LOSE (JINLIA & YEJISU)

By Midziis

1.2K 108 22

Choi Lia menghilang, dan tidak ada yang tau dimana keberadaannya. Sampai akhirnya kebenaran tentang hilangnya... More

Ch. 01
Ch. 02
Ch. 03
Ch. 04
Ch. 05
Ch. 06
Ch. 07
Ch. 08
Ch. 10
Ch. 11
Ch. 12
Ch. 13
Ch. 14

Ch. 09

72 7 0
By Midziis

Choi Lia and Hwang Yeji
.

"Apa yang kau katakan?" Tanya Lia tak mengerti.

"Aku juga bisa memberikan apapun yang kau mau, asalkan kau mau meninggalkan Yeji dan menjadi milikku...." jawab Hyunjin menjelaskan keinginannya pada Lia.

Lia terdiam untuk beberapa saat. Menatap Hyunjin dengan puluhan pertanyaan dikepalanya namun kemudian Lia memilih untuk menundukkan wajahnya. Menghindari tatapan Hyunjin yang juga menatapnya tanpa henti.

"....K-kau benar-benar sudah sangat mabuk hyunjin..." Lia mengepalkan tangan. Merasa tak nyaman dengan perbincangan mereka yang sudah tak lagi menarik. Lia merasa terintimidasi oleh Hyunjin dan entah mengapa itu membuatnya sedikit takut.

"Aku akan pergi keatas, maafkan aku karena tak bisa lagi menemanimu minum..." Lia bangkit. Meletakan kaleng jusnya diatas meja kemudian berjalan melewati Hyunjin untuk masuk kedalam kabin. Tak ingin melanjutkan perbincangannya dengan hyunjin yang sangat mengganggu pikirannya.

Namun tangan Hyunjin segera terulur. menghentikan Lia yang akan melangkah masuk. Menggenggam pergelangan tangan Lia seperti tak membiarkan Lia pergi begitu saja.

"Apa yang sudah Yeji berikan padamu? Tanah? Rumah? Kalung Liontin yang sedang kau pakai sekarang?" Mata Hyunjin ia arahkan pada kalung yang Lia kenakan. Kalung liontin berharga mahal yang Hyunjin tau tak akan mampu orang desa seperti Lia beli tanpa bantuan kakak perempuannya. "Apa yang kau mau? Aku akan memberikan apapun untukmu"

"Aku tak membutuhkan apapun darimu, karena itu lepaskan tanganmu dariku..." ucap Lia. Berusaha tak menanggapi Hyunjin dengan serius meskipun didalam otaknya ia masih saja bertanya tanya kenapa hyunjin dengan tiba-tiba mengatakan hal seperti ini padanya.

"Kau tak bisa menyuruhku melepaskanmu sebelum kau memberitahuku apa yang kau inginkan dariku, untuk membuatmu mau mengakhiri hubunganmu dengan Yeji.."

"Hyunjin lepaskan aku..." Lia menarik tangannya. Mencoba melepaskan diri dari Hyunjin yang sekarang berhasil membuatnya ketakutan. Lia merasa Hyunjin seperti memiliki tujuan buruk dan itu membuat rasa takutnya semakin bertambah.

"Noona aku bisa memberikanmu lebih dari apa yang Yeji telah berikan padamu..." Hyunjin bangkit. Menempatkan tubuhnya dihadapan Lia sembari menatap wajah Lia tajam, semakin mengeratkan pegangannya pada tangan lia yang sekarang mulai bergetar ketakutan. Menarik Lia mendekat namun Lia segera menahan tarikan Hyunjin dengan sekuat tenaga agar tubuhnya tidak bersentuhan dengan lelaki yang memiliki tinggi 182cm itu.

"Hyunjin ! " Lia terpekik ketika Hyunjin kembali menariknya maju dan membuat tubuhnya membentur tubuh Hyunjin keras.

"Jangan jual mahal didepanku noona. katakan apa yang kau inginkan? Kau suka uang kan? Aku akan memberikan sekarang juga jika kau mau agar kau bisa percaya.." ucap Hyunjin semakin berani.

"Hyunjin aku mohon lepaskan aku..." mohon Lia dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Kau harus menerimaku ! Kau harus meninggalkan wanita sialan itu dan berpaling padaku !" Hyunjin mendelik. Memberikan penekanan disetiap kalimatnya sehingga menambah ketakutan didiri Lia.

