BLIND OBSESSION

By dandelion035

28.2K 1.5K 31

WARNING 21+(area dewasa) Seprai itu sudah tak karuan. Bantal, guling berjatuhan. Mereka bagai hewan buas, lia... More

1. Prolog & Cast
2. Hujan
3. Pertemuan
4. Mansion'21+
5. Alfian Shawn
6. Pertunangan'21+
7. Tinggal Di Mansion'21+
8. Pesta Lajang
9. Pernikahan Sempurna
10. Malam Pengantin
11. Lamborghini Countach
12. Hukuman
13. '21+
14. '21+
15. The Femme Fatale'
17. BRUSSEL
18. Newlyweds
19. Obat Perangsang'21+
20. Wafel
21. Khawatir
22. Obat Tidur
23. Hilang Akal
24. Christian
25. Depresi
26. Kabur
27. Mabuk Berat
28. Kehilangan
29. Pencarian
30. Mata Kucing
31. Pesta Perjamuan
32. Kesalahan
33. Festival Keukenhof
34. Akhirnya menemukanmu
35. Kembali Rujuk??
36. Kematian
37. Pembulian
38. Kematian Mommy
39. Penyelamatku
40. Perpisahan
41. PENJARA
42. Markas
43. Mati Suri
44. Bercerai
45. Beautiful Lady
46. Penawaran
47. Toxic
48. Penggeledahan'21+
49. Mina
50. Memainkan Peran
51. KAPAL PESIAR
52. Tersesat
53. Dia Masih Hidup
54. Terjun
55. Penyekapan
56. Persidangan
57. Pelacakan
58. Perang

16. Escargot

372 28 0
By dandelion035

MEDIA CORP

Sore itu Revela memasuki perusahaan Media Corp. Semua karyawan menatapnya penuh heran. Revela masuk kedalam kantor CEO. Para karyawan mulai bergunjing.

"Bu Revela kembali bekerja disini? Bukankah dia menjual dirinya pada konglomerat super sultan?"

"Very stupid! Kalau aku jadi dia, aku tinggal menikmati uang suamiku saja buat apa bekerja!"

"Aku kira beliau akan menikahi pak Alfian. Bukankah mereka ada affair?"

"Ssssttt jangan berisik kalau sampai didengar Bu Luna bisa bahaya. Dari dulu dia kan selalu ngejar Pak Alfian!"

Luna baru keluar dari pantry membuat mereka semua menunduk. "Apa Revela sudah datang?"

"Sudah Bu."

Bagus. Sebentar lagi posisi general manager akan menjadi milikku!

Ruang CEO

TOK TOK
(Suara ketukan pintu)

"Masuk!"

Seseorang masuk kedalam ruangan yang dipenuhi bunyi cetakan keyboard.

"Ada apa lagi Lun, tumben kau mengetuk pintu?" Alfian tetap fokus pada layar komputer.

Serasa tak ada jawaban, Alfian melirik ke arah pintu masuk. Laki-laki itu tertegun menatap wanita cantik yang berdiri didepan pintu.

"Op-pa," pekik Revela seolah sulit berbicara.

Alfian melepas kaca matanya berlari ke arahnya, memeluknya erat. "Aku sangat merindukanmu!"

Revela mencoba melepas pelukan Alfian.

"Jangan! Aku mohon tetaplah seperti ini!" Air mata jatuh tak tertahankan. Alfian semakin dalam membenamkan wajahnya ke ceruk leher wanita itu. Ia begitu takut jika Revela melihatnya mengeluarkan air mata.


"Op-pa!"

"Teruslah memanggilku oppa agar kau terus mengingatku!"

Tiba-tiba seseorang masuk dan melihat mereka. "Menjijikkan!"

Alfian cepat-cepat menghapus air matanya dan melepas pelukan. "Sudah ku bilang berulangkali padamu untuk mengetuk pintu jika masuk!"

