanya kembali bersama perasaan yang jauh lebih tenang. Dia merasa lebih baik, ketika membuka matanya ada wanita yang sangat ia cintai tersenyum getir memandangnya.

"Sampai sekarang aku ngga tahu alasan cewek itu ngusik hidup aku. Kenapa? ... Apa setelah yang semua aku lalui, aku ngga berhak bahagia?"

Cleobee menggelengkan kepalanya, semua orang berhak mendapatkan kebahagiaan, termasuk Harvey. "Siapa bilang? Kamu berhak, hanya orang-orang yang iri melihat keberhasilan kamu sampai akhirnya ngusik hidup kamu."

"Kalau cewek itu iri, dia bisa rehabilitasi supaya berhenti ngonsumsi narkobanya."

"Kita ngga pernah tahu pikiran manusia, kamu bisa orang lain belum tentu bisa."

Harvey tak menghiraukan ucapan kekasihnya, dia diam lalu tersenyum manis tanpa alasan. "Aku bangga punya kamu, Ay. Makasih banyak."

"I'm more proud to have you."

Mengakhiri perbincangan tersebut, Cleobee menarik tubuh lelaki itu dalam dekapan hangatnya. Untuk saat ini, memberinya kenyamanan adalah yang paling utama, mengalihkan pikiran negatifnya tentang sesuatu yang membuat rasa cemas kembali muncul. Hanya itu yang bisa Cleobee lakukan sekarang.

•••

Cleobee menghela napas panjangnya, melangkah masuk ke dalam asramanya, kejadian hari ini sangat membuatnya lelah. Ia butuh mengumpulkan banyak energi, untuk mengembalikan suasana hatinya.

"Iya, Jaxen! Lo mau berapa kali gue jawab sih? ... Iya! Gue sayang sama lo, anjing!" seru Olyvies yang sedang menerima telepon dari lelaki yang sepertinya sudah ia terima hatinya.

Jangan heran melihat gaya pacaran Olyvies yang terlalu frontal, sejak menjalin hubungan bersama lelaki itu dia hanya menganggapnya seorang teman. Selama masa pendekatan, dia lebih senang menjadi dirinya sendiri yang apa adanya. Bersyukur, Jaxen bukan tipe manusia yang harus bertutur kata baik dengan pasangan. Dilihat dari segi apapun, mereka memang cocok.

"Ngegas mulu sama yang baru jadian," celetuk Cleobee lalu meletakkan tasnya di atas meja, kemudian duduk di sofa panjang di ruang utama asrama mereka.

Olyvies menghela napas panjangnya, lalu mematikan panggilan itu kemudian memutar kepalanya memandang sahabatnya.

"Gue paling ngga bisa bersikap romantis atau lemah lembut, aneh banget! Apalagi gue lakuin ke Jaxen, to much cringe tahu ngga!" balas Olyvies.

"Lo nerima dia bukan karena terpaksa, 'kan?" tanya Cleobee mendadak ragu dengan pilihan sahabatnya.

"Ngga! Gue beneran suka sama dia, sayang, tapi kalau untuk cinta gue belum bisa."

"I know you, bisa di bilang lo sedikit trust issue sejak putus sama mantan lo di SMA."

"Yeah ... Gue paling ngga bisa sama perselingkuhan," jawabnya sedikit jeda. "And how about you? Lo baik-baik aja, 'kan sama Harvey?"

Cleobee menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. "Sejak masalah camping Minggu lalu, kita hampir ngga pernah berantem lagi."

"Juliette? ... Dia ganggu kalian lagi?"

Cleobee diam sejenak, setelah tidak mendapatkan gangguan siapa sangka kalau Juliette kembali berulah. Bahkan sangat fatal, mengingat reaksi Harvey tadi siang. Dia pun menghela napas beratnya lalu menggelengkan kepalanya, wajahnya tertunduk lesu.

"Hei ... Everything it's okay, 'kan?" tanya Olyvies khawatir.

Cleobee kembali mendongakkan wajahnya, ia berusaha tersenyum meski kesannya terpaksa. "Yang jelas, gue ngga akan biarin cewek itu ganggu Harvey lagi."

"Gue kira setelah satu Minggu lebih dia diam aja, dia beneran berubah. Tapi ... Gue ngga habis pikir ketika dengan rencana liciknya, dia masukin dua jenis narkoba ke dalam tas Harvey. Mana waktunya mepet sama Polisi, i mean like she's deliberately set up Harvey!"

Cleobee menarik napas panjangnya lagi, sebelum melanjutkan dia harus mengumpulkan semua energinya sebab obrolan ini sangat emosional. "Gue sengaja share cerita ini ke lo, ketika suatu saat terjadi sesuatu sama Harvey, lo bisa bantu kita."

Olyvies menganggukkan kepalanya, cukup mengagetkan ketika hidup mereka kembali diusik oleh wanita itu.

Suasana itu berubah menjadi hening, sampai akhirnya suara pintu yang terketuk memecah keheningan itu. Mereka kompak memandang kearah pintu, kemudian dengan gerak malas Cleobee berdiri dari duduknya menuju pintu itu.

Dia membukanya, dan cukup kaget melihat kedatangannya setelah mereka berpisah sejak 30 menit yang lalu.

"Sayang, kamu ngapain ke sini?" tanyanya.

Harvey hanya terdiam dengan wajah datarnya, lalu mengarahkan layar handphone-nya di wajah Cleobee. Baru saja base twitter menjadi ramai dengan sebuah cuitan mengenai kisah lama yang seharusnya terpendam, kembali diungkap di muka umum.

Cleobee terkejut membacanya, matanya terbuka lebar. Dia pun langsung merebut handphone itu supaya Harvey tak terkecoh karena postingannya.

"Itu aku, 'kan?" tanya Harvey pasrah.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 118K 64
Arsa itu ramah. Arsa itu hangat. Arsa itu lucu. Arsa itu punya banyak teman. Tapi itu dulu. Sekarang, Arsa itu dingin. Arsa itu pemarah. Arsa...
191K 18.7K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
455K 24.9K 40
Bermula dari pertemuan Kamilla Maharani siswi SMA Harapan Bangsa, dengan cowok sangar bernama Adrian Adinata Pratama si murid baru. Pertemuan mereka...
221K 19.8K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...