Batas Akhir [END]✓

dekookoo द्वारा

98.9K 8.4K 322

"Pada akhirnya, gue kalah dari semesta." Disaat dirinya mati-matian berjuang, namun semesta justru menolak, m... अधिक

01. Sang pemilik nama✧
02. Dirinya yang rapuh☆
03. Ingin pulang☆
04. Tidak sendiri✧
05. Obrolan Satya✧
06. Gama yang tulus☆
07. Sosok penyelamat☆
08. Pulang ke rumah✧
09. Hati yang terluka☆
10. Bertemu Ayah?✧
11. Kehangatan seorang nenek☆
12. Rumah sakit✧
13. Ayah Fabio☆
14. Kenalan baru✧
15. Hari pertama sekolah☆
16. Pendengar yang baik✧
17. Sulit☆
18. Ceroboh✧
19. Pertemuan tidak terduga☆
20. Anak itu✧
21. Mencari jalan keluar☆
22. Suatu malam✧
23. Curahan hati☆
24. Takut mati✧
25. Mulai terungkap☆
26. Pertolongan☆
27. Ayah siapa?✧
28. Malam yang panjang✧
29. Rasanya tetap sakit☆
30. Kebenaran yang berdatangan✧
31. Mulai menerima☆
32. Hug Me✧
33. Kembali sekolah☆
34. Tanpa judul✧
35. Salah paham☆
36. Berujung celaka✧
37. Kembali berjuang☆
39. Semua orang menunggu☆
40. Mencari kebahagiaan✧
41. Ayo bahagia☆
42. Sibling✧
43. Fabio bahagia [END]☆
44. Secuil cerita✧
Yuk mampir
Hi, Luca

38. Hadiah Fabio untuk Bagas✧

2.2K 176 3
dekookoo द्वारा

"Maaf... Operasi tadi sedikit terhambat, namun syukurnya pasien bisa melewati masa-masa berat itu, dia masih ingin bersama keluarganya," ungkap dokter itu.

Orang-orang yang mendengarnya merasa lega ketika jelas mendengar apa perkataan dokter, sebuah berita baik bukan? Fabio masih bersama mereka.

"Walau begitu, pasien masih harus dipantau dengan intensif, apalagi jantungnya yang ditakutkan menolak benda asing disana. Do'akan untuk kesembuhan dan kepulihan nya, saya yakin dia anak yang kuat." Dokter juga salut dengan pasiennya, di kondisi parah tersebut apalagi Fabio yang mempunyai riwayat jantung bisa bertahan dengan keadaannya yang mengenaskan, dokter tidak pernah mengira jika anak tersebut begitu kuat.

"Untuk sekarang pasien belum bisa di jenguk, lalu ntuk wali pasien, tolong ikut saja untuk lebih lanjutnya."

Yuni dan Airin mengikuti dokter tersebut, tinggallah Satya, Rio dan Tiara yang berada disana. Menunggu brankar Fabio yang akan di pindahkan ke ruang ICU, Rio sendiri bingung mengapa ada Satya disini? Mengapa bisa Satya datang kemari dengan Yuni tadi? Dan Rio juga sempat melihat raut wajah Satya yang sangat khawatir. Rio melupakan sejenak pemikiran di otaknya, sebab pintu operasi terbuka dan memperlihatkan para perawat dan bertugas lainnya mendorong sebuah bed berisi remaja dengan banyaknya alat yang menempel ditubuh itu.

Mereka bertiga mengikuti ranjang yang didorong itu dari belakang, walau tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana keadaan Fabio sebab terhalang oleh petugas, Rio tahu jika keadaan Fabio memanglah sangat parah.

Sejenak dirinya tertegun, apa benar yang berada disana anaknya? Hatinya tercubit sakit, mengapa mereka harus dipertemukan disaat seperti ini? Mata yang seharusnya memperlihatkan kerinduan padanya seperti pertemuan mereka waktu lalu, kini tertutup dengan rapatnya, bibir yang seharusnya mengembangkan senyum itu harus tertahan oleh selang yang di masukkan ke mulutnya. Tangan yang seharusnya memeluk dirinya itu kini terkulai lemah disertai beberapa jarum suntik yang harus bersemayam disana.

