AV

By wpstarla45

2M 198K 18.9K

Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang... More

AV. 1
AV. 2
AV. 3
AV. 4
AV. 5
AV. 6
AV. 7
AV. 8
AV. 9
AV. 10
AV. 11
AV. 12
AV. 13
AV. 14
AV. 15
AV. 16
AV. 17
AV. 19
AV. 20
AV. 21
AV. 22
AV. 23
AV. 24
AV. 25
AV. 26
AV. 27
AV. 28
AV. 29
AV. 30
AV. 31
AV. 32
AV. 33

AV. 18

61.9K 5.5K 348
By wpstarla45

Hai

Tandai jika ada typo

°°°

Garis kerutan terlihat samar di kening Andrew. Pria paruh baya itu lagi-lagi harus berhadapan dengan laptop dan setumpuk berkas.

"Kerja itu bukan di rumah, tapi di kantor."sindir seseorang. Andrew sangat mengenali suara manis itu, memang siapa lagi yang berani mencibir nya dengan santai.

Andrew melirik sekilas seorang gadis mungil yang seenak nya duduk di seberang meja kerja. Bibir Andrew berkedut. "Terserah Papa lah."

Terlihat gadis itu mencebikan bibir nya. "Ini di rumah, kalo Papa masih mentingin kertas-kertas buluk ini, itu sama aja menelantarkan anak dan istri!"

"Bilang aja kamu kangen Papa."

"Iya!"ups, Visya reflek menutup mulut nya dengan tangan, ia dapat melihat Andrew yang menyeringai. Dasar Andrew licik!

"Yaudah sini peluk."

"Ga!"

Andrew terkekeh geli. "Kalo Papa ga kerja, emang kamu mau jadi gembel?"

"Ya ga mungkin jadi gembel juga kali Pa, Kakek Axel kan kaya."jawab Visya lempeng.

Andrew berdecih dalam hati, ia sangat tidak sudi bergantung pada pria tua itu.

Mereka terdiam, Andrew kembali fokus pada pekerjaan nya dan Visya yang kini tengah mengacak-acak berkas di atas meja Papa nya, entah apa yang dia cari.

Namun tak lama tatapan nya kini terdapat minat besar pada sebuah berkas dengan map coklat.

ROYAL DUCTH DC.

Tangan Visya sedikit gemetar, ia benar-benar kagum dengan keluarga bermarga DC itu.

CEO UTAMA LEANDER AERGLO DE CHARON.

"Wah..."decak Visya saat melihat profil pemimpin perusahaan terbesar itu.

Andrew melirik anak perempuan nya, ia sedikit memicing menatap berkas yang Visya baca.

"Loh?"Visya mengerutkan dahi nya bingung.

"Kenapa?"tanya Andrew penasaran, ia kini menggeser sedikit laptop nya dan mulai serius menanggapi sang anak.

"Leander ini anak tertua dari Damian, ceo sebelum nya kan?"

"Hm,"

"Dan sekarang dia menempati posisi ceo utama setelah ayah nya pensiun."

"Benar, ada masalah?"tanya Andrew.

Visya mengangguk. "Kok yang megang saham terbesar nya Althaia, dia putri bungsu keluarga itu kan Pa?"

Andrew tersenyum kecil, jadi itu yang membuat sang anak bingung. Karena bagaimanapun kebanyakan pemegang saham terbesar dalam sebuah perusahaan adalah CEO itu sendiri.

"Itu bukti nyata seorang ayah yang sangat menyayangi putri nya."jelas Andrew membuat Visya lagi-lagi berdecak kagum. Mata bulat nya berbinar-binar.

"Beruntung banget jadi Nyonya Althaia itu!"seru Visya membuat Andrew menatap nya tak suka.

Mengapa ucapan Visya seakan-akan menginginkan sebuah kasih sayang, jelas-jelas dia sangat menyayangi nya.

"Papa juga sayang sama kamu Sya..."kesal Andrew seraya menyentil jidat Visya pelan.

"Ck, kekerasan nih namanya. Gimana si katanya sayang."keluh Visya seraya mengusap jidat nya.

"Lagian Papa ga di bolehin peluk. Berarti salah kamu."enteng Andrew seraya kembali menggeser laptop nya dan fokus pada berkas-berkas itu.

"Papa ga sayang Visya."

Andrew bergeming. Ia menaikan sebelah alisnya. "Kamu ga lupa kan kalo hampir seluruh aset Kakek dan separuh aset Papa itu atas nama kamu. Bahkan saat ini Papa bisa aja mengganti kepemilikan perusahaan jadi nama kamu Visya."suara berat Andrew terdengar di ruangan itu."Bagi sebagian orang itu memang terlihat berlebihan dan bukan hal yang mudah. Tapi bagi Papa, itu tidak ada apa-apa nya. Papa bakal ngelakuin hal apapun jika itu kemauan anak nya."lanjut nya seraya menatap Visya.

