Pliss! Remember Me (END)

By anaknya-offgun

15K 1.4K 247

Bukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di t... More

prolog [PRM]
PRM 0
PRM 1
PRM 2
PRM 3
PRM 4
info
PRM 5
PRM 6
PENTING
PRM 7
PRM 8
PRM 9
PRM 10
PRM 11
PRM 12
PRM 13
PRM 14
Not update but, secret project
PRM 15
PRM 16
NEW FF
PRM 17
PRM 18
PRM 20
INFO ONESHOOT
PRM 21
PRM 22
PRM 23
PRM 24
PRM 25
PRM 26
PRM 28
PRM 29
WEDING DAY [END]

PRM 19

245 20 2
By anaknya-offgun

Seorang Wanita berambut sedada berlari larian di sebuah Mansion mewah milik sang Kekasih. Dia mendegar kabar dari Adik Kekasihnya jika penyakit sang Kakak kembali kambuh. Dia sebenarnya masih belum terbiasa dengan Jat Lag yang dia alami, tetapi keadaan Kekasihnya membuat dia menjadi khawatir dan segara pergi Ke Mansion itu.

Wanita dengan rambut higtlight pink metalic itu menekan kode sandi kamar Kekasihnya dan dia bisa mendengar beberapa percakapan yang sedang terjadi didalam sana. Dia membuka pintu tersebut dengan tergesa gesa hingga membuat semua yang ada di kamar Kekasihnya itu.

Chimon yang memang sedang duduk di samping kanan Kakaknya tentu langsung melihat Kekasih sang Kakak. Claire, ya Wanita yang berkeliaran di mansion ini adalah Kekasih dari Kakaknya White. Saat dia sampai di lokasi dimana White berada Kakaknya sudah diambang kesadaran dan melihat itu dia langsung menghubungi Claire untuk membantunya merawat sang Kakak, karena beberapa hari lagi tepatnya tiga hari lagi dia ada acara Kampus dan bahkan dia mulai sibuk sejak hari ini, maka dari itulah dia menghubungi Claire.

Claire membungkukkan sedikit tubuhnya memberikan hormat, meski dia hyperactive tapi dia berasal dari Keluarga yang mendidiknya dengan penuh rasa hormat. Semua yang disana membalas tundukkan hormat dari Claire dengan postur yang berbeda beda.

"What happens with him?" Tanpa basa basi Claire langsung menanyakan keadaan White yang saat ini sedang terbaring tidak sadarkan diri dengan terpasang selang okesigen serta infusan.
[Ada apa dengannya?]

"His kidney has complications again, he just needs to rest for a while but if his condition worsens he has to be taken to the hospital," jawab dokter Milk yang membuat Claire langsung duduk di samping kiri White sembari menggenggam tangan White yang terdapat infussan.
[Ginjalnya mengalami komplikasi lagi, dia hanya perlu istirahat sebentar tetapi jika kondisinya memburuk dia harus dibawa ke rumah sakit.]

"Just a reminder that the treatment he is undergoing is not curing the complications but rather to prevent various other diseases. I'm currently relying on White's memories, even the slightest bit of him getting the memories of his past would be fatal." Ini adalah hal yang tadi ingin dia katakan akan tetapi terpotonng dengan kedatangan Claire. Hal ini membuat semuanya terdiam, mereka memang tahu akan hal itu tapi berusaha melupakkannya karena White sendiri yang memintanya untuk tidak pernah membahas hal ini.
[Hanya mengingatkan kalau pengobatan yang dijalaninya bukan menyembuhkan komplikasinya melainkan untuk mencegah berbagai penyakit lainnya. saat ini saya bergantung pada ingatan White, sedikit saja dia mendapatkan ingatan tentang masalalunya maka itu akan menjadi hal fatal.]