"Hah! Kau sungguh MUNAFIK! Kau mengatakan jijik padaku sewaktu aku memelukmu dengan dalih mempunyai kekasih. Tapi apa yang kau lakukan padanya? Dia lebih menjijikkan dariku! DIA SUDAH BERSUAMI TAPI KAU MEMELUKNYA TANPA RASA JIJIK!!"

PLAK

"AHH!!" Luna mendapat tamparan keras dari Alfian.

"KELUAR DARI RUANGANKU!!" teriak Alfian. Luna terdiam mematung. "AKU BILANG KELUAR DARI RUANGANKU SEKARANG!!!"

Revela kaget. Barukali ini melihat sisi kasar Alfian. Ia hanya mengenal sosok Alfian yang lembut dan penyabar.

"Yang harusnya keluar ADALAH DIA!!" Luna menunjuk Revela.

"Lun, aku tak mengerti apa yang terjadi diantara kalian?"

"Aku sudah lama mencintai Alfian sebelum kau masuk kedalam hidupnya!"

"Tapi bukankah kau berpacaran dengan Kevin?"

"Aku tak mencintainya!"

"APA? Aku tak menyangka kau wanita yang seperti itu!"

"Sudahlah kau dan aku sama saja!"

"Apa maksudmu?"

"Bukankah kau menikahi Pierre hanya karena hartanya?!"

"Aku bukan wanita seperti itu!"

"Hah munafik! Kalian berdua sama-sama MUNAFIK!!"

"Sudahlah hentikan omong kosong ini!" lerai Alfian. "Ayo, kita pergi!" Alfian menarik tangan Revela namun Revela menghempaskannya.

"Aku kesini untuk menyerahkan jabatanku pada Luna! Perusahaan akan bahaya jika terus mengosongkan posisi itu! Besok suamiku akan membawaku ke Belgia. Aku tak tau kapan pulang!"

Revela meminta maaf kepada Luna dan Alfian. Revela memeluk mereka untuk terakhir kali. Setelah berpamitan, Revela meninggalkan media Corp dengan perasaan tenang.


*

Setelah memarkirkan mobil didepan mansion, Revela disambut Jordi. Bodyguard itu langsung membawanya ke ruang makan karena Pierre sudah lama menunggunya.

"Makanlah!" Pierre menunjuk hidangan yang disajikan diatas meja.

"Apa itu, Mas?"

"Escargot, makanan Prancis. Aku memasaknya khusus untukmu!"

"Kenapa bentuknya seperti bekicot? Baru melihat makanannya saja sudah mual!"

"Itu bagus untuk mengurangi kecemasan! Kau pikir Mas tak tau kau selalu terbangun tengah malam. Itu juga bagus untuk kesuburan. Biar kau cepat hamil!"

Hamil?? Itu tak mungkin karena aku selalu meminum pil KB!

"Kenapa diam saja? Kalau kau tak memakannya, Mas akan mencabut kebebasanmu!"

Sial!

Revela mencoba memakannya. Namun ia merasakan mual. "Hoekkk! Mas maaf aku tak bisa!"

"Kau harus belajar menyukai makanan Prancis. Waktunya sudah dekat untuk membawamu ke Prancis menemui kedua orang tuaku!"

"Tapi aku tak suka! Jijik, Mas! Aku benci siput! Sungguh menggelikan! Aku mual memakannya!!"

"Tak apa-apa nanti juga akan terbiasa. Cepat makan lagi, Sayang!"

Revela mencoba memakannya kembali. "Hoeek!" Revela menggelengkan kepala dan mengerutkan kening.

"Mas aku mual. Aku ingin ke toilet! Hoeekk!" Revela lari terbirit-birit ke toilet tanpa menunggu jawaban Pierre.

Setelah tak ada Revela, Pierre menginterogasi Jordi. "Jo, bagaimana orang yang kau suruh untuk mengintai nyonya? Apa dia berulah lagi?"

