Pliss! Remember Me (END)

By anaknya-offgun

15K 1.4K 247

Bukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di t... More

prolog [PRM]
PRM 0
PRM 1
PRM 2
PRM 3
PRM 4
info
PRM 5
PRM 6
PENTING
PRM 7
PRM 8
PRM 9
PRM 10
PRM 11
PRM 12
PRM 13
PRM 14
Not update but, secret project
PRM 15
PRM 16
NEW FF
PRM 18
PRM 19
PRM 20
INFO ONESHOOT
PRM 21
PRM 22
PRM 23
PRM 24
PRM 25
PRM 26
PRM 28
PRM 29
WEDING DAY [END]

PRM 17

296 24 1
By anaknya-offgun

“Aww, Tuan Wachirawit,” pekik Off saat melihat Chimon turun dari mobil yang mengantarnya, meski sudah 18 tahun Kakaknya tidak mengizinkan dia untuk membawa mobil.

“Selamat Pagi Tuan jumpol,” sapa Chimon tanpa menghilangkan raut pokernya sama sekali.

Off, Tay, dan New langsung membungkuk memberikan salamat dan hormat kepada salah satu keturunan Patthiyakorn yang merupakan salah satu Keluarga paling berpengaruh di sini. Jika itu White, mungkin dia akan berlalu begitu saja karena tidak merasa memiliki urusan dengan mereka, akan tetapi saat ini Chimon masih terikat dengan Tutornya itu jadi mau tidak mau dia harus menghadapi 3 orang itu.

Setelah beberapa saat membungkuk, di pimpin oleh Tay ketiga orang itu kembali mengakkan tubuhnya. Chimon melihat ketiga orang itu secara bergantian, bagaimana dunia tidak adil ketika Kakaknya harus menunggu beberapa saat sampai teman temannya libur dan datang ke sini dan bagaimana ketiga orang itu bisa terus bersama setiap harinya. Memang pada dasarnya Chimon membenci segalanya yang terlibat dengan Adulkittiporn, tidak peduli siapapun itu jika dia Adullkittiporn atau bahkan membantunya maka orang itu akan membencinya.

Tidak. Jangan salahkan Chimon dengan apa yang terjadi saat ini, percayalah jika mereka semua adalah korban dari masalalu yang begitu mengerikan, bukan hanya karena kejadian Off menabrak Nyonya Adullkittiporn saja tetapi karena ada hal lain. Percayalah, masa lalu selalu menjadi hal yang paling mengerikan terutama jika itu akan sangat menyambung dengan masa depan. Tidak peduli sebahagia apapun dirimu dimasa kini atau bahkan masa depan jika kamu memiliki sebuah dosa masalalu maka semuanya tidak akan pernah berjalan indah sedikitpun. Mungkin beberapa akan melupakan apa yang sudah terjadi di masalalu, akan tetapi banyak yang masih menyimpan dendam, amarah, serta segala kebencian bahkan itu semua hingga mereka titipkan peda keturunan mereka hanya dengan satu tujuan saja, membalaskan apa yang terjadi di masa lalu. Pada bagian dari masalalu, mereka yang bersalah pada akhirnya harus memberikan diri mereka untuk menebus segala kesalahannya dimasa lalu, dan itu pasti akan terjadi.

Off, Chimon,White, New dan Tay pada akhirnya harus menjadi orang yang menanggung segala kebencian karena masalalu. Entah siapa, tapi yang jelas salah satu dari mereka harus memberikan diri mereka sebagai bayaran atas kejadian masa lalu yang begitu mengerikan.

“Kakak menitipkan sesuatu.” Sontak ketiga anak adam itu terdiam karena tidak tahu harus bereaksi apa. Apa lagi Off, dengan bodohnya dia berharap jika White akan menulis kata ‘Papii’ karena Chimon memberikan surat yang ditulis langsung oleh White.

Off dengan tergesa gesa membuka surat itu. Dia tahu tidak seharusnya dia berharap, karena kini dia benar benar dipatahkan oleh ekspetasinya sendiri. Hanya satu kalimat yang singkat, jelas, dan padat, sangat mendefinisikan seorang Patthiyakorn. Seketika dia ragu jika White adalah Gun karena dari sikap dan cara bicara sangatlah bertolak belakang.

Temui saya setelah kuliah, di Cafe paling dekat dari kampus.