Chimon memeluk tubuh White dari samping dan menyandarkan kepalanya pada dada White. Air matanya tidak bisa dia tahan setiap kali dia mengingat kalau White yang merupakan Kakaknya bisa mati kapanpun. Inilah sebabnya Chimon dan Ayahnya sejak awal berusaha tidak melibatkan White dalam pembalasan dendam ini karena takut akan membuat kondisi White justru semakin memburuk, walau pada akhirnya White tetap keras kepala mau terlibat dan hal itu membuat kedua orang tua serta yang lainnya menjaga White begitu ketatnya. Semua orang tau jika White mendapatkan kembali ingatannya walau sedikit itu akan membuat masalah di otaknya dan bisa berakhir dengan pemberhentin syaraf syaraf ditubuhnya.

"Uncle .... Can i?" pinta Claire menatap wajah Tuan Patthiyakorn yang terlihat berpikir mempertimbangkan sebuah keputusan. Pada akhirnya dia menggangguk mengiyakan permintaan calon Menantunya itu pada akhirnya dia harus sedikit menarik Putra Bungsunya yang sedikit enggan melepaskan sang Kakak begitu saja.

Kini dikamar White hanya ada Claire dan White. Suasananya hening dan sunyi, mengingatkan Claire pada kejadian yang membuat White hampir kambali meregang nyawa dan dia menunggu Kekasihnya sadar ditemani suara alat detak jantung Kekasihnya dan hal itu benar benar membuatnya ketakutan, dia bersyukur alat itu tidak ada ditubuh White saat ini.

Claire mengusap wajah Kekasihnya yang terlihat lebih pucat. "You don't deserve an ordeal like this," ucap Claire dengan sendu.
[Anda tidak pantas mendapat cobaan seperti ini]

Semua kenangan Claire bersama White berputar dikepalanya. Dimana White pingsan demi memenuhi keinganannya yang ingin ditemani berkeliling Universitas untuk menyebarkan undangan ulangtahunnya. Dimana White dengan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghajar seseorang yang hampir melecehkannya, dan dimana White mengatakan akan segera melamar dirinya untuk mengikat seseorang yang dia cintai itu. Claire benar benar berharap jika ada keajaiban untuk White, dia benar benar tidak tega melihat Kekasihnya seperti ini. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Seseorang yang akan segera menjabat sebagai Tunagannya itu, tapi apapun itu dia yakin jika yang terjadi pada kekasihnya benar benar buruk. Cinta mereka kuat dan mereka yakin mampu untuk melewatinya bersama sama, karena mereka saling mencintai.

Namun bisakah White mengingatnya? Kali ini ada seseorang yang ingin egosi agar White bisa mengingat siapa dia sebenarnya, dia Gun Kekasih Off hingga saat ini karena tidak permah ada kata putus yang terucap. Dia Gun yang hampir bunuh diri tapi diselamatkan Off. Dia Gun yang akan pergi dinner dengan Off. Dia Gun yang masuk Kuliah serta Fakultas yang sama dengan Off. Dia Gun yang hendak dilamar oleh Off. Dia Gun yang begitu menyukai Bunga Matahari. Dia Gun yang mengaku Gay di tengah Lapangan Sekolah. Dia Gun, Orang yang ditabarak oleh Keluarga yang kini justru menjadi Keluarganya. Andai Gun tahu apa yang sebenarnya terjadi, mungkin tidak akan ada yang tersiksa baik itu Off, dia, dan bahkan Claire. Bagaimana bisa dia akan bertunangan dengan Claire sedang dirinya sendiri masih berstatus Kekasih Off bahkan calon Tunangannya adalah Wantia padahal dia menyukai Pria.

Tay dan New sangat yakin, jika nanti kebenaran sudah terungakap tentang siapa dan kenapa dengan White maka pasti Off akan egois. Off akan mementingkan Ego dan juga Cintanya kepada Gun dan pasti akan memaksa Gun mengingat segalanya. Namun bagaimana jika Off tidak tahu akan konsekuensinya dan tetap memaksa Gun mengingat segalanya? Mungkin apa yang Off inginkan akan tercapai, Gun akan mengingatnya lagi, tapi kemungkinan terburuknya adalah Off juga akan kehilangan Gun lagi dan kali ini untuk selamanya.

