31. Sebuah Pertanda
"Seorang Chil Of Moon memiliki dua kemungkinan, pertama memiliki wolf dan kedua tidak memiliki wolf. Karena tanpa walau tanpa wolf, Chil Of Moon memiliki kekuatan sebanding dengan werewolf lainnya bahkan lebih,"
"Namun, teori itu terputus karena Chil Of Moon generasi ke lima memiliki wolf. Dia adalah Athena,"
"Wolf Athena muncul ketika gerhana bulan merah sempurna," ucap Bele dengan lirih. Dia sedang membaca buku yang Grace kasih kepadanya waktu itu.
Malam ini, Pangeran melakukan kunjungan bersama Alpha Rolex untuk menghadiri undangan pertemuan petinggi Bangsa Immortal.
"Chil Of Moon terlahir dari anugerah Moon goodess kepada salah satu shewolf yang terpilih," bacanya lagi. Bele membuka lembaran buku dengan halaman yang sudah menguning itu. Bertanda buku sudah sangat tua.
Menutup buku itu dan meletakkannya di meja kecil dikamarnya dan Agno.
Bele melangkah ke balkon, mengamati sang bulan yang bersinar terang dengan bentuk bulat sempurnanya.
"Bele?" suara seperti bisikan itu membuat Bele terkejut, dia mencari suara bisikan itu sampai keseluruh ruangan.
Napasnya memburu ketakutan, suara itu terdengar sangat nyata, "Pangeran apa itu kau?" tanya Bele dengan lantang,
"Rora kau disana?" tanya Bele lagi, "Aku pasti berhalusinasi," kata Bele memejamkan matanya. Dia kembali membuka matanya dan memandang Bulan, "Bele dengarkan aku!"
"Astaga!" kaget Bele, suara itu datang lagi . Bele langsung berlari keluar, membuka pintu dan berteriak,
"Rora kemarilah!" ujar Bele dengan tergesa, Rora tiba dengan sedikit melesat,
"Tuan Putri?" tanya Rora dengan heran melihat Bele yang sedikit terengah,
"Pangeran sudah kembali?"
"Belum Tuan Putri, anda baik-baik saja? Anda terlihat pucat," kata Rora mendekati Bele dan menuntun Bele ke ranjangnya,
"Temani aku dulu Ra, sampai Pangeran kembali, aku mohon," ujar Bele dengan lemah,
"Iya Tuan Putri, saya disini,"
Rora membaringkan Bele keranjang, dengan setengah bersandar dan Rora duduk dibawah,
"Jangan disitu, duduk disini saja!" perintah Bele, Rora hanya tersenyum. Mungkin Bele tidak tahu jika itu adalah bentuk ketidak sopanan omega pada pemimpinnya.
"Saya disini saja, Putri tenangkan dulu diri anda," kata Rora dengan lembut,
Bele hanya terkejut dan sedikit takut. Suara itu terdengar sangat dekat dengannya.
Rora mulai memijat kaki Bele agar Putrinya itu rileks. Setelah beberapa saat Bele tertidur namun masih dengan posisi duduk menyandar. Rora ingin membetulkan namun takut mengganggu tidur calon Lunanya.
Mencium aroma calon Alphanya, Rora langsung berdiri bersiap untuk pergi dari ruangan itu. Memang penciuman werewolf sangat tajam. Mereka bisa merasakan aura dari seorang Alpha.
Dan para Elf juga memiliki kemampuan merasakan yang kuat. Sehingga Rora tahu jika Agno datang. Padahal Agno masih seorang Pangeran, namun auranya sangat ketara.
Pintu terbuka, Agno mengangkat alisnya ketika melihat salah satu omega yang ia ketahui dekat dengan Bele akhir-akhir ini, berada dikamarnya.
"Hormat Pangeran, mohon maaf atas kelancangan saya memasuki ruangan anda," ujar Rora dengan menunduk. Walaupun umurnya terbilang muda, namun berada disini sejak kecil membuatnya tahu bagaimana etika yang sopan disini.
"Ya, apa ada yang terjadi?" tanya Agno melihat Bele yang tertidur dengan bersandar,
"Benar Pangeran, Putri Bele tadi sempat memanggil saya dan meminta saya menemaninya sampai anda tiba. Sepertinya Putri ketakutan," jelas Rora dengan sebaik mungkin, jangan sampai suaranya bergetar karena takut akan aura Pangeran.
"Baiklah, kau boleh pergi!" titah Agno sambil mengampiri Bele, dan Rora langsung bergegas pergi.
Agno mengusap rambut Bele, memikirkan apa yang terjadi dengan matenya. Kemudian membenarkan posisi Bele agar nyaman untuk tidur. Mencium kening gadis itu dan pergi untuk membersihkan diri.