Visya terenyuh mendengar perkataan Andrew. Ia lantas bangkit dan segera menerjang tubuh Papa nya, memeluk nya erat seraya bergumam lirih. "Papa pernah bilang, kalo kasih sayang itu ga bisa di ukur dengan sebuah materi."ujar Visya membuat Andrew tersenyum bangga.

"Papa tau kalo kamu bisa ngerasain ketulusan kasih sayang Papa."

"Ya, Visya tau itu."

"Jadi, kalo di suruh milih antara Papa atau harta?"

Visya mendongak dengan kilauan berbinar di mata bulat nya. "harta!"

Hampir saja jantung Andrew melompat. Apa-apaan itu!

"Kalo ga ada harta atau uang, terus Visya jajan nya gimana?"

Andrew mendengus dan mendorong tubuh Visya sedikit menjauh.

Namun tiba-tiba, anaknya itu kembali memeluk nya erat seraya tertawa keras. "Becanda Pa!"kekeh nya namun sama sekali tak membuat ekspresi datar Andrew berubah."Pa, Papa...Visya becanda..."masih dengan tawa nya Visya menggoyang-goyangkan pundak Andrew.

Ceklek!

Pintu ruang kerja Andrew terbuka menampilkan sosok anggun Anna yang tengah memegang secangkir kopi.

"Loh Sya, muka papa kamu kok jelek banget di tekuk gitu?"

"Ga di tekuk juga muka Papa emang jelek Ma."ledek Visya semakin membuat Andrew cemberut.

Visya dan Anna sontak bertos ria. Benar-benar random kelakuan keluarga itu.

Cup.

"Visya sayang Papa, asli ga bohong."Andrew sontak tersenyum kecil.

Cup.

"Visya sayang Mama banyak-banyak!"

Dengan langkah riang, Visya berlari kecil ke arah pintu. "Udah malem, tidur Sya!"tegur Anna.

"Mau maen bentar sama Kak Ken!"sahut Visya dari luar. Anna hanya menggeleng kan kepala dan menyerahkan secangkir kopi pada suami nya.

"Anak itu."kekeh Anna dengan tangan yang bergerak ke pundak Andrew dan memijat nya pelan.

"Mirip kamu."celetuk Andrew setelah menikmati seteguk kopi buatan sang istri.

"Sok tau."cibir Anna.

"Kamu lupa? Aku tahu semua tentang kamu..."

Anna tak menanggapi, ia lebih memilih fokus pada kegiatan nya. Andrew yang di acuhkan berdecak kesal, ia dengan gesit menarik tubuh sang istri hingga terjatuh di pangkuan nya.

"Hari ini...kamu baru selesai datang bulan kan?"bisik Andrew serak.

Plak!

°°°

"Visya..."

"Hm,"

"Syaa..."

"Iya Kak!"

"Astaga Visya."

"Apaan si Kak Ken!"

"Coba duduk dulu yang bener, jangan berdiri di situ. Kakak ga bisa liat film nya."

Visya menepuk keningnya. Bisa-bisa nya dia anteng berdiri tepat di depan tv, sedangkan Ken duduk di belakang nya.

"Ah iya, lupa."cengir Visya seraya beranjak dan duduk di samping Kakak tampan nya itu.

Ken tersenyum kecil seraya menarik hidung mungil nya pelan.

"Kak Ken tumben ga maen?"

"Males."

"Wah Kakak bisa males ternyata."kekeh Visya membuat Ken segera mengecup pipi adiknya gemas.

"Kamu dari mana?"

"Bantuin Papa kerja."jawab Visya seraya menepuk dada nya.

"Kakak harus percaya?"tanya Kennard seraya menaikan satu alisnya.

"Jangan! Visya tadi boong."

"Bad liar."gumam Kennard. Kebohongan Visya terbongkar hanya dalam satu detik.

Gadis itu tertawa kecil dan mulai merangsek mendekati tubuh Kakak nya. Ia memeluk Ken dari samping.

"Apaan nih peluk-peluk!"tegur seseorang yang mampu membuat sepasang kakak beradik itu mendengus malas.

Andrew dan Anna baru saja turun dari lantai dua.

"Papa diem. Ga di ajak!"seru Visya seraya menjatuhkan kepala nya di dada bidang Ken.

Andrew yang melihat sontak mendengus, setelah itu ia ikut duduk di samping Visya. Dan tentu nya langsung menarik tubuh kecil anak nya itu hingga merapat ke arah nya.