"Apa kau menyayangi nya?" Pertanyaan itu membuat Rio bingung, ia mengernyitkan keningnya untuk mencari tahu jika pertanyaan dari Satya untuknya.

"Apa kau sayang padanya?" Tanya Satya lagi mengulangi pertanyaannya.

Rio terdiam, jika ditanya seperti itu. Jujur, ia sayang Fabio. Sebagaimana ia dan anak itu sangat dekat dulu, Rio pun masih mengingat memori penuh kebahagiaan keluarganya dulu, "aku sayang padanya."

Satya tersenyum hangat, namun apakah nanti Rio akan tetap sayang jika mengetahui Fabio bukanlah anak kandungnya? Apa reaksi Rio jika ia memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi dulu, antara dirinya dan Airin. Apakah Rio akan tetap menyayangi Fabio?

"Aku harap kau tidak meralat ucapan mu tadi, setelah mengetahui kebenarannya." Jika Rio nanti marah dan membenci Fabio tak apa, karena ada Satya yang memang ayah kandung dari anak itu, yang harus di lakukan Satya adalah melindungi sang anak.

"Maksud mu apa? Apa aku kelewatan sesuatu?" Satya tertawa kecil, Rio memang sudah banyak melewatkan sesuatu 'kan?

"Banyak yang ingin aku ceritakan, namun aku harap kau bisa menerima, dan maaf baru mengatakan ini sekarang." Berbohong hanya akan bertahan sebentar saja, mungkin ini memang sudah saatnya Satya menceritakan apa yang terjadi.

"Langsung ceritakan saja, tidak usah bertele-tele," ujar Rio. Satya mengangguk, menarik napasnya terlebih dahulu sebelum bercerita.

Satya pun menceritakan apa yang terjadi dan tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, sedangkan Rio yang mendengar itu langsung menghadiahi Satya dengan Bogeman miliknya, "si*l*n! Br*ngs*k!" Sarkasnya dengan emosi yang meluap setelah tahu ia di khianati selama ini.

"Itu semua faktanya, semua salah ku dan aku mengakui itu, tapi aku mohon jangan membenci Fabio setelah ini. Dia tetap anak mu juga, kau juga yang turut merawatnya sejak kecil, dan jangan berpikir untuk menjauhi Fabio, hidupnya tidaklah sebahagia kalian yang sudah memiliki kebahagiaan sendiri." Walau begitu Satya masih berharap tidak ada lagi pihak yang membenci dan menyalahkan Fabio disini, Satya tidak mau anaknya selalu disalahkan.

Rio kembali diam, perkataan Satya ada benarnya juga dan tidak ada yang salah. Lagi pula tentang pengkhianatan Airin, ia juga melakukan hal yang sama pada Airin, dengan begitu mereka sudah impas 'kan? Mereka juga sudah berpisah sekarang dan mempunyai jalan hidup masing-masing, walau begitu mereka masih terikat oleh anak-anak mereka.

Tiara yang turut hadir juga hanya bisa diam, mencerna perkataan kedua orang dewasa itu. Ia sandarkan tubuhnya di kursi tunggu, Tiara baru tahu maksud tatapan sendu yang Fabio berikan waktu itu. Nyatanya selama ini Fabio tidaklah seperti apa yang dikatakan Airin padanya, ibunya berbohong. Tiara tidak tahu jika sang adik memendam sakitnya sendirian.

Mereka seolah menari di atas penderitaan yang Fabio rasakan.

***

"Semua salah gue!" Perkataan penuh frustasi itu menjadikan Najwa yang berada disampingnya langsung memeluk, berusaha menenangkan sosok cowok di pelukannya seraya berkata jika semua ini bukan salahnya.