«««««
"Kenapa kau disini?"
"Ayah? Kenapa belum tidur?" tanya balik Agno,
Alpha Rolex tekekeh, "Bukankah pertanyaan itu juga yang harus ayah tanyakan padamu?"
"Aku hanya sedang menenangkan diri," jawab Agno dan Alpha Rolex mengangguk, dia bergabung duduk disebelah putranya.
"Masalah apa?"
"Gita,"
"Maafkan ayah!"
"Hmm, mau bagaimana lagi,"
Percakapan singkat yang kemudian menghasilkan kesunyian. Walaupun sepatah kata saja namun kedua pria berbeda generasi itu paham dengan apa yang dimaksud satu sama lain.
"Ayah penasaran, apa kau sudah melakukan penyatuan dengan mate mu?" tanya Alpha Rolex dengan berbisik,
"Belum,"
"Wah, tak sangka kau bisa menahannya," Alpha Rolex tertawa keras. Cukup sulit mengendalikan hormon yang werewolf miliki jika sudah bertemu pasangannya.
"Pantas saja kau belum mengetahui tanda bulannya," sambung Alpha Rolex,
"Apa nanti jika Bele ternyata Anak Bulan itu, masalah akan berhenti ayah?" tanya Agno dengan serius,
"Masalah tidak akan pernah berhenti Agno, dia akan selalu bersama kita. Tapi kita juga perlu memberi tubuh kita kekuatan, untuk yakin bahwa kita bisa melawan masalah itu,"
"Lagipula, jika benar Bele Anak Bulan, tentu kau bisa menjaganya dengan ketat. Karena jika benar, ada banyak yang menginginkan dirinya," lanjut Alpha Rolex, Agno menarik napasnya.
"Aku hanya takut, takut jika Bele kesakitan, dia tidak memiliki wolf yang akan memperlambat proses penyembuhannya," ungkap Agno, selama ini dia takut Bele tidak akan selamat. Karena melihat tanda yang tidak terlihat bisa memakan korban, itu kata Grace.
"Dia kuat, dia akan baik-baik saja. Sekarang tugasmu adalah meyakinkannya jika setelah ini kalian akan mendapatkan kebahagiaan," ujar Alpha Rolex dengan bijak,
"Terimakasih ayah,"
Alpha Rolex tersenyum, "Kau sudah besar Agno, dulu saat kecil kau selalu mengikuti ayah bekerja dan berkunjung ke Pack lain,"
Cerita itu membuat Agno ikut tersenyum, "Berjanji pada ayah, jagalah Pack ini dan semua didalamnya, jaga dirimu, matemu dan jangan lupakan adikmu, Hera!"
"Ayah tak perlu khawatir, aku ini calon Alpha yang hebat," ujar Agno dengan percaya diri,
Alpha Rolex terkekeh ringan, " Kau benar, kau memang calon Alpha yang hebat."
«««««
"Apa yang semalam terjadi?" tanya Agno pada gadis dipelukannya,
"Hm? Memang apa yang terjadi?"
"Rora mengatakan kau seperti ketakutan sampai memintanya menemanimu? Aku tidak menerima jawaban bohong! "
Setelah Agno berkata seperti itu, Bele mengurungkan niatnya untuk berbohong, "Emm sebenarnya, semalam aku merasa ada yang memanggil manggil namaku, tapi tidak ada,"
"Kau yakin bukan halusi?"
"Entahlah, itu terdengar nyata, tapi mungkin memang halusi saja," kata Bele seraya tersenyum, Agno semakin mengeratkan pelukannya,
"Jangan khawatir aku akan selalu menjagamu, dari jauh sekalipun," ujar Agno yang diangguki Bele,
"Sekarang kau siap untuk bisa melihat apakah kau memiliki tanda bulan itu? Mari lakukan!"
«««««
Seneng bangettt uda mau 300 view ❤💛💚
Hihi cerita gaje ku ada yang mau baca adalah suatu yang buat aku bersyukur bangetttt
Jika kalian kaya merasa alur nya bertele-tele, ya karena aku baru aja belajar nulis buat cerita,
Jadi ya gini, masih belum bisa memenuhi ekspetasi. Jujur aku buat cerita ini ga pengen banyak konflik,
Because I sangat ingin cerita ini tuh kaya romance and baper baper kiyutss gitu.
Ketebak kannn Author nya alayyy askksskks, tapi jadinya semakin kesini, aku tambahi konflik dan kaya alur kepingan puzzle gituu
Biar kesan fantasy werewolf nya dapett kackk,
Okelah, semoga pada suka, baik itu pembaca baru atau baca ulang wkwkkw
Terimakasih sudah membaca,
With Love,
Author ❤💛💚