"Papa!"protes Visya tak di perduli kan Andrew. Anna yang melihat hanya menggeleng kan kepala, setelah itu ikut bergabung di samping putra nya.

"Mama engga istirahat? Seharian tadi di butik kan."tanya Ken lembut, ia benar-benar khawatir pada sang Mama yang akhir-akhir ini sibuk di butik.

Anna hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala Ken. "Mama baik-baik aja."seakan tahu ke khawatiran sang anak, Anna menjawab dengan tenang.

"Papa lepas ih!"

"Ck, jangan rewel."

"Papa bau ketek!"

Seakan tanduk merah muncul di kepala Andrew, pria itu lantas menggigit pipi Visya.

"Andrew!!!"teriak Visya menggelegar. Ia langsung menjauh dan memeluk Anna. Bukan nya iba, Mama nya itu malah tertawa ringan. Beda dengan Ken yang menatap Andrew datar.

"Apa!?"sewot Andrew.

"Mulut anda banyak kuman."

"Ya Tuhan! Anna, mereka anak siapa sih!?"bapak dua anak itu nampak tertekan.

"Anak tuan Andrew yang terhormat."kekeh Anna merasa lucu dengan ekspresi suami nya.

°°°

Pagi ini, seperti biasa bagi beberapa keluarga pasti melakukan sarapan bersama. Termasuk keluarga tersohor yang akhir-akhir ini selalu menjadi perbincangan. Bukan hanya sang kepala keluarga ataupun sang istri yang selalu menjadi sasaran empuk platform media, tapi juga sosok anak mereka yang informasi nya benar-benar sangat sulit di tembus media. Karena itu lah mereka semakin di buat penasaran oleh nya.

"Jangan paksa As Mom."

Suara serak itu mengakhiri obrolan mereka pagi ini. Asgara, remaja tampan bak seorang dewa itu berdiri dan mengecup pipi sang Mommy, setelah itu beranjak keluar mansion dengan tas punggung hitam yang sudah bertengger di pundak nya.

Althaia menghela nafas seraya menunduk, ia jadi tak berselera makan. Benar kata mama mertua nya, Asgara benar-benar duplikat seorang Dewa. Bahkan segala sifat positif maupun negatif milik suami nya seratus persen menurun pada sang anak.

"Sayang."Dewa ikut menghela nafas berat. Ia berdiri dari kursi dan menghampiri sang istri.

"Jangan sedih hm."pria itu berjongkok di samping sang istri.

Aya meletakkan sendok nya, ia lantas menunduk dan memeluk leher suami nya. Sebagai seorang ibu, hatinya entah kenapa merasa berdenyut, merasa gagal.

"Dia butuh waktu, jangan khawatir."bisik Dewa pelan. Sang istri hanya bergumam di dalam ceruk leher nya.

"Besok acara pernikahan Daniel, kenapa As benci banget sama pesta?"lirih Aya membuat Dewa terdiam.

Suami tampan nya itu kini tengah menggaruk ujung alisnya. Jika boleh jujur, sampai detik ini, ia masih membenci pesta atau pun acara. Tapi demi menemani sang istri, ia rela menyingkirkan ego nya itu. Lagian mana mungkin Dewa membiarkan istri mungil nya pergi sendirian.

Dari kecil Asgara memang sangat menghindar dari berbagai acara ataupun pertemuan dengan banyak orang. Sifat Dewa benar-benar menurun pada nya.

Bahkan kumpul keluarga sekalipun, jika Aya tidak memaksa anak itu akan ogah-ogahan pergi. Maka tak heran, hubungan nya dengan para sepupu dan saudara terlampau renggang.

Dewa menepuk punggung Aya pelan. Jika sudah begini ia tak bisa meninggalkan kan sang istri ke kantor, pikiran nya otomatis kacau dan tak fokus. Ya, sebesar itu lah efek Aya di kehidupan Dewa.

"Ayo jalan-jalan."ajak Dewa guna menghibur suasana istri nya.

Aya langsung mengeluarkan wajah nya dari leher sang suami. "Boleh? Emang kamu ga sibuk?"Aya bertanya dengan nada sedikit menyindir.

"Engga. Hari ini aku dapet misi."

"Misi?"

Dewa maju mengecup bibir mungil istri nya, ia terlampau gemas melihat raut wajah bingung Aya.

"Hm. Kamu mau tau apa misi nya?"

"Apa?"

"Menerbitkan senyum Althaia."

Aya tak bisa berkata-kata, ia kembali memeluk suami nya. "Makasih."bisik Aya lirih.

"Anything for you, my wife."jawab Dewa serak.

Tbc

#ARTAVIERARTAZKA
#ARTA

See you next part 🙌 bye!

24092022
/Starla.







Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.7M 136K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
566K 62.1K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...