"Tidak Tuan. Nyonya hanya mengucapkan salam perpisahan dan memberikan jabatannya pada teman kantornya."

"Hanya itu??" tanya Pierre heran. Jordi terdiam untuk beberapa saat. "Ada apa Jo? Cepat katakan saja tak usah ada yang ditutupi. Aku benci kebohongan!"

"Nyonya-" ucapan Jordi terpotong karena Revela sudah kembali.

"Ssssttt, istriku sudah datang! Aku tak ingin dia tau, kalau aku menyuruh orang untuk mengintainya!" Pierre kembali menyantap hidangan yang tersisa.

*

Revela datang menjenguk Mina. Pelayan itu mencoba bangun. Revela membantu Mina mencondongkan tubuhnya.

"Kau sudah bebas dari hukuman. Makanlah ... kau pasti sangat lapar!"

"Terimakasih banyak Nyonya. Anda begitu baik." Mina segera memakan hidangan diatas overbed table yang dibawa Revela.

"Maafkan aku. Kau jadi seperti ini!"

"Tidak Nyonya. Saya tidak menjaga Nyonya dengan baik saya memang pantas dihukum."

"Menjaga adalah tugas pengawal. Untuk itu jika besok tuan memintamu ikut ke Brussel kau jangan mau ya?"

"Tapi aku tak bisa membantah perintah tuan."

"Kau beralasan masih sakit saja!"

Maaf Mina, jika kau ikut bersamaku aku tak bebas mencari Christian disana. Tian tunggu aku ... sebentar lagi kita pasti akan bertemu!


*

Keesokan harinya para pelayan dan pengawal mengantar kepergian mereka. Revela melihat Tomas yang sudah sehat kembali. "Tomas, kau sudah tak apa-apa?"

"Sudah Nyonya."

"Syukurlah! Sopir itu ... apa dia sudah baikan?"

"Tuan ... sudah memecatnya."

"APA??" Revela begitu terkejut. Ia merasa bersalah pada sopir itu. Revela membuka mulutnya hendak berbicara.

"Tomas, tolong panggilkan Mina!" Pierre mendahului pertanyaan Revela.

"Buat apa memanggilnya dia sedang sakit?!"

"Sayang, kau disana butuh seseorang menemanimu. Kita tak hanya berbulan madu. Mas juga ada perjalanan bisnis. Kalau nanti Mas rapat siapa yang akan menemanimu? Mas khawatir meninggalkanmu sendirian!"

Revela memutar kedua bola matanya.

"Tomas, coba cek apa Mina masih sakit!"

Tomas berlalu pergi menuju kamar Mina.

"Sudahlah Mas, aku sudah terbiasa sendiri. Di Amerika aku hidup sendiri selama 5 tahun! Dan aku jago bela diri, Mas tau kan?"

Tomas pun kembali. "Mina masih sakit, Tuan!"

Revela tersenyum tipis. Good girl!

"Ya sudah terserah, kau begitu keras kepala! Ayo kita berangkat!" Para pelayan mengangkat beberapa koper yang hendak dibawa pergi majikannya.

"Markus tolong laporkan perkembangan perusahaan setiap hari!" Pierre menepuk bahu Markus.

"Baik Tuan!"

"Dasar Labrador Retriever!" ledek Revela.

"Nyonya mengatai saya??"

"Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya!"

"Sayang! Hargai dia! Markus sudah seperti saudaraku sendiri!" Pierre menatap Jordi. "Ayo Jo!"

"Jordi ikut?? Kalau begitu kita tak jadi pergi!!"

"Haahh kau ini! Lalu siapa yang menjalankan pesawat jetnya jika Jordi tak ikut??"

Setelah cekcok berkepanjangan, mereka terbang ke Belgia bersama Jordi.

***

BERSAMBUNG 💖

Continue Reading

You'll Also Like

2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.1M 109K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.5M 38.2K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
570K 3.2K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.