Hanya itu. Tidak lebih dan tidak kurang. Bahkan tidak ada kalimat pengantar sama sekali bahkan di akhirnya tidak dituliskan siapa yang menulis dan untuk siapa surat ini. Seolah olah itu seperti sebuah perintah mutlak yang sama sekali tidak boleh dia bantah. Harusnya Off tahu, sejak hari dimana dia menerima tawaran menjadi tutor Chimon maka saat itu juga hidupnya akan diikat oleh Patthiyakorn. Namun pada saat itu Off tidak punya pilihan, Gun pernah berkata untuk memperjuangan serta menjaga Keluarga kita dengan sebaik baiknya. Nama Keluarga Off mulai tercoreng karena kasus perselingkuhan itu dan Off mengingat perkataan Gun karena itulah dia menerima tawaran Kepala Keluarga Patthiyakorn itu untuk memperbaiki nama Keluarganya.

Ya. Off selalu melakukan dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gun, tapi dia merasa tidak adil karena setiap Off meminta Gun kembali dia tidak pernah kembali. Itu selalu membuatnya marah tapi tidak pernah berhasil membuatnya membenci Gun.

Gun yang membuat Off jatuh cinta tapi Off lah yang jatuh terlalu dalam di lubang cinta mereka berdua yang penuh dengan berbagai macam takdir.

“Apapun itu jangan pernah memancing kemarahan Kakak, satu satunya orang yang bisa meluluhkan kemarahannys baru bisa datang besok karena dia baru saja sampai beberapa jam yang lalu.” Tanpa sepatah kata lagu Chimon berlalu meninggalkan ketiga Orang itu.

“Isinya apaan Peng?” tanya Tay penasaran. Off dengan senang hati nenyodorkan lembaran surat itu kepada Tay dan juga New. Sepasang Kekasih itu terlihat kebingungan setelah membaca surat dari penerus utama Keluarga Patthiyakorn itu.

“Ini jauh banget dari Gun. Walaupun Gun gak pernah gunain bahasa lo gua tapi dia gak pernah sebaku ini,” ujar Tay yang mencoba untuk menganalisis segala kemungkinan yang ada.

“Serius lo? Gun gak pernah pakr lo gua?” Saat New datang kelingkaran mereka Gun sudah menghilang, tidak heran jika dia tidak tahu banyak tentang sosok yang selalu menghantui Kekasih dan Sahabat Kekasihnya itu.

“Keluarga Gun selalu tegas dalam hal sopan santun makanya dia gak pernah make lo gua, tapi White ini....”

Drtt drtt drtt.

Ponsel New berbunyi dah hal itu sontak menarik perhatian kedua orang lainnya. Dengan segera dia mengangkat telepon itu tepat disitu juga.

“Kenapa?”

....

“Lah kok mendadak!”

“....”

“Iya iya gua kesana kesarang!”

“Tee Dosenku tiba tiba mau ngajakin buat penelitian sekarang!” pekik New yang membuat kedua orang itu terkejut, pasalnya kapanpun diadakan penelitian tidak pernah semendadak ini.

“Mendadak banget New?” tanya Off tidak kalah bingungnya dengan Tay. Bahkan sampai Tay sudah Wisuda kejadian seperti ini tidak pernah ada.

“Gak tau, ini aja sekelas pada kaget semua,” pekik New yang sudah semakin panik dan hal itu membuat Tay langsung menarik tangan New masuk kembali ke Mobil.

“Peng! Gua anter Hin dulu nanti gua kabarin kalo ada info soalnya gua juga kudu balik ke Perusahaan,” ucap Tay dari dalam mobil yang dibalas anggukkan mantap dari Off.

Begitu sepasang Kekasih itu pergi meninggalkan Off yang masih terdian memegang kertas itu pikiran Off kembali melayang bahkan perasaannya juga tidak enak. Sungguh, setelah melihat siapa Kakak dari Chimon itu perasaan Off sering tidak enak seolah olah ada sesuatu yang besar akan terjadi nantinya.

Tiap malam dia memimpikan satu hal yang sama yang bahkan tidak bisa dia ingat dengan jelas. Dia selalu bermimpi merasa seperti disebuah Rumah Duka entah itu dia atau siapa pun itu tapi yang jelas ada satu foto yang rasanya dikenali. Entah siapa yang berada di Rumah Duka dan entah siapa yang meninggal tapi yang jelas itu berhasil membuat Off ketakutan setiap terbangun. Dia tidak takut pada kematian, sungguh dia tidak pernah takut pada kematian, tapi yang dia takutkan sebenarnya adalah melihat kematian orang orang terdekatnya seperti, Tay, New, dan tentu Gun walau entah kemana dia sekarang. Off pernah sekali, sekali melihat Tay yang hampir meregang nyawa karena salah satu musuh bisnisnya, saat itu juga Off teringat dengan darah Gun yang bahkan bisa dia ambil dengan tangannya, sungguh dia tidak akan sanggup jika melihat orang terdekatnya diambang kematian atau bahkan kenapa napa.

