Be a Healer [END]

By Luluqolbiyatus

197K 25.9K 732

Aku yang memasuki dunia novel, dimana dunia itu banyak sekali kemampuan kemampuan menakjubkan Bisa bertelepor... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69 (Ending)
Another Story

Chapter 61

638 85 1
By Luluqolbiyatus

“Apa kalian merindukanku?” Amarilys berkata pada dua kepala naga.

Amarilys sekarang berada di Utara, Kediaman Garmond. Asher mengirim kereta untuk ditunggangi Amarilys. Karena seluruh Kekaisaran memiliki portal sihir, ini memudahkan mereka berpindah tempat dengan cepat.

Asher yang baru saja datang bertanya “Apa ini pertama kalinya kau ke Utara?”

“Ah Tuan muda, ya ini pertama kali”

Setiap berkata Amarilys mengeluarkan uap yang keluar dari mulutnya. Udara yang asing bagi wanita ini karena iklim di Ibukota cenderung panas. 

“Jadi bagaimana Utara?” Asher berkata, tersenyum.

“Menakjubkan, seperti di dunia lain”

Amarilys semakin mendekatkan pipinya ke kepala naga.

“Aku tidak tau Cerberus sangat menyukaimu”

Mata Asher masih tertaut pada wajah wanita di sampingnya sedang tangannya mengelus leher naga berwarna putih.

“Tuan muda” seorang lelaki paruh baya mendekat sambil memberikan coat dan syal.

“Ah”

Asher awalnya tidak paham untuk apa benda benda itu, mengangguk setelah kepala pelayan memberi isyarat pada Amarilys.

‘Haahh aku benar benar bodoh urusan wanita.’

Sungguh tidak terduga, mata Asher terlalu terpatri pada wajah Amarilys hingga ia tidak sadar bahwa tubuh wanita ini menggigil.

“Hallo, Tuan Collin”

Amarilys yang tersadar seseorang mendekat, memberi salam. Mereka baru bertukar sapaan beberapa jam yang lalu, tidak etis rasanya jika bertemu kembali dan tidak menyapa.

“Ya Nona Pernilla, selamat bersenang senang” Collin berkata dengan sopan.

“Ya, terimakasih”

Setelah kepala pelayan pergi, Asher mendekati Amarilys, menyampirkan coat dan memasang syal. Amarilys tersentak sejenak karena perilau Asher tiba tiba, aroma lavender menyeruak di indera penciumannya, membuat jantungnya berdetak cepat.

Sambil memasang, Asher berkata “Kau pasti belum terbiasa dengan dingin”

“Hhmm”

Amarilys hanya mengangguk, syal di pakaikan padanya menutupi hampir setengah wajahnya. Sekarang bukan hanya hatinya, tubuhnya pun ikut menghangat.

“Imut” tanpa sadar Asher berbicara dengan suara keras “Ah eemm maksudku..”

Karena perubahan raut wajah Amarilys, Asher sadar apa yang baru saja ia katakan.

“Eemm terimakasih” Amarilys menjawab sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam syal.

Beberapa saat, tidak ada dari mereka yang berbicara.

“Bagaimana kalau kita menaiki Cereberus?” Asher asal berbicara karena tidak tahan dengan suasananya yang canggung.

“Ya”

Sebelum mereka bisa menaiki, seorang lelaki datang dan membawa surat.

“Tuan muda, ada surat dari Kediaman Duke Chevalier”

Asher mengernyit, tidak biasanya Duke mengirimkan surat. Ia langsung membuka dan membaca, seketika ekspresinya mengeras.

“Ada apa?” Amarilys bertanya karena perubahan tidak biasa di wajah Asher.

“Tidak ada, aku akan mengirim kereta untukmu kembali ke Kediaman Visscount, maaf sebelumnya”

“Apa ini mengenai Nona Garmond?”

Amarilys memegang lengan bawah Asher, hanya itu satu satunya alasan perubahan dan surat yang ada di tangan Asher.