Tubuh White menggeliat dan mulai keringetan. Itu semua tidak luput dari pengawasan Claire yang masih setia menggenggam tangannya. Hal seperti ini sudah sering terjadi dan dia tidak lagi panik seperti dulu saat pertama kali melihat White seperti ini. Hal yang White alami merupakan reflek dari tubuhnya yang sedang berada dibawah pengaruh Alam sadarnya, satu hal pasti yang Claire tahu adalah itu sebuah respon yang baik karena setidaknya syaraf syarafnya masih berfungsi dengan baik.

"I'm here, honey," bisik Claire tepat pada telinga White.

=====

=====

White berdiri, seorang diri ditempat dimana segalanya berwarna putih, tidak ada apapun disana kecuali dirinya. White berusaha berjalan untuk mencari jalan keluar, tetapi ruangan kosong berwarna putih ini membuatnya seperti hanya berputar ditempat yang sama. Dia mulai kebingungan karena tidak ada apapun disana dan hal itu membuatnya tidak bisa mendapatkan petunjuk.

"Dia bukan musuhmu." Setelah terasa begitu lama White berdiam seorang diri kini muncul sebuah suara. Namun perlahan sebuah cahaya terang muncul dan membentuk sebuah wujud.

White tertegun begitu dia melihat orang yang berwujud persis seperti dirinya, bahkan tidak ada celah perbedaan kecuali pakaian mereka. Tentu saja White sangat kebingungan dengan situasi yang ada saat ini, berbeda dengan sosok itu yang justru tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Kau, kau siapa?" tanya White yang justru membuat sosok itu terkekeh. Sungguh lucu situasi saat ini.

"Aku? Aku adalah kau dan kau adalah aku, hanya saja nama kita berbeda," jawab sosoi itu yang membuat White semakin bingung bahkan ketakutan karena sosok itu semakin berjalan ke arah White yang seakan akan terpojok padahal tempat ini tidak berujung.

"Kau White dan Aku Gun. Kita Orang yang sana tapi dengan nasib dan perilaku yang sangat berbeda. Kau mendapatkan segalanya White, Kekayaan, Keluarga, Teman, Saudara, psikiater, bahkan orang orang yang menyayangi dan melindungimu, sedangkan aku? Tidak banyak yang aku miliki karena aku hanya memiliki satu Sahabat dan satu Kekasih." Langkah Gun terhenti saat dia dan White benar benar berhadapan karena White menyadari jika Gun tidak memiliki bayangan seperti dirinya saat ini.

"Bayangan huh? Tentu saja aku tidak memilikinya White. Aku, aku selalu berusaha untuk menyelamatkan siapapun dan apapun, tapi kau bahkan dengan mudahnya membunuh mereka yang menghalangi jalanmu dengan begitu mudahnya. Inilah mengapa aku tidak memiliki bayangan, KARENA ITU SEMUA SALAHMU!" teriak Gun yang membuat White ketakutan karena dia merasa sedang melihat dirinya saat sedang emosi.

"A-aku tidak mengerti," sahut White dengan terbata bata bahkan kakinya serasa lemas.

"KARENA KAU AKU, SAHABATKU, DAN KEKASIH KU BERPISAH SELAMA EMPAT TAHUN INI. KAU MENGHORMATI ORANG YANG SALAH WHITE, ORANG YANG KAU HORMATILAH YANG SUDAH MEMBUAT KITA SEPERTI INI, TERPECAH MENJADI DUA SEPERTI BENAR BENAR KEMBAR! KITA TIDAK BUTUH SEMUA YANG KAU MILIKU SAAT INI, YANG KITA BUTUHKAN HANYA SAHABAT DAN PACAR KITA!"

"Ini sudah bertahun tahun Gun! Apa kau tidak berpikir jika Kekasihmu sudah bersama dengan yang lain?" White juga mencerca Gun walau tidak sekencang amukan Gun.

"KAU SALAH WHITE, LAGI LAGI KAU SALAH! KEKASIHKU BAHKAN MEMAKSA SAHABATKU UNTUK TERUS MENCARIKU PADAHAL DIA MENYAKINI AKU SUDAH MATI! KAU BODOH TIDAK MENYADARINYA, DIA HANYA BIMBANG KARENA KAU TIDAK BISA MENGINGAT SEGALANYA!" Dada White dan Gun memburu. Sebanarnya ada apa kenapa bisa seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi? White tidak bisa mengerti satu pun.

