TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TE...

By Chatweetz18

10M 1.2M 68.1K

"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalam... More

PROLOG
1. Beda Raga
2. Welcome To Dunia Fiksi
3. Alaskar Galendra
4. Alas Tikar
5. Serangan Centong Sayur
6. Yollanda Amelia
7. Drama Pagi Hari
8. Keputusan Araya
9. Bertemu Tokoh Lain
10. Araya Kissing?
11. Ravloska Is The Kings
12. Araya Diculik?
13. Pertemuan Kedua
14. Levator
15. Permintaan Araya
16. Amarah Macan Betina
17. Queen Ravloska
18. Balapan
19. Terciduk
20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?
21. Nomor Palsu
22. Good Girl
23. Sasaran Utama
24. Mengundurkan Diri
25. Balapan, lagi?
26. Kasih Bunda
27. Bekerja Sama?
28. Tetap Dia Pemenangnya
29. Toilet Sekolah
30. Lambe Turah
31. Pengeroyokan
32. Mencari Si Impostor
33. Petunjuk Pertama
34. Darren dan Kiran?
35. Parasit
36. Terbongkar?
37. Fakta Baru?
38. Unfriend
39. Temen Rasa Pacar?
40. Pamit
41. Bersenang-senang
42. Let's Get Started
43. Dia Impostornya
44. Penjelasan
45. Klarifikasi
46. Playing Victim
47. Freak
48. Minimal Pacaran, lah.
49. Demi Levator
50. Lelah
52. Cari Kesempatan
53. Nathan Mabuk?
54. Apa Bedanya?
55. Kenapa harus Levator?
56. ARAYA KEMBALI!!
57. Lo Nyalahin Gue?
58. I Just Wanna Be Yours
59. Kencan Pertama
VOTE COVER + GIVEAWAY

51. AYANG!!

128K 16.9K 1.5K
By Chatweetz18

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Anggota Ravloska terlihat berkumpul di pinggir lapang basket, mereka baru saja selesai latihan. Garvan membagikan beberapa botol minum ke mereka.

"Ini masih lanjut latihan atau mau balik?" tanya Zeyn melihat ke arah Alaskar.

"Jangan tanya gue, tanya ketua basket lah," jawab Alaskar.

"Langsung balik, gue ada urusan." Arthur menjawab seraya membuka tutup botol lalu meminumnya setengah. Zeyn menghela napas lega mendengar jawaban Arthur.

"Btw ... gue heran kenapa cewek lo tiba-tiba pindah sekolah Zay," ucap Alaskar menoleh ke arah Zayn.

Zayn mengedikkan bahunya. "Mana gue tau, dia bukan cewek gue."

"Lo berdua putus?" tanya Garvan.

"Buat apa gue pacaran sama cewek pengkhianat kayak dia?"

Zeyn tertawa mendengar ucapan kembarannya. "Sekarang aja ngomong gini, pas awal kemana aja lo? Udah gue bilang kalo tuh cewek gak bener, beda sama si Kiran."

Garvan menyenggol bahu Zeyn memberi kode dengan lirikan mata. Zeyn yang sadar langsung menutup mulutnya rapat-rapat, sedangkan yang lainnya menghela napas.

"Sorry Kar, mulut gue emang suka bablas," ujar Zeyn merasa bersalah.

Alaskar mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia melihat Araya yang sedang berjalan di koridor bersama Elita. Tangannya langsung menyambar jaket dan juga tas sekolahnya, dan berlari menghampiri Araya tanpa mengucap sepatah kata kepada teman-temannya.

"Lo sih, Zey! Udah tau mereka berdua putus malah nyebut nama si Kiran," protes Garvan.

"Gue keceplosan bego!"

"Makanya kalo ngomong itu pake saringan, biar kagak asal ceplos," balas Zayn seraya berlalu pergi.

"Sialan lo, dasar kembaran gak ada akhlak!" teriak Zeyn sembari menyusul dan diikuti oleh Garvan.

