RASYID

Od enyagain

10.5K 1.8K 429

Di tengah gempuran orang-orang yang banyak memilih menikah muda, Rasyid masih asik jadi RT. Masih senang main... Více

SATU
DUA
MASALAH MULAI DATANG
JADI PIHAK KETIGA
JAMINAN JOMBLO
KEKACAUAN
RASYID SI ANAK ORANG KAYA
DETECTIVE RASYID
ANEH
RUMOR
RASYID PENGEN NIKAH
CALON PACAR
SITUASI SULIT
RASYID BERULAH
RASYID COSPLAY
JIWA KAYARA
KAYARA EROR
BUKAN JODOH
PERJUANGAN RASYID
RASYID SEBENARNYA
RASYID DENGAN TINGKAHNYA
KAMPUNG DUKU TEMPAT JATUH CINTA

NASIB RT

656 113 44
Od enyagain

Rasyid jalan paling tengah. Di samping kanan ada mpok Alpa pegang sapu lidi, ada mpok Nina pegang sapu ijuk. Sebelah kiri ada mpok Hindun pegang serokan, ada Ayu pegang gagang pel. Ambu, jalan di belakang bawa tongkatnya. Rasyid dengan tangan kosong, oh jangan lupakan pakaiannya yang selalu serba baju bola. Katanya sih cita-cita Rasyid jadi pemain basket, makanya Rasyid senang pakai baju bola. Memang aneh manusia satu ini.

"Assalamu'alaikum pak Lurah!!" Kini semua warga yang semula sedang duduk asik menyaksikan kampanye Lurah, di buat kaget melihat RT datang.

"Waalaikumsalam pak Rasyid." Panggilan ini sangat mengusik pendengaran Rasyid. Padahal Rasyid tidak suka kalau di panggil pak. Makanya para warga memanggilnya abang rt. Kemauan Rasyid sendiri. "Kenapa ini datang-datang bawa alat bersih-bersih?"

"Mau bersihin kemunafikan orang." Rasyid menoleh ke arah samping. Mpok Alpa emang main terobos aja. Belum juga mulut Rasyid mangap, main serobot aja.

"Kampanye pak Lurah udah selesai?" Lurah Sidik mengangguk tersenyum. "Begini pak, saya mau tanya. Kenapa Ayu di larang hajatan di lapangan?"

"Pak Rasyid sebelumnya saya minta maaf, tapi ini demi kebaikan para warga. Kalau mau hajatan, bisa di halaman rumahnya"

"Kan, pak Lurah tau rumah saya di dalam gang. Mana bisa di pake buat hajatan." Sela Ayu dengan wajah kesalnya. Semua mengangguk setuju. Memang ada yang salah dalam diri Lurah ini. Rasyid curiga kalau Lurah tersebut bisa saja mau mempersulit warganya. Oh tidak akan bisa ia biarin.

"Ayu, lapangan buat main bola. Masa lapangan buat hajatan? Kasian warga kalau lapangan buat main di pake hajatan."

"Bentar deh, yang mau nikah si Ayu, yang mau hajatan si Ayu, yang biyaya calon suami si Ayu, urusan sama warga apa?" Lurah Sidik diam membisu. Mulut Rasyid memang melebihi omongan ibu-ibu.

"Pak Rasyid, berhubung lapangan itu bukan milik salah satu warga jadi--

"Si Ayu pake sehari doang elah, napa lo yang ribet?" Kalau sudah keluar gaya Rasyid yang tengil, percayalah para ibu-ibu langsung nonton. Lihat saja, yang tadi sudah pada pegang sapu dan alat lainnya, langsung mengambil kursi duduk menyaksikan perdebatan RT dan Lurah.

"Pak Rasyid, ini sangat mengganggu kenyamanan warga. Lebih baik tidak ada resepsi kalau tidak memungkinkan."

"Kenapa lo yang ngatur? Gue lihat, lo selalu begini sama warga gue." Kan, titisan sadis keluar. Harusnya tadi mpok Alpa bawa makanan. "Itu lapangan milik lo?"

"Pak Rasyid--

"Siapa pemiliknya? Perlu gue beli?" Semua terdiam membisu. Siapa yang tidak tau dengan latar belakang seorang Rasyid yang menjadi RT di kampung DUKU. Semua tau Rasyid adalah anak pengusaha dan dia jadi RT karena gabut, capek katanya nganggur terus. "Diem kan, kagak usah jadi Lurah. Cocoknya jadi tukang ngutangin."

"Pak Rasyid tolong jangan mempersulit. Saya harap pak Rasyid paham."

"Kagak. Gue kagak paham. Emangnya itu lapangan mau tiap hari di pake main bola?"

"Pak Rasyid--

"Sehari. Si Ayu pake cuma sehari, kaga seminggu. Pinjemin."

