Become The King | Kanemoto Yo...

By ALO-EVERA

47.3K 14.4K 5.4K

Spin off dari Ghory Series dan Zweitausend Series Yoshi akan membuktikan kalau dia pantas menjadi raja. Karen... More

Prolog
[0] Character
[1] Yoshi's Complaint
[2] Yoshi Starts To Act
[3] Jihoon's Worries
[5] Challenge and Help
[6] Discussion
[7] Arrived In The Demon World
[8] Change Is Starting To Happen
[9] Information
[10] Be Discovered
[11] About Death

[4] Yoshi's Dream

2.6K 1K 232
By ALO-EVERA

Mata Yoshi terpejam, tubuhnya dalam posisi duduk bersila. Asap hitam memenuhi ruangan, tidak memberi celah bagi siapa pun untuk menganggunya.

Dari waktu ke waktu yang tidak dia lewatkan di istana, semua yang terjadi tampak jelas di kepala. Mulai dari para pelayan yang gelisah karena ada sesuatu yang mengganggu, sampai para pengawal yang terus bersiaga di kamar raja.

Sesuatu telah terjadi di istana, tapi dia tidak bisa menemukan penyebabnya.

Kedua matanya terbuka, asap hitam perlahan hilang. Dia menoleh ke kiri, ke arah cermin yang memantulkan separuh badan dirinya. Ada perubahan yang terjadi, perlahan-lahan mulai tampak di mata. Tanpa ragu dia menyentuh rambut bagian depan yang sebelumnya berwarna hitam kebiruan, kini berubah menjadi merah.

Dia tersenyum miring. Tidak salah lagi, ini adalah pertanda.

"Wonggi, apa yang terjadi di sana?" Tanya Yoshi melalui telepati. Tidak butuh waktu lama untuk diterima oleh si penerima, sebab Woonggi adalah orang yang sigap bila mendapat panggilan dalam situasi apa pun.

"Gue dapet info dari Taeyoung, ada yang acak-acak kamar lo, kak. Semuanya berantakan," jawab Woonggi jauh di seberang sana.

Yoshi sudah melihatnya melalui kemampuannya tadi. Kamarnya berantakan, banyak barang hancur dan rusak, entah siapa pelakunya.

"Jumlahnya gak cuma satu orang, tapi lima orang. Dugaan sementara, mereka cari lo dan berniat buat ngelakuin hal yang sama kayak yang mereka lakuin ke raja."

"Orang-orang di sana? Aman? Baik-baik aja?"

"Kita semua baik-baik aja, tapi mereka mulai bertanya-tanya ke mana lo pergi. Tapi tenang, gue gak kasih tau mereka kalau lo lagi cari penawar racunnya. Bisa gawat kalau ada yang tau."

Wajar banyak yang bertanya-tanya. Dia pergi tanpa pamit, tanpa memberi tahu ingin ke mana. Dia juga tidak membawa satu pengawal pun. Situasi memang terkendali sekarang, tapi Yoshi yakin pasti ada yang khawatir akan kepergian dirinya yang mendadak hilang tanpa kabar.

Mengingat Woonggi mendapat perintah untuk menjaga sang bunda, Yoshi pun bertanya, "Bunda gimana?"

"Bunda gak apa-apa, Shi..."

Suara sang ibu terdengar. Oh, sepertinya Woonggi menghubungkan telepati kepada sang bunda dengan cara mengizinkan akses masuk melalui pikiran.

"Yoshi janji bakal bawa kabar baik buat bunda, bunda tunggu sebentar ya."

"Bunda selalu berharap dapat kabar baik dari kamu, tapi bunda gak memaksa kamu untuk selalu jadi yang terbaik, Shi. Kamu hebat bertahan sejauh ini," Suara sang bunda terdengar bergetar, "bunda mau kamu tetap jadi diri kamu yang sebenarnya. Jangan pikirin bunda di sini, kamu bisa berkunjung sesekali."

Sejenak tidak ada perbincangan, ketiganya bergeming, hanya helaan napas yang terdengar. Yoshi memejamkan mata kurang lebih dua detik lamanya, kemudian membuka matanya dan menatap tajam ke depan.

Yang semula berada di kamar, kini berada di rumah sang bunda, tepat di hadapan Woonggi dan bundanya yang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Apa yang Anda lakukan pada mereka, tua bangka?"

Sang bunda dan Woonggi terkejut bukan main karena kehadiran Yoshi yang bisa dibilang sangat tiba-tiba dan tidak disangka. Ditambah lagi dia berteleportasi! Pasalnya, Yoshi tidak pernah menunjukkan kemampuan itu kepada siapa pun.

"Kamu salah paham!" Bantah sang kakek melihat pedang Yoshi muncul di tangan. "Mereka seperti ini sejak kedatangan kami, kamu jangan menuduh sembarangan!"

