Happy reading cantik<3
>>>•.•<<<
"Gimana liburannya? Amora seneng?"
"Keysha seneng banget, Bund." Keysha tersenyum lembut menatap wajah Safina dari layar ponselnya.
Setelah selesai dari joging pagi tadi, Keysha melihat panggilan masuk dari sang Bunda yang tidak terjawab. Dan sekarang anak dan ibu itu sedang melakukan video call.
"Syukurlah, kamu harus hati-hati ya disana. Inget, kamu lagi hamil, sayang." ujar Safina memperingati anaknya. Safina turut bahagia melihat Keysha yang juga bahagia menikmati liburannya di Bali.
"Mana Gavin?" tanya Safina.
"Gavin lagi mandi," jawab Keysha seadanya. "Oh iya bang Kael mana Bund? Dia nggak liburan?" kini Keysha yang bertanya keberadaan abangnya, Rakael.
"Hmm.. abang kamu lagi keluar,"
Keysha mengernyit, "Pagi-pagi begini?"
"Iya, tadi Bunda suruh ke supermarket." jelas Safina. Keysha hanya mengangguk.
"SAYANG HANDUK AKU MANA?" teriak Gavin dari dalam kamar mandi.
Keysha menghela nafas panjangnya. Gavin mengacaukan perbincangannya dengan sang Bunda. Gavin selalu seperti ini, lupa membawa handuknya kalau mau mandi. Keysha menatap Safina sejenak, "Nih, ada di kasur,"
"SAYANG AMBILIN DONG." teriak Gavin lagi.
Terdengar kekehan kecil dari sebrang sana. "Yaudah, Bunda tutup ya? Kamu urus Gavin dulu," ucap Safina tersenyum geli menggoda Keysha.
"Tapi Keysha masih kang─"
"Sayang, mana handuknya?" Gavin menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi.
"Ihh.. ganggu banget, sih. Makanya kalau mau mandi bawa handuknya!" gerutu perempuan hamil itu. Sambungan video call nya sudah terputus.
Gavin menyengir, "Ya maaf, namanya juga lupa, yang."
"Nih," Keysha mengulurkan handuknya kepada Gavin, "Apa lagi? Baju sama celananya, ada?" tanya Keysha memastikan.
Gavin melirik handuknya, lalu tatapannya terarah pada Keysha yang mengerutkan keningnya. Tersenyum miring, Gavin menarik tangan Keysha masuk ke dalam kamar mandi.
"GAVIN!"
"Lepasin! Aaaaaaaaa.."
Gavin mematikan shower nya, sebelah tangannya menyingkirkan rambut basah Keysha yang menutupi wajah cantik istrinya.
"Basah kan? Aku udah mandi, Vin." kesal Keysha memukul lengan Gavin.
"Ya tinggal mandi lagi, mandi bareng," bisik Gavin dengan suara rendahnya tepat di depan wajah Keysha.
Keysha memutar bola matanya, ia berusaha mendorong Gavin tapi nihil, kekuatannya tidak seberapa dengan kekuatan cowok itu. Bahkan Gavin tak bergerak sedikitpun dari hadapannya.
"Gavin..."
"Hm?"
Seketika Keysha langsung mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia juga sedikit mendongakkan kepalanya, kedua matanya bergerak gelisah. Keysha baru sadar kalau sejak tadi Gavin tidak memakai apapun di tubuhnya.
"Kok diem, kenapa?" Gavin mulai mengelus perut Keysha dari balik bajunya yang basah.
Pelan tapi pasti, Gavin mendekatkan bibirnya ke bibir mungil Keysha yang berwarna pink alami. Bibir yang selalu menguji pertahanannya selama ini. Hampir saja bibir keduanya menempel, namun.
dug
"Aaduhh.." Keysha meringis memegang perutnya.
"Kenapa sayang? Sakit, ya?" panik Gavin menatap Keysha. Gavin juga merasakan tendangan dari dalam perut Keysha barusan.