"Maaf Pak, saya tidak bisa mengijinkan."

"Kagak perlu ijin lo, lapangan bukan milik lo." Semua mengangguk setuju. Lalu melihat orang-orang Lurah yang mau menghadang Rasyid, para ibu-ibu siap siaga berdiri di depan Rasyid. Alat-alat bersih sudah siap siaga di pakai.

"Lurah. Perkara lapangan kagak ada hubungannya sama Lurah. Pake ijin RT udah cukup." Sewot mpok Hindun, beliau bahkan maju ke arah Lurah Sidik. Wajahnya yang galak nampak jelas. Lurah Sidik lupa bahwa ibu-ibu adalah spesies yang sulit di lawan. Apalagi mpok Hindun terkenal dengan suara yang keras.

"Nah, bener kata mpok Hindun. Lagian sehari doang, ribet banget." Sela mpok Nina yang di angguki semuanya. Ini para warga sudah tau tabiat tiga ibu-ibu tersebut. Mpok Nina yang selalu bawa info tentang warga kalau-kalau ada masalah. Mpok Alpa yang akan mencari solusi agar masalah warga bisa di selesaikan. Dan mpok Hindun yang akan memutuskan kesepakatan. Ambu yang memberikan ijin. Sedangkan Rasyid? Ia sebagai RT akan memimpin keinginan para ibu-ibu. Sangat kompak sekali.

"Maaf ibu-ibu, bukannya saya pelit---

"Emang lo pelit, sejak kapan lo baik sama warga? Udah lo diem aja di rumah, kagak cocok jadi Lurah." Serah Rasyid yang mulai jengah. Para ibu-ibu langsung mundur teratur. Mereka tau kalau Rasyid mode seperti ini, mulutnya lebih pedas dari mpok Alpa.

"Pak Rasyid, sepertinya perkara ini sudah saya putuskan. Bahwa jangan memakai lapangan bola untuk hajatan."

"Gue kagak butuh keputusan lo. Pokoknya si Ayu pake lapangan buat hajatan. Titik kagak pake koma."

"Pak Rasyid---

"Ngomong satu kata, anak buah lo, gue karungin semuanya."

"Tolong dengarkan---

"Kagak. Gue kagak mau denger."

"Pak, tolong jangan---

"Perlu gue sewa?"

"Di sewa?" Ibu-ibu berhenti menoleh ke arah Rasyid dan Lurah Sidik. Mereka semua sejak tadi menyaksikan perdebatan antara Lurah dan RT yang super tidak jelas.

"Iyah. Gue sewa tuh lapangan sehari, terus gue viralkan di sosial media, mampus lo jadi lurah di hujat." Para ibu-ibu lega menghela nafas. Mereka pikir Rasyid benar-benar akan menyewa lapangan. Oh melupakan fakta bahwa Rasyid si licik mana mau rugi.

"Pak Rasyid, tolong jangan membuat semua kacau. Ayu bisa pake halaman rumah orang lain atau tetangga."

"Oke. Ayu pake halaman rumah lo, gimana?" Baiklah Lurah kehabisan kata-kata. Ia baru kali ini menghadapi RT super menyebalkan. Benar-benar menguras otak dan menahan emosi. "Kagak mau? Ya udah pake lapangan."

"Kenapa pak Rasyid tidak menawarkan gedung. Pak Rasyid anak orang kaya." Mulai lagi si Lurah. Lama-lama memberikan sinyal untuk jadi musuh. Rasyid yang tadinya niat hanya ingin membantu Ayu, malah harus menghadapi sejenis Sidik yang keras.

"Gue bisa aja. Terus orang-orang yang mau kondangan gimana? Ngga semua punya kendaraan dan duit. Kalau di lapangan, semua bisa menikmati. Lo kata gue nggak mampu sewa gedung? Bayarin kuburan buat lo aja, sangat sedia."

Ibu-ibu yang sejak tadi diam bingung karena perdebatan antara RT dan Lurah, kini tegang mendengar kata terakhir Rasyid. Bahaya, Rasyid sudah terlihat serius berdebat dengan Lurah.

"Pak Rasyid, saya--

"Bacot satu kata lagi, rumah lo tinggal tanah." Kacau, Rasyid mulai terbawa emosi. Sedangkan Lurah Sidik menatap Rasyid dengan tatapan kaget. Lurah Sidik pergi begitu saja tanpa pamit. Bahkan menoleh saja tidak. Rasyid menyisir rambutnya ke belakang, ia puas merasa menang. Ketika berbalik badan, Rasyid mendapatkan tatapan horor dari para warga. Mampus, ketahuan sudah sifat aslinya. Padahal Rasyid di kenal sebagai RT yang bijak dan sabar. Dan barusan apa? Justru Rasyid seperti sedang menjadi preman.