Asher menghela nafas sejenak, sebelum menjawab “Ya, Charta hhmmm hilang. Aku akan pergi ke Timur”

“Apa? Aku ikut”

Karena terburu buru, Amarilys tidak sadar bahwa dirinya berkata dengan bahasa sehari hari.

“Tidak, ini bisa berbahaya” Asher berkata sambil melepas tangan Amarilys yang masih memegang lengan miliknya.

“Aku ah saya bisa membantu, saya bisa bertanya dengan para hewan jika mereka melihat sesuatu yang mencurigakan”

Asher melihat sejenak ke mata oren kemerahan Amarilys sebelum kemudian mengangguk.

“Sebelum itu, tulis surat ke Visscount”

“Ya” Amarilys berkata sambil mengangguk, patuh.

Semua persiapan selesai, akhirnya mereka naik ke atas naga dan pergi ke Timur.

🌱🌱🌱

Waktu yang sama di Timur.

Seorang lelaki pergi berlari tergesa gesa ingin memasuki sebuah Kediaman paling besar di Timur. Menurut informasi yang diberikan Chris, Chartarina disembunyikan di sini. Siapa lagi pemilik Mansion besar kalau bukan Penguasa? 

Sebelum Ainsley bisa masuk, seorang pria menghampiri dengan tergesa gesa.

“Selamat siang Yang Mulia, ada yang bisa kami bantu?”

“Aku ingin bertemu dengan Tuanmu” tanpa basa basi, Ainsley memberikan jawaban maksud kedatangannya.

Ada perubahan sedikit di raut wajah lelaki yang ada di depan Ainsley.

“Baiklah, kalau begitu akan saya antarkan Yang Mulia ke ruang tamu”

Tidak sabar untuk menunggu Ainsley berkata “Tidak perlu, antarkan aku ke tempat dirinya sekarang” 

“Meski anda seorang Duke, saya tidak mung….”

Sriiing

Ainsley mencabut pedang yang ada di pingangnya, mengarahkan ke tepat ke leher lelaki yang ada di depan Ainsley.

Sring

Sring

Melihat perilaku Ainsley, Kesatria di Kediaman Penguasa mengeluarkan pedangnya ke arah Ainsley dengan itu Kesatria Duke Chevalier juga mengarahkan pedangnya ke arah Kesatria. Dari segi kuantitas Kesatria yang ada di Kediaman sangat sedikit jika dibandingkan Kesatria Duke Chevalier.

“Katakan atau ku potong lehermu”

Tidak menggubris apa yang terjadi disekitarnya, mata tajam Ainsley mengarah ke lelaki yang tidak bisa berkutik.

Tangan lelaki itu ke atas menyuruh Kesatria berhenti dan menjawab “Baik”

Lelaki itu mengantar Ainsley ke sebuah ruangan, yang diyakini sebagai kantor.

Ketika mata beda warnanya menangkap seorang lelaki yang duduk di atas kursi, ia langsung mendekat dan menarik kerahnya.

“Di mana Chartarina, Malvynn Albern?”

Kemarahan yang sempat ditahan, dikeluarkan begitu saja.

“Sepertinya ada kesalahpahaman”

“Salah paham?” seringai keluar dari bibir Ainsley.

“Saya bukan Malvynn Albern”

“Apa?”

Ainsley tidak percaya apa yang ia dengar.

Chris berkata bahwa Malvynn Albern adalah Penguasa Timur, itu berarti Malvynn adalah seorang Duke. Satu satunya orang yang memiliki kastil dan Mansion semegah ini di Timur pasti seorang Penguasa dan Duke.

“Mari kita bicara dan lepaskan ini”

Lelaki berambut pirang ini mengenggam pergelangan tangan Ainsley.

Ainsley yang bingung mundur sedikit ke belakang.

Mereka berdua akhirnya berbicara mengenai siapa lelaki pirang ini dan maksud kedatangan Ainsley ke Mansion ini.