Terdiam sejenak, Keysha sontak mengangguk cepat, "Sakit banget, Vin." ujarnya kesakitan.
Lantas Gavin bergerak cepat, memakai handuknya kemudian menggendong Keysha keluar dari kamar mandi.
Gavin mendudukkan Keysha di ranjang, melihat Keysha kesakitan sambil memegang perutnya, Gavin makin panik. Cowok itu mengambil handuk baru dan pakaian ganti Keysha dari dalam lemari.
"Ngapain?"
"Buka bajunya,"
"Aku-" belum sempat Keysha berucap, Gavin membuka seluruh pakaian basah yang melekat di tubuhnya.
Gavin meneguk salivanya susah payah. Sejenak matanya menatap Keysha dari atas sampai bawah. Perut buncit itu terlihat dengan jelas sekarang di depan matanya. Tersadar, Gavin menggeleng kemudian mulai memainkan pakaian ke tubuh polos Keysha seraya menahan gejolak dalam dirinya.
Gavin berjongkok di depan Keysha, "Masih sakit?" tanyanya khawatir
"Jangan nendang gitu lagi, ya. Kasihan Mama nya kesakitan." bisik Gavin, tangannya mengelus perut Keysha lembut.
Diam-diam Keysha menahan tawanya. Sebenarnya tendangan tadi tidak begitu sakit, tapi karena Gavin yang akan menciumnya membuat Keysha menggunakan kesempatan itu untuk bebas dari kungkungan Gavin.
Gavin berdiri berpindah tempat ke belakang Keysha, mengeringkan rambut Keysha yang masih basah.
"Abis ini mau kemana?" tanya Gavin.
"Pantai, pantai Kuta," jawab Keysha antusias.
"Boleh, tapi nggak boleh pake baju kurang bahan." ucap Gavin, kemarin Gavin sempat melihat Keysha memasukkan bikini ke dalam koper.
Keysha mendengus, "Masa iya, ke pantai pake baju ke tutup semua?"
"Pake hoodie sama celana panjang,"
"Panas Vin kalo pake itu,"
"Pake itu atau nggak jadi pergi?" ancam Gavin.
Keysha memutar badannya, memeluk pinggang Gavin yang saat ini menopang tubuhnya pada kedua lutut di atas ranjang.
"Masa gitu? Pake yang kebuka dikit yayaya?" bujuknya.
"Nggak boleh sayang. Kamu lagi hami terus pake baju seksi, yang ada orang-orang liatin kamu."
"Ya bagus dong. Kapan lagi jadi model dadakan? Apalagi ini di pantai," balas Keysha mendapat jitakan pelan di dahinya.
"Nurut atau batal perginya?"
***
"Kamu udah minum susunya?" Gavin menghampiri Keysha yang duduk bersantai bersama kedua sahabatnya di balkon Villa.
"Belum,"
"Kok belum? Aku udah nyiapin di meja makan tadi, Key." ujar Gavin yang memang sudah menyiapkan susu hangat buat Keysha.
"Masa sih? Nggak ada susu di meja makan tadi, tanya Alika Chika nih." Keysha menunjuk kedua gadis itu dengan dagu nya.
"Kita nggak liat susu tadi." kata Alika, Chika mengangguk membenarkan karena dari mereka mulai sarapan sampai selesai, tidak melihat susu yang telah Gavin siapkan buat Keysha.
Gavin langsung menuju meja makan. Sesampainya di meja makan, Gavin mengerutkan keningnya melihat gelas kosong di nakas dekat kulkas.
Gavin mengambil gelas tersebut, masih ada sedikit sisa susu di dalam gelasnya.
"Siapa yang udah minum ini?" tanya Gavin penuh selidik kepada ketiga sahabatnya yang sedang bermain PS.
Zelfan menggeleng sambil menatap Gavin.
"Lo berdua?"
"Emang apa isinya?" tanya Ragil tanpa melihat Gavin.
"Susu hamil." jawab Gavin.
Sontak salah satu dari mereka bertiga langsung berdiri, berlari menuju wastafel.
