TRIPLE UPDATE NIH!!!
di bacanya pelan-pelan kayak biasa yaa, biar feel-nya dapet terusss!
oh ya, happy reading yaa! 😆
Enjoy!
[ Warning! little bit 🔞 ]
[ 🍓 ]
Bagaikan mimpi, kini sudah sudah berada di bawah kungkungannya.
Nafasnya tercekat, ketika pria yang sudah membuka coat nya itu berada di atasnya.
"Lepasin gue Brengsek.." ucap Jeongguk melirik dengan nafas tersendatnya.
Pria itu malah terkekeh geli, lalu mencuil kecil dagu Jeongguk dengan jari telunjuknya.
Meraba area pipinya, dan di cengkramlah kedua mulutnya itu.
"Tidak usah banyak tingkah, bocah." ucap pria itu dengan nada rendahnya.
Jeongguk, kini sudah tidak bisa berbuat apapun, karena demi Tuhan-untuk bergerak saja, Jeongguk tidak bisa, karena kedua tangannya, total di kunci oleh Pria ini.
Kim Yong Ju, itulah makhluk Bajingan yang Jeongguk temui hari ini.
"Gausah macem-macem, akhlak busuk lo bisa gue laporin ke polisi, sialan."
"What? Police?"
Pria itu pun sempat terkekeh kecil karenanya.
"—polisi mana yang akan berani menangkap saya? Hm?"
Lalu pria itu mengangkat sebelah alisnya dan terkekeh bagaikan iblis mendapatkan kemenangan.
"Tidak akan ku biarkan, polisi manapun menangkap saya begitu saja."
"Lo.." lirih pemuda itu.
Jeongguk berdecak ketika pipi yang sudah menggembulnya itu di usap halus.
"Bagaimana rasanya menikah dengan keponakan saya?"
"-are you happy?"
Tak menjawab, Jeongguk malah semakin mengatur nafasnya yang sudah mulai memberat.
"Jika dilihat-lihat sih, sepertinya Happy 'ya?"
"Apa berumah tangga dengannya menyenangkan?"
"Dan.."
"Apakah bermain dengannya juga menyenangkan?"
Jeongguk bertahan mati-matian saat tangan itu turun menuruni leher dan mencoba bermain-main di area dadanya.
Salah satu area ter-sensitif di tubuhnya, yang akan menegang jika di sentuh sekecil apapun.
"Tidak usah ditahan, dikeluarkan saja desahannya, ayo?"
"Ngga sudi gue mendesah di bawah lo, bajingan!"
Lantas pria itu malah terkekeh rendah, dan semakin bermain di kedua dada nya Jeongguk.
Sialan.
Jeongguk berani sumpah, dia tidak bisa mengalami hal buruk seperti ini. Sungguh diluar dugannya.
Dirinya, benar-benar merasa di lecehkan.
"Bajingan.."
"-gue bilang berhenti, sialan." ucap Jeongguk sambil menatap kedua mata pria itu dengan ekspresi marahnya.
"Baik, saya akan berhenti."
Tangan itu memang benar-benar berhenti, tapi tidak untuk pergerakan selanjutnya yang malah menjulur semakin ke bawah.
Mengusap perut yang menonjolnya dengan pelan, sambil menampakkan ekspresi gila nya itu.
Lalu, yang Jeongguk rasakan kini adalah satu tangan itu, mengusap area kejantanannya secara perlahan di atas fabrik pakaian yang masih Jeongguk kenakan kini.
"Kamu tau? Alasan saya memanggilmu kemarin?"
Jeongguk tak menjawab, ia sudah tidak sudi menjawab pertanyaan dari pria brengsek seperti nya.
"Karena saya.."
"-ingin benar-benar merasakan juga, apa yang menjadi incaran saya sedari dulu."
Pria itu tersenyum, lalu tangannya kini sibuk bermain di area privasinya sambil menampilkan ekspresi kemenangannya.
"Tidak hanya keponakanku yang akan mendapatkan apa yang dia mau."
"Tapi, saya juga tidak akan kalah darinya."
"Dan maybe.. Bisa mendapatkanmu hari ini?"
Pertanyaan yang di ucapkannya, membuahkan hasil tawaannya yang menggelikan.
Jeongguk sudah muak sekali dengan permainan gilanya itu.
Lalu, ketika kakinya akan mencoba menendang wajahnya, tiba-tiba saja pergerakan tersebut di tahan kuat oleh tangan dan tenaganya.
"Jangan main-main dengan saya, Jeon Jeongguk." ucap pria itu penuh penekanan.
Sungguh, Jeongguk sangat tidak ingin ada berada dalam lingkup menyeramkan seperti ini, dia sudah ingin kabur dari sini, tapi-rasanya susah sekali.
Terdengar suara gesper yang di buka nyaring, Jeongguk melototkan matanya lebar dan melihat ke arah bawah-ternyata pria itu kini sedang mencoba membuka celananya.
"Mau ngapain lo brengsek.." ucap Jeongguk dengan nada marahnya.
Pria itu tidak menjawab, ia malah lebih fokus untuk membuka celananya, dan mengeluarkan kejantanannya disana.
Jeongguk sempat melihat area privasi itu, kini dia memejamkan matanya, karena untuk melihatnya saja Jeongguk sangat tidak sudi.
Terasa di tubuh Jeongguk, pria itu kini asik menggoyangkan kemaluannya di atas area milik Jeongguk yang masih terbungkus pakaian itu.
"Stop.."