Off meremas kertas surat yang diberikan oleh White. Entah mengapa dia bimbang harus pergi atau tidak, dia takut nanti dia justru menganggap orang itu adalah Gun, tapi jika dia tidak pergi maka pasti masalahnya akan semakin panjang. “Aku mohon Gun, aku minta maaf belum bisa menemukanmu tapi kumohon jangan muncul bagai bayang bayang seperti ini,” monolog Off tanpa sadar air matanya mengalir tanpa diminta.

“Off lo ngapain disana, buruan ini udah mau masuk!” Pekikkan teman Off menyadarkan Off dari apa yang sedang terjadi. Dia menyaka air matanya dan segera masuk bersama temannya setelah menyimpan surat itu di dalam sakunya.

Entah apa yang akan terjadi didepannya. Entah sejak kapan tapi yang jelas dia menyerahkan diri pada Takdir sesuai perkataan Gun. Off sudah lelah menerka nerka dan hidup dalam ombang ambing, dia sudah memutuskan untuk hanya mengikuti apa kemauan Takdir, dia hanya sudah lelah dengan permain dunia. Biarlah Takdir dan waktu yang menjawab.

*
*
*
*

Seseorang Pemuda berkacamata dengan menggunakan Jas berwarna biru tua menyesap segelas kopi yang dia pesan. Dia sedang di sebuah Cafe akan tetapi pikirannya tidak disana. Pikirannya melayang di satu satunya mimpi yang berhasil dia ingat dengan sempurna dan itu adalah satu hal yang jarang terjadi.

Dia bermimpi jika ada seseorang yang sangat mirip dengannya duduk berdua disebuah meja makan dengan seorang Pria, dia tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas tapi yang dia tahu Pria yang satunya memiliki aura dominan yang membuat Pria satunya dibawah kendalinya. Dalam mimpinya kedua orang berbicara banyak hal dan juga terlihat sangat dekat, orang orang yang makan disekitaran sana juga sesekali melihat kepada dua orang itu dengan ekspresi yang berbeda beda tapi yang jelas kebanyakan ekspresinya seperti merasa gemas. Awalnya semua baik baik sampai pada akhirnya ada satu kalimat yang di lontarkan Pria dengan aura dominan itu yang berhasil membuat White terus terngiang ngiang dengan kalimat itu.

“Suatu hari nanti aku akan melamarmu dengan sangat romantis sampai sampai kau tidak akan menyangka jika itu adalah aku.”

Detik itu juga White terbangun dari mimpi gilanya itu. Dia pikir dua orang itu hanya sebatas teman atau saudara tapi ternyata kedua orang itu adalah sepasang kekasih. Oh ayolah, di Russia hal seperti itu tidak dinormalkan tapi entah itu dimana mereka seolah bisa melakukannya dengan bebas tanpa harus menakutkan apapun. Jelas saja itu membuat White sakit kepala, bahkan itu semakin menjadi saat melihat Cafe yang dia datangi juga memiliki pemandangan pasangan sesama jenis.

Tidak, White tidak membenci mereka bahkan dilubuk hatinya mengatakan jika dia tidak akan pernah bisa membenci mereka. White hanya terkejut, terkejut orang orang itu bisa dengan mudah mengutarakannya cintanya tidak seperti saat dia berada di Russia.

Drtt drtt drtt.

Lamunan White buyar saat seseorang yang sejak tadi dia tunggu kabarnya kini menelponnya. Ah... dia sungguh merindukkan orang ini, padahal dia baru tidak bertemu dengannya selama lima hari.

“не сердись,” ucap seseorang disebrang sana.
[Jangan marah]

“вы приземлились утром, но свяжитесь со мной сейчас,” balas White dengan nada datarnya. Sosok disebrang sana menggigit bibir saat tahu bahwa White sedang marah.
[Kau mendarat tadi pagi tapi baru menghubungiku sekarang]

у меня джат лаг детка,” jawab sosok disebrang yang sedikit ketakutan.
[Aku mengalami Jat Lag sayang]

“пока ты не ответишь на мое сообщение?” Sungguh White tidak benar benar marah, dia hanya kesal saja padahal dia sudah sangat ingin memeluk orang itu.
[Sampai tidak membalas pesanku?]