"Huekk..huekk.." Gidar memuntahkan isi perutnya.
"Lo kenapa, Dar?" Ragil mengerutkan keningnya menghampiri Gidar.
"Hueekk.."
"Jangan bilang lo yang udah? Goblok, itu susu hamil buat Keysha!" desis Gavin.
Gidar mengelap mulutnya, "Gue mana tau?" ucapnya. Gidar tak sengaja melihat susu di atas meja yang entah milik siapa, tanpa pikir panjang ia meneguk susu tersebut sampai habis.
"Jadi lo minum susu hamil nya?" tanya Zelfan, Gidar mengangguk.
"HAHHAHAHA.." Ragil tak bisa menahan tawanya, cowok itu memukul-mukul pundak Gidar sembari tertawa terbahak-bahak.
"Makanya nanya dulu, jangan asal minum. Untung susu, kalo racun gimana?" kesal Gavin.
"Jahat lo,"
"Gimana rasanya, Dar?" tanya Ragil disela-sela tawanya.
Gidar menjilati bibirnya, "Enak, rasa strawbery,"
"Hamil, syukurin lo,"
***
"Chika, Keysha ayo selfie," ajak Alika beseru gempira kepada Chika dan Keysha berfoto di pantai.
Saat ini mereka semua berada di pantai Kuta. Salah satu pantai terkenal di Bali yang sering menjadi destinasi pariwisata dari berbagai negara. Selain memiliki pantai yang begitu indah, pesona alamnya juga tak kalah menarik.
Alasan Gavin memutuskan liburan di sini yaitu, keluarganya. Gavin masih mengingat kenangan indah yang tertinggal di pantai ini. Dulu, saat liburan tiba, almarhum Papa nya sering mengajak mereka menghabiskan waktu liburan di pantai ini.
"Abang ayo bikin istana,"
"Gavin, jangan di gangguin adeknya."
"Papa, janji liburan akan datang, kita pasti kesini lagi."
"Dan sekarang Gavin ke sini lagi, Pa. Bareng istri Gavin." Gavin membatin sambil menutup kedua mata merasakan terpaan angin di wajahnya.
"Gavin?" panggil Keysha, Gavin menormalkan eksepsinya lalu menghampiri istrinya.
"Apa?"
"Ih kok judes?"
"Nggak, kenapa cantik?" tanya Gavin sambil tersenyum sampai matanya hampir tertutup.
"Mau main air, boleh?" ijin Keysha penuh harap.
"Nggak."
"Terus gunanya ke pantai apa, kalau nggak main air?" Keysha mendengus.
"Lagi hamil, nggak usah aneh-aneh. Mau bayinya brojol terus kelelep?"
"Mulutnya ih." kesal Keysha lalu meninggalkan Gavin.
"Ck, ngambek lagi," Gavin langsung menyusul Keysha.
Tanpa di duga Gavin langsung menggendong Keysha ala bridal style lalu membawanya ke air. Menuruti kemauan sang istri.
"Gavin turunin aku!" pekik Keysha.
"Katanya mau main air, yaudah," balas Gavin acuh.
"Gavin udah, nanti basah." Keysha membalas mencipratkan air kepada Gavin. Keysha sudah mulai basah.
"Siapa suruh ngebantah terus, hm?"
Gavin menahan tangan Keysha, tersenyum jahil, cowok itu memeluk tubuh Keysha lalu menceburkan diri mereka ke dalam air. Hanya beberapa detik.
"Huaaaa ng-nggak bisa nafas.." pekik Keysha memeluk leher Gavin erat sementara laki-laki tertawa pelan.
"Jahil banget sih! Basah semua kan?"
Gavin merapikan rambut Keysha lalu melumat bibir Keysha lembut. Gavin lalu membawa Keysha bergabung dengan anak-anak yang lain. Hal itu tak luput dari pandangan teman-teman mereka dan juga orang-orang yang ada disana.
"Gila lo, Vin. Untung Keysha nggak kelelep, anjir" ujar Ragil tak habis pikir dengan Gavin.