"Hyunjin aku mohon lepas..." Lia mulai terisak, kembali menarik tangannya. Memukul-mukul dada bidang Hyunjin dengan kepalan tangannya yang lain agar kali ini Hyunjin mau melepaskan dirinya. Namun hyunjin tak peduli. Tak mencoba melepaskan Lia dan masih menggenggam tangan Lia kuat.

"Aku akan melepaskanmu tapi kau harus berjanji akan meninggalkan Yeji dan berpaling padaku" ucap Hyunjin memberikan penawaran.

"....aku tidak mau..lepaskan aku, kau membuatku takut..." air mata Lia mengalir deras. Masih mencoba melepaskan dirinya dari hyunjin sampai tak lama kemudian sosok Yeji muncul dari balik pintu. menatap Lia dan Hyunjin secara bergantian. Memperhatikan tangan Hyunjin yang memegang pergelangan tangan Lia dengan jarak mereka yang sangat dekat.

Yeji memperhatikan wajah Lia yang basah oleh air mata dan itu berhasil memancing amarahnya. "Apa yang kau lakukan?!" Yeji mendorong Hyunjin kebelakang. Melepaskan pegangan tangan hyunjin pada pergelangan tangan Lia yang memerah. Terlihat murka karena Hyunjin dengan berani membuat Lia menangis didepan matanya.

"Aku tidak melakukan apapun..." jawab hyunjin datar. Tak terlihat merasa bersalah dan lebih memilih mengambil kaleng birnya lagi untuk ia minum.

Yeji menolehkan wajahnya pada Lia yang masih terlihat menangis.

"Lia ada apa?" Tanya Yeji dengan dahi yang berkerut. Dapat melihat ketakutan diwajah Lia.

"Noona hanya takut kerena aku menceritakan kisah hantu mengenai danau ini. Benarkan noona?" Hyunjin melirik kearah Lia. Mencoba mengintimidasi Lia agar Lia tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada Yeji.

Lia tidak menjawab. Menghapus semua air matanya kemudian berlari menuju kedalam kabin. Meninggalkan Yeji yang masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Lia menangis seperti itu.

"Apa kau lakukan padanya?!" Yeji mendelik. Menarik jaket yang Hyunjin pakai sembari Menatap adik lelakinya itu dengan rahang mengeras.

"Aku tidak melakukan apapun..." sangkal Hyunjin. Tak mengakui apa yang ia perbuat pada Lia.

"Jika kau tidak melakukan apa-apa pada Lia kenapa dia menangis?!!" Tanya Yeji dengan suara menggebu-gebu.

"Sudah kukatakan jika dia ketakutan saat kuceritakan tentang hantu penunggu danau.."

"Apakah kau pikir aku bodoh?!" Yeji mendorong tubuh hyunjin kebelakang sekali lagi hingga bir ditangan Hyunjin tumpah dan mengenai bajunya sendiri.

"Noona kau mengotori bajuku !" Kali ini Hyunjin terlihat melotot. Ikut marah karena yeji membuat pakaiannya basah.

"Aku akan tanyakan ini pada Lia, jika aku dengar kau berani berbuat macam-macam padanya aku akan segera membunuhmu !" Ucap Yeji penuh penekanan.

"Kau sangat berlebihan noona, bukankah sudah kukatakan jika Lia noona hanya ketakutan karena kuceritakan cerita horor. kenapa kau tidak mempercayaiku?!"

Yeji tersenyum sinis mendengar perkataan Hyunjin yang terasa tak masuk akal untuknya. "Aku tau siapa dirimu, meskipun kau mengatakan hal sebenarnya sekalipun aku tak akan pernah percaya padamu. Bukankah sudah kukatakan untuk tidak kemari? Kenapa kau masih berani menginjakan kakimu disini dan tidak mendengarkan perkataanku!"

"Ini kabin keluarga kita, kenapa kau tidak mengizinkan aku datang kemari? Bukankah aku salah satu dari keluarga ini !" Protes Hyunjin. Meremas kaleng bir tangannya dan membuang kaleng itu kelantai kasar.

"Sekarang kabin ini milikku ! Meskipun kau salah satu dari keluarga ini, aku tetap tak mengijinkanmu untuk menginjakan kakimu disini tanpa seijin dariku !"