Обещаю, завтра я буду хорошим мальчиком, не сердись, ладно?
[Aku janji besok akan menjadi anak baik, jangan marah ya?]

“Why you always teasing me?”
[Kenapa kau selalu menggodaku?]

Seorang Pria dengan Almet Teknik kebanggaannya terlihat mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang memintanya datang. Dia bahkan tadi hampir lupa dengan janji itu sampai pada akhirnya begitu dia tersadar dia langsung mengganti baju tanpa sadar kalau diwajahnya terdapat bekas oli. Dia benar benar terburu buru apa lagi saat dia tahu kalau Chimon sudah pulang sejak tadi, ini semua karena kelas tambahan yang begitu mendadak.

Setelah beberapa saat dia mencari akhirnya dia menemuka orang yang dia cari cari, orang itu sepertinya sedang menerima telepon tapi otaknya sudah buntu sehingga memilih untuk mendatangi bahkan mengganggu orang yang sedang asik berbincang dengan entah siapa. “Tuan muda,” panggilnya dengan wajah tidak berdosa yang dipenuhi oleh bekas oli.

White. Orang itu melihat kebelakang saat ada seseorang yang memanggilnya. Dia benar benar tidak percaya dengan pemadangan yang dia lihat saat ini.

“It's been a while, I have something to take care of, I Love You.” White mematikan sambungan telepon itu dan segera menatap Off yang jauh dari kata baik.
[Sudah dulu ya, ada sesuatu yang harus aku urus, aku mencintaimu]

“Pertama, anda mengganggu saya, kedua, anda terlambat, dan ketiga, cucilah muka anda.” Off yang mendengar itu langsung saja membuka ponselnya dan segera membuka kamera dan melihat wajahnya.

“Astaga!” seru Off, “maaf Tuan Muda saya izin ke Toilet dulu.” White hanya bisa menganggukkan kepala saat melihat kelakuan orang yang menjadi Tutor Adiknya itu. Benar benar gila!

Setelah beberapa saat akhirnya Off kembali dan segera duduk disebelah White ketika orang itu menyuruhnya duduk. Suasana canggung beberapa saat sebelum akhirnya White membuka pembicaraan dengan sangat singkat.

“Bagaimana dengan Chimon?”

Off terdiam beberapa saat ketika tahu kemana arah pembicaraan ini. White ingin tahu bagaimana Chimon selama diajari olehnya, hanya itu tapi kenapa mata Off terus terpaku sepasang bola mata indah itu.

Ingat baik baik Off, kau akan mengenaliku pada pandangan pertama, permata mu yang selalu kau tatap, semesta mu yang begitu indah, dan dunia mu yang mana hanya ada kita berdua disana dan bisa melakukan apapun yang kita mau tanpa peduli dengan hal lain.”

Permatanya, sepasang permatanya. Off dapat melihat kilatan permata itu dimata White sekalipun Pemuda itu kini sedang menatapnya tajam. Kenapa dia lupa akan perkataan semestanya? Permata itu ada pada sepasang mata White tapi kenapa... kenapa semuanya terasa membingungkan.

“Apa kau tuli Tuan Jumpol?” sindir White saat menyadari Jika Off tidak mendengernya bahkan dia sadar jika sejak tadi Off menatap matanya. Ada terbesit rasa rindu yang tidak dia mengerti tapi dengan cepat dia singkirkan karena egonya.

“Ahh maaf Tuan Muda, saya mendengarnya kok.” Off gelagapan saat dia tanpa sadar hanyut dalam kerinduan lagi.

“Tuan Wachirawit sangat ahli dalam hal fokus akan tetapi dia kesulitan memahami materinya, awalnya saya bingung kenapa bisa dia masuk Teknik tapi bahkan dia kesulitan memahami materi dasar tapi setelah tau alasannya saya tidak bisa berbuat apa apa.”

“Dia tidak pernah cerita tentang alasannya, memangnya apa alasannya?”

“Anda sendiri Tuan. Tuan Wachirawit tahu anda sangat tertarik dengan teknik tapi anda tidak bisa memasukinya karena masalah kesehatan, dia ingin melanjutkan impian anda yang tertahan.”

White terdiam. Dia bodoh tidak pernah menyadari jika selama ini Chimon selalu tahu jika dia ingin terlibat di Teknik. Jika dia tahu maka pasti dia akan menentang Chimon dengan keras karena dia hanya ingin Chimon mencapai mimpinya.

