Parella Perigosa {REVISI}

By joyreana

64.6K 3.1K 170

Ketika seorang mafia jatuh cinta pada gadis psychopath, apakah yang akan terjadi? Terutama saat sang gadis me... More

-Prolog PP-
1- Siapa Yang Mengincar?
3- Tuduhan Atas Pembunuhan
4- Bertemu Pria Gila
5- Pria Aneh
6- Petunjuk
7- Taruhan? Atau Tawaran?
8- Liora Si Penggoda
9- Ancaman Untuk Hanza
10- Hampir Saja
11- Menjadi Milik Lionel
12- Pertemuan
13- Romance
14- Perpecahan
15- Claretta Hilang {?}
16- Tuduhan dan Kesepakatan
17- Kembali
18- Tertangkap
19- Dendam Tertahan
20- Incident In The Kitchen
21- Perpisahan
22- Pregnant (?)
23- Nyawa Itu Berharga
24- Kenapa Menjadi Psychopath {?}
25- Berita Pertunangan & Pernikahan
26- Kejadian Menghapus Harapan
27- Tentang Hana
28- Menjenguk
29- Siap Dinikahi?
30- Kedatangan Javas
31- BOM!!
32- Psychopath come back
33- Asisten Pribadi
34- New Parents
35- Tidur Bersama
36- Selamat Wahai Pecundang!
37- Penjelasan
38- Kegilaan Alvio
39- Salah Tindakan
40- Dua Kurcaci Sialan!
41- "Lionel, Help Me."
42- Pregnant
43- Berakhir
44- Masalah Tes DNA
45- Tragedi Gazebo

2- Gadis Brutal

2.6K 136 1
By joyreana

_______________

⚠️Vote gratis ya guys,
benar-benar tidak dipungut biaya.

Selamat membaca,
Dan jangan lupa follow azzkiara

Guys, gue bikin part ini rada ngakak sendiri🤣 gatau deh kalo kalian yang baca.

⚠️Ada adegan kekerasan.
_______________

"Kotoran tak lebih menjijikkan dari pada bermain dengan jalang!"

~Liora

______________

Malam harinya, Liora pergi meninggalkan mansion menggunakan motor. Entah akan ke mana dia, bahkan Katrina dan Saga pun tak tahu ke mana Liora pergi malam-malam begini sendirian. Walaupun sebenarnya hal itu sudah biasa, Katrina dan Saga juga selalu penasaran dengan apa yang dilakukan gadis itu saat malam hari di luar sana. Sebab saat pulang, Liora pasti sudah bau darah.

Tempat yang Liora kunjungi sekarang ternyata sebuah club. Dengan berpakaian minim, dia berhasil membuat orang menganga dan terpana. Gadis cantik itu berjalan anggun saat melewati pintu masuk.

Liora mengedarkan pandangannya, meneliti setiap sudut ruangan seperti tengah mencari seseorang. Tak lama senyum misterius terbit di bibirnya. Kakinya melangkah mendekati seorang pria yang beberapa hari lalu pernah bertemu dengannya.

"Hai." Sapa Liora.

Pria itu langsung menganga tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Dia langsung berdiri untuk menyambut kedatangan gadis cantik.

"Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya? Gadis kecil." Liora pun mengangguk membenarkan.

"Iya, kau bahkan pernah menyentuh kulitku."

"Benar, kulitmu sangat mulus sekali." Ujar pria itu lalu tangannya kembali mengelus lengan Liora yang terekspos.

Liora menghentikan pergerakan tangan besar yang menyentuhnya. "Hentikan, aku hanya ingin mengajakmu bermain di luar."

Pria itu tampak mengernyit bingung. "Kenapa harus di luar? Di sini banyak kamar yang nyaman," katanya.

"Jika tidak mau, ya sudah," putus Liora. Dia melangkah menjauh, dan tentunya diikuti pria tadi.

Hingga langkahnya menuju sebuah gang sempit barulah dia berhenti. Liora membalikkan badannya. "Di sini, aku suka bermain di sini," ucap Liora.

"Di sini sangat menjijikkan, kau tidak takut kotor?" tanya si pria.

"Bukan kotor yang aku takuti. Jadi tenang saja." Liora berjalan mendekati pria itu.

Sang pria langsung menarik pinggang ramping Liora supaya lebih menempel dengannya. "Kita mulai?" tanyanya dengan tangan yang bersiap menurunkan tali baju Liora.