"Tetep aja salah gue Wa, kalo gue nggak egois. Fabio pasti nggak akan celaka," lirihnya di akhir. Orang yang menelpon dirinya tadi adalah Najwa, gadis yang tidak tahu apa yang terjadi langsung mencari dimana Bagas, Najwa dengan cepat membawa Bagas ke rumahnya setelah ia mendapati Bagas berdiri dan hanya tidak jauh dari lokasi kecelakaan.

Bagas mengatakan jika Fabio kecelakaan dan itu karenanya, hingga saat ini Bagas tidak berani pulang ke rumah ataupun ke rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan Fabio, Bagas takut dan tidak ada keberanian menginjakkan kakinya disana.

"Waktu itu juga gue udah pernah buat di celaka Wa, dan sekarang gue ngelakuin itu lagi... Gue mengingkari janji yang gue buat sendiri..." Bagas benci dirinya sendiri yang mudah merasa emosi, tidak mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya dan bertindak semaunya, lalu akan menyesali perbuatannya sendiri.

Bagas terisak frustasi setelahnya, pikirannya kemana-mana saat ini, bagaimana jika Fabio tidak selamat dari kecelakaan tersebut? Jelas Bagas lihat sendiri bagaimana Fabio beberapa jam lalu yang tergeletak di tengah jalan.

"Lo berhasil buat Bagas nangis di hari ulang tahun dia Yo," kata Najwa. Ini pertama kalinya ia melihat Bagas menangis dan Najwa berharap Fabio baik-baik saja saat ini.

Drrtt!

Suara panggilan yang berasal dari ponsel milik Najwa mengalihkan gadis itu, lantas saja ia mengangkat telepon tersebut yang rupanya dari Satya. Ia melirik sejenak Bagas yang masih menangis, Najwa memilih untuk menjauh terlebih dahulu untuk menjawab telepon tersebut.

"Halo om?"

"Wa, om mau nanya. Ada Bagas di rumah kamu? Soalnya dari pulang sekolah di belum pulang, om udah tanya Gio... Dia juga nggak tau."

"Om, Bagas ada di sini... Bagas takut pulang om, dia merasa bersalah karena temen kita ada yang baru aja kecelakaan... Bagas nyalahin diri sendiri..." Tidak ada pilihan lain selain menceritakan apa yang terjadi, setidaknya Bagas akan lebih tenang jika Satya yang berada  di sisinya.

"Ya udah om akan ke sana, kamu tolong cegah Bagas kalo semisalnya dia mau pergi ya."

"Iya om."

30 menit setelah panggilan itu berakhir, Satya datang dan membuat Bagas yang menyadari kaget bukan main, bagaimana jika Satya marah padanya sebab ia menyebabkan Fabio terluka? Tapi hal itu di buangnya jauh-jauh setelah Satya justru memeluk dirinya erat.

Bagas menangis dan mengatakan apa yang menjadi beban pikirannya saat ini, Bagas juga menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Fabio, "maaf ayah... Bagas ingkar janji... Fabio celaka gara-gara Bagas ayah..."

"Sstt, tenang... Disini mungkin kamu salah, tapi tentang kecelakaan itu sudah takdir dari yang di atas, Bagas nggak salah, Bagas jangan merasa bersalah. Dengerin ayah... Manusia wajar melakukan kesalahan... Tapi bukan berarti ayah membenarkan tindakan kamu yang melakukan kesalahan yang sama ini, itu berarti kamu harus bisa mengontrol emosi kamu sendiri daripada emosi yang mengontrol dirimu... Untuk kedepannya jangan gini lagi ya." Tuturnya lembut. Cukup mudah bagi Satya untuk menenangkan sang anak, ia sudah memiliki trik sendiri agar sang anak tidak lagi merasa shock akan apa yang terjadi.

"Fabio udah nggak papa sekarang, tadi setelah di bawa ke rumah sakit dia udah lakuin operasi. Dia hebat banget bisa bertahan, kamu bangga 'kan sama dia?"