"Apakah karena wanita itu hingga aku tidak diijinkan datang? Apakah kau juga memberikan kabin ini padanya?" Kening Hyunjin berkerut.

"Itu bukan urusanmu ! jika kau tak ada keperluan lain lebih baik kau pergi sekarang. Sebelum aku benar-benar akan membunuhmu..." ancam Yeji pada Hyunjin, agar adiknya tidak berbuat seenaknya dan segera pergi dari hadapannya.

Kedua tangan Hyunjin terlihat terkepal. Terlihat sangat marah tapi dia berusaha menahan amarahnya dan berjalan pergi. Menubruk bahu Yeji sembari menghentakan kakinya kuat dilantai kayu dibawahnya. Memutuskan untuk meninggalkan kabin ini dengan mengendarai mobilnya yang terparkir didepan kabin.

Yeji terlihat menghela nafasnya panjang. Memilih menyusul Lia. Menaiki anak tangga satu demi satu untuk sampai keruangan dimana Lia berada.

"Lia-ya...." Yeji mendekati Lia yang terlihat duduk ditepi ranjang dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

"Kau menangis? Ada apa? Apakah Hyunjin melakukan hal buruk padamu?" Tanya Yeji. Merendahkan tubuhnya didepan Lia dengan kedua alis menaut khawatir.

Lia menggeleng. Mencoba menyembuyikan rasa takut dan air matanya dari Yeji.

"apakah kau ingin aku memberikan pelajaran pada Hyunjin sekarang? Aku yakin dia tak akan lagi berani mendekatimu apalagi menyentuhmu seperti tadi..."

"Kau tak perlu melakukan hal itu. aku baik-baik saja, aku hanya sedikit terkejut...." jawab Lia tak ingin memperpanjang permasalahannya tentang Hyunjin. Berusaha berpikiran positif karena mungkin saja Hyunjin mabuk sehingga mengatakan hal aneh seperti tadi.

"Maafkan aku. aku sudah memperingatinya untuk tidak lagi datang, tapi Hyunjin tak mau mendengarkan. Setelah ini aku akan memanggil orang untuk mengganti semua kunci agar tak ada seorangpun yang bisa datang kemari selain kau dan aku" yeju membelai pipi Lia. Mencoba menenangkan Lia yang seperti trauma dengan Hyunjin. "Jangan takut, aku tak akan membiarkan orang lain menyakitimu lagi...aku berjanji akan melindungimu..."

Lia mengangguk pelan. Tak ingin memikirkan tentang Hyunjin dan lebih memilih melupakan masalah ini.

"Apakah kau lapar? Aku akan memasakkan makan malam jika kau mau?" Tanya Yeji mengalihkan topik pembicaraan.

"Bisakah kau antar aku pulang saja?" Lia balik bertanya.

"Kau tak mau menginap? Aku sudah meminta ijin pada jungsook jika malam ini kau bersamaku.." Yeji terlihat kecewa.

"Tapi aku ingin pulang sekarang..." kata Lia dengan suara memohon.

"Tapi kita baru saja bertemu Lia. Apakah kau tak merindukan aku?" Kedua alis Yeji menaut. Meraih tangan Lia kemudian ia kecup punggung tangannya. Merapatkan tubuhnya pada Lia kemudian meluk bagian bawah tubuh Lia seperti tak mau berpisah dengan Lia. "Aku sangat merindukanmu, aku ingin selalu dekat denganmu seperti ini. Apakah kau ingin meninggalkan aku?" Tanya Yeji. Meninggikan sedikit tubuhnya dengan kedua lutut sebagai tumpuan. menarik wajah Lia kearah wajahnya hingga Yeji dapat dengan jelas melihat wajah Lia dari dekat. "Kau benar-benar mencintaiku kan?" Yeji kembali bertanya. Menanyakan perasaan Lia terhadap dirinya agar Yeji bisa sepenuhnya yakin jika Lia tidak sedang mempermainkannya.

Lia terlihat menggerak-gerakan kedua matanya. Mencoba menghindari tatapan mata Yejj darinya dengan cara menolehkan wajahnya kekanan. Namun Yeji segera menarik kembali wajah Lia agar Lia mau menatapnya seperti tadi. "Kau mencintaiku kan?" Ulang Yeji. Tak mau menyerah dan menanyakannya sekali lagi.