"Ya," jawab Liora seraya menyeringai.

Begitu tali baju Liora diturunkan, di situlah terjadinya belati tajam menusuk dada kiri si pria.

"AAARGH!" Teriakan itu langsung Liora redam menggunakan belatinya yang dipindahkan ke dalam mulut pria itu.

"Beraninya kau menyentuhku waktu itu!" Mata pria di depannya sudah membulat dan merah.

Liora sangat tidak suka saat dirinya disentuh oleh tangan kotor laki-laki hidung belang seperti mereka.

"Aku sudah bilang, aku tidak takut kotor. Bahkan jika darah yang menempel di tubuhku sekalipun." Belati itu semakin dalam menusuk rongga mulut. Sakitnya sudah tak bisa ditahan lagi. Sebelum pria itu benar-benar mati, Liora mencabut belatinya.

Tubuh sang korban langsung ambruk, tapi belum mati. Liora berjalan dengan sepatu hak tinggi miliknya. "Aku senang bermain denganmu." Setelah mengatakan itu, Liora menginjak sebelah mata korbannya hingga hancur. Lalu kegiatannya berakhir dengan tawa yang sangat menyenangkan baginya.

Hah! Rasanya sangat senang sekali, ya walaupun hanya beberapa menit saja. Tapi tak apa, Liora menikmatinya.

Dengan tubuh yang berlumuran darah, gadis cantik itu keluar dari gang sempit. Karena pencahayaan di sana sangat minim, membuat orang-orang tidak sadar dengan kondisi Liora.

Liora kembali ke mansion menggunakan jalan pintas yang dia ketahui, supaya tidak dicurigai orang-orang karena dirinya berlumuran darah. Setelah tiba di mansion, Liora langsung membuka pintu utama.

Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sepasang manusia yang sedang melakukan hal menjijikkan menurutnya di sofa.

"Ck, bukankah aku sudah bilang? Jangan membawa jalangmu ke mansion!"

Saga melepaskan ciumannya. Menatap Liora lalu tersenyum tipis. "Kau juga sering mengotori lantai mansion dengan darah kotor itu. Jadi apa salahnya aku melakukan hal menyenangkan di mansion?" ujar Saga.

Wanita di pangkuan Saga menatap jijik ke arah Liora. "Siapa dia? Kenapa kotor sekali? Dan, darah itu darah apa?" tanyanya bertubi-tubi.

"Darah manusia," jawab Saga enteng dan kembali mencium leher wanita itu.

Karena sang wanita tak percaya dengan ucapan Saga, dia mendorong bahu pria itu. "Jangan bercanda, kau membiarkan gelandangan itu memasuki mansion megah ini?"

Mata Liora langsung membulat seketika. Enak saja gadis secantik dirinya dibilang gelandangan! Bahkan harga dirinya saja lebih tinggi dari pada wanita jalang di pangkuan Saga.

"Memangnya kau siapa? Mau adu kekayaan!" sentak Liora garang. Dia berjalan cepat menghampiri Saga.

"Kekayaan? Bahkan aku lebih kaya darimu," kata si wanita sambil tersenyum remeh.

Saga mendesah pasrah, sesuatu dalam dirinya saja belum keluar dengan tuntas. Tapi malah ada keributan menghadang.

"Oh ya? Ingin melihat sertifikat mansion ini? Akan aku tunjukkan bahwa pemilik mansion ini adalah aku," ucap Liora.

"Jangan bermimpi." Wanita ini turun dari pangkuan Saga, tanpa memedulikan kancing bajunya yang sudah terlepas semuanya. "Halah! Tidak usah sombong dengan kekayaan orang lain," katanya sambil mengibaskan sebelah tangan.

Karena tidak ingin mengeluarkan kata-kata lagi, akhirnya Liora bertindak cepat saja.

"AAAAA!"

Wanita itu memekik kencang saat tiba-tiba sebelah payudaranya diremas dan ditarik paksa oleh tangan Liora. Saga yang melihat itu langsung bangkit dan mencoba melepaskan tangan Liora dari aset wanita jalang itu.

"Astaga Liora! Lepaskan, kau menyakitinya. Bagaimana jika benda ini copot!" ucap Saga panik.

"Aku tidak peduli!" desis Liora dengan tangan yang masih mencoba melepaskan sebelah aset milik wanita itu.

"LEPASKAN!! DASAR MANUSIA IBLIS!! AAAA!!"

