Harry mencium puncak kepala [Name] sebelum pergi bersama Hermione dan meminta tolong kepada Luna agar mengobati luka yang ada di lutut, rahang bawah dan kepala [Name].
Walau tubuh Harry beranjak pergi dari ruangan Dolores, tetap saja matanya tidak berhenti untuk menatap keadaan [Name]. Dengan kepergian Hermione, Harry dan Dolores.
Neville membantu melepaskan ikatan tali yang mengikat kedua pergelangan Luna. Filch dengan Draco dan kedua temannya hanya diam berdiri sambil menyaksikan perilaku mereka.
"[Name]..! Kau baik-baik saja? Aku akan bantu membuka ikatan tali ini." Neville
[Name] mengangguk kan kepalanya setelah itu Luna mengobati lutut dan juga rahang bawah milik [Name]. Selesai pengobatan yang dilakukan Luna, Ron membantu [Name] berdiri dengan memapah tubuhnya.
BRUK!
Terdengar suara seperti jatuhnya tubuh, saat Neville dan lainnya melihat kearah belakang. Terdapat Hermione dan Harry yang telah kembali tanpa adanya Dolores. Dan juga membuat pingsan Draco, Filch tidak lupa dengan kedua teman Draco.
"[Name]! ... Kau sekarang tidak apa-apa?" Harry
"Aku baik-baik saja berkat Luna, Harry." [Name]
Harry yang lega mendengar perkataan [Name] dan melihat [Name] bisa berdiri dengan baik, tersenyum ceria. Mereka semua keluar dari ruangan Dolores, dan pergi menuju Hutan Terlarang.
Luna menyarankan untuk terbang menaiki Thestral dari Hogwarts menuju ke London. Namun disaat semua sudah siap terbang, Ginny berlari kencang kearah mereka dan meminta ikut pergi.
Ron sebagai kakaknya melarang karena takut ada bahaya menimpa Ginny. Ginny tidak mendengar apa perkataan Ron dan beralih meminta izin kepada Harry, Hermione dan juga [Name].
"Baiklah, Ginny kau bisa naik Thestral milik [Name]. Dan [Name] akan naik bersamaku." Harry
[Name] tersentak sedikit dengan perkataan Harry, Ginny yang sudah senyum senang beralih kearah [Name] untuk membantunya turun. Kini [Name] dan Harry sudah ada di atas Thestral bersama.
"Betapa pintarnya kau mencari ide seperti ini Harry." Hermione
"Jujur aku menyerah menjadi kakaknya." Ron
~~~
Mereka turun di pintu samping Departemen Misteri yang dekat dengan hutan agar mudah menyembunyikan Thestral. Harry sebelum masuk terlebih dahulu menggenggam tangan [Name] sambil mengatur nafasnya dengan baik.
Begitu juga dengan [Name] yang melihat dengan mata birunya ada sesuatu yang aneh pada Departemen Misteri ini. Dan juga darah Ashley ini mulai bekerja, benar bahwa akan ada musuh yang menjebak Harry.
[Name] memang tidak mengatakan hal ini kepada teman-temannya. Karena [Name] juga melihat aura putih dan juga suhu kebaikan. Kedua suhu ini beradu dengan saling bersembunyi dan menyamar.
"Apa ini, berlawanan... Bagaimana aku bisa mendapatkan hal pasti." [Name]
Dengan berjalan menuju tempat yang Harry lihat dalam penglihatan Voldemort. Terdapat sebuah ruangan yang mereka masuki berisi dengan banyak bola-bola sihir.
Saat Hermione lebih teliti lagi, ia mengatakan bahwa ini adalah bola-bola ingatan seseorang. Mata [Name] mengarahkan dirinya pada salah satu bola ingatan yang bernama 'Harry Potter'.
"Harry.. Tertulis namamu ada di bola ini." [Name]
Mendengar itu mereka semua menghampiri tempat dimana [Name] berada. Saat tangan [Name] ingin mengambil bola tersebut, tangan Harry juga menyusul untuk mengambil nya.
[Name] melihat kearah Harry, Harry memberikan senyuman datarnya. Karena Harry agak tidak meyakini bahwa memegang bola ini aman, saat mereka semua ingin melihat isi dari bola itu terdengar suara tertawa wanita dari seberang.
KHIKHI.. HAHAHAHA!!!
"Ka-kau bebas..!?" Neville
Terlihat seorang wanita dengan rambut keriting dan mengenakan pakaian berwarna hitam. Diikuti oleh seorang lelaki yang merupakan Lucius Malfoy dengan Bellatrix Lestrange.