"Dahlah bang, minum aja." Rasyid menerima jus melon, ia langsung meneguk sekali tegukan. "Napa lagi?"

"Lagi emosi gue sama Lurah Sidik jari. Dia kagak capek apa jadi Lurah?"

"Dari dulu emang si Sidik tuh anaknya ambisius."

"Kalau masalah ambisius, gue kagak peduli. Lah masalahnya dia demen banget ngurusin perkara warga. Apalagi kalau udah nyusahin warga gue, pengen gue cekik."

"Ya, makanya jabatan erte gue kasih buat lo."

"Mata lo!!" Shila terbahak kencang. Beginilah nasib Shila. Dulu Sasi, setiap kesal atau marah, nongkrong ke tempat Shila. Sekarang Rasyid, bisa-bisa sampe Shila punya anak, akan ada lagi keturunan Sasi yang nongkrong di toko kue miliknya. "Gibran kagak jemput?"

"Lagi banyak klien."

"Keren juga suami, lo." Siapa sangka Shila akan menjadi istri dari seorang Gibran musuh Sasi yang doyan gibah. Namanya jodoh, mana ada yang tau. Terlebih jodoh Rasyid, siapa yang tau.

"Cuma lo doang yang kagak sibuk." Suara seseorang yang merasa dejavu bagi Rasyid. Kenapa Kayara harus muncul di saat seperti sekarang? Rasyid hanya menoleh sedikit, lalu memakan kue.

"Banyak pasien?" Tanya Shila memilih duduk di samping Kayara. Rasyid sibuk dengan dunianya sendiri. Makan kue paling nikmat dengan jus, mantep emang. Bahkan Rasyid tidak peduli dengan obrolan mereka. "Ada apa?"

"Gue batal nikah." Makanan Rasyid menyembur karena kaget. Batal nikah katanya? Keren juga seorang Kayara, tau-tau sudah punya calon. Baiklah, ia lebih baik jangan ikut campur masalah orang lain.

"Karena?"

"Orang tua Sam, nggak bisa terima keaadan gue" Shila menyodorkan air menireal ke arah Kayara. Suasana menjadi canggung.

"Kenapa sama keadaan orang tua, lo?."

"Gue anak yatim-piatu, orang tuanya nggak bisa nerima." Rasyid sampai tersedak, ini obrolan macam apa? Ia merasa ada di suasana kurang enak.

"Bentar deh." Kata Rasyid, ia menarik kursi agar badannya ke arah Kayara. Padahal tadi ia sama sekali tidak berniat untuk ikut campur. "Hubungannya sama lo anak yatim-piatu, apa? Nikah ya, nikah."

"Orang tuanya nggak mau punya menantu Yatim-piatu, begitu babang Rasyid."

"Lebay amat." Rasyid kembali mengunyah kue miliknya. Otak mendadak beku, alasan macam apa itu. "Cerita sama si Sasi, pasti ada solusi."

"Udah"

"Apa katanya?" Tanya Shila yang ikut penasaran, Rasyid mengangguk ingin tau juga

"Tinggalin, dia nggak pantes buat gue. Kata Sasi, kalau anak terlalu nurut sama ibunya, yang ada gue ngebatin."

"Nah bener kata Sasi, kalau nanti suami lo terlalu manut sama orang tuanya, lo sendiri yang sakit hati. Bener, mending tinggalin."

"Termasuk jangan nikah sama lo?" Shila langsung berdiri, ia tidak mau menjadi saksi tiga tahun lalu Kayara gombalin Rasyid, dan berakhir Canggung.

"Kenapa gue?"

"Lo juga nurut banget sama nyokap lo, jadi gue nggak bisa nikah sama lo."

"Setan!!" Rasyid berdiri, ia menahan nafas se-saat. "Tiga tahun lalu lo gombalin gue, habis itu lo pindah ke luar kota. Jangan mulai."

"Emangnya--

"Gak tau. Gue pulang."

Teman-teman, Sasi udah masuk penerbitan 😂😂 do'ain ya.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

10.2K 1.9K 28
[End] [Complete] Menceritakan tentang dua insan berbeda gender. jiwa mereka tertukar setelah menemukan cermin tua yang terbalik di sebuah hutan. Liam...
60.8K 5.8K 20
lah kok jadi manusia?-Lee Heeseung 2024
9K 524 24
Judul : Heaven Official's Blessing Judul alternatif : Tiān Guān Cì Fú, Tian Guan Ci Fu, 天官赐福 genre : action, comedy, Drama , fantasy , shounen-ai ,x...
1.4K 165 25
[Villain Series #1] Mendekam di penjara dengan tuduhan pembunuhan tak pernah terpikirkan sama sekali oleh Inayat, gadis asal Kashmir yang terlalu men...