Kali ini Lia tak lagi menghindari Yeji. Menatap kedua mata Yeji bergantian kemudian membuka mulutnya. "........aku mencintaimu" jawab Lia tanpa arti. Mengatakan omong kosong yang sangat bertolak belakang dengan kenyataan jika ia tak pernah sedikitpun memiliki perasaan pada Yeji.

Yeju tersenyum lebar mendengar pernyataan cinta Lia padanya."aku juga sangat mencintaimu Lia..." balas Yeji. Mengecup bibir Lia sekilas. Memeluk tubuh Lia erat dengan perasaan yang bahagia.

"Kalau begitu malam ini kau mau kan menemaniku?" Yeju melepaskan pelukannya. Memperhatikan Lia sembari merendahkan tubuhnya sedikit kebawah.

Lia tak menjawab. Ia hanya menatap Yeji yang kini menarik naik gaun yang ia pakai hingga terlepas dari tubuhnya. menampakan bra dan celana dalam berwarna putih yang melekat pada tubuhnya kemudian melemparkan gaun itu sembarangan.

Yeji mulai menciumi perut datar Lia, menarik turun celana dalam Lia kebawah. menciumi paha Lia sesekali menggigit pelan. Melanjutkan sesuatu yang biasa ia lakukan pada Lia yang kini terlihat memundurkan sedikit tubuhnya kebelakang. Meremas selimut diatas ranjang saat tangan Yeji bermain dibawah sana.

.

Shin Ryujin
.

"Lia...." suara lirih Ryujin terdengar dikedua telinga Lia. Menyadarkan Lia yang sempat terlelap karena kelelahan. Membuka mata mendapati Ryujin yang memandanginya dengan segaris senyum yang sedang Ryujin tunjukan.

Ryujin mengecup kening Lia sekilas. Mengecup kedua mata, hidung, pipi dan bibir Lia bertubi-tubi. Tanpa sadar membuat Lia ikut tersenyum karena ia suka saat bibir Ryujin menyentuh lembut wajahnya seperti ini.

"Aku senang kau disini..." kata Ryujin. Menghentikan kecupannya dan memilih memandangi Lia dengan menjadikan tangan kirinya sebagai bantalan kepalanya.

"Aku juga senang berada disini bersamamu..." jawab Lia. Mengusap pipi Ryujin sembari memperhatikan setiap lekuk wajah Ryujin yang selalu membuatnya jatuh hati.

Lia suka saat dia bisa berada dekat dengan Ryujin. Memandang satu sama lain. Menikmati waktu sempit yang entah mengapa begitu berharga karena mereka memang tak memiliki banyak waktu untuk diri mereka. Suka saat kedua mata Ryujin hanya tertuju pada dirinya seorang.

"Kau cantik..." lirih Ryujin. Menatap Lia tanpa berkedip seperti tak bosan memandangi Lia yang juga memandanginya dalam.

"Kau juga..." jawab Lia.

"Aku? Mana mungkin aku cantik.." Ryujin terkekeh. Menyipitkan matanya yang tadi terlihat normal.

"Kau sempurna, dan aku beruntung memilikimu..." Lia tersenyum. Mengangkat kepalanya kemudian mengecup bibir Ryujin sekilas sebelum akhirnya menempatkan kepalanya kembali seperti sebelumnya.

"Aku juga beruntung memilikimu Lia..." Ryujin membalas senyum yang Lia tunjukan padanya dengan ekspresi wajah berbunga.

"Bisakah hubungan kita berlangsung selamanya Ryujin?" Tanya Lia. "Maksudku kita akan membangun rumah kita sendiri dan menikmati hidup hanya berdua?"

"Kau ingin selamanya bersamaku? Selamanya bukan waktu yang sebentar Lia....apakah kau bisa bertahan disisiku selama itu?" Ryujin balik bertanya.

"Tentu saja, kenapa kau perlu menanyakannya lagi? Kau tau kan aku sangat mencintaimu. Sejak kita memutuskan untuk menjalin berhubungan aku selalu membayangkan kita akan tinggal bersama. Kita berternak, memelihara puluhan ayam dan domba. menanam jagung juga tanaman lainnya untuk kebutuhan sehari-hari. Aku akan memasak untukmu dan kau akan mencicipinya lalu mengatakan jika makanan yang kubuat sangat lezat. Aku pasti akan menjadi manusia paling bahagia dimuka bumi ini karena bisa bersama dengan seseorang yang kucintai...." Lia menarik kedua sudut bibirnya. Membayangkan kehidupan damai dimana hanya ada dirinya dan Ryujin tanpa ada orang lain yang akan mengganggu keduanya.