Tinggal Arthur seorang diri. Kedua matanya tidak lepas dari gadis berambut panjang yang seperti tengah kesal dengan wajah yang tertekuk. Gadis itu tak lain adalah Araya.

"Aya!"

Elita yang sedang bercerita langsung menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara Alaskar.

"Ray, si Alaskar manggil lo tuh."

"Enggak penting," saut Araya sambil terus berjalan.

"Aya," panggil Alaskar berdiri tepat di hadapan Araya, memblokir jalan gadis itu.

"Minggir, gue mau lewat."

Araya mengusirnya secara terang-terangan. Namun bukannya minggir, Alaskar malah tetap diam.

"Ray, gue duluan ya mau ke Arthur," pamit Elita langsung mengacir pergi.

Araya yang tau bahwa Elita hanya membuat alasan semata saja menghela napas jengah. Dia melirik Alaskar dari atas sampai bawah, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain dan melewati cowok itu begitu saja.

"Ay, balik sama siapa? Mau bareng?" tanya Alaskar, tetapi diacuhkan oleh Araya.

"Balik sama gue, sekalian gue mau ketemu sama si Darren."

Araya tetap mengacuhkannya. Suara Alaskar dianggapnya sebuah angin lalu.

"Ay-"

"Berisik, lo! Gue sumpal juga mulut lo pake kaos kaki," sentak Araya tanpa menoleh sama sekali.

Alaskar menahan tangan Araya, membuat langkah gadis itu seketika terhenti. Araya menatap Alaskar horor, dia langsung menendang tulang kering laki-laki itu sampai mengaduh kesakitan.

"Mampus!"

"Argh! Kasar banget lo jadi cewek," ujar Alaskar seraya meringis.

Alaskar menarik napas dalam-dalam saat Araya malah meninggalkannya. Ia mencoba mengejar gadis itu lagi.

"Ay, gue anterin lo balik."

"Lo diem Kar, sebelum mulut lo gue tendang," ujar Araya.

"Lo tunggu di gerbang, gue ambil motor dulu ke parkiran."

Araya berdecak. "Ck! Keluarga lo jatuh miskin nyampe gak bisa beli kaca sama sekali?"

Araya memandang Alaskar dengan tatapan tidak suka. Dia benar-benar muak melihat wajah laki-laki itu yang terus mengganggunya.

"AYANG!!"

Baru saja Alaskar membuka mulut akan menjawab pertanyaan Araya. Sebuah teriakan yang begitu nyaring terdengar dari arah gerbang. Mereka berdua seketika langsung menoleh ke sumber suara.

"Ayang!"

Mata Araya terbelalak saat mengetahui bahwa pemilik suara tersebut adalah Nathan. Cowok itu terlihat berjalan menghampiri mereka berdua.

"Ayang ngapain dulu? Gue udah nunggu lama di sini Ayang," ucap Nathan dengan wajah dibuat seperti kecewa.

'Cobaan apa lagi ini Ya Tuhan?'

Araya membatin. Mengapa dirinya di kelilingi dengan orang-orang yang selalu menguji kesabarannya?

"Lo ngapain ada di sini?" tanya Alaskar dengan intonasi yang dingin.

"Mau jemput Ayang gue lah, yakali mau ketemu sama lo."

"Lo enggak usah panggil Aya dengan sebutan alay kayak gitu," ujar Alaskar tidak suka.

"Ada yang salah? Araya kan pacar gue."

Nathan menarik tubuh Araya dan langsung merangkul pundak gadis itu, membuat Araya sedikit tersentak.

"Iya kan, Ayang?" tanya Nathan sedikit menunduk melihat mata Araya.

Araya ingin sekali menonjok wajah Nathan saat ini. Setiap perkataan Nathan rasanya sangat menggelikan terdengar di telinga.

Sembari tersenyum dengan sangat manis, Araya melihat ke arah Alaskar.