Woonggi yakin seratus persen kalau Yoshi benar-benar marah sekarang. Kilatan amarah terlihat di matanya, begitu juga kilatan petir di tangan. Anak mana yang tidak marah melihat bunda tercintanya dalam kondisi terluka? Yoshi ingin menghabisi siapa pun saat ini juga, dia tidak terima.

"Apa lagi yang ingin Anda katakan, hah?! Sudah ketahuan lebih baik mengaku, bukan sembunyi tangan! Oh, sepertinya Anda mau pedang saya menyapa tangan Anda. Bukan begitu?"

Sang kakek geram karena Yoshi menuduhnya. Para pengawalnya sudah bersiaga untuk melindungi. Apakah Yoshi takut? Tidak! Dia maju selangkah demi langkah menyeret pedangnya, membiarkan suara decitan mengganggu pendengaran.

"Shi... bunda gak apa-apa," ucap sang bunda dengan senyum disertai air mata yang berlinang. Tidak, Yoshi tidak tertuju pada senyum itu, melainkan memar kebiruan di tangan dan leher.

Tepat setelah itu, ledakan es membuat mereka terhempas ke belakang. Ruangan menjadi beku, suhu berubah drastis, menjadi begitu dingin dan menusuk kulit.

Sang kakek dan pengawalnya tidak bisa bergerak, kaki dan tangan mereka dibekukan. Yoshi tidak ragu menghampiri mereka dengan kekehan menyeramkan yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya. Ditambah lagi... kedua netra berwarna hitam pekat dan surai berwarna merah sempurna.

Yoshi berjongkok, menumpu tubuhnya dengan satu kaki yang ditekuk, memandang remeh sang kakek yang tidak bisa berbuat apa pun. "Warna merah pada rambut saya adalah tanda kalau akan ada pertumpahan darah di sini."

Yoshi mengangkat pedangnya, dengan sengaja dia mendorong kening sang kakek menggunakan mata pedangnya agar kepala sang kakek menempel pada dinding.

"Anda salah tentang saya. Saya tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh jika keluarga saya terluka."

Pedang dipindahkan ke leher, Yoshi menyeringai lebar melihat sorot tajam sang kakek yang tampak ingin membunuhnya.

"Kenapa? Mau matanya dulu?"

"Yoshi... berhenti, nak..."

Sang bunda dia tatap, Yoshi menyeringai. "Siapa pun yang nyakitin bunda harus mati, karena Yoshi gak suka."

Tiba-tiba, sang kakek tertawa lepas. Sontak Yoshi menolehkan kepala, seringaiannya sirna, digantikan ekspresi marah.

"Hahahahaha! Rupanya kamu tetaplah anak kecil, Kanemoto Yoshinori. Bodoh sekali."

"Jangan main-main!" Seru Yoshi menekan pedangnya hingga leher sang kakek terluka.

"Iblis bodoh, seharusnya perhatikan sekitarmu dengan baik. Pada dasarnya iblis sepertimu memang tidak pantas menjadi raja."

Semakin marahlah Yoshi. "Anda memang pantas mati! Anda-"




Jleb!




Sang bunda dan Woonggi terpaku, kedua mata membulat sempurna melihat apa yang terjadi.

Sementara Yoshi, dia menunduk sambil menyentuh dada, tempat di mana pedang terhunus menembus tubuhnya. Tangannya gemetar hebat. Tak lama setelahnya, pedang ditarik dari belakang, lalu tubuhnya ambruk sempurna.

































































"Yosh! Yoshi! Lo kenapa woi?! YOSHI!"

Dengan napas tak beraturan, Yoshi bangun dari posisi berbaring. Wajahnya penuh keringat dingin, bibirnya pucat sekali. Dia mendongak, balas menatap Jihoon yang tampak khawatir padanya.

"Lo gak apa-apa, kan? Tadi gue denger suara lo ngomong sama orang, pas gue cek ke sini, lo masih tidur tapi lo gak berhenti keringetan."

Yoshi bergeming. Refleks dia menoleh ke cermin.

Warna rambutnya masih sama, hitam kebiruan.

Astaga, syukurlah yang tadi hanya mimpi. Bisa-bisanya dia bermimpi buruk dan mati terbunuh di mimpinya sendiri. Namun, dia merasa ada yang aneh....

"Shh..." dia meringis.

Jihoon pun panik. "Yosh? Lo oke, kan? Bentar, gue ambil minum dulu!"

Sepeninggal sang teman, Yoshi kembali meringis sambil memegang dada. Ini aneh. Sangat aneh. Jika tadi hanya mimpi, mengapa rasa sakit di dadanya terasa nyata?




























































Tunggu, Yoshi baru menyadari sesuatu. Ada darah di pakaiannya.

Continue Reading

You'll Also Like

103K 6.7K 42
Aletta Cleodora Rannes, seorang putri Duke yang sangat di rendahkan di kediamannya. ia sering di jadikan bahan omongan oleh para pelayan di kediaman...
275K 16.7K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
7.1M 370K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
1M 99.2K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...