"Sayang, kumohon, apa itu benar benar kau?" Sebuah suara lain terdengar diantara kedua jiwa itu. Gun terkekeh sinis kepada White saat dia mendengar suara itu.

"Kau dengar itu? Tidak kah kau sadar kau kehilangan sesuatu? Tidak kau sadar kau seolah selalu mendengar sesuatu? Kekasihku, suara Kekasihku terus menggema disini selama empat tahun tapi kau justru berkencan dengan orang lain!" White kembali terdiam. Amnesia itu membuat White kesulitan dalam menerima informasi baru.

Suara itu pria, meski dia tidak tahu itu suara siapa tapi White tahu itu Pria. "Kau, kau Gay?" tanya White yang membuat Gun hendak memukul wajahnya namun dia tahan.

"Ya, lalu kenapa? Pergilah aku mulai muak melihat kau yang seolah olah menguasai hidup ku padahal kau hanya benalu." Sungguh selama Gun bersama Off dia tidak pernah berkata seperti itu seolah ada sesuatu yang menahannya untuk berkata seperti itu.

"Aku tidak mengerti, ku mohon beri aku petunjuk, kumohon biarkan aku mengembalikkan segalanya," sesal White yang entah mengapa benar benar merasa bersalah. Dia seolah tahu jika dirinya tidak berhak mengambil alih segalanya.

"Aku tahu konsekuensinya kau mendapatkan ingatan ingatanmu. Aku tidak akan membiarkan kau membunuh kita semua sebelum kau mengembalikan Kekasih dan Sahabatku. Namun jika kau ingin petunjuk maka, 'kau adalah permataku, permataku yang begitu indah sangking indahnya aku merasa seolah memiliki duniaku sendiri.' Hanya itu." Tangan Gun berada tepat dikedua sisi bahu White, mencengkram erat menyalurkan amarah.

"Kau sudah melakukan banyak kesalahan. Tidak perlu mengingat tapi awasi, perhatikan, dengarkan, dan dengarkan saran atau pendapat orang orang, jangan salah lagi karena jika kau salah lagi maka segalanya akan semakin menjauh dan jika itu terjadi maka aku akan benar benar memaksa siapapun untuk membuatmu mengingat segalanya, tidak perduli jika kita akan mati pada akhirnya," ancam Gun dengan penuh penekenan disetiap perkataan dan inilah pertama kalinya White takut pada lawan bicaranya.

Gun bisa melihat raut kebingungan dari wajah White. Namun dia sudah muak melihat versi lain dari dirinya itu dan lagi dia masih harus berusaha meyakinkan Kekasihnya entah bagaimana caranya padahal dia terkurung disatu titik kecil ruang ingatan dirinya sendiri.

Gun mendorong tubuh White persis seperti dia mendorong tubuh Off empat tahun yang lalu. Dalam dorongan itu, Gun menitipkan sejuta harapan agar White bisa membantunya membuka ruang ingatan itu lagi walau entah apa yang akan terjadi nantinya.

*
*
*
*

Jujur chapter ini keknya chapter ter gakjelas karena ini bener bener sempetin buat update ditengah gempuran kesibukan mimin karena izin sakit pas kecelakaan itu. Maafkan mimin ya guys, nanti aku usahain akan lebih baik lagi. Kalo kalian anggep chapter ini cringe atau bahkan gak bisa dipahami gpp banget kok karena aku sendiri bingung nulis apa ini sebenernya.

Continue Reading

You'll Also Like

41.9K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
112K 10.1K 34
Bright tidak terkejut ketika melihat tunangannya bangkit dari kematian. Ia tak memiliki perasaan apa pun kepada pemuda itu. Akan tetapi sesudah kejad...
167K 17.9K 25
bright kembaran bian yang disuruh menjaga kekasih bian gimana reaksi bright saat menjaga kekasih kembaranya sendiri??? Begin: 5 Mei 2020 End: 18 Mei...
70.7K 7.9K 66
Hanya berisi segala kebobrokan rakyat Raikantopeni. Selamat Menikmati✨