"Keysha lo nggak papa?" tanya Alika khawatir, Alika menatap Gavin tajam.
Gavin menatap tajam orang-orang yang melihat kearah Keysha. Cowok itu lalu membuka kaosnya, menutupi bagian tubuh atas sang istri. Pasalnya Keysha memakai dress sepaha dengan lengan pendek berwarna putih. Gavin tidak menyadari jika dress itu akan tembus pandang ketika basah alhasil memperlihatkan bentuk perut Keysha.
"Dar, ambilin jaket gue di mobil!" titah Gavin kepada Gidar.
"Kamu ngapain buka baju? Mau pamer, iya?" sentak Keysha, kini berganti Gavin yang di perhatikan oleh gadis-gadis.
Siapa yang tidak tergoda melihat tubuh Gavin? Perutnya yang di hiasi oleh enam otot kotak-kotak yang disebut roti sobek dan otot bisepnya yang arghh terlalu indah di lewatkan, apalagi keadaan tubuh Gavin saat ini masih basah.
Tak lama Gidar kembali membawa jaket milik Gavin. Gavin menerimanya lalu mengikat jaket itu di pinggang Keysha, menutupi aset miliknya dari mata-mata yang sedari tadi perhatian Keysha Gavin ingin mencongkel mata itu.
"Gavin mau es krim," Keysha menunjuk pejual es krim tak jauh dari mereka.
"Tunggu sini!"
Keysha memejamkan matanya merasakan hembusan angin. Kedua manik nya memandang takjub kedepan. Pantai ini benar-benar indah dari dugaan nya. Sesekali Keysha tertawa melihat Alika yang di jahili Gidar. Keysha bersyukur masih bisa merasakan liburan ini dengan mereka.
"Nih," Gavin memberikan es krim kepada Keysha.
"Makasih. Kamu nggak beli?"
"Nggak," balas Gavin menatap Keysha dari samping.
Keysha menoleh, "Kenapa?"
"Cantik. Selalu cantik, kemarin cantik, hari ini cantik, besok cantik banget."
"Ada maunya, ya?" Keysha memicingkan matanya membuat Gavin mendengus.
"Pinter banget sih ngerusak suasana? Orang mau romantis juga," gerutu Gavin.
cup
Gavin mematung sejenak merasakan dingin di sudut bibirnya. Tersadar, Gavin menjilati sudut bibirnya bekas kecupan Keysha barusan yang terasa manis.
"Gidar ngeselin banget lo!"
"Tolongin, ada reog ngamuk." nafas Gidar tersengal-sengal. Ia bersembunyi dibelakang Gavin.
"Gue liat-liat lo berdua cocok, deh." sahut Gavin.
"Cocok mata lo." ketus Alika.
"Yang gue denger Al, cowok sama cewek sering ribut bakal jodoh, loh." timpal Chika menahan senyumnya menggoda Alika.
Hari ini Chika berbeda dari biasanya, sejak tadi gadis itu tersenyum bahkan ia, Ragil dan Zelfan sempat membuat istana pasir bersama yang di hancurkan begitu saja oleh tangan nakal Alika dan Gidar.
"Hai.." sapa seseorang membuat mereka menoleh.
"Kalian liburan di sini juga, ya?"
"Rakael? Lo kapan datang? Kenapa lo nggak bilang mau ke sini?" tanya Ragil berturut-turut kaget melihat Rakael tiba-tiba di sini.
"Abang kok lo sama Celia?" kini Keysha yang bertanya.
"Kita lagi liburan," jawab Celia menggandeng tangan Rakael.
"Berdua? Maksud gue, lo nginep berdua?" Gidar mendelik.
"Kalau iya, kenapa?" Rakael menaikkan satu alisnya.
Senyuman seorang gadis yang sejak tadi terpancar dari wajahnya seketika menghilang di gantikan dengan wajah datarnya melihat kedua orang itu di depannya.
-to be continued-
Semangat terus ya nungguin END nya❤️