Bagas mengangguk pelan, hatinya sudah lebih baik daripada tadi, apalagi mendengar jika Fabio baik-baik dan masih bersamanya. Setelah itu Bagas mau pulang dan tidak merasa takut kembali.

Remaja itu menghela napasnya dengan duduk di tepi ranjang setelah selesai membersihkan dirinya. Ia menarik tas sekolahnya dan membuka tas tersebut, tangannya menyentuh berbuah kado dan mengeluarkan benda tersebut dari tasnya.

Sebuah kado dari Fabio yang menjadikan hal tidak di inginkan terjadi tadi siang, mengingatnya Bagas hanya bisa menggigit bibir bawahnya yang lagi-lagi menahan sesak di dadanya, "maaf Yo."

Bercak darah menempel di kado tersebut, bahkan bentuk kado tersebut sudah hampir hancur tidak berbentuk. Perlahan Bagas menyobek bagian kertas kado bergambar kartun itu dengan hati-hati, hingga tampaklah sebuah bingkai foto yang masih baru, walau kini sudah hancur bagian kacanya dan patah di framenya akibat terlempar. Secarik kertas terselip disana, Bagas meletakkan bingkai foto tersebut dengan hati-hati di pangkuannya, lalu jari-jarinya beralih membuka kertas yang terlipat itu.

Dear my brother, Bagas

Happy birthday Bagas, selamat ulang tahun. Semoga panjang umur, sehat selalu karena sakit itu nggak enak, tambah ganteng walau masih ganteng gue dan semoga di lancarkan rezekinya.

Sebenarnya gue bingung mau nulis apa, karena ini pertama kalinya gue nulis surat buat orang hehe... Biasalah gue 'kan dari goa. Maaf kalo keliatannya norak banget pake acara pake surat-suratan segala, soalnya gue malu mau ucapin langsung ke lo.

Gue udah ngerencanain kejutan buat lo bareng Gio sama Najwa kurang lebih sebelum kita ujian, dan ini ide dari Najwa loh! Dia keliatan banget sayang lo Gas, lo harus bersyukur punya cewek kayak dia, Najwa bener-bener seperhatian itu sama lo.

Maaf cuma bisa ngasih hadiah ini buat lo, gue bingung lo sukanya apa... Dan jadilah gue kepikiran buat beli yang bisa buat kenang-kenangan dan bertahan lama... Gue mau foto kita berdua di pajang di kamar lo di dalem bingkai ini, gue maksa nih... Inget ya kita berdua aja, om Satya jangan di ajak heheh. Jadi semisalnya kalo lo kangen gue nih, lo tinggal liat foto gue disitu aja deh, simple 'kan?

Bagas, gue bersyukur punya saudara selain kak Tiara kayak lo... Selalu inget gue ya...

Sekali lagi Happy birthday Bagas!!^^

Your little brother, Fabio


TBC...

[]

Tenang.. Fabio nya masih hidup kok.. Semoga tidak mengecewakan^^

Lampung, 22082022


पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

ONLY HOPE (The End) SkyTms द्वारा

सामान्य साहित्य

6.3K 761 29
Aku hanya berharap aku dapat di perdulikan dan di sayang oleh keluargaku. Apa salahku? Dan kenapa keluarga aku memperlakukan aku seperti ini?. tidak...
119K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
P A T E R ? [Terbit] NF द्वारा

किशोर उपन्यास

162K 6.6K 24
Dia Dafinka Angelo. Pemuda yang memupuk harapan dengan senyum miris. Mencoba bertahan di tengah lautan luka yang menyanyatnya berkali-kali. Berharap...
MY TWINS SICK manusiabiasa द्वारा

किशोर उपन्यास

286K 15.2K 97
cerita anak kembar yg diperlakukan beda karna kondisi fisik salah satu dari mereka lemah. hargai author guys 1vote dr kalian sangat berharga. PLAGIAT...