"Hai, what's you're name? You're not European or American? You're very beautiful!"
"I'm Revela Franceska Nasution. No, I'm Asian. I'm crossbreed Indo-Libanon. And you?"
"Christian Lander, Canadian. Just call me Tian!"
"I love you, Revela! Do you be my girlfriend?"
"Yes, I do! I love you too ... so much!"
"HAHAHA! Sejak pacaran denganmu aku jadi pandai berbahasa Indo!"
*
Dengan mata tertutup wanita itu terus gelisah.
"Tiaaan ... Christian ... jangan." Revela terus meracau tak jelas dengan peluh bercucuran.
*
"Baby. Sebaiknya kita putus!"
"Tapi kenapa? HUUHUHUU! Jangan tinggalkan aku ...! Aku tak bisa hidup tanpamu!!"
"Aku ingin Sungai Charles ini menjadi saksi cintaku padamu! CHRISTIAAAN I WILL ALWAYS LOVING YOU!! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
*
"HONEY WAKE UP!"
Revela membuka mata perlahan. Tampak pria tampan berpiyama hitam tengah mendekapnya. Ia meraba tubuhnya yang sudah mengenakan gaun tidur. "Kau mengganti bajuku Mas?"
"Iya. Mas ingin kau tidur dengan nyaman. Kenapa kau berteriak dan terisak?"
"Aku selalu mimpi buruk tiap kali depresi!"
"Ya sudah. Besok kita ke psikiater."
"Tidak! Aku tak gila Mas!!"
"Mas tak mau melihatmu menderita lagi!"
"Kalau begitu ceraikan aku!"
Pierre tak menggubris. Ia beranjak dari tempat tidur mengambil satu sloki wine. Pierre mencoba untuk tak emosional. "Tidurlah Sayang, ini sudah malam!"
"Aku tak mau! Seharian ini aku tidur terus!" Revela menyibakkan selimut beranjak dari tempat tidur lalu bergegas ke toilet. Tak lama ia sudah mengganti gaun tidurnya dengan setelan kasual. Pierre kaget melihatnya.
"Kau mau kemana? Ini sudah lewat tengah malam!"
"Aku ingin ke bar! Minum-minum seperti Mas! Apa tak boleh? Bukankah kemarin Mas bilang aku bebas melakukan apa saja?!"
PRANG!!
Pierre melempar gelas kaca dan botol berisi wine secara bersamaan. Namun Revela tetap berlalu menuju bar.
"AAAAAARRRRGGHH!!"
KRAKK
Pierre melampiaskan kekesalan memukul cermin didepannya. Bulan madu telah hancur berantakan karena sang istri selalu meminta cerai. Tak lama Jordi datang setelah Pierre meneleponnya.
"Kenapa tangan anda berdarah? Apa nyonya yang melakukannya??"
"Hati-hati dengan mulutmu, Jo!"
"Aku tak kan tinggal diam jika seseorang menyakiti anda! Sekalipun itu nyonya!"
"Terimakasih atas kesetiaanmu. Tapi kau jangan pernah menyakiti istriku!" Jordi terdiam. "Aku ingin kau menyelidiki masa lalu tuan Lander. Nyonya sekarang menuju bar. Ikuti dia!"
Jordi segera melaksanakan tugas. Pierre menghubungi seseorang.
Belgia 2.00 AM
Indonesia 9.00 AM
Markus: "Anda tidak tidur? Bagaimana bulan madunya, apa Tuan bahagia?"
Pierre terdiam.
Markus: "Ada apa? Ceritakan saja!"
Pierre mulai bercerita pada orang satu-satunya yang ia percaya.
"Begitulah aku bingung! Apa aku harus menceraikannya tapi aku tak bisa hidup tanpanya!"
Markus: "Ya sudah apapun yang terjadi jangan menceraikannya!"
"Tapi dia tak mencintaiku!"
Markus: "Cepat lambat nyonya pasti mencintai anda!"
Bulir bening menetes dari pria yang tak pernah mengeluarkan air mata seumur hidup. Pierre terkekeh pelan. Panggilan ditutup. Laki-laki itu mulai terisak.
*
Wanita depresi itu melampiaskan tekanan jiwanya berjoget bersama orang-orang di klub. Alunan musik begitu memekakkan hingga harus berteriak jika mengobrol.
"REVELA HENTIKAN!" teriak Alfian.
"AYO JOGET BERSAMAKU!"
"KAU GILA! AKU TAK PERNAH MELAKUKANNYA!!"
"COBALAH INI ASIK SEKALI! YUHUUU!!" Revela memutar tubuhnya melakukan gerakan seksi dengan wajah binal mengedipkan satu mata hingga Alfian tak tahan.
Ini sungguh gila!!
"BAIKLAH! AKU AKAN COBA!!"
Revela dan Alfian berjoget bersama. Mereka tenggelam dalam festival musik di pub. Hingga tak sadar Jordi memotretnya. Mengirimkan foto-foto mereka pada Pierre.
BRUKK
(Revela menubruk seseorang)
"I'M SORRY!"