"Hum.. Baby, atau pengecut. KHIKHIKHI." Bellatrix
Ginny menahan Neville yang ingin menyerang Bellatrix dengan tongkatnya. Harry segera memegang bola ingatannya dengan erat dan seolah dilindungi oleh [Name] di depannya sama seperti tahun-tahun lalu.
Mereka meminta untuk Harry memberikan bola ingatannya secara sukarela. Namun Harry menolak keras dengan teman-temannya yang melayangkan sihir Stupefy kepada Lucius dan juga Bellatrix.
"...KAU! AKAN AKU BUNUH!!" Bellatrix
Harry dan semuanya berlari menyebar untuk melarikan diri dari tempat itu. Karena mereka sudah dikepung oleh para Pelahap Maut yang lain. Mereka hanya bisa berkumpul menjadi satu dan mengarahkan tongkat pada semua Pelahap Maut yang ada.
"REDUCTOR!!" [Name] dan Ginny.
Dengan mantra yang baru saja dikeluarkan oleh [Name] dan Ginny mampu memental jauh dan juga meledak dengan besar. Ditambah oleh [Name] sihir mata birunya agar para Pelahap Maut yang tersiksa tidak dapat bergerak.
Karena pikirannya telah diambil alih oleh [Name], Hermione menggandeng tangan [Name] pergi karena tidak bisa melihat saat menggunakan sihir matanya. Harry dan lainnya melihat sebuah pintu yang seperti nya mengarah jalan keluar.
"ARGH!!" [Name]
Disaat mereka semua sedang berjalan menuju tempat yang tidak dapat dilihat oleh yang lain kecuali Harry dan juga Luna. [Name] tersungkur lemah karena matanya mulai kesakitan akibat mengambil pikiran banyak orang.
Namun disaat Harry ingin menyelamatkan [Name] para Pelahap Maut telah datang menangkap dan menyandera mereka kecuali Harry. Lucius menyandera [Name] tepat dihadapan Harry dengan tongkat yang mengarahkan ke leher [Name].
"Sekali lagi Potter.. Berikan bola itu atau-" Lucius
"No Harry.. No!" [Name]
Lucius menarik rambut [Name] kuat alhasil terdengar teriakan yang kencang dari [Name]. Mampu mengagetkan mereka termasuk Harry yang semakin geram.
Namun disaat itu [Name] melihat bayangan putih yang tengah menuju ke tempat ini. Bahkan ada aura biru yang keluar dari pilar tersebut membentuk tubuh Cedric Diggory.
"Jangan kalah, kau bisa melakukannya dengan fisik dan otakmu .. [Name]." Cedric
WUSH.. BUGH.. BUGH.. HOSH
Sebelum Harry memberikan bola itu, [Name] sudah memukul dan mementalkan tongkat Lucius jauh. Hingga saat ini Lucius ada dibawah tanah dengan [Name] yang menekan tangan dan tubuh Lucius.
Sebelum Bellatrix ingin membalas perilaku [Name] atas Lucius dengan sihir. Sirius menghadang sihir itu dengan tongkatnya agar tidak mengenai [Name].
Terlihat juga para Auror lain membantu Hermione, Ron, Neville, Luna dan Ginny lepas dari sandera para Pelahap Maut. Dan menyelamatkan mereka ke tempat aman.
"Harry kau ikut arahan Remus. Aku mohon untuk saat ini." Sirius
Harry sebenarnya tidak ingin pergi tanpa [Name] namun pertempuran sihir terjadi antara Pelahap Maut dan juga Auror. Membuat [Name] juga sulit untuk menghindar dan memilih untuk ikut bertarung dengan Sirius.
"[Name]!!" Harry
"Tenanglah, [Name] telah pandai dalam hal ini berkat ajaran Cedric. Lebih tepatnya karena [Name] adalah anak Dexero yang pandai dalam hal fisik dan juga sihir." Remus
Sirius tersenyum sambil fokus dengan serangan sihir yang entah darimana asalnya, melihat [Name] yang dapat melawan sihir Pelahap Maut dengan baik. Bahkan dapat menghindari serangan sihir hanya pergerakan fisik.
"AVADA KEDAVRA!!" Bellatrix
Disaat itu [Name] ingin sekali rasanya menjadikan dirinya sebagai pelindung Sirius. Namun [Name] terpental jauh dan menabrak tembok yang tajam membuatnya berdarah dimana-mana.
"NO!! .. NOOOO!!!!!!!!!!!" Harry