"Apa yang dikatakan Nathan bener, gue sama Nathan pacaran."

Sudut bibir Nathan sedikit berkedut, namun dia menahannya. Alaskar seketika terdiam, menatap Araya dengan pandangan kosong.

"Gue sama Ayang gue duluan, ya. Makasih gak pernah anggap Ayang gue ada, jadinya sekarang dia milik gue," ucap Nathan.

Nathan melihat ke Araya, pandangan mereka saling bertemu.

"Ayo Ayang kita pulang," ajak Nathan.

Araya hanya membalasnya dengan senyum semanis mungkin bersamaan sambil mengangguk.

"Duluan Kar," pamit Nathan menepuk bahu Alaskar, dan langsung ditepisnya.

Sembari masih merangkul pundak Araya, mereka berbalik. Namun baru beberapa langkah, Nathan tiba-tiba berhenti dan menoleh ke belakang.

"Jangan ganggu cewek gue lagi. Selain dia risih, gue gak suka milik gue disentuh," ujar Nathan seraya tersenyum sinis dan berlalu pergi.

***

Setelah melewati gerbang sekolah, Araya langsung melepaskan diri dari rangkulan Nathan.

"Kok dilepas sih Ayang?" tanya Nathan.

"Ayang-ayang mata lo! Ngapain sih lo pake ngomong ke dia kalo kita pacaran?!"

"Kenapa emang? Lo takut kehilangan dia?"

Araya berdecih. "Kagak, lah. Gue udah tobat sekarang, gak bakalan khilaf suka sama cowok modelan kayak dia."

"Yaudah, gak ada masalah kan?"

"Ada! Masalahnya gue sama lo enggak pacaran kampret! Ribet nanti urusannya," gerutu Araya.

Nathan manggut-manggut. "Jadi masalahnya karena gue sama lo gak pacaran, ya?"

Araya menjentikkan jarinya. "Nah, itu! Nanti urusannya makin ribet, dan bakalan tersebar gitu aja kalo ada orang lain yang denger tentang ini."

"Yaudah, ayo pacaran!"

Araya menggeplak kepala Nathan pelan. "Kagak gitu juga konsepnya malih!"

"Katanya kalo cuma pura-pura bakalan jadi masalah, yaudah ayo pacaran beneran," timpal Nathan tanpa beban.

Araya menghela napas, lalu tersenyum. "Mohon maaf nih, pas waktu itu ngomong gak suka cewek tepos siapa, ya?"

Skakmat.

Nathan langsung dibuat terbungkam dengan kata-kata Araya. Gadis itu menepuk puncak kepala Nathan pelan.

"Makanya Ayang kalo ngomong jangan asal ceplos, nanti ke makan omongan sendiri," ujar Araya meninggalkan Nathan yang berdiri mematung.

Laki-laki itu memegang dadanya dengan mata yang tidak berkedip sama sekali.

"Tepukannya nembus nyampe ke jantung."

_______________
batas suci

Hai, Araya up again nih!

Gimana dengan chapter kali ini?

Kalian ada di tim mana, nih?

Tim Araya Nathan?

Tim Araya Alaskar?

Atau, tim Araya Arthur?

Btw, just call me Acha or Buna ya. Jangan panggil thor apalagi min, okay?😭👍

Virtual hug untuk kalian, sehat selalu.

Terima kasih untuk yang sudah baca dan vote😽💖

Continue Reading

You'll Also Like

999K 59.5K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
4.9M 504K 42
"Gue, Maurel Callista. Gak akan lagi ngemis perhatian dari mereka" ⚠️REVISI BERJALAN ⚠️ INI ADALAH CERITA FIKSI! APAPUN BISA TERJADI DI SINI, TIDAK C...
10M 1.4M 81
Helena Gain Xera, seorang gadis tomboy nan gila yang merupakan wakil ketua dari sebuah geng motor yang sangat terkenal. Dark Spider. Hidupnya masih b...