"Iya! Aku memang iblis yang akan mencabut nyawamu! Hahaha!" Liora tertawa nyaring. Sedangkan sang korban terus merintih kesakitan.

Katrina yang sedang di dalam kamar merasa terganggu dengan keributan dari ruang tengah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar. "Ada ap--LIORA! OH MY GOD!" Katrina terkejut saat melihat temannya sedang menganiaya seorang wanita. Sekarang kelakuan Liora semakin gila, bahkan kedua tangannya beralih mencekik leher korbannya.

"LIORA!"

Brug.

Saga membentak Liora sambil mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke lantai. "Kau terlalu berlebihan!" ucapnya garang.

Sedangkan Liora terkekeh pelan. Lalu dia dibantu berdiri oleh Katrina yang baru datang. "Kenapa kalian ini?" tanya Katrina heran.

"Dia selalu membawa wanita kotor kesini!" desis Liora tajam seraya menatap Saga.

Katrina berdecak sebal. "Saga, bukankah perjanjian kita semua sudah disepakati? Kau tidak boleh bermain dengan jalang di mansion."

"Apa bedanya aku dengan Liora? Dia selalu pulang malam dalam keadaan kotor juga," balas Saga tak mau kalah.

"DIA TIDAK MEMBUNUH DI MANSION!" Sentak Katrina mampu membuat semuanya terdiam. "Darah bisa dibersihkan dengan air," lanjutnya. Lalu tatapannya beralih pada wanita yang sudah sangat kacau keadaannya. "Kau, mati di sini atau nanti?" tanya Katrina santai.

"A-apa maksudmu?" Wanita ini gemetar ketakutan.

"Kau sudah tahu kalau kami pembunuh." Katrina berjalan mendekati wanita itu. "Emm tapi, aku ada penawaran. Pulang sekarang dan tutup mulut, atau mati sekarang supaya tidak terancam?"

"Pulang sekarang dan tutup mulut," jawab wanita itu cepat. Katrina mengangguk, mempersilahkan wanita itu pergi melewati pintu utama.

Liora dan Saga terus memperhatikan gerak-gerik Katrina, pasti ada hal yang mengejutkan setelah ini.

Sleb.

"AAA!" Baru saja wanita itu hendak membuka pintu, tiba-tiba saja ada sesuatu yang tajam menembus lehernya. Tangannya mencoba meraba benda itu, dan ternyata sebuah panah yang menusuk dari bagian belakang leher dan menembus kebagian depan.

"Liora, ayo istirahat," ajak Katrina sambil merangkul pundak Liora yang masih belum sadar sepenuhnya setelah melihat aksi Katrina.

"Siapa yang membersihkan ini?!" teriak Saga pada dua gadis yang sudah menaiki tangga.

"Kau," jawab kedua gadis itu bersamaan.

●○●○●○●○●○●○●○●○

Di kediaman Lionel, para pelayan dan bodyguard berkumpul semuanya di belakang mansion. Tempatnya sangat luas hingga mampu menampung semua para pekerja di mansion Haikal.

Semuanya berjejer rapi, dan menunduk takut. Haikal, Amira dan kedua anaknya serta cucunya sedang berada di hadapan mereka. Entah apa yang akan dilakukannya, yang jelas nyawa para pekerja itu sedang diujung tenggorokan.

"Kalian semua saya pecat!" ucapan itu keluar dari mulut Lionel dengan lantangnya. Keluarganya hanya diam saja menatap para pekerja. Hingga beberapa detik kemudian ada yang mengeluarkan suara dari seorang bodyguard.

"Apa kesalahan kami?" tanyanya.

Lalu dilanjutkan dengan salah satu pelayan. "Ini sangat tidak adil. Bagaimana bisa kami semua dipecat tanpa sebab?"

Para pekerja lain meringis mendengar pertanyaan dari dua pekerja itu. Mereka tidak berani buka suara jika tidak ditanya. Sedangkan Lionel tersenyum tipis, sangat berani sekali dua orang itu.

"Butuh penjelasan? Baiklah, tapi siap-siap, karena penjelasan ini harus dibayar oleh nyawa." Semua pekerja itu menegang, wajahnya sudah pucat sekali, padahal kan belum mati?

"Ti-tidak perlu Tuan. K-kami rela dipecat tanpa sebab, asalkan jangan bunuh kami," ucap seorang pelayan wanita yang sudah cukup tua.