Akhirnya Ainsley keluar dengan wajah yang rumit, ia tidak menemukan jejak Chartarina. Ainsley meminta kerja sama lelaki berambut pirang untuk mencari Charta diseluruh Mansion. Dirinya memperkenalkan diri dengan nama Radero Anozie sebagai administrator Timur, karena Timur tidak memiliki Penguasa. 

Ainsley tidak habis pikir, tidak ada diingatannya tentang Penguasa Timur namun Chris mengatakan bahwa Malvynn seorang Penguasa. Dalam pekerjaan Chris ia tidak pernah berbohong atau salah.

Pasti ada sesuatu tentang Malvynn, Penguasa Timur dan hilangnya Charta.

Ketika Ainsley akan menaiki kuda miliknya, seorang lelaki berambut silver datang dengan wajah yang penuh amarah.

Bug

Asher memukul wajah Ainsley.

“Dasar bajingan, kau bahkan tidak bisa menjaga Charta?”

Asher menarik kerah baju Ainsley dengan kencang, meski begitu wajah Ainsley tidak berubah sedikit pun.

“Buang buang waktu, aku akan segera menemukannya!”

Ainsley menarik tangan Asher yang masih mencengkram kerah bajunya.

“Pergi kemana kau?”

Asher kesal, karena Ainsley tidak menggubris perkataannya dan pergi begitu saja.

“Aku akan meminta Kesatria Kekaisaran dikerahkan, jika ingin membantu anda lebih baik mencari sendiri dengan naga anda”

Tangan Asher menyatu hingga terlihat urat biru di pergelangan tangannya.

Kesatria Kekaisaran adalah unit satuan dengan Kesatria paling berbakat, bahkan dalam beberapa aspek Kesatria Kekaisaran sedikit lebih baik daripada ‘Shade’ milik keluarga Chevalier. Tidak boleh sembarang orang menggunakannya, hanya di bawah perintah Kaisar satuan Kesatria itu keluar melakukan tugas. Keluarga yang boleh meminta unit Kesatria itu pun hanya keluarga pendiri yaitu, Chevalier dan Garmond.

Hal hal menjadi aneh dan Ainsley merasa ia membutuhkan batuan Kesatria Kekaisaran.

Ketika meninggalkan Timur, Ainsley sudah menyuruh seluruh Kesatria dan anggota Shade dikerahkan untuk mencari Charta.

Ainsley memacu kudanya secepat yang ia bisa. Pikirannya berada di tempat lain, memikirkan di mana Chartarina berada. Memikirkan Charta akan merasa ketakutan, membuat pegangan pada pelana kuda mengencang, kembali mengendarai kuda dengan kecepatan yang fantastis.

“Yang Mulia, Duke Chevalier ingin bertemu secara resmi”

“Duke Chevalier?”

Xavier yang sedang berurusan dengan dokumen langsung mengarahkan wajahnya ke arah Aiden, ajudan yang memberikan kabar.

“Jangan jangan tentang…”

Carolyn yang sedang membaca buku menghentikan perkataannya, karena tidak ingin hal itu menjadi kenyataan. Beberapa hari ini Xavier secara pribadi meminta Carolyn untuk menemaninya bekerja, dengan alasan kesehatan Xavier.

“Yang Mulia”

Ada kekhawatiran dimata Carolyn.

“Tidak usah khawatir”

Xavier beranjak dari tempat duduknya, mendekati Carolyn.

“Aku akan langsung memberikan kabar”

Ibu jari Xavier mengelus area yang ada di dekat kelopak mata sebelah kanan Carolyn. Seperti sebuah kebiasaan, Carolyn tidak menggubrisnya.

“Secepatnya” Carolyn berkata sambil memegang tangan Xavier yang masih ada di wajahnya.

“Ya”

Sebelum pergi Xavier memberi kecupan singkat di tangan Carolyn.

Carolyn mematung, itu membuat senyum singkat di wajah Xavier. Entah dari kapan Xavier melakukan hal hal tadi secara tiba tiba, membuat jantung Carolyn berdetak tak karuan.

🌱🌱🌱

Xavier duduk di atas singasana, berkat kursi tinggi dan penempatan yang agung semua yang ada di bawahnya terlihat kecil.