"Apakah kau tak pernah berpikir untuk pergi kekota bersamaku? Kehidupan dikota kurasa akan lebih baik dibandingkan berada disini" Pertanyaan Ryujin memecah lamunan Lia yang sedang membayangkan kehidupannya bersama Ryujin dimasa depan.

"Kenapa kau mengatakan tentang kota lagi?" Lia mengeryit. Terlihat sensitive mendengar kata kota yang Ryujin sebutkan.

"Aku hanya ingin memperkenalkan dunia luar dimana aku biasa tinggali padamu dan tidak selamanya berada disini..." jawab Ryujin bermaksud baik.

"Tapi aku ingin tetap disini, aku masih ingin membantu semua orang dan mengerjakan apapun yang bisa kukerjakan didesa ini. kau mau kan tetap disini bersamaku?" Tanya Lia. Menarik tangan Ryujin. Sangat ketakutan ketika Ryujin menyinggung tentang kota. Takut karena ia tak ingin Ryujin pergi meninggalkannya.

"Lia kau belum pernah sekalipun melihat bagaimana kota, aku yakin setelah kau melihatnya kau pasti akan sangat menyukainya..."

"Kenapa kau terus mengatakan tentang kota? Apakah kau berencana meninggalkan aku? Berencana melanggar janji yang sudah kau buat?" Lia bangkit dari baringannya. Terlihat kesal karena Ryujin tidak juga menyerah.

"Tidak, aku tak bermaksud seperti itu Lia. Mana mungkin aku melanggar janji yang sudah kubuat..." Ryujin ikut bangkit. Melihat ekspresi marah diwajah Lia dan itu membuatnya tidak nyaman sekaligus merasa bersalah.

"Lalu kenapa kau terus mengatakan tentang kota kepadaku? Kau tau kan aku tidak suka?" Suara Lia kini meninggi. Semakin menambah rasa bersalah didiri Ryujin pada Lia. Ryujin hanya ingin membuat Lia bahagia. Berpikir mungkin dengan membawa Lia pergi kekota bersamanya, Lia bisa lepas dari jeratan Yeji dan hidup seperti orang lain. namun Ryujin justru membuat Lia marah.

".....m-maafkan aku" kata Ryujin. Mendekatkan tubuhnya pada tubuh Lia kemudian merengkuh tubuh seseorang yang sangat ingin sekali ia lindungi. "Maaf....."

"Kau membuatku sedih Ryujin..." Lia tertunduk.

"Aku tak akan mengatakan tentang kota lagi setelah ini, aku berjanji...."

"Aku benar-benar tak ingin kehilanganmu..." Lia memegang lengan Ryujin dengan tangannya yang bergetar.

"Tidak, kau tak akan pernah kehilangan aku. Aku akan selalu berada disisimu. Aku berjanji...."

.

"aku akan membagi kalian menjadi 4 kelompok, haewon kau dengan yuna, jaehyun kau dengan lucas, Ryujin kau bisa bersama dengan Lia seperti biasa...dan jasmine kau mau bersama dengan zack?" tanya pendeta jason menunjuk wanita bernama jasmine. Wanita berusia 17 tahunan yang memiliki rambut sebahu.

"Baik pendeta..." wanita bernama jasmine mengangguk. Menerima arahan dari pendeta jason.

"Jaehyun, lucas dan zack seperti biasa kalian bantu aku menurunkan obat obatan dan bahan makanan dari truck. yang lainnya kalian bisa persiapkan tempat dan peralatan untuk mempacking..." pendeta jason kembali memberikan arahan. Menyuruh semua orang disana untuk bergerak.

"Aku akan membantu menurunkan barang..." ucap Ryujin. Ikut bersama pendeta jason, lucas, jaehyun dan zack menuju truck pick up yang terparkir dibelakang gereja.

"Hati-hati...." pendeta jason memberi aba-aba pada jaehyun yang menaiki truck dan menurunkan semua barang satu persatu. Membawa barang itu disebuah ruangan didalam gereja yang didalamnya sudah tersusun beberapa meja dan alat untuk mempacking.