Lionel mengangkat sebelah alisnya. "Kau yakin? Tak apa jika aku pecat?"

"Tidak apa, saya akan bekerja di tempat lain. Karena anak saya masih membutuhkan biaya untuk kuliahnya," jawabnya sambil menunduk takut.

"Pergi kalian semua dari sini!" Sentak Lionel. Perlahan, para pekerja mulai melangkah mundur. Sedangkan dua pekerja yang bertanya di awal, malah saling melirik, seolah mereka sedang berkomunikasi.

Lionel tersenyum licik, seperti mendapatkan mangsa dengan mudahnya.

Dor!

Dor!

Semua orang menunduk begitu mendengar suara tembakan. Lionel telah menembak dua pekerja, yang satu seorang bodyguard dan satunya lagi seorang pelayan.

"DIAM DITEMPAT!!" teriak Lionel lantang. Semuanya pun diam di tempat, takut jika nyawanya hilang. Perlahan langkah Lionel mendekati dua orang yang baru saja kakinya dia tembak. Sengaja, supaya para pengkhianat itu tidak bisa berlari dari siksaannya.

"Berani sekali kalian menghianati kami!" desis Lionel.

"A-apa maksudmu?" tanya si pelayan.

"Aku tidak suka basa-basi," kata Lionel. "Kalian semua! Harus menyaksikan ini jika ingin bekerja di sini!" Lalu dia menginjak kaki bodyguard yang tertembak, hingga membuatnya berteriak kencang kesakitan.

Tak sampai di situ, Haikal juga berjalan mendekati putranya dengan sebuah pedang tajam ditangannya. "Biasanya aku selalu menghukum para penghianat di ruang eksekusi, tapi ini sangat spesial. Kalian bisa menyaksikannya." Seolah sedang berbagi menonton sirkus, Haikal dan Lionel tidak memedulikan perasaan pekerjanya yang sudah ingin muntah saat itu juga.

Amira dan Cantika masuk ke dalam bersama Kiara. Biarkan para lelaki itu yang menyelesaikan sisanya.

Tanpa aba-aba, Haikal memotong tangan kiri pelayan wanita itu hingga menjerit histeris. "Tanganmu ini yang telah merusak alat kedap suara di ruanganku," kata Haikal.

"Ampuni kami," ucapnya lirih memohon ampunan.

"Tidak ada kata ampun untuk para pengkhianat." Setelah mengatakan itu, Haikal menebas leher pelayan wanita itu. Kepalanya menggelinding tak tentu arah. "Sekarang giliranmu."

Bodyguard itu berusaha mundur dengan menyeret tubuhnya. "J-jangan!"

"Siapa yang menyuruhmu?!"

"Tidak ada."

"Baiklah." Haikal tidak akan memaksa, toh dia juga bisa mencarinya sendiri nanti. Lalu terjadilah hal yang sama seperti pelayan tadi. "Jika di antara kalian ada yang berani berkhianat! Maka nasib kalian akan lebih buruk dari mereka."

"KEMBALI BEKERJA!"

"SIAP TUAN!"

Itu semua adalah rencana Haikal. Dia dan Lionel akan tahu siapa penghianat di antara pekerja. Mereka pasti akan tetap bertahan untuk tidak pergi dari mansion. Karena jika mereka pergi, dari mana mereka akan mendapatkan informasi.

●○●○●○●○●○●○●○●○

TBC!!!

Hai guys, PP baru update lagi nih.

Jangan lupa kasih vote dan follow joyreana

👉Oke lanjut 👈

🤑🤑🤑

Continue Reading

You'll Also Like

PRICELESS By sannn__

Teen Fiction

954K 47.6K 47
⚠️17+ Arrion artinya mempesona. Kedatanganya sebagai siswa baru pernah menggemparkan sekolah pada masanya. Nyaris semua cewek disekolah menyukai dan...
1.3M 94.9K 58
⚠️SEBAGIAN PART TELAH DI PRIVAT, FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK MEMBUKANYA⚠️ [Sedang dalam masa pengembangan cerita dan Revisi] "Heh kuman!" panggil se...
684K 2.7K 8
Kocok terus sampe muncrat!!..
5.9K 236 9
[WAJIB VOTE AND FOLLOW ❤️} Seperti kisah pada umumnya, menikah karena dijodohkan. Sangat klise sekali bukan? Tapi itulah yang di alami oleh Raina dan...