Pintu terbuka dan seorang lelaki berambut ungu bermata beda warna masuk.

“Salam pada matahari Kekaisaran, semoga keberkahan dewa Pseudon selalu menyertai anda Yang Mulia” Ainsley berkata dengan penuh kesopanan.

“Bicara” Xavier tidak ingin menghabiskan banyak waktunya di sini.

“Saya ingin kemurahan hati Yang Mulia untuk membiarkan saya menggunakan Kesatria Kekaisaran”  Ainsley menundukkan kepalanya.

“Alasan?”

“Saya tidak bisa menemukan istri saya yang juga menyandang Healer Kekaisaran Yang Mulia dan saya membutuhkan batuan Kesatria Kekaisaran”

“Baiklah” dengan entengnya, Xavier mengizinkan. 

“Yang Mulia!”

Aiden yang ada disamping Xavier terkejut. Dalam sejarah, Kesatria Kekaisaran hanya keluar untuk kepentingan Kekaisaran seperti perang atau menghunus pemberontakan, meski keluarga pendiri memang bisa meminta menggunakan Kesatria itu namun tidak pernah Kaisar memberikan izin semudah itu.

Para Kaisar pasti akan meminta imbalan yang pantas pada para keluarga pendiri jika ingin menggunakan Kesatria Kekaisaran, dan paling paling Kaisar hanya mengizinkan unit Kesatria milik Putera Mahkota dengan dalih itu unit Kesatria Kekaisaran. 

“Terimakasih Yang Mulia”

Ainsley tidak menyangka akan mendapat Kesatria Kekaisaran begitu mudah. Ia mengangkat kepalanya, apa mungkin Xavier masih tertarik pada Chartarina?

“Karena ada yang mengkhawatirkan Chartarina”

Entah mengapa Xavier tidak ingin disalahpami masih memiliki ketertarikan dan kesukaan pada Charta. Ia yakin ketertarikan itu sudah pindah ke wanita lain.

Memang ketertarikan pada Charta tidak bisa hilang begitu saja, itulah mengapa Xavier ingin menghilangkan bayangan wanita berambut biru ash dengan mengundang Carolyn ke Istana sesering mungkin. Tapi siapa yang menduga, baginya kini Carolyn adalah wanita yang lebih menarik daripada Chartarina.

“Aiden, berikan perintah Kaisar pada Owen untuk mengikuti Duke Chevalier. Owen Peruvian tau apa yang harus dan tidak boleh ia lakukan” dengan nada tenang, Xavier memberikan perintah.

Count Owen Peruvian merupakan pimpinan Kesatria Kekaisaran. Selain karena kemampuannya ia terkenal akan loyalitas tanpa batas pada Kaisar, siapapun Kaisar yang terpilih Owen akan mengikuti.

Kekuatan Kesatria Kekaisaran terkenal juga karena kekuatan yang ia miliki. Bisa menyerap kekuatan orang lain dan bisa memantulkan kekuatan pengguna lalu kembali ke diri mereka sendiri.

“Baik Yang Mulia”

“Terimakasih sekali lagi Yang Mulia”

Setelah urusan mereka selesai Xavier beranjak lebih dulu dari kursinya.
‘Jika Kesatria Kekaisaran membantu, Carolyn tidak akan khawatir lagi’

Xavier menganggukkan kepalanya, bergegas kembali ke kantor untuk memberitau kabar ini pada Carolyn.

Continue Reading

You'll Also Like

73.8K 9.6K 54
Untuk mereka yang selalu bersamaku dan untuk diriku yang harus tetap teguh tuhan menetapkan ku pada posisi sulit seperti ini, menjadi anak yang kehad...
378K 1.3K 9
HI SEMOGA KALIAN KETEMU CERITAKU YAA. KALO KETEMU KOMEN ATO VOTE APAPUN LAH SESUKA KALIAN. YANG JELAS INI CERITA YANG SELALU AKU BAYANGIN DAN SELALU...
1.7M 59.7K 39
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
230K 25.4K 87
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...