"Ryujin bisakah kau datangi Lia didalam? Aku butuh catatan yang sudah dia buat tentang list semua keluarga didesa ini" pendeta jason mendekati Ryujin. Menyuruh Ryujin untuk menemui Lia dan meminta catatan list keluarga yang akan menerima bantuan dari gereja.

"Baik pendeta..." Ryujin memantuhi. Berjalan cepat masuk kedalam ruangan dimana semua orang berada untuk mencari keberadaan Lia.

"Dimana Lia?" Ryujun mendekati yuna dan haewon yang sedang membongkar obat-obatan yang tadi sempat lucas, dirinya dan zack bawa masuk.

"Lia? Bukankah dia diluar? Tadi dia sempat bilang akan keluar sebentar" jawab haewon.

"Baiklah aku akan melihatnya keluar" Ryujin berjalan cepat menuju area berdoa didalam gereja, berjalan cepat sampai akhirnya dia sampai dibagian luar gereja. Mencoba mencari keberadaan Lia disekelingnya namun ia tak menemukan Lia dimanapun. Hanya ada 1 mobil yg terlihat terparkir tepat didepan gereja dan Ryujin seperti tidak asing dengan mobil itu. Bukan kah itu mobil yg selalu Yeji pakai? .Pikirnya. Beranjak mendekati mobil Yeji, barang kali ia bisa menemukan Lia disana, namun ketika Ryujin sudah berada dekat dengan mobil itu mobilnya terlihat kosong. Tak terlihat Yeji maupun Lia.

Ryujin membalikan tubuhnya. Mencoba menemukan keduanya yang mungkin saja berada disekitar sini. Berjalan mengelilingi gereja tapi ia tak juga menemukan Lia maupun Yeji. Kembali memacu kakinya. Menolehkan wajahnya kekanan dan kekiri hingga akhirnya Ryujin mulai melihat 2 siluet manusia masuk kedalam hutan.

Kening Ryujin berkerut. Memacu lagi laju kakinya untuk mengejar siluet itu. Berjalan berlahan mengikuti 2 orang yang Ryujin curigai adalah Lia dan Yeji. Tapi benarkah itu mereka? Apa yang mereka lakukan didalam hutan seperti ini?

Ryujin melebarkan kedua matanya ketika kecurigaaanya benar. Menyembunyikan tubuhnya dibalik pohon ketika 2 sosok didepannya memilih tak lagi melanjutkan perjalanan dan mengatakan sesuatu yang dapat Ryujin dengar dengan jelas.

"Kenapa kau mengajakku sejauh ini? Kita bisa melakukannya dimobilkan?" Suara Yeji terdengar.

"Seharusnya kau tak datang..."

"Kenapa kau melarangku datang? Aku sangat merindukanmu Lia"

"Yeji hentikan..."

"Kau menolakku? Aku sangat ingin menyentuhmu sekarang, kau tak bisa menahanku untuk tidak melakukannya..."

"....Y-yeji"

Ryujin sedikit memutar kepalanya kesamping. Mengintip kearah Lia dan Yeji berada. Mendapati Lia yang sekarang menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon dibelakangnya sementara Yeji terlihat menenggelamkan wajahnya didada Lia dengan tangan kanan masuk kedalam gaun sebetis yang Lia pakai.

Ryujin membeku. Masih memperhatikan Lia yang kini menengadahkan wajahnya keatas menerima semua sentuhan yang Yeji berikan padanya tanpa melakukan apapun.

.
.
To be continued

Continue Reading

You'll Also Like

431K 17.6K 61
╰┈➤ *⋆❝ 𝐢'𝐝 𝐫𝐚𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐧𝐨𝐭 𝐥𝐨𝐬𝐞 𝐦𝐲 𝐜𝐨𝐟𝐟𝐞𝐞 𝐭𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐚𝐬 𝐚 𝐫𝐞𝐬𝐮𝐥𝐭 𝐨𝐟 𝐲𝐨𝐮 𝐩𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟𝐟 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐭𝐢𝐦𝐞-𝐛...
873K 40.5K 61
Taehyung is appointed as a personal slave of Jungkook the true blood alpha prince of blue moon kingdom. Taehyung is an omega and the former prince...
584K 13.1K 40
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
2.2M 115K 64
↳ ❝ [ INSANITY ] ❞ ━ yandere alastor x fem! reader ┕ 𝐈𝐧 𝐰𝐡𝐢𝐜𝐡, (y/n) dies and for some strange reason, reincarnates as a ...