“Seharusnya dia tidak melakukan itu,” monolog White sambil menahan rasa sesak dalam dadanya. Pada kenyatannya dua orang ini sama sama keras kepala.

“Kenapa anda tetap tertarik dengan Teknik padahal dari cerita Chimon kesehatan anda sepertinya sangat tidak stabil.” Entah kenapa saat dia mengatakan itu dari mulutnya hatinya sakit. Tahu jika orang yang dia yakini sebagai Kekasihnya sakit itu benar benar menyakitkan.

White menghela napasnya begitu berat, sejak awal dia tahu jika pertemuan ini akan panjang. “Saya tidak tahu, saya hanya merasa memiliki dorongan untuk menjelajahi Teknik bahkan saya melakukan segalanya untuk meminta izin masuk Fakultas.”

“Anda tidak pernah penasaran dengan dorongan itu semua?” White menyadari, Off saat ini sedang berusaha untuk menggali informasi dan dia tidak boleh lengah akan hal itu.

“Seperti yang dikatakan Chimon, fisik saya lemah, otak saya rusak itupun baru diketahui saat saya mengalami kecelakaan.” Saat mendengar kata Kecelakaan ingatan Off langsung terikat dengan berita kecelakaan Gun. Off semakin yakin jika dia adalah kekasihnya, tapi tunggu .... Kerusakan Otak? Oh Tuhan jika dia memang Gun dia tidak harus apa karena tidak menyadari kerusakan itu.

“saya sedang dalam perjalanan untuk menyebrang dimalam dimana saya akan berkencan dengan mantan kekasih saya, akan tetapi Ayah dan Chi sedang terburu buru dan tidak sadar ada saya hingga mereka tidak sengaja menabrak saya. Kerusakkan otak saya memperparah kondisi, banyak komplikasi diorgan dalam. Itulah mengapa kedua orang itu sangat overprogective karena mereka merasa sangat bersalah.”

Demi Tuhan, Off sangat yakin jika White adalah Gun. Kecelakaan saat hendak berkencan, itu persis seperti apa yang terjadi beberapa tahun lalu. Sungguh Off benar benar terpukul ketika mendengar bahwa dia mengalami banyak komplikasi di organ dalam, membayangkan betapa sakitnya saja sudah membuatnya merinding.

“Saya tidak mau mencaritahu lebih dalam karena itu bisa berakibat fatal. Bahkan saya tidak bisa lepas dari alat alat medis dan berbagai macam prosuder penangannya.”

“Maaf, seharusnya saya tidak membahas ini.” Off seketika merasa menyesal, bahkan kini dia percaya dengan pepatah “Terkadang lebih baik kau tidak mencari tahu.” karena dia benar benar nenyesal setelah mengtahui semua fakta itu termasuk kondisi orang yang sangat dia yakini sebagai Kekasihnya.

“Chimon anak yang keras kepala dan sulit diatur, tapi kenapa anda tetap bertahan untuk mengajarinya bahkan setelah tahu alasannya masuk Teknik?”

“Keluarga saya. Nama Keluarga saya Tercoreng setelah Ibu saya tertangkap basah selingkuh, saya hanya mencoba untuk mengembalikkan nama baik Keluarga saya.”

White mendengar itu tertawa sinis, dia sudah menebak jika Off melakukan ini semua pasti ada maksud terselubung dan ternyata itu semua benar. Namun dia yakin ada hal lain yang sedang orang itu incar. “Aku sudah menduganya, kau pandai memilih tumpuan,” desis White dengan nada tidak bersahabat.

sore itu di habiskan kedua orang itu untuk mengobrol atau lebih tepatnya saling mengoreki nformasi. Jika Off mengorek informasi untuk benar benar meyakinkan apakah White benar benar Gun, maka White mengorek informasi untuk membalaskan dendamnya. White mencari tahu tanpa dia sadar jika segala informasi yang dia dapatkan bisa saja mengjungkir balikkan hidupnya

Ya. Rencana keluarga Patthiyakorn sudah berubah dan yang akan turun langsung dan terlibat secara aktif adalah White.

Continue Reading

You'll Also Like

3K 319 14
Daksa dan Swara memiliki Ibu yang luar biasa bawel. Sering sekali komplen ketika mereka berdua tengah sangat sibuk disebabkan pekerjaan masing-masin...
69.5K 11.1K 16
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
8.9K 417 28
4 tahun menunggu itu bukanlah waktu yg sebentar Apapun halangan nya tidak bisa membawa mu untuk pergi jauh lagi dari ku. PING kembalilah dengan ku _m...
786K 80.2K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...