"REVELA?"
"JUSTIN? HEI!" Revela mengalungkan kedua lengan ke leher Justin. "AYO JOGET BERSAMAKU!"
"KAU HARUS PULANG REVELA! DUNIA INI TAK COCOK UNTUKMU!!" ucap pria berdarah Amerika-Belgia memeluk pinggang wanita itu.
Melihat mereka begitu akrab Alfian terbakar api cemburu. Ia menarik pinggang Revela dari tubuh Justin. Memeluk pinggangnya seperti yang dilakukan Justin. Justin baru sadar akan pria dibelakang Revela. Alfian semakin mempererat pelukannya hingga tubuh mereka menempel erat.
"KAU APA-APAAN SIH! LEPAS!"
"KAU MILIKKU REVELA! AKU SANGAT MENCINTAIMU! SELINGKUHANMU HANYA AKU SEORANG!"
"KAU GILA!!" Revela mencoba melepaskan tubuhnya dari dekapan Alfian yang terus berusaha menciumnya.
BUGH
Tiba-tiba sebuah pukulan keras mendarat di wajah Alfian hingga jatuh tersungkur.
"CUH!" Alfian mengeluarkan darah yang keluar dari mulutnya. "BRENGSEK!"
Alfian berdiri langsung menghantam Justin. Mereka berkelahi dengan sengit. Semua orang menjadi gaduh hingga musik berhenti. Terjadi kekacauan di pub.
"OPPA HENTIKAN!"
"Oppa?? Apa benar dia selingkuhanmu?" tanya Justin.
"Ya, aku SELINGKUHAN SATU-SATUNYA dan kau BUKAN SIAPA-SIAPA!!" jelas Alfian.
Justin kembali melayangkan pukulan. Mereka kembali berkelahi. Revela mencoba melerai. Namun usahanya sia-sia. Tiba-tiba seseorang menarik lengannya dari belakang dan membekapnya.
"AYO PULANG!!"
Revela terbelalak mengetahui sosok itu adalah suaminya. Pierre menggendong Revela ala fireman. "LEPAS!" Revela memukul punggung Pierre.
"OPPAA!!" teriak Revela membuat pemuda tengah beradu jotos itu berhenti.
"REVELA!!" Alfian mencoba mengejar Pierre. Namun Jordi menghentikannya.
"CIH! Kau lagi! Aku belum membalas pukulanmu! Ayo kita lanjutkan!" Mereka berdua pun berkelahi. Justin tak ikut campur. Ia mengepalkan tangan menatap tajam Pierre yang membawa paksa Revela.
*
Hotel
Dengan amarah Pierre
membantingkan Revela keatas ranjang.
"Kau begitu murahan! Peluk sana-sini tanpa rasa bersalah sedikitpun pada suamimu?! Aku tak tau harus bagaimana lagi menghadapi istri bebal sepertimu!"
"CERAIKAN AKU!!"
PLAK
"AH!"
Sebuah tamparan keras meninggalkan bekas merah di pipi. Tangan Pierre bergetar hebat. "Ma-maafkan Mas Sayang ... Mas tak sengaja melakukannya!"
Revela terdiam. Matanya mulai memanas.
"Mas mohon, jangan mengucapkan perkataan yang membuat Mas naik darah. Mas takut menyakitimu ... kau tau betul sifat Mas!" Pierre mencoba menyentuh pipinya.
"Jangan sentuh aku!! Kau sungguh MENJIJIKKAN! Aku sudah bosan MELAYANIMU! AKU MEMBENCIMUU!!!"
Pierre merasa terhina akan perkataannya. "Jadi kau JIJIK jika AKU MENYENTUHMU??" Seringai licik terpatri. Pierre mengambil dua buah dasi dari dalam laci. Mengikat kedua tangan Revela dengan dasi-dasi itu ke atas ranjang. "KAU MENGINGINKAN DIRIKU YANG KASAR SEPERTI INI KAN?!!"
Revela ketakutan. "AKU MOHON! Jangan perkosa saya!!"
Pierre mencengkeram kuat dagunya. "Hah. Bagus sekali! 'JANGAN PERKOSA SAYA' kau selalu berkata seperti itu SEOLAH AKU INI PENJAHAT?!" Pierre semakin tak bisa mengontrol emosinya.
"Apa aku tak pantas MENYENTUH ISTRI SENDIRI?? Atau mungkin kau ingin disentuh pria lain?? Alfian? Justin? Atau Si bedebah vampir CHRISTIAN? Atau TIAN, seperti yang kau sebut dalam MIMPIMU ITU?? Memangnya aku tak tau HAH?!"
Pierre merobek pakaian Revela hingga tak sehelai kain membalut tubuhnya. Wanita itu mulai menangis.
"MENANGISLAH! SEOLAH AKU MEMPERKOSAMU! Itu yang kau mau kan?!"
Laki-laki temperamen itu sudah tak bisa mengendalikan emosinya. Ia menyetubuhi istrinya dengan kasar.
***
BERSAMBUNG 💖
Published Nov 2, 2022 8:44 PM