"Gue mohon stop, please.." ucap Jeongguk dengan nadanya yang sudah bergetar ingin menangis.
Tapi apalah gunanya suaranya kini? Jika pria itu kini malah lebih leluasa menggesekan miliknya tepat di atas milik Jeongguk.
"-ahh.." desahan itu sangat jelas terdengar di telinga Jeongguk.
Berkali-kali Jeongguk memohon untuk berhenti pun, tak akan sepertinya pria itu menghentikan aksinya.
Pria ini, sudah benar-benar gila.
"Oh-shit.." umpatnya saat dirinya semakin kencang menggesekan miliknya tepat di atas miliknya.
Sangat begitu terasa, betapa besarnya privasi milik pria bajingan ini.
Namun Jeongguk, sama sekali tidak menikmati semua permainan gila yang dia lakukan terhadapnya.
Jeongguk semakin rancu, otaknya sudah tidak bisa berproses dengan baik.
Tangannya kini, sibuk memeluk perutnya, di dalam sana-ada buah hatinya dan Taehyung.
Yang sialnya, mungkin hanya dia satu-satunya nyawa, yang menjadi saksi atas kejadian gila yang Papa nya alami..
Jeongguk menangis tak bersuara.
Dia sudah benar-benar tidak berdaya.
Pikirannya, kini hanya tertuju pada suaminya-Kim Taehyung.
Membayangkannya saja, Jeongguk tidak bisa. Betapa marahnya Taehyung jika dia tau semua perbuatan busuk Pamannya ini.
Di bawah sana, pria bajingan itu semakin keras bermain, Jeongguk sama sekali tidak merasakan apapun, tidak ada ereksi, yang ada hanya ketakutan yang menyelimutinya.
Terdengar suara desahan panjang yang keluar, Jeongguk kembali memejamkan matanya semakin rapat.
Sangat-sangat tidak percaya dengan semua kejadian yang ia alami saat ini.
Pria itu, terdengar kembali memakai celananya dan mengaitkan gespernya.
Terkekeh ringan saat dirinya kembali merangkak ke hadapan Jeongguk.
"Tidak ada satu orang pun yang harus tau akan kejadian yang kita alami saat ini."
Pria itu mengelus kembali pipi Jeongguk dengan pergerakan sensualnya.
"Termasuk Kim Taehyung, suami mu."
Jeongguk menengan saat pria brengsek itu menyebutkan nama suaminya dalam perkataannya.
"Jika kamu beraninya mengadukan semuanya pada suami mu itu,"
"Jangan pernah berharap jika dia bisa hidup lama di dunia ini."
"Tidak hanya suami mu yang akan menjadi korbannya, tapi dia juga-"
Pria itu terasa mengelus perut Jeongguk dengan hati-hati.
"Jika kamu berani menceritakan semuanya, Kim Taehyung dan bayi kalian, akan menjadi incaran saya selanjutnya."
"Nyawa mereka, akan benar-benar melayang di tangan saya, jika kamu benar-benar melanggarnya."
Lalu pria itu terasa mencium pipi Jeongguk sekilas, sebelum akhirnya ia kembali berucap ;
"Kamu ingat ini baik-baik, anak manis."
"Dan, terimakasih, untuk hari yang begitu menyenangkan ini."
"Hanya membayangkan dari luar saja, kamu begitu bisanya membuat saya keluar dalam waktu yang secepat itu?"
"Apalagi kalau bermain di dalam? Akan senikmat apa lubang hangatmu itu memijat hangat milik saya."
Lalu pria itu pun kembali terkekeh,
"Membayangkannya saja, saya tidak kuasa."
"Bagaimana jika dilain waktu, kita merealisasikan itu semua?"
"-ide yang menarik, bukan?"
Pria itu, kini meraba area perutnya Jeongguk dengan hati-hati.
"Mungkin hal tersebut akan tertunda beberapa bulan, hingga bayi ini, keluar dari tubuhmu."
"Saya tidak akan setega itu, menggagahi orang yang sedang hamil seperti ini."
Lalu, pria itu beranjak dari tubuhnya. Maka-buru-buru lah Jeongguk bangkit dengan hati-hati dari atas kasur tersebut.
Sempat melihat cairan sialan yang ada di atas celananya tersebut.
Tapi tak memikirkannya lebih panjang, Jeongguk kini lebih memilih menyelamatkan dirinya dari makhluk brengsek itu.
Ketika Jeongguk sudah mencoba kabur dari kamar tersebut, suara rendah itupun kembali terdengar,
—Yang membuat Jeongguk sempat mematung beberapa saat, sebelum akhirnya dia kembali melanjutkan jalannya dan keluar dari kamar itu dengan bebasnya.
"Ingat satu hal yang saya ucapkan tadi, jika kamu berani mengadu pada suami mu, kematiannya dan bayi kalian dapat dipastikan berada di tangan saya."
"Saya tidak akan pernah main-main dengan janji ini, manis."
Juga, Terlihat jelas oleh Jeongguk, jika pria itu kini sedang memainkan santai satu pistol di tangannya.
Sesuatu buruk apa yang pernah Jeongguk lakukan sebelumnya? sampai dia bisa mendapatkan hal menyedihkan seperti ini??
[]
di kontrol emosinya, sayang.. 😅
kolom misuh-misuhnya masih tersedia kok! ^^
speechless? dan masih ngga percaya ya? hehe..
Kalo kalian penasaran sama kelanjutannya, jangan lupa ramein dulu vote dan kolom komentarnya yaa!!
see you! 😆